Anda di halaman 1dari 3

PPG DALAM JABATAN

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018


Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa,
Kemenristekdikti RI, 2018

LANDASAN PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Dr. Catharina Tri Anni, M.Pd.
Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd.

Uraian Materi
A. Landasan Pendidikan
Setiap masyarakat tanpa terkecuali senantiasa menyelenggarakan pendidikan
dengan berbagai cara dan sarana untuk menjamin kelangsungan hidup mereka.
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi
sebagai sarana reproduksi sosial. Pada landasan ini, pendidikan akan ditinjau
sebagai landasan bimbingan dan konseling dari tiga segi:

Pertama, pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi dan pengembangan diri


individu. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia
hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui
pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu
memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya
dan keberagamaanya.

Kedua, pendidikan sebagai inti proses bimbingan konseling. Bimbingan dan


konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya.
Integrasi bimbingan dan konseling dengan pendidikan juga tampak harus
dimasukkannya secara berkesinambungan berbagai program pelayanan bimbingan
dan konseling ke dalam program sekolah terutama pada sekolah pendidikan
teknologi dan kejuruan. Sehingga dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa
program bimbingan dan konseling sangat berkaitan sekali dengan pemahaman
landasan pedagogik sebagai llmu mendidik. Indikator utama yang menandai adanya
pendidikan ialah peserta didik yang terlibat di dalamnya menjalani proses
belajar dan kegiatan bimbingan konseling bersifat normatif. Bimbingan dan
konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh para siswa.
Sedangkan ketiga, pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan
konseling. Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan
pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat
dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-
aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan
kematangan pendidikan karier, kematangan personal dan emosional, serta
kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
(SD dan SLTP) dan pendidikan menengah. Hasil-hasil bimbingan dan konseling
pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.

Fenomena yang saat ini berkembangan bahwa pendidikan senantisa berkembang


secara dinamis. Saat ini pendidikan telah masuk pada era 21. Pendidikan selalu
berkembang mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman, dalam pendidikan
misalnya kurikulum semakin berubah dari pediode ke periode selanjutnya,
kurikulum semakin diperbaiki untuk membentuk karakter peserta didik yang
berwawasan luas dan proses pembelajaran siswa dituntut aktif dan mencari
referensi dari buku lain bukan dari satu orang pengajar saja. Saat ini pendidikan
telah masuk pada era 21.

Implikasi bimbingan dan konseling bahwa guru BK tidak hanya sebagai pengajar
namun juga sebagai pendidik. Pendidik adalah suatu proses yang dilakukan orang
lain yang memberikan pengajaran, pengetahuan, keterampilan yang diturunkan dari
generasi satu ke generasi berikutnya melalui pengajaran, lingkup prosesnya dari
individu yang tidak mempunyai pengetahuan menjadi individu yang mempunyai
pengetahuan, lebih mengutamakan pembentukan kepribadian (sikap, dan nilai).
Sedangkan pengajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam
membimbing dan mengarahkan peserta didik atau siswa untuk memiliki
pengalaman belajar, lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan. Sehingga guru BK tidak hanya sebagai orang yang mengajarkan
berbagai ilmu pengetahuan saja, tetapi juga harus mendidik siswa untuk
membentuk kepribadian siswa berdasarkan nilai yang

Sarana pendidikan: Sarana pembelajaran:


Relasi terapeutik Media pembelajaran
Altrusime Metode pembelajaran
Empathy Strategi mengajar
Respect Kurikulum
Care Sarana prasarana

Gambar 4. Guru BK perlu fokus pada sarana pembelajaran dan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai