Anda di halaman 1dari 22

UAS 12 DESEMBER 2014____________________

Soal 1: BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Industri konstruksi berperan sangat penting bagi ekonomi suatu negara. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), kontribusi sektor konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia terus
meningkat dari 3,9% pada 1973 hingga lebih dari 8% pada 1997. Infrastruktur mendukung sektor
ketahanan pangan dan kelancaran proses produksi, meningkatkan aksesibilitas dan ruang mobilitas
kepada masyarakat terhadap kegiatan sosial dan ekonomi. Peran strategis sektor konstruksi juga dapat
dilihat dari keterkaitan ke belakang dengan sektor-sektor pendukungnya serta keterkaitan ke depan
dengan sektor yang memanfaatkan produk sektor konstruksi. Artinya, pertumbuhan sektor konstruksi
akan mampu menarik gerbong pertumbuhan sektor pendukung serta mendorong pertumbuhan sektor
pembangunan yang lain.

Namun, produktivitas konstruksi masih kontroversial dan banyak faktor produktivitas yang belum
dipahami. Selain itu, ukuran-ukuran atau data produktivitas yang ada masih kontradiktif dan
bertentangan (Lim dan Price, 1995).

Industri konstruksi Indonesia, dan juga secara umum, masih bergelut dengan permasalahan
ketidakefisienan dalam pelaksanaan proses konstruksinya (Abduh, 2007). Masih terlalu banyak
pemborosan (waste) berupa kegiatan yang menggunakan sumber daya tetapi tidak menghasilkan nilai
yang diharapkan (value). Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Lean Construction Institute, besarnya
prosentase kegiatan yang termasuk dalam kategori terjadi penambahan nilai (value added) adalah
sebesar 62% untuk industri manufaktur dan hanya sebesar 10% untuk industri konstruksi. Sedangkan
prosentase waste adalah sebesar 26% untuk industri manufaktur dan sebesar 57% untuk industri
konstruksi. Yang dimaksud dengan waste atau sering disebut dengan muda dalam bahasa Jepang
merupakan sebuah kegiatan yang menyerap atau memboroskan sumber daya seperti pengeluaran biaya
ataupun waktu tambahan tetapi tidak menambahkan nilai apapun dalam kegiatan tersebut. Waste ini
dapat mengindikasikan tingkat produktivitas konstruksi. semakin banyak waste, maka dapat dikatakan
semakin rendah pula produktivitas konstruksi.

Perkembangan teknologi visual yang dapat membantu proses konstruksi sangat pesat akhir-akhir ini.
Salah satu teknologi konstruksi yang sangat digemari oleh pelaku penyedia konstruksi saat ini adalah
BIM (Building Information Modelling). Building Information Modeling atau yang lebih dikenal dengan
BIM merupakan sebuah perangkat yang umum digunakan oleh pelaksana konstruksi di negara maju
untuk merencanakan dan mengawasi proses pelaksanaan konstruksi yang sedang berlangsung.

Proses konstruksi memiliki tingkat produktivitas yang rendah dibandingkan dengan industri manufaktur
pada umumnya disebabkan karena perencanaan dan komunikasi yang kurang baik. BIM mampu
menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat simulasi fisik dan mengekspresikan desain yang
berupa gambar 2D menjadi 3D, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mampu
mengindikasikan konflik dengan lebih baik. Dengan demikian, permasalahan yang mungkin timbul saat
proses konstruksi dapat diidentifikasi lebih awal sehingga dapat dilakukan perbaikan dan minimalisasi
kesalahan saat proses konstruksi berlangsung, yang berujung dengan penurunan produktivitas.

1.2 Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang di atas, menarik untuk diteliti sejauh mana BIM dapat dimanfaatkan sebagai
upaya meningkatkan produktivitas konstruksi. Fokus dalam penelitian yang dibangun adalah
peningkatan produktivitas dalam hal metode kerja pelaksanaan konstruksi.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengukur pemanfaatan BIM dalam meningkatkan
produktivitas kerja pada proyek dan mengkaji pengaruhnya pada efisiensi penggunaan sumber daya
yang mempengaruhi durasi pekerjaan dan biaya proyek.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui aplikasi konsep BIM dapat digunakan
untuk mempermudah kontraktor dalam merancang metode kerja konstruksi sehingga dapat memperoleh
tingkat produktivitas yang tinggi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Kajian mengenai produktivitas konstruksi.


2. Proses konstruksi yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah pada tahap pelaksanaan
(konstruksi).
3. Pemodelan terbatas pada bangunan gedung.
4. Penelitian menggunakan bantuan piranti lunak Autodesk Revit untuk mengaplikasikan
pemodelan konsep BIM.

2
Soal 2: Sampling Method and Design

a. Perbedaan probability sampling dan non-probability sampling.

Probability Sampling: suatu metode sampling yang memperlakukan semua sample dengan sama, atau
dengan kata lain setiap anggota populasi memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih (pemilihan
sampel secara acak. Probability sampling memungkinkan penerapan sampling statistik yang dapat
digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk generalisasi dan untuk menguji hipotesis.

Beberapa teknik probability sampling antara lain:

1. Simple random sampling


Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
strata dari populasi tersebut. Anggota populasi dianggap homogen.
Prosedur: memilih populasi > butuh daftar dari semua unit sampel (sampling frame) >
penomoran semua unit > secara acak memilih sampel.
Kelebihan: sederhana, mudah mengukur sampling error
Kekurangan: membutuhkan daftar unit yang lengkap, tidak selalu memperoleh representasi
terbaik, sebaran units bisa jadi terlalu besar

2. Systematic sampling
Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan interval tertentu berdasarkan sampling fraction.
Termasuk dalam probability sampling karena pada pemilihan sample yang pertama dilakukan
secara acak. Sampling fraction (interval) = jumlah anggota populasi/jumlah sample dibutuhkan.
Kelebihan: sederhana, mudah mengukur sampling error
Kekurangan: membutuhkan daftar unit yang lengkap, memiliki kecenderungan terhadap
waktu tertentu.

3. Stratified sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan membuat/membagi sampling frame ke dalam sub
kelompok yang sifatnya homogen, seperti kelompok usia, pekerjaan, dll. Kemudian sampel
dipilih secara acak.
Kelebihan: dapat memperoleh informasi tentang keseluruhan populasi dan masing-masing
strata/kelompok, presisi dari sampel akan meningkat jika variabilitas dalam strata tersebut kecil
(semakin homogen)
Kekurangan: bisa jadi sulit untuk meentukan strata, kehilangan presisi jika jumlah unit dalam
strata sedikit.

4. Multi-stage sampling
Pengambilan data dilakukan berdasarkan tingkat dari strata yang didefinisikan, misalkan pada
tahap 1 diambil dari strata Propinsi, lalu Kota, lalu Kecamatan, RW, dan RT.
Contoh pengaplikasiannya adalah sensus nasional.

5. Cluster sampling
Dilakukan jika populasi sangat besar.
Prosedur: membuat daftar cluster yang ada. Cluster seperti kelompok suatu sub populasi.
Kemudian secara acak dipilih cluster yang akan menjadi cluster sample. Cluster sample terpilih
kemudian dipilih sample unit secara acak.
Setiap cluster sample dan sample unit memiliki peluang yang sama untuk dipilih.

3
Kelebihan: tidak membutuhkan daftar lengkap dari sampling units dalam populasi,
membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit.
Kekurangan: masalah potensial yang muncul adl member dari cluster umumnya bersifat
homogen dibanding cluster lainnya (sebaran homogen tidak rata),

Non-Probability Sampling: suatu metode sampling di mana probability anggota populasi untuk dipilih
tidak diketahui. Pemilihan sampel didasarkan pada kebijakan pengambil keputusan. Metode ini lebih
murah untuk dilakukan namun tidak mampu mengeneralisasi atau memiliki potensi terjadinya bias.
Metode ini dapat dilakukan jika hanya untuk mendeskripsikan objek penelitian.

Beberapa teknik non-probability sampling antara lain:

1. Convenience
Pengambilan sampel dilakukan terhadap anggota populasi yang hampir sangat mungkin
tersedia. Atau dengan kata lain yang menjadi sampel adalah siapapun/apapun yang kebetulan
ditemukan oleh si peneliti

2. Judgment
Dilakukan oleh seorang individual yang memilih sampel berdasarkan judgement pribadi
dengan suatu karakteristik sampel tertentu.

3. Quota
Beberapa variasi sub kelompok dalam suatu populasi merepresentasikan karakteristik sampel
yang relevan sesuai dengan keinginan peneliti.

4. Snowball
Mula-mula dipilih sejumlah sampel tertentu (initial participants), yang kemudian sampel ini
diminta untuk memilih sampel baru berdasarkan informasi yang mereka miliki.

b. Untuk milih probability sampling atau non-probability sample liat kasusnya. Kalau mungkin untuk
ambil random, maka prob sampling. Kalau enggak ya sebaliknya.

c. Cara menentukan sampling method sebagai berikut:


1. Populasi harus diketahui: ukuran/sebaran distribusi, heterogenitas antar variabel.
2. Cek ketersediaan/availability daftar sampling units
3. Tentukan level ketepatan/level of precision
4. Sesuaikan dengan resources yang tersedia.

d. Jumlah n sample tergantung pada:


1. Variability (karakteristik data)
2. Akurasi (apa yang didapat) = level of confidence
3. Besarnya populasi N (menentukan standar deviasi dan variance)

Dengn demikian: n = f (variancy, confidence level, standard error)

4
Variancy, karena populasi tidak diketahui maka dapat dilakukan pilot survey (standar deviasi,
mean diperoleh) sehingga dapat diperoleh variancy. Selain itu juga dapat diperoleh dari penelitian
sebelumnya.

Menentukan jumlah sample (Sample Size)

n = jumlah sampel
s = standard deviasi dari pilot study/literatur
Z = 1,96 jika confidence level 95%; 2,58 jika confidence level 99%
e = acceptable error, misal 0,5

Contoh perhitungan: Uji Penyelidikan Tanah


Misalkan dari pilot study diketahui s = 1,7 kN/m²
Lalu ingin confidence level 99%, error gak lebih dari 0,5 kN/m²
Diperoleh n = 77
Kemudian dilakukan survey dengan sampel 77 itu. Diperoleh rata-rata tegangan tanah 7,3 kN/m² .
Artinya:
Estimasi rata-rata tegangan tanah itu 7,3 kN/m². Dengan derajat keyakinan 99tegangan tanah
berada pada range 6,8 sampai 7,8. (7,3±0,5).

Soal 3: Random Sampling Error dan Systematic Error

a. Definisi dan karakterisitik Random Sampling Error dan Systematic Error

Sampling error adalah perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi. Sebagai contoh
adalah sebuah populasi tinggi murid di suatu sekolah adalah 147, 149, 146, 136, 146. Rata-rata tinggi
populasi murid tersebut adalah 724/5=144,8 cm. Apabila ingin diteliti tinggi murid dengan diambil dua
sampel 147 dan 148 maka rata-rata tinggi murid SLTP adalah (147+149)/2= 148 cm. Sampling error
untuk pengambilan sampel tersebut adalah X -= 148-144,8= 3,2. Sampling error ini akan berubah-
ubah dari pengambilan sampel satu ke pengambilan sampel berikutnya.

Random Sampling Error: kesalahan riset yang disebabkan peran peluang (kebetulan, probability,
acak), yang mengakibatkan ketidaktelitian (ketidakpersisan) penaksiran parameter populasi sasaran.
Random sampling error juga merupakan kesalahan atau error yang terjadi pada saat pengambilan
sampel, di mana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel.

Karakteristik

Random Sample Error

5
Systematic Error: kesalahan atau error yang mempengaruhi hasil pengukuran secara konsisten.
Systematic error juga merupakan kesalahan riset yang dilakukan oleh peneliti dan atau subyek
penelitian, baik disadari maupun tidak, yang mengakibatkan distorsi penaksiran parameter populasi
sasaran. Systematic error akan merusak validitas dan kualitas penelitian. Systematic error juga dapat
terjadi pada semua tahap penelitian, baik perencanaan, pelaksanaan dan interpretasi hasil.

Karakteristik

Systematic Error

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kedua jenis error tersebut secara umum adalah

1. Peneliti / Researcher
- Pertama, surrogate information error, akibat dari adanya gap antara informasi yang dibutuhkan dengan
informasi yang dikumpulkan si peneliti. Misalnya informasi yang dibutuhkan adalah preferensi
bermedia cetak namun yang dikumpulkan oleh si peneliti adalah brand awareness media cetak.
- Kedua, measurement error, akibat tidak validnya alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam
mengukur subjek/objek penelitian, sehingga terjadi gap antar informasi yang telah dikumpulkan dengan
informasi yang dihasilkan. Misalnya : kalau yang diukur konsep SES, maka jangan hanya mengukur
pengeluaran saja, tapi ukur juga tingkat pendidikan dan jenis pekerjaaannya.
- Ketiga, population defenition error, akibat dari ketidaktepatan pendefenisian populasi penelitian atau
populasi target. Suatu defenisi populasi target yang benar harus mencakup 3 unsur yaitu : isi, cakupan,
dan waktu.
- Keempat, sampling frame error, masih terkait dengan error ketiga. Sampling frame merupakan daftar
seluruh anggota populasi. Error jenis ini akan terjadi ketika ada anggota populasi yang tidak terdaftar,
atau daftar yang telah kadaluwarsa. Hal ini sering terjadi di Indonesia, karena data kependudukannya
masih amburadul dan instansi pemerintahan terkait yang tidak tertib administrasi.
- Kelima, data analysis error, terkait dengan proses analisis data, hal ini sangat tergantung pada
kompetensi si peneliti. Misalnya : peneliti menerapkan analisis parametrik terhadap data yang tidak
berdistribusi normal, yang seharusnya dianalisis dengan tehnik non parametrik

2. Data Processing – Data entry


- Pertama, kesalahan dalam membuat frame work entry data. Kesalahan ini dapat menyebabkan salah
dalam proses entry data dan bahkan ada data yang tidak ter-entry.
- Kedua, kekeliruhan dalam entry data. Kekeliruhan ini mutlak kesalahan dari manusia yang mengentry
data tersebut (human error)karena kurang teliti atau yang masalah yang lain. Kekeliruhan ini bisa
diminimalisasi dengan cara pengentrian dilakukan dua kali dengan orang yang berbeda, meskipun cara
ini membuang waktu, biaya dan tenaga.

6
3. Surveyor/Interviewer/Observer/Field Unit
- Pertama, questioning error, interviewer salah dalam bertanya, over interpretasi terhadap panduan
pertanyaan, atau malah kebalikannya tidak menggali lebih dalam (probing) jawaban
responden/informan.
- Kedua, recording error, interviewer melakukan kesalahan dalam pencatatan respon yang diberikan
oleh responden/informan.
- Ketiga, cheating error, hal ini berkaitan dengan moralitas. Interviewer berbohong dengan “mengisi”
sebagian atau seluruh kuesinoer (survei, polling).

4. Responden
Terakhir adalah error yang bersumber dari subjek/objek penelitian. Responden/informan berpartisipasi
menyumbangkan tiga jenis error yaitu : inability error, unwillingness error dan no response error.
- Pertama, error terjadi jika responden/informan tidak memberikan informasi yang benar atau tepat. Hal
ini bisa disebabkan oleh bias memory, responden/informan sudah tidak ingat peristiwa atau pengalaman
yang ditanyakan. Menurut sejumlah pakar riset pemasaran, idealnya waktu untuk wawancara dengan
metode survei maksimal 20 menit, dan untuk wawancara mendalam sekitar 2 jam.
- Kedua, terjadi jika responden/informan “gengsi” atau “takut” memberikan jawaban yang sebenarnya.
- Ketiga, terjadi karena responden/informan menolak mentah-mentah mengikuti kegiatan riset, bisa
karena masalah privacy, topik yang kurang menarik, belum lama berselang pernah menjadi
responden/informan, dll.

c. Beberapa teknik untuk mengurangi kesalahan (error) dalam penelitian yaitu :


- Randomisasi subjek diperlukan baik dalam pemilihan subyek dari suatu populasi yang lebih
besar, atau dalam menentukan subyek-subyek untuk kelompok-kelompok investigasi
pengaruh sebuah variable atas lainnya.
- Mempertahankan kondisi-kondisi konstan, membangun kondisi-kondisi kedalam desain
sebagai variabel-variabel indepenen, dan membuat penyesuaian statistik. Perlu mendapat
tekanan kuat, bahwa dalam kajian kuantitatif, kontrol terhadap variabel asing (extraneous
variables) merupakan sesuatu yang esensial. Peneliti harus terus menerus memeriksa faktor-
faktor (variabel-variabel asing) yang dapat mempengaruhi hasil atau kondisi kajian. Oleh
sebab itu, segala variabel asing harus diasingkan.

7
d. Pengaruh error terhadap penelitian yang sedang dilakukan adalah

8
UAS 7 MEI 2015________________________
Soal 1: BAB 1 Pendahuluan

Sama dengan sebelumnya.

Soal 2: Sampling pada kasus Rata-rata Waktu Hilang karena Kemacetan di Kota Bandung.

a. Desain kuisioner atau wawancara

Pertanyaan yang diajukan:

1. Berapa lama waktu tempuh dari lokasi asal ke lokasi tujuan, misal tempat kerja?
2. Berapa jarak dari lokasi asal ke lokasi tujuan?
3. Di mana titik kemacetan yang umumnya terjadi?
4. Jenis kendaraan yang digunakan?
5. Alasan pemilihan kendaraan?
6. Adakah keinginan untuk ganti kendaraan jika yang digunakan kendaraan pribadi?

b. Sampling: prosedur untuk memilih sebagian data dari populasi dengan harapan data tersebut
dapatt mewakili seluruh populasi.
Target population: populasi yang termasuk dalam lingkup penelitian. Contoh:
Sampling unit: adalah subjek dari penelitian/observasi di mana di dalamnya terkandung informasi
untuk dikumpulkan. Contoh:
Sampling fraction: rasio antara ukuran sample dengan ukuran populasi. Contoh: 20 dari 100
(20%)
Sampling frame: daftar dari sampling unit. Contoh:
Sampling scheme: metode pengambilan sampel

c. Metode sampling yang akan diterapkan : pilih dari atas.


Untuk kasus kemacetan, maka yang paling mungkin non-prob sampling convenient karena gak tau
jumlah populasinya jadi hanya berdasarkan siapa pun yang ditemui.

d. Pilot survey: Istilah pilot study atau studi pilot bisa memiliki dua pengertian yang berbeda di dalam
penelitian ilmu ssosial. Pertama, studi pilot bisa diartikan sebagai studi kelayakan (feasibility
study). Dalam pengertian ini, studi pilot adalah merupakan sebuah versi kecil dari sebuah
penelitian atau suatu percobaan (trial run), yang dilaksanakan sebagai persiapan bagi studi yang
lebih besar. Kedua, studi pilot juga bisa merupakan sebuah pengujian awal atau upaya coba-coba
atas instrumen penelitian.
Pilot survei dilakukan untuk melihat apakah responden dapat memahami isi dari kuesioner
sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Sampel yang digunakan dalam pilot survei tidak harus
banyak tetapi cukup dianggap mewakili karakteristik responden. Selain itu, pilot survei pun dapat
dijadikan bahan masukan bagi tim survei mengenai bagaimana karakteristik responden.
Dari pilot survei yang telah dilakukan, harus dievaluasi untuk melihat apakah kuesioner yang
telah dibuat dapat dipahami responden sesuai dengan tujuan peneliti sehingga menghasilkan
data yang valid. Jika terdapat hal-hal yang menyebabkan perbedaan persepsi maka harus
dilakukan pengubahan isi kuesioner agar dapat dipahami. Setelah itu, dilakukan kembali pilot
survei untuk memastikan kuesioner yang digunakan menghasilkan data yang valid.

9
Dapat mengetahui apakah instrumen yang digunakan cocok dan memadai, perlu modifikasi,
apakah terlalu sulit untuk mengolah hasil, dsb.
Keuntungan dari pelaksanaan uji pilot ini ada beberapa, di antaranya:
- memberi peringatan lebih awal tentang di mana kemungkinan penelitian utama akan gagal,
- menjadi petunjuk kepada peneliti pada bagian mana protokol akan gagal dijalankan,
- memastikan apakah metoda atau instrumen yang diusulkan atau direncanakan oleh peneliti
cukup baik, sederhana, pantas ataukah terlalu rumit.

Soal 3: Sample

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampel


1. Variability (karakteristik data) – ditentukan oleh kondisi lapangan
2. Akurasi (apa yang didapat) = level of confidence – ditentukan oleh peneliti
3. Besarnya populasi N (menentukan standar deviasi dan variance) – ditentukan oleh kondisi
lapangan

Dengn demikian: n = f (variancy, confidence level, standard error)

ditentukan populasi (lapangan) ditentukan peneliti

Variancy, karena populasi tidak diketahui maka dapat dilakukan pilot survey (standar deviasi,
mean diperoleh) sehingga dapat diperoleh variancy. Selain itu juga dapat diperoleh dari penelitian
sebelumnya.

b. Hasil pilot survey:


Jumlah sampel = 50
Standar deviasi dari waktu hilang akibat kemacetan = 25 menit/orang/hari
Level of confidence = 95%
Error diizinkan = ± 5 persen
Berapa jumlah sampel?

c. Survey lagi, diperoleh std deviasi 20 menit/orang/hari. Apa yang dilakukan?

10
UAS 19 DESEMBER 2015__________________
Soal 1: BAB 1 Pendahuluan

Sama dengan sebelumnya.

Soal 2: Sampling pada kasus Penggunaan BBM

a. Desain kuisioner atau wawancara

Pertanyaan yang diajukan:

1.
2.
3.
4.
5.

b. Sama aja.
Contoh untuk masing-masing?
Target population
Sampling unit
Sampling frame

c. Metode sampling yang akan diterapkan : pilih dari atas.


Untuk kasus BBM, maka yang paling mungkin non-prob sampling convenient karena gak tau
jumlah populasinya jadi hanya berdasarkan siapa pun yang ditemui.

d. Pilot survey sama

Soal 3: Research

a. Definisi qualitative dan quantitative research


Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah sistematis untuk menentukan hubungan antar variabel
untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan model
matematis, teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian
yang penting dalam penelitian kuantitatif karena pengukuran adalah hal yang menjembatani hasil
pengamatan dengan pendekatan secara matematis dari hubungan - hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan dalam ilmu alam maupun ilmu sosial. Pendekatan ini juga
digunakan sebagai cara untuk meneliti aspek – aspek pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu - ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif meliputi pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan yang mengacu
pada sampel.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis untuk
menemukan atau memanipulasi variabel dan relasi antar variabel tersebut. Proses dan perspektif
subjektif lebih menonjol dalam penelitian kualitatif. Teori dasar dimanfaatkan sebagai panduan agar

11
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, teori dasar juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian dan sebagai dasar untuk membahas hasil
penelitian.

b. Terdapat perbedaan mendasar antara peran teori dasar dalam penelitian kuantitatif
dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori dasar
kemudian mencari data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan teori dasar yang digunakan.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti mengacu pada data yang didapat, lalu memanfaatkan
teori yang ada sebagai dasar untuk menjelaskan, dan berakhir dengan suatu kesimpulan baru. Penelitian
kualitatif jauh lebih subjektif dari penelitian kuantitatif dan menggunakan metode yang sangat berbeda
dalam mengumpulkan informasi. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan pada
data dalam jumlah kecil namun dilakukan pengujian secara mendalam.

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


Diukur dan disajikan dalam bentuk kuantitas Menyelidiki sikap, perilaku dan pengalaman-
(numeric/berupa angka-angka) pengalaman
Penelitian dilakukan untuk menguji suatu Penelitian pada subjek dilakukan tanpa formula
formula (teori, hipotesis) sebelumnya
Menghasilkan statistic melalui skala survey Membantu pemahaman terhadap penelitian
yang besar yang berbasis suatu masalah atau kasus
Dapat membantu pengukuran yang akirat, Dapat di verifikasi melalui observasi atau
mengetahui gejala atau perubahan setiap waktu eksperimen.
dan membandingkan gejala-gejala, antar
individu, dll.
Menggunakan metode statistik Membangun argument yang kuat

c. Proses qualitative dan quantitative

Conclusion
Analysis & Result
Quantitativ &
Testing (Relationshi Causation Inference
e data Recommen
(Statistical) p)
dation

Explanatio Conclusion
Qualitative Analysis Result n &
Insights
Data &Testing (Patterns) (Discussio Recomme
n) ndation

12
d. Deductive logic & Inductive logic

Deductive Logic Inductive Logic


Berangkat dari hal yang bersifat general/umum Berangkat dari hal yang bersifat spesifik
menuju hal yang bersifat spesifik (top-down menuju hal yang bersifat general/umum
logic) (bottom-up logic)
Diawali dengan pernyataan umum atau Diawali dengan beberapa premis yang
hipotesis yang dianggap benar, kemudian dipercaya atau telah dibuktikan kebenarannya
diteliti kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi yang mengarah pada suatu kesimpulan
yang spesifik dan logis
Digunakan untuk menguji hipotesis dan teori Digunakan untuk memprediksi suatu perilaku
objek.

Deduction: In the process of deduction, you begin with some statements, called 'premises', that are
assumed to be true, you then determine what else would have to be true if the premises are true. In
mathematics, you can also start will a premise and begin to prove other equations or other premises.
With deduction you can provide absolute proof of your conclusions, given that your premises are
correct. The premises themselves, however, remain unproven and unprovable, they must be accepted
on face value, or by faith, or for the purpose of exploration.
Logika deduktif dalam pelaksanaan penelitian ilmiah adalah proses untuk membuat kesimpulan
berdasarkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya untuk menyimpulkan pengetahuan yang baru yang
lebih spesifik. Umumnya kesimpulan yang dibuat berdasarkan logika deduktif umumnya pasti dan
konklusif.
Metode yang dilakukan untuk melakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan logika deduktif adalah
pertama dibuat suatu premis awal yang dianggap benar. Kemudian dinyatakan pernyataan – pernyataan
apa saja yang dianggap benar mengacu pada premis tersebut, kemudian dibuat kesimpulan berdasarkan
premis dan pernyataan – pernyataan tersebut.
Induction: In the process of induction, you begin with some data, and then determine what general
conclusion(s) can logically be derived from those data. In other words, you determine what theory or
theories could explain the data. However, induction does not prove that the theory is correct. There are
often alternative theories that are also supported by the data. What is important in induction is that the
theory does indeed offer a logical explanation of the data. To conclude that the parents have no effect
on the schizophrenia of the children is not supportable given the data, and would not be a logical
conclusion.
Logika induktif dalam pelaksanaan penelitian ilmiah adalah metode pengambilan kesimpulan yang
berdasarkan pada fakta – fakta yang ada. Dari fakta – fakta yang didapat dari hasil penelitian dilakukan
generalisir untuk membuat kesimpulan baru. Umumnya kesimpulan yang dibuat berdasarkan logika
induktif umumnya tidak pasti dan inkonklusif.
Metode yang dilakukan untuk melakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan logika induktif pertama
adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil pengujian, kemudian dilakukan generalisasi kesimpulan
berdasarkan data – data yang didapat.
Pada penelitian yang dilakukan, penalaran yang digunakan adalah logika deduktif, di mana terdapat
suatu pengetahuan mengenai teknologi BIM yang diterapkan pada siklus hidup suatu proyek dan
pengetahuan serta pengalaman tentang produktivitas konstruksi pada proyek. Berdasarkan pengalaman
bertahun-tahun, proses konstruksi yang selama ini dilakukan menunjukkan tingkat produktivitas
pekerjaan yang rendah. Selain itu, diyakini kebenarannya bahwa dengan menerapkan teknologi BIM
pada suatu proyek dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan. Dengan demikian, dibuat hipotesis

13
bahwa dengan menerapkan teknologi BIM dapat meningkatkan produktivitas konstruksi. Hipotesis ini
akan dibuktikan dengan melakukan pengujian dan simulasi pada produktivitas pekerjaan kemudian
membandingkan hasilnya dengan produktivitas awal.

Deductive logic atau Penalaran deduktif didasarkan pada pengetahuan yang diketahui sebelumnya
(umum) untuk menyimpulkan pengetahuan baru (spesifik).
• Kesimpulan didapatkan dari satu set premis
• jika argumen tersebut valid, maka kesimpulannya adalah 100% benar
• konklusif tetapi tidak kreatif atau imajinatif,
• mustahil untuk kedua premis bernilai benar dan kesimpulan salah
• kesimpulan mengikuti premis,
• premis secara logis menyiratkan kesimpulan

Inductive logic atau Penalaran induktif, juga dikenal sebagai induksi atau logika induktif, adalah
jenis penalaran yang bergerak dari satu set fakta spesifik pada kesimpulan umum.
• Merupakan proses generalisasi yang melibatkan menerapkan informasi spesifik untuk situasi
umum pada peristiwa masa depan.
• Dapat dilihat sebagai bentuk pembangunan-teori, di mana fakta-fakta spesifik yang digunakan
untuk membuat sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara fakta-fakta dan
memungkinkan prediksi terhadap pengetahuan di masa depan.
• Menggunakan penalaran "induktif" berarti kemampuan untuk secara bertahap men-generalisasi
temuan berdasarkan pengumpulan data (empirism).
• Premis-premis dari argumen penalaran induktif menunjukkan beberapa tingkat dukungan
(probabilitas induktif) untuk kesimpulan namun untuk menarik kesimpulan tidak membutuhkan
premis-premis tersebut. Kesimpulan ini berasal dari sejumlah pengamatan. Premis justru
berasal dari kesimpulan dan kesimpulan nilainya tidak pasti (inconclusive).

14
UTS 2015 – BWS

Soal 1: Hypothetico-Deductive Method

Merupakan sebuah metode untuk melakukan penelitian yang digunakan untuk menguji
prediksi/hipotesis. Metode ini melibatkan pengujian hipotesis di mana hipotesis tersebut dideduksi
dari hipotesis lain yang tingkat abstraksinya lebih tinggi.

Langkah-langkanya adalah dengan membuat theoritical framework, kemudian memformulasikan


hipotesis, dan kemudian membuat kesimpulan logis dari hasil yang diperoleh.

1. Observation – yaitu melakukan identifikasi topik riset yang akan dilakukan berdasarkan
ketertarikan peneliti terhadap sesuatu hal.
2. Preliminary information gathering – pengumpulan data persiapan yang dilakukan seiring
dengan pendefinisian masalah. Data yang dikumpulkan dapat berupa data sekunder, survei
literatur, dan gambaran umum dari topik yang dipilih.
3. Problem definition – mendefinisikan masalah dari topik yang dipilih dan mungkin masalah
ditemukan setelah melakukan pengumpulan data pada langkah 2.
4. Theoritical framework – jika permasalahan sudah diidentifikasi, maka dapat dibuat kerangka
teoritis yang dapat membantu identifikasi variabel dari masalah yang ditinjau serta hubungan
antara variabel tersebut.
5. Generation of hypothesis – variabel-variabel yang diidentifikasi pada kerangka teoritis
kemudian dapat membantu peneliti untuk membuat hipotesis dari penelitian. Hipotesis
dibuat berdasarkan teori yang telah diketahui oleh peneliti sebelumnya kemudian
digeneralisasi dengan variabel-variabel dari penelitian yang ditinjau. Hipotesis ini muncul
untuk menjawab pertanyaan masalah dan didasarkan pada pengalaman peneliti.
6. Research design – peneliti membuat alur dari penelitian serta tujuan, ruang lingkup penelitian
agar penelitian yang dilakukan memiliki batas yang jelas dan fokus pada satu tujuan. Pada saat
ini juga dirancang data apa saja yang diperlukan untuk menunjang penelitian.
7. Data collection, analysis and interpretasi – pengambilan data yang berkaitan dilakukan untuk
kemudian dianalisis dan dibuat interpretasi dari hasil yang diperoleh.
8. Hypothetico-Deductive Method – hipotesis yang dibuat pada awal penelitian kemudian diuji
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dari hasil penelitian. Pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan membandingkan hipotesis dengan hasil penelitian, apakah hipotesis seiring
dengan hasil analisis, dan apakah pertanyaan penelitian terjawab.

15
Soal 2: Conceptual Framework – Process Framework & Content Framework

Conceptual framework merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan objek penelitian. CF juga
merupakan suatu instrumen untuk melihat objek penelitian secara terstruktur serta batasannya. Isi
dari CF tidak semata-mata berisi tujuan, tapi juga menggambarkan latar belakang dari masalah serta
konsep dari penelitian yang berisi variabel dan hubungan antara variabel. CF berguna untuk
menggiring ke arah hipotesis penelitian yang berupa dugaan didasari atas pengalaman dan
pengetahuan peneliti.

Bentuk dari CF antara lain:

Process framework – digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan bagaimana hal berubah
dari tahap inisiasi sampai kesimpulan.

Content framework – digunakan untuk mencari jawaban mengapa suatu hal dapat mempengaruhi
yang lainnya.

Soal 3: Deductive logic & Inductive logic

Deductive Logic Inductive Logic


Berangkat dari hal yang bersifat Berangkat dari hal yang bersifat spesifik
general/umum menuju hal yang bersifat menuju hal yang bersifat general/umum
spesifik (top-down logic) (bottom-up logic)
Diawali dengan pernyataan umum atau Diawali dengan beberapa premis yang
hipotesis yang dianggap benar, kemudian dipercaya atau telah dibuktikan kebenarannya
diteliti kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi yang mengarah pada suatu kesimpulan
yang spesifik dan logis
Digunakan untuk menguji hipotesis dan teori Digunakan untuk memprediksi suatu perilaku
objek.

Deduction: In the process of deduction, you begin with some statements, called 'premises', that are
assumed to be true, you then determine what else would have to be true if the premises are true. In
mathematics, you can also start will a premise and begin to prove other equations or other premises.
With deduction you can provide absolute proof of your conclusions, given that your premises are
correct. The premises themselves, however, remain unproven and unprovable, they must be accepted
on face value, or by faith, or for the purpose of exploration.

Logika deduktif dalam pelaksanaan penelitian ilmiah adalah proses untuk membuat kesimpulan
berdasarkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya untuk menyimpulkan pengetahuan yang baru
yang lebih spesifik. Umumnya kesimpulan yang dibuat berdasarkan logika deduktif umumnya pasti
dan konklusif.

Metode yang dilakukan untuk melakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan logika deduktif
adalah pertama dibuat suatu premis awal yang dianggap benar. Kemudian dinyatakan pernyataan –
pernyataan apa saja yang dianggap benar mengacu pada premis tersebut, kemudian dibuat
kesimpulan berdasarkan premis dan pernyataan – pernyataan tersebut.

Induction: In the process of induction, you begin with some data, and then determine what general
conclusion(s) can logically be derived from those data. In other words, you determine what theory or

16
theories could explain the data. However, induction does not prove that the theory is correct. There
are often alternative theories that are also supported by the data. What is important in induction is
that the theory does indeed offer a logical explanation of the data. To conclude that the parents have
no effect on the schizophrenia of the children is not supportable given the data, and would not be a
logical conclusion.

Logika induktif dalam pelaksanaan penelitian ilmiah adalah metode pengambilan kesimpulan yang
berdasarkan pada fakta – fakta yang ada. Dari fakta – fakta yang didapat dari hasil penelitian dilakukan
generalisir untuk membuat kesimpulan baru. Umumnya kesimpulan yang dibuat berdasarkan logika
induktif umumnya tidak pasti dan inkonklusif.

Metode yang dilakukan untuk melakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan logika induktif
pertama adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil pengujian, kemudian dilakukan generalisasi
kesimpulan berdasarkan data – data yang didapat.

Pada penelitian yang dilakukan, penalaran yang digunakan adalah logika deduktif, di mana terdapat
suatu pengetahuan mengenai teknologi BIM yang diterapkan pada siklus hidup suatu proyek dan
pengetahuan serta pengalaman tentang produktivitas konstruksi pada proyek. Berdasarkan
pengalaman bertahun-tahun, proses konstruksi yang selama ini dilakukan menunjukkan tingkat
produktivitas pekerjaan yang rendah. Selain itu, diyakini kebenarannya bahwa dengan menerapkan
teknologi BIM pada suatu proyek dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan. Dengan demikian,
dibuat hipotesis bahwa dengan menerapkan teknologi BIM dapat meningkatkan produktivitas
konstruksi. Hipotesis ini akan dibuktikan dengan melakukan pengujian dan simulasi pada produktivitas
pekerjaan kemudian membandingkan hasilnya dengan produktivitas awal.

Soal 4: Validitas

Validitas adalah ketepatan alat ukur ketika mengukur objek yang diukur. Validitas mengacu pada
seberapa baik tes mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas internal adalah prinsip yang digunakan untuk memeriksa validitas dari hubungan sebab
akibat antar variabel dalam penelitian. Validitas internal ini dapat diperiksa berdasarkan teori – teori
yang sudah ada atau berdasarkan hasil penelitian yang lain. Bila validitas internal tidak terpenuhi,
maka hasil penelitian menjadi patut dipertanyakan karena hubungan antar variabel tidak jelas
sehingga hasilnya ikut dipertanyakan apakah betul dua variabel tersebut memiliki hubungan seperti
yang dituliskan dalam hasil penelitian.

Validitas eksternal adalah prinsip yang digunakan untuk memeriksa hubungan antara penelitian yang
dilakukan dengan penelitian yang telah dilakukan, dan dengan pengalaman sehari – hari yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Validitas ini perlu diperiksa untuk memeriksa apakah
penelitian yang dilakukan relevan dengan realita di kehidupan sehari – hari. Bila prinsip validitas
eksternal tidak dipenuhi, maka aplikasi hasil penelitian pada kehidupan sehari – hari dapat
dipertanyakan karena validitas eksternal tidak terpenuhi. Sehingga validitas eksternal harus dipenuhi
agar hasil penelitian dapat diterapkan pada kasus - kasus di lapangan.

Validitas eksternal merupakan hal yang wajib bagi penelitian di bidang rekayasa karena bila validitas
eksternal tidak terpenuhi, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat digunakan pada kasus – kasus di
lapangan. Alasan saya adalah hasil penelitian tersebut hanya berlaku di laboratorium atau pada kasus
yang ditinjau dalam penelitian saja dan tidak dapat digunakan atau diaplikasikan pada kasus lainnya

17
sehingga suatu penelitian menjadi tidak bermanfaat, bila validitas eksternal tidak dipenuhi. Oleh
karena itu, validitas eksternal wajib dipenuhi.

Soal 5: Bias

Bias adalah sebuah penyajian bahan yang dipenuhi prasangka, juga berarti kesalahan yang konsisten
dalam memperkirakan sebuah nilai.

Terdapat dua tipe bias dalam penelitian yaitu bias sampel dan bias pengukuran.

Bias sampel terjadi ketika sampel yang digunakan tidak mewakili populasi atau tidak sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan. Faktor-faktor yang menyebabkan bias sampel adalah ukuran sampel dan
seleksi sampel. Ukuran sampel harus cukup besar agar dipeoleh nilai rata-rata yang baik. Sedangkan
Bias pengukuran berurusan dengan masalah apakah metode pengumpulan data yang dipilih telah
sesuai sehingga data yang dikumpulkan merupakan yang paling mewakili kenyataan? Untuk
mengevaluasi teknik pengumpulan data, pengukuran harus dilakukan dengan seteliti mungkin. Tidak
boleh ada tambahan pada lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil. Selain itu, eksperimen harus
dirancang untuk mengisolasi pengaruh dari banyak faktor lainnya.

UTS Lainnya

1. Berikut adalah sebagian karakteristik dari suatu pendekatan ilmiah dari penelitian yang baik.
Berikan penjelasan, jika perlu sertakan contoh: a) systematic, b) controlled, c) logical, d) empirical, e)
replicable, dan f) multi method

a) Systematic

Penelitian sistematis adalah penelitian yang tidak hanya menebak dan berdasarkan intuisi, tetapi
menggunakan metode yang jelas dan sistematis. Artinya penelitian yang dilakukan harus memiliki alur
yang sistematis, dan juga metode penelitian yang jelas untuk dapat mencapai tujuan penelitian.

Sebagai contoh, untuk meneliti besar lendutan balok sederhana akibat beban maka prosedur
penelitian mulai dari persiapan bahan (penentuan spesifikasi), kemudian geometri dari balok yang
diteliti (dimensi, bentuk, dan panjang balok), serta besar beban yang diberikan harus ditentukan.
Kemudian dilakukan eksperimen untuk mengetahui hubungan antar variabel – variabel tersebut. Bila
data hasil eksperimen didapat dibuat grafik untuk dapat menentukan korelasi atau hubungan antar
variabel – variabel tersebut.

b) Controlled

Penelitian yang terkontrol menggunakan variabel yang teridentifikasi dan dapat dikendalikan bila
memungkinkan. Dalam penelitian yang terkontrol, maka peneliti memiliki kendali atas variabelnya
sehingga penelitian yang dilakukan dapat diarahkan untuk menjawab penelitian.

Misalkan, pada percobaan seperti yang dijelaskan pada contoh pada poin a, spesifikasi beton yang
digunakan pada setiap eksperimen harus dipastikan supaya tetap sama mulai dari kuat tekan,
temperatur perawatan beton, dan umur beton saat diuji harus dipastikan sama sehingga hasil
penelitian yang didapat dapat dipastikan valid.

c) Logical

18
Penelitian yang logis mengacu pada pemikiran logis dan proses pengambilan kesimpulan berdasarkan
metode induksi dan deduksi. Bila hasil penelitian disimpulkan tidak berdasarkan metode yang logis,
maka hasil penelitian akan dipertanyakan karena tidak jelas apakah hasil yang didapat logis atau tidak.

Sebagai contoh, pada kasus yang dijelaskan pada poin a, untuk mendapatkan korelasi antar variabel
dalam menghitung besar lendutan balok akibat beban, maka untuk menyimpulkan persamaan yang
menggambarkan hubungan antar variabel perlu dijelaskan secara logis dengan menggunakan metode
logika induktif. Misal didapat makin besar inersia balok maka lendutan makin kecil dan makin besar
beban yang bekerja maka dapat disimpulkan suatu persamaan pembagian dengan inersia balok
sebagai penyebut dan beban yang bekerja sebagai pembilang.

d) Empirical

Penelitian yang empiris menyediakan dasar untuk validitas eksternal untuk menghasilkan hasil dari
penelitian. Penelitian yang dilakukan harus memenuhi validitas eksternal supaya dapat digunakan
pada kasus – kasus di lapangan.

Sebagai contoh, bila contoh kasus pada poin a, bila hasil penelitian telah memenuhi validitas eksternal,
maka hasil penelitian yang didapat dapat digunakan pada perhitungan lendutan balok pada gedung
atau bangunan akibat suatu beban tertentu. Bila penelitian tidak memenuhi validitas eksternal maka
hasil penelitian tidak dapat digunakan pada perhitungan lendutan akibat beban pada balok di suatu
bangunan.

e) Replicable

Penelitian yang dapat ditiru adalah penelitian yang diverifikasi yang oleh studi serupa yang dilakukan.
Bila suatu penelitian tidak dapat ditiru, maka fenomena yang dipelajari oleh peneliti lain sehingga
menjadi pertanyaan apakah fenomena tersebut benar – benar ada dalam kehidupan sehari – hari dan
dapat diaplikasikan.

Sebagai contoh, bila mengacu pada contoh yang dijelaskan pada poin a, maka konfigurasi balok yang
ditinjau, spesifikasi material yang digunakan, dan besar beban yang digunakan haruslah dapat
dilakukan kembali oleh peneliti lain. Bila tidak, maka dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan
tidak baik.

f) Multi Method

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat diverifikasi dengan beberapa metode. Sebagai
contoh, bila contoh yang dijelaskan pada poin a, maka hasil penelitian yaitu persamaan yang
menerangkan hubungan antar variabel - variabel yang diteliti dapat diverifikasi menggunakan
pendekatan yang berbeda misal menggunakan prinsip reliabilitas dengan metode one shot dan
reacted measure.

2. Prinsip reliabilitas adalah prinsip yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari
penelitian yang dilakukan dan juga untuk memeriksa apakaha penelitian yang dilakukan terbebas dari
kesalahan dalam pengukuran. Pengukuran tingkat realibilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

- Reacted Measure adalah pengukuran reliabilitas dengan cara melakukan pengujian yang sama
dan dilakukan pada objek yang sama namun pada waktu yang berbeda. Pada pengukuran ini,
hasil pengujian yang didapat dibandingkan dengan hasil pengujian yang pertama kali dilakukan.

19
Bila hasil pengujian yang didapat konsisten atau tidak berbeda jauh dengan pengujian yang
pertama, maka alat ukur yang digunakan sudah terpercaya.
- One shot adalah alat ukur digunakan hanya satu kali, kemudian hasil pengujian yang didapat
dibandingkan dengan hasil pengujian yang didapat dari pengujian lain.

Bila prinsip realibilitas tidak dipenuhi, maka hasil dari penelitian patut dipertanyakan karena tidak
memiliki tingkat reliabilitas

3. Bandingkan quantitative dengan qualitative research.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah sistematis untuk menentukan hubungan antar variabel
untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan
model matematis, teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
adalah bagian yang penting dalam penelitian kuantitatif karena pengukuran adalah hal yang
menjembatani hasil pengamatan dengan pendekatan secara matematis dari hubungan - hubungan
kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak digunakan dalam ilmu alam maupun ilmu sosial. Pendekatan ini juga
digunakan sebagai cara untuk meneliti aspek – aspek pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu - ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif meliputi pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan yang
mengacu pada sampel.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis untuk
menemukan atau memanipulasi variabel dan relasi antar variabel tersebut. Proses dan perspektif
subjektif lebih menonjol dalam penelitian kualitatif. Teori dasar dimanfaatkan sebagai panduan agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, teori dasar juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian dan sebagai dasar untuk membahas hasil
penelitian.

Terdapat perbedaan mendasar antara peran teori dasar dalam penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori dasar kemudian
mencari data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan teori dasar yang digunakan. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif, peneliti mengacu pada data yang didapat, lalu memanfaatkan teori yang
ada sebagai dasar untuk menjelaskan, dan berakhir dengan suatu kesimpulan baru. Penelitian
kualitatif jauh lebih subjektif dari penelitian kuantitatif dan menggunakan metode yang sangat
berbeda dalam mengumpulkan informasi. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan pada data dalam jumlah kecil namun dilakukan pengujian secara mendalam.

4. Dalam perumusan kesimpulan dari suatu penelitian ilmiah peneliti wajib menyampaikan
sikap/pendapatnya (thesis) terhadap hasil proses penelitian (misalnya experiment), sementara
penyanggahnya akan mengajukan antithesis. Dalam perumusan tersebut landasan yang terpenting
adalah argumen, yang pada dasarnya mengacu pada salah satu dari dua prinsip: empirism dan
rationalism. Jelaskan/bandingkan kedua prinsip reasoning tersebut.

Prinsip empirisime adalah prinsip yang digunakan untuk mendukung suatu argumen yang
menyatakan bahwa suatu ilmu pengetahuan akan berdasar pada pengalaman seseorang. Peneliti yang
menganut prinsip empirisme akan mempertahankan dukungan terhadap suatu argumen dengan

20
mengacu pada data – data hasil ekspereimen di laboratorium atau di lapangan. Kelebihan dari prinsip
ini adalah prinsip ini didapat berdasarkan pengalaman nyata dan terbukti nyata. Namun prinsip ini
memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan data yang akurat dan dengan alat ukur yang presisi, bila data
yang dimiliki tidak akurat maka prinsip ini akan menuju pada kesimpulan yang salah.

Prinsip rasionalisme adalah prinsip yang digunakan untuk mendukung suatu argumen yang
menyatakan bahwa suatu ilmu pengetahuan didapat berdasarkan pemikiran. Peneliti yang menganut
prinsip rasionalisme akan mempertahankan dukungan terhadap suatu argumen dengan mengacu
pada hasil penurunan secara matematis ataupun numerik. Kelebihan dari prinsip ini adalah tidak
dibutuhkan alat ukur ataupun data yang akurat, namun kelemahan dari prinsip ini adalah teori atau
prinsip yang didapat belum dibuktikan dalam kehidupan sehari – hari, dan masih dapat diragukan
meskipun sudah dilakukan penurunan dengan sangat teliti.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah/pengertian ini: a) epistemology, b) ontology, c)


paradigm, dan d) hypothesis. Bagaimana kedudukannya dalam penyusunan suatu proposal penelitian
ilmiah?

Jawab:

a) Epistemologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang apa itu ilmu pengetahuan,
bagaimana ilmu pengetahuan didapat, dan tentang bagaimana seseorang dapat memahami apa yang
ia ketahui. Misal, suatu teori diapatkan melalui proses penurunan secara matematis atau berdasarkan
eksperimen yang dilakukan di laborarotium.

b) Ontologi adalah ilmu yang mempelajari keberadaan dari sesuatu yang konkrit. Ontologi
menyatakan bahwa sesuatu ada disebabkan oleh adanya sesuat. Misal, adanya es di muka bumi
disebabkan adanya air yang membeku.

c) Paradigma adalah sistem logis yang mengakomodasi teori, konsep, model, prosedur, dan teknik
dalam memandang suatu realitas. Misal ada yang memandang peristiwa pelemahan nilai tukar rupiah
sebagai suatu bencana karena harga barang – barang yang diimpor akan ikut meningkat, namun akan
ada yang memandang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebagai suatu anugerah
karena barang – barang yang dihasilkan di dalam negeri atau lokal akan memiliki daya saing yang lebih
tinggi dibandingkan barang – barang yang diimpor atau didatangkan dari luar negeri karena barang –
barang yang didatangkan dari luar negeri dibeli dengan menggunakan dollar Amerika sehingga ketika
dijual di Indonesia menjadi lebih mahal dari sebelumnya.

d) Hipotesis adalah asumsi atau praduga sementara terhadap permasalahan yang diteliti, dan asumsi
ini harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis menjadi teruji bila seluruh hasil penelitian tidak
bertentangan dengan hipotesis yang dibuat. Sebagai contoh, dalam percobaan pembebanan beton
hipotesis yang dibuat adalah beton memiliki perilaku tegangan – regangan yang tidak linier. Bila hasil
pengujian pembebanan beton didapatkan bahwa perilaku tegangan – regangan beton tidak linier
maka hipotesis yang dibuat adalah benar dan hipotesis tersebut dapat disahkan menjadi teori.

Kedudukan istilah tersebut dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a) Epistemologi menjadi acuan dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam menentukan
metodologi penelitian. Misalkan akan dilakukan penelitian dengan menggunakan statistik, maka
tingkat reliabilitas dan cara mendapatkan jumlah sampel yang digunakan didapatkan berdasarkan
epistemologi.

21
b) Ontologi menjadi acuan dalam menentukan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain
dalam penelitian seperti hubungan sebab akibat dan juga hubungan pengaruh antar variabel dianalisis
berdasarkan ontologi.

c) Paradigma menjadi landasan dalam menentukan permasalahan penelitian dan juga dalam
menentukan metode penelitian. Bila suatu penelitian dapat dilakukan dengan beberapa metode maka
pemilihan metode dapat dilakukan berdasarkan paradigm peneliti. Peneliti yang satu dan peneliti lain
dapat memiliki paradigm yang berbeda dalam menentukan metode penelitian.

d) Hipotesis merupakan asumsi awal dalam penelitian yang harus dibuktikan pada akhir penelitian.
Hipotesis dibuat setelah masalah penelitian didefinisikan dan menjadi tujuan dari penelitian yang
ditinjau untuk membuktikan hipotesis yang dibuat.

22

Anda mungkin juga menyukai