Bab 2 Pemeriksaan Jenazah Forensik Medikolegal PDF
Bab 2 Pemeriksaan Jenazah Forensik Medikolegal PDF
BAB II
PEMERIKSAAN JENAZAH
FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
A. Tujuan pembelajaran
12
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
C. Algoritme kasus
JENAZAH FORENSIK
q
q
q
AMBIL ORGAN
q
PERIKSA SAMPEL+PERIKSA LABORATORIUM
q
q
ANALISIS HASIL
q
VISUM ET REPERTUM
13
Fakultas Kedokteran UGM
D . Penjabaran prosedur
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam perlu diperhatikan peralatan dan kelengkapan-
nya. Pada prinsipnya di Rumah Sakit tersedia otopsi set, terutama pada
Rumah Sakit pendidikan. Tetapi secara sederhana dapat digunakan minor
set ditambah fasilitas air yang cukup, gergaji serta elevator untuk membuka
tulang atap kepala.
I. Pengirisan Kulit
Pengirisan kulit merupakan hal pertama yang dilakukan pada
pemeriksaan dalam. Ada beberapa macam irisan kulit pada pemeriksaan
dalam, dimana masing-masing dilakukan dengan memandang segi
kosmetik. Indikasi macam irisan ditentukan oleh jenis kelamin dan agama/
kepercayaan korban/jenazah.
14
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
15
Fakultas Kedokteran UGM
jari tengah tangan kiri dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan ditekuk
hingga posisi tengadah. Kemudian pisau diiriskan diantara kedua jari
mengikuti linea mediana sesuai irisan kulit yang sudah ada ke arah bawah
dengan kedua jari tersebut mengiringi hingga mencapai simphisis pubis
Fungsi kedua jari tersebut adalah agar viscera di belakang dinding perut
tidak teriris. Selanjutnya pada bagian dalam dinding perut (sedikit di bawah
umbilikus) muskulus rektus abdominis dipotong horisontal tegak lurus
dengan arah serabut otot (pemotongan ini jangan sampai menembus/
mengiris kulit perut). Pemotongan ini bertujuan untuk memperluas medan
pandangan ke dalam rongga perut. Perhatikan, jika di dalam rongga perut
ada cairan harus langsung diperiksa (diukur) tanpa membuka rongga dada
terlebih dahulu agar apabila di dalam rongga dada juga ada cairan
keduanya tidak tercampur sehingga pemeriksaan tidak menjadi kacau.
Adanya 400 ml cairan dalam rongga perut dapat menyebabkan kematian.
Perhatikan juga kedudukan alat-alat rongga perut serta keadaan diafragma.
16
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
hematom (catat ukuran dan lokasinya), patah tulang (catat lokasinya) serta
kelainan lainnya ?
17
Fakultas Kedokteran UGM
18
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
19
Fakultas Kedokteran UGM
20
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
21
Fakultas Kedokteran UGM
Lalu periksa paru-paru, berat normal antara 350 gr-450 gr, dengan
ukuran rata-rata 20 cm x 15 cm x 5 cm, warna merah kecoklatan dengan
bintik-bintik hitam pigmen karbon, konsistensi seperti spon. Kalau terdapat
abses konsistensi hanya lunak saja. Pada keadaan kongesti, paru akan
teraba kenyal, demikian juga pada pada keadaan fibrosis. Periksa juga
apakah ada perlekatan antar lobus, kalau ada mudah atau sukar dilepas.
Pada paru yang mengalami radang kronis biasanya perlekatan tersebut
sukar dilepas. Tepi paru tajam, tidak berbenjol, sedangkan pada keadaan
kongesti tepi paru tumpul.
Kemudian paru dibuka dengan pengirisan dari tepi paru ke arah hilus,
caranya: Letakkan paru pada bidang datar. Telapak tangan kiri menekan
permukaan paru dengan mantap, kemudian dengan tangan kanan pangkal
mata pisau diletakkan pada bagian tepi paru. Pisau ditarik kearah belakang
dengan sekali irisan, maka terbukalah paru. Penampang normal berwarna
merah, jika dipijat keluar darah dan buih. Pada penderita TBC akan
ditemukan kaverna yang ditandai dengan keluarnya nanah ketika paru
dipijat. Kemudian hilus diiris hingga ke cabang bronkhiolus. Pada kasus
tenggelam di sini sering ditemukan benda-benda air sesuai tempat dimana
korban tenggelam. Pada korban tenggelam di sungai sering ditemukan
butir-butir pasir dan ganggang pada bronkhiolus. Khusus untuk kasus
tenggelam sebagian jaringan paru diambil untuk pemeriksaan diatome
baik dengan cara swab jaringan paru maupun dengan metode destruksi
memakai larutan asam.
22
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
23
Fakultas Kedokteran UGM
duktus ini, jika tidak keluar empedu berarti ada sumbatan), adakah tumor?
Peradangan ? Bagian-bagian yang dicurigai diambil untuk pemeriksaan
patologi anatomi.
Hepar diambil secara hati-hati, jangan sampai melukai hepar lebih-
lebih jika ada kecurigaan kematian korban karena perdarahan perut.
Caranya: Potong ligamentum teres hepatis pars umbilikalis dan pars
diafragmatika lalu siangi peritoneumnya. Kemudian jari telunjuk dan jari
tengah tangan kiri mencari foramen epiploicum Winslowi pada hilus hepar
untuk selanjutnya mengait hilus tersebut serta perlekatan pankreas yang
ada di sebelah hepar. Kemudian potong vasa-vasa yang menuju dan keluar
dari hepar. Dengan demikian lepaslah hepar (duodenum juga terangkat
kalau belum diambil). Perhatikan warnanya (normal merah cokelat),
hematom, permukaannya (normal licin), tepinya (normal tajam),
konsistensinya (normal kenyal), beratnya rata-rata 1000 gr – 1250 gr, dengan
ukuran 23 cm x 16 cm x 12 cm. Periksa juga apakah ada ruptur, luka.
Kemudian hepar dibuka, caranya : Letakkan hepar pada bidang datar
(papan), letakkan tangan kiri dengan mantap pada permukaan hepar
kemudian dengan tangan kanan lakukan pengirisan dari tepi hepar ke
arah hilus dengan sekali iris, maka terbukalah hepar. Periksa warna
jaringannya, keadaan vena sentralis, adakah hematom, kiste, abses.
Kemudian dipijit, jika keluar darah berarti ada kongesti.
Pankreas dikeluarkan dengan cara : perhatikan kaput, korpus dan
kaudanya serta bagian-bagian yang intra-peritoneal maupun yang retro-
peritoneal. Letaknya antara hepar dan duodenum sehingga bila duode-
num ditarik akan tampak pankreas dengan jelas, lalu tangkainya diangkat
bersama-sama dengan mesenterium dan dipotong. Maka lepaslah pankreas.
Perhatikan warnanya (normal merah muda) pada pankreatitis merah tua,
konsistensinya (normal kenyal) pada tumor keras dan rapuh. Kemudian
24
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
iris pankreas pada salah satu sisinya, maka terbukalah pankreas, perhatikan
jika ada bagian yang mengeras dan agak keputih-putihan berarti ada proses
pengapuran.
Lien bila tak terlalu besar akan mudah untuk diangkat. Lakukan dengan
hati-hati agar tak melukai lien, lepaskan dari fiksasi sekitarnya. Maka lepaslah
lien, perhatikan warnanya (coklat tua keabu-abuan), konsistensinya kenyal
(tumor lien sifatnya rapuh), tepinya (normal tumpul), permukaannya (nor-
mal berkerut-kerut), berat rata-rata 100 gr-150 gr, ukurannya 10 cm x 7 cm
x 2 cm. Pada penderita malaria dan dekompensasi kordis lien tampak
membesar dan penuh serta permukaannya licin. Kemudian lien dibuka
dengan sekali iris dari tepi ke arah hilus. Perhatikan jaringan lien yang
menempel pada mata pisau, aliri dengan air yang mengalir pelan. Bila
jaringan yang menempel tersebut mudah lepas berarti normal, tetapi bila
sukar lepas berarti ada jaringan fibrosis akibat proses peradangan akut
yang menyangkut fungsi sistem retikulo endotelial pada tubuh.
Ren dan Glandula Supra Renalis diambil bersama-sama. Organ-organ
ini letaknya retro peritoneal. Glandula supra renalis berbentuk segi tiga
terletak supra renal berimpit dengan ren. Ren sendiri kedudukannya setinggi
V.T.XII – V.L.III. Biasanya ren kanan lebih rendah dari ren kiri. Setelah
kedudukan ini teridentifikasi, peritoneum disiangi dan ren dilepaskan dari
jaringan sekitarnya. Kemudian ureter dipotong sejauh mungkin. Lebih baik
lagi jika ren diangkat bersama-sama ureter dan vesika urinaria sehingga
kedua ren + kedua ureter + vesika urinaria terangkat bersama-sama.
Setelah ditimbang lalu periksa. Ren tertutup corpus adiposa sebagai
bantalan dan salah satu alat fiksasi. Ren yang tidak memiliki corpus adiposa
tidak akan terfiksasi dengan baik sehingga dapat berpindah tempat seiring
dengan gerakan tubuh, sehingga disebut ren mobilis. Ukuran ren rata-rata
10 cm x 6 cm x 2 cm, berat ren kanan rata-rata 125 gr, ren kiri rata-rata
25
Fakultas Kedokteran UGM
120 gr. Kemudian kapsula renalis dibuka secara tumpul, caranya: fiksasi
bagian hilus ren dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga kapsula
menjadi tegang, kemudian toreh sedikit kapsula di bagian margo
anatomikum dengan ujung mata pisau yang dibalik sehingga kapsula
terbuka sedikit (kira-kira ibu jari dapat masuk) tanpa melukai jaringan ren.
Kemudian ibu jari tangan kanan dimasukkan dalam lubang tersebut untuk
melepaskan kapsula pada sisi ren sementara fiksasi tangan kiri dikendurkan,
kemudian diikuti memasukkan ibu jari tangan kiri ke lubang kapsula untuk
melepaskan kapsula pada sisi sebelahnya. Maka lepaslah kapsula renalis.
Pada keadaan normal kapsula mudah dilepas. Kapsula sulit dilepas terutama
bila terdapat radang atau hematom akibat trauma. Periksa warnanya (nor-
mal merah kecoklatan), konsistensi kenyal, permukaan licin. Kemudian
ren dibuka dengan mengiris mulai dari tepi ren (margo anatomikum ) ke
arah hilus, perhatikan : korteks, medula, pelvis renis ( pada pelvis renis ini
sering dijumpai batu atau pasir/kristal ), pyelum, adakah kiste, kemudian
ditekan, normal hanya keluar sekret kecoklatan. Kemudian ureter dibuka,
perhatikan adakah batu, pasir ? Ren akan tampak membesar pada
hidronefrosis, tumor serta oleh adanya kiste. Ren termasuk jaringan yang
mudah membusuk. Kemudian glandula supra renalis diiris, perhatikan
korteks ( kuning ) dan medulanya (coklat).
Vesika urinaria diambil dengan cara: Urethra diikat di dua tempat,
lalu potong diantara dua ikatan tersebut, lepaskan dari perlekatan dengan
sekitarnya. Maka lepaslah vesika urinaria. Pada kasus keracunan urin
diambil untuk pemeriksaan toksikologis. Pada korban wanita jika akan
dilakukan tes kehamilan dari urin harus segera dikerjakan sebab urin akan
segera rusak jika terlalu lama dan sudah ada pembusukan. Kemudian vesika
urinaria dibuka, perhatikan, adakah batu ? Bagaimana mukosanya ? plika-
plikanya? Adakah tumor ?
26
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
27
Fakultas Kedokteran UGM
28
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
29
Fakultas Kedokteran UGM
30
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
31
Fakultas Kedokteran UGM
I. Pemeriksaan Tanatologi
Tujuan pembelajaran
32
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
Algoritme kasus
Penjabaran prosedur
33
Fakultas Kedokteran UGM
Yang dinilai pada kaku mayat adalah ada dimana, ada yang masih
mudah atau semua sudah sukar digerakkan. Jika ada yang masih mudah
digerakkan berarti saat kematian kurang 12 jam, jika semua kaku sudah
sukar digerakkan berarti saat kematian 12 -24 jam dari saat
pemeriksaan.
Yang dinilai pada pembusukan, jika ada warna kehijauan pada perut
kanan bawah berarti saat kematian lebih atau sama dengan 24 jam,
jika warna kehijauan seluruh tubuh dan sudah bau berarti saat kematian
lebih dari 72 jam.
34
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
Algoritme kasus
35
Fakultas Kedokteran UGM
Penjabaran prosedur
LUKA ROBEK
Lakukan prinsip pemeriksaan luka. Perhatikan robekan yang terjadi
dengan menilai ketidakteraturan tepi-tepi luka, memar di sekitar luka.
36
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
Kemudian raba dan buka luka, amati adanya jembatan jaringan. Ukur
dimensi luka, arah dan periksa keadaannya.
LUKA IRIS
Lakukan prinsip pemeriksaan luka. Perhatikan sudut-sudut luka yang
tajam dan teratur, adanya ketidakteraturan sering dijumpai pada goresan
benda berujung runcing yang disebut sebagai luka gores. Kemudian buka
dan raba luka dan perhatikan keteraturan tepi luka serta ketiadaan jembatan
jaringan. Raba tepi luka yang terasa lebih tinggi dari sekitarnya. Ukur dalam
luka, pada luka iris secara umum tidaklah terlalu dalam, namun jika cukup
dalam menunjukkan arah kekerasan tegak lurus yang sering dijumpai pada
pembacokan.
LUKA TUSUK
Lakukan prinsip pemeriksaan luka iris. Perhatikan adakah sudut luka?
Teraturkah? Jika ya itu dapat merupakan proyeksi benda penyebabnya
dengan sisi-sisi tajamnya, jika tidak ada sudut luka berarti penyebabnya
benda runcing dengan sisi teratur misalnya batang besi pasak. Dalam luka
diukur dengan sonde dan harus jauh lebih besar dibandingkan dengan
lebar luka.
FRAKTUR
TULANG PIPIH
Pada tulang-tulang penyusun tengkorak adanya fraktur kebanyakan
akibat kekeran tumpul. Jika terjadi ante-mortem ditandai dengan adanya
hematom atau bahkan robekan scalp di atas lokasi fraktur. Amati daerah
37
Fakultas Kedokteran UGM
TULANG PANJANG
Amati adanya deformitas posisi anatomis dari anggota gerak/ekstremitas,
kemudian amati sumber deformitas tersebut dengan mencermati persendian-
persendian yang ada. Jika ditemukan pseudo-sendi menunjukkan fraktur di
tempat tersebut. Jika fraktur terbuka yang terjadi maka akan tampak adanya
luka robek dengan ujung tulang yang menyembul keluar. Untuk fraktur
tertutup, raba dan tekan pseudo-sendi kemudian angkat ekstremitas tersebut
pada distal pseudo-sendi tersebut, maka akan teraba krepitasi.
CERAI SENDI
Adanya cerai sendi (dislokasi) dapat diamati dengan munculnya
deformitas pada posisi anatomis. Jika terjadi pada ekstremitas, raba dan
tahanlah sendi tersebut lalu gerakkan distalnya, maka bagian distal tersebut
bebas bergerak ke segala arah nyaris tanpa tahanan. Jika terjadi pada ver-
tebra (paling sering adalah vertebra cervikalis), pegang kepala lalu gerakkan
ke segala arah sambil raba bagian cervikal, maka terasa kepala dapat
digerakkan bebas ke segala arah. Namun pada umumnya cerai sendi akibat
trauma jarang terjadi secara tersendiri, lebih banyak terjadi bersamaan
fraktur di daerah seputar sendi yang mengalami trauma.
LUKA TEMBAK
38
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
tegak lurus dengan bagian tubuh ini. Jika luka lecet cenderung melebar
pada salah satu sisi lubang inti berarti tembakan berasal dari sisi luka lecet
yang lebih lebar. Periksa ada/tidaknya tatoase berupa bintik-bintik hitam
(kelim tato) di seputar luka, juga ada/tidaknya jelaga (kelim jelaga), luka
bakar (kelim api) serta jejas laras untuk memperkirakan jarak tembaknya.
Kemudian ambil plester transparan (selotipe) yang lebar, lalu rekatkan ke
permukaan luka secara merata sehingga tercetak gambar luka pada selotipe
tersebut. Kemudian tempelkan selotipe pada kaca lalu dengan latar putih
periksa dengan teliti komponen yang terikut pada selotipe dan ukur diam-
eter lubang inti luka. Pada tulang temporal tengkorak luka tembak (tempel)
sering meninggalkan bentuk luka stelata pada permukaan dan arah serpihan
seperti konus yang makin lebar ke arah tabula interna.
LUKA BAKAR
Periksa luas luka, jika belum mengarang perhatikan adanya bula yang
penuh berisi cairan serous lalu pecahkan bula bila tampak dasar luka
kemerahan berarti luka terjadi saat korban hidup. Pada luka bakar pos-
39
Fakultas Kedokteran UGM
mortem bula tampak pucat dan teraba sangat lunak dengan sedikit cairan
dan dasar luka pucat kekuningan. Kemudian hitung luas luka bakar tersebut.
40
Panduan Belajar Ilmu Ke eran F k & Me
BAROTRUMA
AURAL
Perhatikan perdarahan dari liang telinga, dengan otoskop perhatikan
gendang telinga yang ruptur. Cari informasi, korban biasanya adalah
penumpang pesawat terbang atau penyelam.
PULMONARY
Perhatikan tanda-tanda mati lemas akibat kerusakan paru atau akibat
emboli udar, berupa sianotik pada akral, mukosa bibir, bintik perdarahan
pada sklera. Cari informasi, emboli biasanya terjadi pada penumpang
pesawat ketika tekanan kabin mendadak turun pada saat terbang tinggi
atau pada penyelam yang mendadak naik ke permukaan.
41
Fakultas Kedokteran UGM
" #$& % $
.)
/ "
0
1 + "
' 2! 3 0 2!
2! 4 2!
' 5
6 7
.)
1 "
' 8
* 9
' : +
0 9
0' 0 9
' ; 0 0 9
' ; 9
' : 9
' < '
42