Anda di halaman 1dari 5

PEMROSESAN SARUNG TANGAN BEDAH

No.Dok : UGD/SOP-6/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 11 Juli 2016
Halaman :1–5
UPT
dr. Nurikan
PUSKESMAS NIP. 19680413 200701 1 024
NALUMSARI

1. Pengertian Tiga langkah dasar untuk pemrosesan alat, sarung tangan bedah, dan
bahan lain yaitu:
 Dekontaminasi
 Pencucian, dan
 Sterilisasi, atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
1. Dekontaminasi alat
Dekontaminasi alat adalah proses membuat alat/ bahan lebih aman
ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan. Dekontaminasi adalah
langkah pertama dalam menangani peralatan bedah dan bahan lain
yang telah terkontaminasi. Dekontaminasi menggunakan larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Langkah ini dengan cepat dapat
meninaktifkan virus HBV dan HIV sehingga lebih aman untuk
ditangani.
2. Pencucian alat
Pencucian merupakan langkah penting dalam memberikan peralatan
dan perlengkapan yang aman dan bebas infeksi. Pencucian sampai
bernar-benar bersih dengan air dan sabun cair atau deterjen secara
fisik dapat menghilangkan materi organik seperti darah dan cairan
tubuh. Materi organik yang telah mengering dapat menyimpan
mikroorganisme dalam residu sehingga melindunginya dari sterilisasi
atau DTT. Materi organik juga dapat menonaktifkan bahan disinfektan,
sehingga mengurangi efektivitasnya.
3. a. Sterilisasi alat
Peralatan dan bahan lain, seperti jarum atau scalpel, yang langsung
kontak dengan jaringan ikat di bawah kulit, harus disterilisasi
setelah didekontaminasi dan dicuci, dibilas sampai benar-benar

UPT Puskesmas Nalumsari

1/5
bersih dan dikeringkan. Proses sterilisasi dapat membunuh semua
mikroorganisme, termasuk bakteri endospora. Bakteri endospora
terutama sulit dibunuh karena kulit/ pelindungnya yang keras.
Sterilisasi dapat dicapai dengan menggunakan otoklaf (mesin uap
tekanan tinggi), panas kering, atau secara kimiawi.
b. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
DTT membunuh semua mikroorganisme, termasuk virus yang
menyebabkan hepatitis B dan AIDS, tetapi tidak dapat membunuh
semua bakteri endospora. DTT dapat dicapai dengan merebus
dalam air, mengukus, atau merendam dalam bahan disinfektan
kimiawi seperti larutan klorin 0,1%, glutaraldehyde 2 – 4%, atau
formaldehyde 8%. Metode apapun yang dipilih, DTT hanya efektif
jika peralatan dan bahan lain dicuci lebih dahulu sampai benar-
benar bersih kemudian dibilas sebelum di-DTT.
Sarung tangan harus dibuang setelah diproses tiga kali karena pemrosesan
ulang dapat menyebabkan keretakan yang tidak terlihat.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah
Pemrosesan Sarung Tangan Bedah di UPT Puskesmas Nalumsari
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Nalumsari Nomor 38 tahun 2016 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara : Lampiran D, Proses-proses Pencegahan Infeksi. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2000
5. Alat dan 1. Air matang
Bahan 2. Larutan Klorin 0,5%
3. Bubuk deterjen, atau sabun cuci cair
4. Air bersih yang mengalir
5. Sikat
6. Kompor
7. Langseng
8. Otoklaf
6. Prosedur Mendekontaminasi dan mencuci sarung tangan bedah sebelum disterilisasi
atau DTT :
1. Sebelum melepas sarung tangan yang terkontaminasi, petugas

UPT Puskesmas Nalumsari

2/5
mencelupkan kedua tangan ke dalam wadah berisi larutan klorin 0,5%
2. Petugas melepaskan sarung tangan dengan membalik sisi dalam
menjadi di luar, kemudian merendam ke dalam larutan klorin selama
10 menit
3. Petugas mencuci sarung tangan dalam air sabun, dengan
membersihkan sisi luar dan dalam
4. Petugas membilas sarung tangan dalam air bersih sampai tidak ada
sisa sabun atau deterjen yang tertinggal
5. Petugas memeriksa apakah sarung tangan berlubang dengan cara
menggembungkan dengan tangan dan menahan dalam air
6. Dengan hati-hati, petugas mengeringkan bagian dalam dan luar sarung
tangan dengan diangiunkan sebelum melanjutkan dengan sterilisasi
atau DTT
Melakukan Sterilisasi sarung tangan bedah dengan otoklaf :
1. Petugas melipat bagian pergelangan sarung tangan keluar sehingga
akan mudah digunakan dan tanpa mengkontaminasi setelah sterilisasi
2. Petugas menyisipkan kasa atau kertas ke dalam masing-masing sarung
tangan dan di bawah lipatan pergelangan, kemudian petugas
membungkus sarung tangan tersebut

3. Petugas memasukkan ke dalam wadah otoklaf dan mensterilisasi


dengan suhu 121oC selama 30 menit dengan tekanan 106 kPa (15
lb/in2)
4. Setelah disterilisasi, sarung tangan tidak boleh digunakan selama 24
sampai 48 jam agar sarung tangan kembali elastis dan mencegah
ketidaknyamanan (lengket)
Melakukan DTT sarung tangan bedah dengan uap :
1. Petugas melipat pergelangan sarung tangan sehingga dapat diletakkan
dengan mudah dan tanpa mengkontaminasi setelah di-DTT

UPT Puskesmas Nalumsari

3/5
2. Petugas meletakkan sarung tangan ke dalam salah satu dandang kukus
dengan dasar berlubang kecil-kecil. Agar pemindahan dari dandang
lebih mudah dilakukan, bagian pergelangan harus menghadap keluar
atau ke arah pinggir dandang. Jumlah sarung tangan yang dapat
diletakkan sekitar lima sampai lima belas pasang, tergantung dari
besarnya (diameter) dandang kukus tersebut

3. Petugas mengulangi proses tersebut maksimal sampai tiga dandang


kukus terisi sarung tangan. Petugas menumpuk dandang kukus berisi
sarung tangan tersebut di atas dandang dasar yang berisi air. Dandang
kedua (kosong) yang tidak berlubang harus diletakkan di meja dekat
sumber panas
4. Petugas memasang tutup dandang dan memanaskan sampai air terus
mendidih. Jika sudah mendidih, api harus dikurangi sehingga air dapat
terus mendidih namun tidak menguap dengan cepat dan tidak boros
bahan bakar
5. Ketika uap sudah mulai keluar di antara dandang, petugas mulai
menghitung waktu atau mencatat waktu saat itu pada catatan DTT.
Petugas mengukus sarung tangan selama 20 menit
6. Setelah 20 menit, petugas mengangkat dandang paling atas dan
memberi penutup pada tumpukan dandang yang tersisa. Dengan hati-
hati petugas mengguncangkan dandang untuk mengeluarkan sisa air
dari sarung tangan yang ada dalam dandang yang baru saja diangkat
7. Petugas meletakkan dandang berisi sarung tangan di atas dandang
kedua (yang kosong). Petugas mengulangi sampai semua dandang
yang berisi sarung tangan ditumpuk kembali di atas dandang kosong
tersebut, sehingga sarung tangan dapat kembali dingin dan kering
tanpa terkontaminasi
8. Petugas mengeringkan sarung tangan dengan cara mendiamkan dalam
dandang kukus (4 sampai 6 jam) sebelum dipakai kembali
9. Dengan menggunakan korentang yang telah di-DTT, petugas

UPT Puskesmas Nalumsari

4/5
memindahkan sarung tangan yang telah kering ke dalam wadah kering
yang telah di-DTT dan dapat ditutup rapat. Simpan maksimal sampai 1
minggu. Sarung tangan juga dapat disimpan dalam dandang kukus
yang ditumpuk dan tertutup
7. Alur
Proses
8. Unit 1. Ruang Pelayanan Gigi
Terkait 2. Ruang Pelayanan KIA & KB
3. Ruang Pelayanan UGD/PONED
4. Ruang Pelayanan Persalinan dan Nifas
5. Ruang Pelayanan Rawat Inap
9. Dokumen Formulir monitoring sterilisasi
Terkait
10. Catatan
Revisi

UPT Puskesmas Nalumsari

5/5

Anda mungkin juga menyukai