Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

PADA PASIEN WAHAM

A. PENGERTIAN DAN JENIS


- Definisi
 Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diakui oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998) dalam Fitria (2009).
 Waaham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI, 2000)
dalam Fitria (2009).
- Jenis gangguan jiwa : Waham
B. PENYEBAB/ETIOLOGI
- Faktor predisposisi
 Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.
 Faktor sosial budaya
Seseorang yang diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
 Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran dari kenyataan.
 Faktor biologis
Terjadi karena atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan pada sel
kortikal dan limbik.
 Faktor genetik
- Faktor presipitasi
 Faktor sosial budaya
Dapat dipicu karena terpisah dari orang yang berarti atau diasingkan dari
kelompok.
 Faktor biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham.
 Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan keterbatasan kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping yang menyenangkan.
C. MANIFESTASI KLINIS
- Tanda dan Gejala
 Menolak makan
 Tidak ada perhatian pada perawatan diri
 Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
 Gerakan tidak terkontrol
 Mudah tersinggung
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
 Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
 Menghindar dari orang lain
 Mendominasi pembicaraan
 Berbicara kasar
 Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
D. PSIKOPATOLOGI/POHON MASALAH

Effect Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core problem Perubahan Proses Pikir : WAHAM

Causa Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

E. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
a. Pada keadaan gawat darurat, seorang pasien yang teragitasi parah harus diberikan
suatu obat antipsikotik secara intramuskuler yang merupakan obat terpilih untuk
gangguan delusional
b. Riwayat pasien tentang respon medikasi adalah pedoman yang terbaik dalam
memilih suatu obat
c. Jika pasien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup dalam percobaan
enam minggu, antipsikotik dari kelas lain harus dicoba
d. Penyebab kegagalan obat yang tersering adalah ketidakpatuhan dan kemungkinan
tersebut harus diperhitungkan
e. Jika pasien tidak mendapat manfaat dari medikasi antipsikotik, obat harus
dihentikan
f. Pada pasien yang berespon terhadap antipsikotik, beberapa data menyatakan bahwa
dosis pemeliharaan adalah rendah
2. Psikoterapi
a. Elemen penting dalam psikoterapi yang efektif adalah menegakkan suatu hubungan
dimana pasien mulai mempercayai ahli terapi
b. Terapi individual tampaknya lebih efektif dari pada terapi kelompok
c. Terapi suportif berorientasi-tilikan, kognitif dan perilaku seringkali efektif
d. Pada awalnya, ahli terapi tidak boleh setuju atau menantang waham pasien
e. Walaupun ahli terapi harus menanyakan tentang waham untuk menegakkan
luasnya,pertanyaan terus-menerus tentang waham kemungkinan harus dihindari
f. Dokter dapat menstimuli motivasi untuk mendapatkan bantuan dengan
menekankan kemauan untuk membantu pasien mengatasi kecemasan atau
iritabilitasnya
g. Ahli terapi tidak boleh secara aktif mendukung bahwa waham merupakan
kenyataan
h. Ahli terapi tidak boleh membuat tanda-tanda yang meremehkan tentang waham
atau gagasan pasien tetapi dapat secara simpatik menyatakan pada pasien bahwa
keasyikan mereka dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan yang konstruktif
i. Kejujuran ahli terapi yang kokoh adalah penting
j. Ahli terapi harus tepat waktunya dan membuat perjanjian seteratur mungkin, tujuan
yang akan dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling mempercayai
dengan pasien
F. PENGKAJIAN FOKUS
- Pengkajian pada pasien

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Perubahan proses pikir : Subjektif :
WAHAM Kebesaran  Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang
paling hebat
 Klien mengatakan ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus
Objektif
 Klien terus berbicara tentang kemampuan yang
dimilikinya
 Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Waham
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Intervensi keperawatan pada klien
 Tujuan
 Klien dapat berorientasi terhadap realita secara bertahap
 Klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien menggunakan obat engan prinsip enam benar
 Tindakan
 Bina hubungan saling percaya
 Tidak mendukung atau membantah waham klien
 Yakinkan klien dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan psikologis
- Intervensi keperawatan pada keluarga klien
 Tujuan
 Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
 Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum
terpenuhi oleh wahamnya
 Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal
 Tindakan keperawatan
 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham dirumah,
follow up, keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis, frekuensi,
efek samping, dan akibat penghentian obat)
 Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan
DAFTAR PUSTAKA

Fitria Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi pelaksanaan tindakan Keperawatan LP dan SP). Jakarta:Salemba
Medika.
Ernawati, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
Trans Info Media.
Farida, Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, Budi Anna. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.
Nita, Fitria. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.
Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK
PASIEN DENGAN WAHAM

Pertemuan Ke 1

a. Kondisi klien
Klien mengatakan ia memiliki toserba, sibuk bisnis dan ingin mendirikan partai. Klien
sering mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Klien terlihat mondar-mandir
dan tidak perduli dengan sekitarnya.

b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan WAHAM

c. Tujuan
- Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut
 Ekspresi wajah bersahabat
 Menunjukkan rasa senang
 Bersedia berjabat tangan
 Bersedia menyebutkan nama
 Ada kontak mata
 Klien bersedia duuk berdampingan dengan perawat
 Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
 Klien mampu berorientasi kepada realistis secara bertahap

d. Intervensi Keperawatan
- Intervensi keperawatan
 Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
 Sapa klien dengan ramah baik verval maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian pada klien khususnya kebutuhan dasar klien
 Identifikasi kebutuhan klien
 Bicara pada konteks realita
 Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya
 Masukkan dalam jadwal harian klien
e. Strategi pelaksanaan
a. Fase Orientasi
 Salam terapeutik
“Assalamualaikum Pak... bertemulagi dengan saya, masih kenal tidak dengan
saya? Nama saya..... biasa dpanggil.... Bapak ingat? Seperti kemarin saya
bertugas isini dari jam 08.00-12.00 siang nanti”.
 Evaluasi/validasi
a) Perasaan klien saat ini
b) Kondisi klien saat ini
c) Latihan sebelumnya (pertemuan kedua dst)
 Kontrak :
“Baiklah, sesuai dengan janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol ya pak?
Bagai mana kalo hari ini kita bercakap-cakap tentang bidang yang Bapak sukai?
Dimana kita duduk? Berapa lama? Bagaimana 10 menit?”
b. Fase kerja
“Bidang apakah yang Bapak sukai? Kemarin Bapak sempat mengatakan memiliki
toserba, apakah Bapak suka dengan bisnis? Mengapa Bapak menyukainya?
Bagaimana dengan politik? Apakah Bapak juga menyukainya? Karena beberapa hari
yang lalu Bapak mengatakan kepada saya ingin membuat partai politik biru, benar
Pak? Mana yang lebih Bapak sukai bisnis atau politik? Mengapa Bapak lebih
menyukai iti? Karena Bapak sedang berada di sini menurut Bapak, Bapak bisa
menjalankan bisnis yang Bapak sukai tersebut? Bagai mana caranya? Apakah bisa
dimasukkan dalam jadwal sehari-hari?”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap?”
b) Objektif : “Jadi bidang apa yang Bapak sukai?”
2) Rencana tindak lanjut
“Setelah kita tahu bidang yang Bapak sukai, bagai mana kalau besok kita
ngobrol tentang potensi atau kemampuan lain yang Bapak miliki?”
3) Kontrak pertemuan selanjutnya
 Topik : “Bagai mana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau
kemampuan lain yang Bapak miliki? Selanjutnya kita pilih mana yang bisa
kita lakukan ddi sini, Bapak setuju?”
 Waktu : “Besok mau ketemu jam berapa? Bagai mana kalau jam 10.00 saja?
Sampai ketemu besok ya”
 Tempat : “bagai mana ngobrolnya ditempat biasa?”

Anda mungkin juga menyukai