Anda di halaman 1dari 27
KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN RSUP Dr. SARDJITO 6) Jin. Kesehatan, Sekip - Yogyakarta $5284 Telp.: (0274) 587333, 631190 (hunting) 0% e-mail : Fax. : (0274) 565639, 520410 % Cer KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. SARDJITO NOMOR : 5K.93.06/IV/13507/2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA DIREKTUR UTAMA RSUP Dr.SARDJITO, Menimbang a. bahwa kebijakan pengelolaan perbekalan farmasi di RSUP Dr. Sardjito telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor HK.03.06/IV/587/2011 tanggal 17 Januari 2011; b. bahwa sesuai dengan perkembangan organisasi dan untuk menunjang kelancaran pelayanan kefarmasian, maka perlu diatur_kembali kebijakan termaksud dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjto. Mengingat 1, Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 4, Keputusan — Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang _—Standar_—_Pelayanan perbekalan Farmasi Rumah Sakit; 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1674 / MENKES/ PER 1 Xil / 2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta; 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1174 / Men Kes! SK / X / 2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kelas RSU Dr. Sardjito sebagai Rumah Sakit Umum Kelas A; 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1243 / MENKES/ SK / Vill / 2005 tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas ) eks Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (PERJAN) menjadi unit pelaksana tehnis (UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 8. Keputusan Menteri_ Kesehatan. «= RI. Nomor = 085/MENKES/SK/II/2012 tanggal 23 Februari 2012 tentang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Dalam dan Dari Jabatan Struktural di Lingkungan v MEMUTUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. SARDJITO TENTANG KEBNAKAN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA; KESATU Memberlakukan Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diktum Surat Keputusan ini; KEDUA KETIGA KEEMPAT Tembusan 1. Direktur 2. Kepala SPI 3. Ketua Komite/SMF 4. Kepala Bagian/Bidang 5. Kepala Instalasi/Unit RSUP Dr. Sardjito Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Biaya RSUP Dr. Sardjto; Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini, maka Surat Keputusan Direktur Utama nomor HK.03.08/V/587/2011 tanggal 17 Januari 2011 dinyatakan sudah tidak berlaku lagi; Surat Keputusan ini berlaku tiga (3) tahun sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya, Ditetapkan di Yogyakarta nggal 2 October 25712 moet $,496010091986101002 ales MAD SYAFAK HANUNG, SpA f Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito ¥K.03.06/1V/13507/2012 nomor tanggal 2 Gxtober 2012 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI 1. Pengertian : Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, Perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, Penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuan : ekens Mengelola perbekalan farmasi secara efektif dan efisien, Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi. Mewujudkan SIM yang berdaya dan berhasil guna. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. 1. 2. Pemilihan. a. Kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi serta menjaga dan memperbaharui Formularium Rumah Sakit b. Pemilinan obat askes berdasarkan DPHO, diutamakan yang masuk dalam Formularium Rumah Saki. c. Pemilihan obat untuk pasien klas IIl/masyarakat miskin berdasarkan Daftar Obat Generik dan Formularium Jamkesmas. 4d. Pemilihan obat untuk pasien umum/regular berdasarkan Formularium Rumah Sakit. e. Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menentukan kualitas dan efektifitas serta jaminan pura transaksi pembelian, Perencanaan. a. Perencanaan perbekalan farmasi rutin meliputi a) Alat Medis Habis Pakai/Bahan Medis Habis Pakai (AMHP/BMHP). b) Obat generik ©) Obat umum/regular. d) Obat askes (DPHO) @) Perbekalan farmasi khusus (Perbekalan farmasi untuk kebutuhan katheterisasi jantung, bedah jantung, orthopaedi, bedah mulut, bedah plastik, bedah syaraf, bedah onkologi, mata, CAPD, HD, radiologi intervensi). ) Obat hibah/droping b. Perencanaan perbekalan farmasi dengan menggunakan dana APBN dilakukan untuk kebutuhan selama 1 tahun. ©. Perencanaan perbekalan farmasi dengan menggunakan dana PNEP dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selama 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun tergantung fluktuasi penggunaan dan sifat perbekalan farmasi fast moving atau slow moving. d. Perencanaan kebutuhan menggunakan metode konsumsi berdasarkan pemakaian sebelumnya dan berdasarkan permintaan secara tertulis dari user. . Untuk perbekalan farmasi yang jumiah kebutuhannya sedikit dan fluktuatif dibuat perencanaan untuk kebutuhan 1 bulan. 3. Pengadaan. a. Proses pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan usulan perencanaan dari Instalasi Farmasi. b. Realisasi pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Instalasi Farmasi berdasarkan SPK disesuaikan dengan kebutuhan Instalasi Farmasi berdasarkan surat pesanan dari kepala Instalasi Farmasi c. Pengadaan dengan sistem kontrak harga satuan. a) Dilaksanakan untuk perbekalan farmasi keperluan katheterisasi jantung, Bedah Jantung, Bedah Mulut, Bedah Plastik, Bedah Syaraf, Bedah Onkologi, Orthopaedi, Mata, Radiologi intervensi dan CAPD. b) Distributor menitipkan perbekalan farmasi yang diperlukan sesuai dengan yang ada dalam kontrak harga satuan yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Rumah Sakit dan perbekalan farmasi menjadi pembelian rumah sakit apabila sudah digunakan oleh pasien. ©) Penerimaan berdasarkan perbekalan farmasi yang digunakan. d. Pengadaan Perbekalan Farmasi Segera (Cito). a) Dilaksanakan apabila perbekalan farmasi terjadi keterlambatan proses Pengadaan rutin, terjadi peningkatan pemakaian, atau ada permintaan perbekalan farmasi dari user di luar perencanaan untuk kebutuhan mendesak atau pada saat terjadi bencana. b) Pengadaan Perbekalan Farmasi Segera (Cito) dengan nilai kurang dari 60 juta rupiah dilaksanakan dengan persetujuan Pejabat Pengadaan yang ditunjuk oleh Direktur Utama. ©) Pengadaan Perbekalan Farmasi Segera (Cito) dengan nilai kurang dari 5 juta rupiah dilakukan pengadaan langsung ke distributor oleh Instalasi Farmasi dengan menggunakan dana UYHD. d) Pengadaan obat baru yang masuk Formularium Rumah Sakit dan alat medis baru yang telah dilakukan uji coba serta disetujui oleh Direktur Utama untuk digunakan di rumah sakit dilakukan dengan cara distributor menitipkan obat tersebut setelah melalui proses persetujuan oleh Kepala Instalasi Farmasi, dan menjadi pembelian rumah sakit apabila sudah digunakan oleh pasien . Pengadaan dengan cara produksi/pembuatan. Untuk perbekalan farmasi yang sulit didapat, diperlukan dalam jumlah/volume yang khusus, dan perbekalan farmasi dengan formula khusus. {. Pengadaan Perbekalan Farmasi sumbangan/droping/hibah. a) Pengadaan Perbekalan Farmasi sumbangan/droping/hibah__merupakan kegiatan untuk merealisasi kebutuhan yang telah direncanakan, melalui hibah / droping dari Kemenkes, Dinkes maupun dari pihak lain b) Pengadaan perbekalan farmasi droping dari Kementrian Kesehatan / Dinas Kesehatan untuk obat antituberculose program DOTs, obat-obat HIV / AIDS dan obat metadon. ©) Pengadaan obat-obat khusus yang bersifat emergency dan yang hanya tersedia di Dinas Kesehatan. d) Perbekalan Farmasi sumbangan/hibah apabila ada kejadian luar biasa. 4, Produksi. @. Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit, dan dimungkinkan untuk efisiensi dana, b. Dilaksanakan terhadap perbekalan farmasi yang sulit didapatkan atau tidak tersedia di pasaran. ©. Pengemasan kembali dilakukan apabila perbekalan farmasi diperlukan dalam jumlah / volume yang khusus atau diperlukan konsentrasi tertentu d, Pembuatan sediaan farmasi dengan formula khusus. Sediaan farmasi untuk penelitian 2 ze Sediaan Nutrisi Parenteral. Rekonstitusi sediaan obat kanker Pencampuran sediaan obat steril Sediaan farmasi yang harus dibuat baru Pembuatan alkohol gliserin dilakukan secara profesional dan berdasarkan peraturan yang beriaku. . Penerimaan. Penerimaan perbekalan farmasi meliputi perbekalan farmasi yang diadakan melalui Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULPBJ1), pengadaan langsung Instalasi Farmasi, bantuan, hibah, sumbangan/droping. Penerimaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan ketentuan rumah sakit. Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh anggota Unit Layanan Penerima Barang dan Jasa (ULPBJ2) dan dibuat berita acara penerimaan barang dan jasa. Penerimaan perbekalan farmasi dengan berpedoman pada a) Perbekalan farmasi yang diterima sesuai dengan surat pesanan pengiriman barang yang dibuat oleh kepala Instalasi Farmasi berdasarkan SPK. ») Perbekalan farmasi yang diterima harus harus diperiksa dan sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah ditetapkan, Penyimpanan. Dilaksanakan dengan maksud untuk memelihara mutu, menjaga kelangsungan Penyediaan barang, memudahkan pengawasan, menjaga keamanan barang dan memudahkan pencarian, Penyimpanan dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya Penyimpanan dilakukan sesuai sesuai persyaratan penyimpanan 1) berdasarkan suhu = suhu kamar : pada ruangan berventilasi = suhu < 25°C : ruang ber-AC > suhu 2-8°C : lemari pendingin 2) jenis khusus - obat narkotika dan psikotropika - bahan berbahaya ~ film/radiologi ~ obat sitostatika + obat high alert = Obat dengan konsentrasi tinggi Obat-obat disimpan dalam kondisi yang sesuai bagi stabilitas produk, Obat Narkotika dan psikotropika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus yang terkunci Bahan-bahan mudah terbakar harus disimpan dalam ruangan khusus terpisah dari gudang induk Perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperature, udara, cahaya dan kontaminasi bakteri disimpan pada tempat yang sesuai. Obat-obat yang bersifat "High Alert’ dan obat-obat dengan konsentrasi tinggi harus disimpan secara terpisah dari obat-obat lain dan diberi label khusus “High Alert" Obat-obat konsentrasi tinggi disimpan di Instalasi Farmasi dan tempat-tempat (ruangan) khusus seperti di pelayanan intensif secara terpisah dari obat dan barang lain dengan diberi label obat “High Alert” Produk nutrisi disimpan pada suhu sesuai dengan kestabilan dari Komponen komponennya Sediaan nutrisi parenteral yang diproduksi oleh bagian Produksi Instalasi Farmasi disimpan pada suhu 2-8 °C, dan stabil selama 2 x 24 jam, Obat-obat hibah, sumbanganidroping disimpan tersendiri, dan pengelolaannya dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi 7. Pendistribusian. b. Kebutuhan perbekalan farmasi untuk pelayanan farmasi disediakan melalui gudang farmasi Distribusi perbekalan farmasi dari Gudang Farmasi ke satelit-satelit farmasi berdasarkan permintaan untuk kebutuhan minimal 2 hari dan maksimal 6 hari Distribusi perbekalan farmasi untuk kebutuhan floor stock berdasarkan permintaan dari unitipoli/bangsal untuk kebutuhan 1 bulan dengan melampirkan taporan pemakaian bulan sebelumnya dan mencantumkan sisa stok. Perbekalan farmasi floor stock di bangsal/poliinstalasi sesuai kebutuhan dengan memperhatikan sisa stock yang ada di masing-masing unit kerja. Setiap permintaan perbekalan farmasi menggunakan formulir permintaan dan pernakaian. Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap dilaksanakan dengan system Floor Stock, One Daily Dose Dispensing (ODDD) dan sistem Unit Dose Dispensing ( UDD ) sampai kepada pengguna barang Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien di ICU, ICCU, PICU dan NICU menggunakan system floor stock terkendali, dengan adanya monitor setiap hari oleh petugas farmasi Distribusi perbekalan farmasi di kamar operasi GBST dengan system individual prescription yang telah disiapkan dalam paket operasi dan dapat dilakukan permintaan tambahan pada saat dilakukan operasi sesuai dengan perbekalan farmasi yang dibutuhkan. Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dilaksanakan dengan sistem individual prescription. Distribusi perbekalan farmasi di Satelit Farmasi IGD dilakukan dengan sistem UDD untuk pasien di kamar periksa, ODDD untuk pasien rawat inap di IMC dan individual prescription untuk rawat jalan. Untuk pasien OK IGD menggunakan sistem individual prescription dan apabila ada tambahan permintaan perbekalan farmasi menggunakan persediaan dalam kit untuk bedah dan kit anastesi. Distribusi perbekalan farmasi di luar jam kerja untuk pasien di bangsal perawatan menggunakan persediaan obat emergency, dan apabila tidak tersedia dimintakan di Satelit Farmasi IGD yang melayani selama 24 jam. Satelit farmasi dapat meminta perbekalan farmasi ke satelit farmasi lain yang mempunyai stok untuk mempercepat pelayanan dan mengurangi stok berlebih di satelit farmasi. Pengelolaan perbekalan farmasi di satelit dilakukan secara efisien dan efektif. 8, Pemantauan dan evaluasi pengelolaan perbekalan farmasi a. b, ©. 2 Pemantauan persediaan dilakukan baik di gudang farmasi maupun di setiap satelit farmasi agar tidak terjadi perbekalan farmasi stagnan dan kadaluarsa. Pemantauan dan pelaporan perbekalan farmasi stagnan dilakukan setiap 3 bulan. Stock opnam dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui nilai persediaan dan evaluasi persediaan perbekalan farmasi. Evaluasi pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan minimal 6 (enam) bulan sekali. Evaluasi dilakukan terhadap perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan, dan disribusi MAD SYAFAK HANUNG, Sp.AQ oy sfdo1986101002 oo Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor tanggal tentang : 13 .06/1V/13507/2012 2 Oktober 2012 Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2. _KEBIJAKAN PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI Pendistribusian perbekalan farmasi merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis di RSUP Dr. Sardjito. Tujuan : Menunjang pelayanan rumah sakit dalam pelayanan Perbekalan Farmasi yang optimal bagi pasien rumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, Ml, Kebijakan : A. Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan, 1. Pasien Rawat Jalan Umum dan Kerja Sama > Permintaan obat menggunakan resep berkop RSUP Dr. Sardjito, untuk pasien Kerja Sama dilampiri dengan surat Jaminan dari Perusahaan dan atau foto copy Kartu Pegawai Perusahaan, resep dicap “Tanggungan Perusahaan’ oleh petugas di loket "Kerja Sama’ > Resep dilayani oleh Satelit Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUP Dr. Sardjito, pada saat diluar jam kerja dilayani Satelit Farmasi IGD. > Macam obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit, > Resep dari Radiologi, Poli Tulip, INSKA dan resep dari poli DV dan poli Estetik dapat dilayani oleh Satelit Farmasi di unit terkait 2. Pasien Askes Rawat Jalan > Permintaan obat menggunakan resep askes rawat jalan disertai dengan surat jaminan rawat jalan dari PT. Askes. > Peresepan obat untuk pasien non khronis (Akut) untuk kebutuhan 3-5 hari, kecuall ibu hamil untuk kebutuhan 30 hari > Peresepan obat pasien khronis untuk kebutuhan maksimal 30 hari > Macam obat : sesuai dengan DPHO. >» Resep obat-obat dengan retriksi terlebih dahulu dilegalisasi oleh petugas PT. Askes » Resep obat sitostatika dilengkapi dengan protokol terapi dari dokter yang merawat diketahui oleh tim dokter onkologi/konsultan, kecuali obat Goserelin asetat dan Leuprorelin asetat untuk terapi endometriosis dapat diresepkan dan disetujui oleh dokter ahli Obstetri dan Ginekologi, » Resep obat askes dilayani di Satelit Farmasi Rawat Jalan, untuk obat sitostatika obat dilayani di Satelit Farmasi Tulip berdasarkan permintaan dari Satelit Farmasi Rawat Jalan untuk dilakukan pencampuran dan disiapkan sebelum dilakukan pemberian kemoterapi, Pasien Rawat Jalan untuk masyarakat miskin (maskin) dengan jaminan Jamkesmas / Jaminan Thalassemia. > Permintaan obat dengan menggunakan resep maskin rawat jalan. > Resep dilampiri Surat Keabsahan Peserta Jamkesmas rawat jalan dari PT. Askes. > Resep dilayani oleh Satelit Farmasi Rawat Jalan > Pemberian obat mengacu pada Formularium Jamkesmas, untuk obat life saving diluar Formularium Jamkesmas, obat mahal/obat khusus dan obat injeksilinfus harus ada persetujuan dari Tim Pengendali Jamkesmas Rumah Sakit. Jumiah obat sesuai dengan dosis, obat simptomatis diberikan untuk pemakaian selama 3-5 hari atau sesuai indikasi medis, untuk pasien Khronis diberikan untuk pemakaian selama 2 (dua) minggu s/d 1 (satu) bulan, atau sesuai dengan protokol terapi dari dokter. Untuk obat-obat Thalasemia diberikan sesuai dengan paket mengacu pada ketentuan yang berlaku. 4. Pasien Rawat Jalan untuk masyarakat miskin dengan jaminan Jamkesos / Jamkesda. > > > Permintaan obat dengan menggunakan resep maskin rawat jalan. Resep dilampiri Surat Jaminan dari Jamkesos / Jamkesda dan atau foto copy Kartu Anggota Jamkesos / Jamkesda Resep dilayani oleh Satelit Farmasi Rawat Jalan. Pemberian obat mengacu pada Formularium Jamkesmas, untuk obat life saving diluar Formularium Jamkesmas dan untuk obat mahal harus ada persetujuan dari Bapel Jamkesos/Jamkesda. Jumlah obat sesuai dengan resep dokter, untuk pasien khronis diberikan untuk pemakaian selama 2 (dua) minggu s/d 1 (satu) bulan, atau sesuai dengan protocol terapi dari dokter. 5. Pasien Rawat Jalan Pegawai Rumah Sakit/keluarga. > > > Untuk PNS menggunakan Kartu Askes, Untuk pegawai perikatan menggunakan jaminan Jamsostek Resep dilayani oleh Satelit Farmasi Rawat Jalan. Macam obat : Obat Generik dan mengacu pada DPHO kecuali sediaan injeksi 6. Pasien CAPD Jamkesmas rawat jalan > Permintaan cairan dialisat dan minicap dilakukan dengan menggunakan resep maskin rawat jalan dilampiri dengan Surat Keabsahan Peserta Jamkesmas rawat jalan. Resep dilayani di Satelit Farmasi Rawat Jalan dan harus ada persetujuan dari Tim Pengendali Jamkesmas rumah sakit. B. Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Inap. 1, Pasien Rawat Inap Umum > Permintaan Perbekalan Farmasi menggunakan kartu Obat dengan ‘mencantumkan minimal dua kriteria identitas pasien (Nama, Tanggal Lahir atau Nomor Rekam Medis) Perbekalan Farmasi disediakan dan dilayani oleh Instalasi Farmasi melalui Satelit Farmasi Macam obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit. Jumlah obat sesuai dengan permintaan untuk kebutuhan satu hari, kecuali untuk hari libur obat diberikan sesuai kebutuhan. Biaya perbekalan farmasi ditagihkan pada saat pasien pulang di Kassa Perincian, 2. Pasien rawat Inap Kerja Sama, > Permintaan Perbekalan Farmasi menggunakan kartu obat dengan mencantumkan minimal dua kriteria indentitas pasien dan di cap Tanggungan Perusahaan di loket Kerja Sama. Perbekalan Farmasi disediakan dan dilayani oleh Instalasi Farmasi melalui Satelit Farmasi. Macam dan jumlah obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit, untuk Pemakaian satu hari, kecuali untuk hari libur diberikan sesuai kebutuhan. Biaya obat ditagihkan ke Perusahaan / Instansi melalui Rumah Sakit. 3. Pasien Askes Rawat Inap. >» Permintaan Perbekalan Farmasi menggunakan kartu obat dengan Mencantumkan minimal dua kriteria identitas pasien > AMHP dan BMHP disediakan dan dilayani oleh Instalasi Farmasi. > Untuk pelayanan suplemen sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI yang berlaku pada tahun tersebut antara lain bagi Peserta PT Askes (Persero) mengenai pelayanan suplemen, biaya ditagihkan ke pasien dan akan diganti Oleh PT. Askes, kecuali untuk IOL sudah termasuk dalam paket tindakan sesuai dengan tarif yang dijamin PT Askes. > Obat 1. Permintaan obat dengan menggunakan Kartu Obat untuk pemakaian satu hari (One Daily Dose DispensinglODDD). 2. Obat dilayani dan disiapkan di Satelit Farmasi. Macam dan jumlah obat sesuai dengan DPHO. 4. Untuk obat khusus dan obat sitostatika dilayani di Depo Farmasi dan harus ada persetujuan dari petugas PT. Askes sebelum dilakukan pelayanan. 5. Jumlah obat sesuai dengan permintaan untuk pemakaian satu hari, kecuali Untuk hari libur diberikan sesuai kebutuhan. 4. Pasien rawat inap bagi masyarakat miskin (maskin) dengan jaminan Jamkesmas/Jampersal » Pelayanan obat bagi pasien Jamkesmas merupakan bagian dari pelayanan kesehatan rumah sakit yang harus dilaksanakan secara efektif dan efisien > Permintaan Perbekalan Farmasi menggunakan Kartu Obat dengan mencantumkan minimal dua kriteria identitas pasien. > Perbekalan Farmasi disediakan dan dilayani di Satelit Farmasi > Macam obat: mengacu pada Formularium Jamkesmas. > Jumlah obat sesuai permintaan untuk pemakaian satu hari, kecuali untuk hari libur diberikan sesuai kebutuhan. > Permintaan obat sitostatika, albumin, streptokinase menggunakan resep dan dilampiri dengan protokol pengobatan dan/atau keterangan medis yang diketahui oleh dokter ahli memperoleh persetujuan dari Bidang Pelayanan Medik dan Sub Bagian Mobilisasi Dana > Penggunaan obat khusus dan obat life saving sesuai indikasi medis diluar Formularium Jamkesmas harus ada persetujuan dari Tim Pengendali Jamkesmas RSUP Dr. Sardjito > Permintaan AMHP khusus sesuai dengan surat edaran dari Dir Jend Yan Med Dep Kes RI yang beriaku pada tahun tersebut, antara lain JP.01.01/1/3392/2009 tentang Pelaksanaan Jamkesmas 2009, sebelum dilakukan tindakan harus ada Persetujuan dari Tim Pengendali Jamkesmas RSUP. Dr. Sardjito > Biaya perbekalan farmasi ditagihkan ke Kementerian Kesehatan oleh Rumah Sakit dengan sistem INA-CBG, kecuali obat khusus dan AMHP khusus dapat ditagihkan tersendiri 5. Pasien rawat inap bagi masyarakat miskin (maskin) dengan jaminan Bapel Jamkesos / Jamkesda > Permintaan Perbekalan Farmasi menggunakan kartu obat dengan mencantumkan minimal dua kriteria identitas pasien > Perbekalan Farmasi disediakan dan dilayani di Satelit Farmasi > Macam obat : Generik dan mengacu pada Formularium Jamkesmas. » Penggunaan obat khusus dan obat life saving dan sesual indikasi medis diluar Formularium Jamkesmas harus ada jaminan dari Bapel Jamkesos harus atau Jamkesda setempat. Jumlah obat sesuai permintaan untuk pemakaian 1 (satu) hari, kecuali untuk hari ibur diberikan sesuai kebutuhan. > Biaya obat ditagihkan ke Bapel Jamkesos / Jamkesda oleh Rumah Sakit v 6. Pasien Rawat Inap Pegawai Rumah Sakit / Keluarga > Untuk PNS menggunakan Kartu Peserta Askes. > Untuk Pegawai perikatan rumah sakit menggunakan jaminan Jamsostek. > Permintaan Perbekalan Farmasi menggunakan Kartu Obat, untuk kebutuhan satu hari, kecuali hari libur diberikan sesuai kebutuhan > Perbekalan Farmasi disediakan dan dilayani di Satelit Farmasi > Macam Obat: mengacu pada DPHO dan Formularium Rumah Sakit 7. Pelayanan pasien rawat inap pada saat diluar jam kerja atau hari libur. > Perbekalan farmasi yang dibutuhkan dimintakan ke satelit farmasi sebelum hari libur sesuai dengan kebutuhan. > Perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada saat diluar jam kerja dan belum dimintakan ke Satelit Farmasi diambilkan dari persediaan emergency di bangsal, dan dimintakan ke satelit farmasi pada hari berikutnya. > Apabila Perbekalan Farmasi diperlukan segera atau “cito” pada saat di luar jam kerja atau hari libur dan tidak ada pada persediaan obat emergency di bangsal, bisa dimintakan ke Satelit Farmasi IGD untuk satu kali pemakaian dan atau sesuai dosis untuk pemakaian sampai dengan Satelit Farmasi buka kembali C, Pendistribusian Perbekalan Farmasi di Kamar Operasi di GBST 1. Pelayanan Perbekalan Farmasi disesuaikan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan. 2. Perbekalan farmasi disediakan dan dilayani oleh Instalasi Farmasi melalui Satelit Farmasi 3. Macam dan jumlah obat disesuaikan dengan paket standart yang telah disepakati dengan SMF bedah dan anastesi 4, Perbekalan farmasi diluar paket standar yang dibutuhkan selama pasien operasi dibuat permintaan tambahan ke satelit farmasi 5. Setelah operasi selesai dibuat perincian perbekalan farmasi yang digunakan dan sisa perbekalan farmasi dikembalikan ke satelit farmasi. 6. Perbekalan farmasi untuk pasien askes sudah termasuk dalam paket tindakan operasi D. Pendistribusian Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi |GD 1, Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien kamar periksa diberikan sesuai dengan permintaan untuk satu kali pemakaian. 2. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap di IMC dimintakan ke satelit farmasi menggunakan kartu obat untuk kebutuhan satu hari (ODDD). 3. Perbekalan farmasi untuk pasien operasi dimintakan ke satelit farmasi sesuai dengan paket tindakan operasi yang akan dilakukan sebelum pasien dilakukan operasi 4, Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien di bangsal rawat inap pada saat di luar jam kerja dengan menggunakan kartu obat untuk kebutuhan satu kali pemakaian dan atau sesuai dengan dosis sampai Satelit Farmasi yang terkait buka kembali E. Pendistribusian Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi Radiologi/Katheterisasi Jantung. 1. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien yang akan dilakukan tindakan rontgen di Instalasi Radiologi disediakan dan dilayani di Satelit Farmasi Radiologi 2. Kebutuhan perbekalan farmasi untuk tindakan brachiterapi dan tindakan arteriografi (TAC!) disiapkan oleh petugas farmasi di Satelit Radiologi. 3. Pemakaian perbekalan farmasi untuk katheterisasi jantung menggunakan form pemakaian dan diserahkan ke Satelit Farmasi 4, Pemakaian perbekalan farmasi katheterisasi jantung harus dilaporkan dan menjadi Penerimaan rumah sakit setelah barang digunakan oleh pasien F. Pendistribusian obat droping dan obat bantuan. 1. Pelayanan obat antituberculose (OAT) dengan program DOTs dilayani di Satelit Farmasi Rawat Jalan dengan menggunakan sistem paket untuk pemakaian selama 6 bulan, dan pasien tidak dibebani biaya. Obat diberikan ke pojok DOTs dalam satu Paket, dan diberikan kepada pasien untuk kebutuhan selama 1 sampai 2 minggu. 2. Pelayanan obat HIV AIDS dilayani di Satelit Farmasi Rawat Jalan, obat diberikan untuk pemakaian selama satu bulan 3. Pelayanan obat metadone untuk pasien pada klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dilayani oleh petugas di Satelit Farmasi IGD, dengan memberikan kepada petugas klinik PTRM untuk kebutuhan 1 hari. G. Pendistribusian Obat Sitostatika dan Total Parenteral Nutrisi (TPN) 1. Pelayanan pencampuran obat sitostatika dan TPN disentralkan di Instalasi Farmasi dengan menggunakan formulir permintaan khusus 2. Pencampuran secara aseptis dilakukan di Produksi Farmasi, dilakukan dalam fuangan khusus dan menggunakan Biological Safety Cabinet dan Hepa Filter, disiapkan dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien. 3. Penanganan sitostatika harus memperhatikan keamanan bagi petugas dari efek toksik dan kontaminasi dengan menggunakan alat pelindung diri, juga harus diperhatikan pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan. H, Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Persediaan di Unit/Poli/Bangsal. 1, Pendistribusian perbekalan farmasi dengan system floorstock (persediaan di tuangan) merupakan tanggung jawab perawat ruangan. 2. Setiap unit/poli/bangsal harus mempunyai penanggung jawab perbekalan farmasi Persediaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan satu bulan. 4, Permintaan perbekalan farmasi dari unit/poli/bangsal ke gudang farmasi dilakukan setiap bulan sekali dengan menggunakan form permintaan dan melampirkan laporan penggunaan dan sisa stock. Evaluasi dan monitoring pendistribusian perbekalan farmasi 1. Monitoring pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan di setiap satelit farmasi dan segera dilakukan koordinasi dengan penanggung jawab pelayanan apabila ada permasalahan 2. Evaluasi dilakukan dilakukan tindak lanjut imal 6 (nam) bulan sekali dan hasil evaluasi dilaporkan dan % F. Pendistribusian obat droping dan obat bantuan. 1. Pelayanan obat antituberculose (OAT) dengan program DOTs dilayani di Satelit Farmasi Rawat Jalan dengan menggunakan sistem paket untuk pemakaian selama 8 bulan, dan pasien tidak dibebani biaya. Obat diberikan ke pojok DOTs dalam satu paket, dan diberikan kepada pasien untuk kebutuhan selama 1 sampai 2 minggu. 2. Pelayanan obat HIV AIDS dilayani di Satelit Farmasi Rawat Jalan, obat diberikan untuk pemakaian selama satu bulan 3. Pelayanan obat metadone untuk Pasien pada Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dilayani oleh petugas di Satelit Farmasi IGD, dengan memberikan kepada petugas Klinik PTRM untuk kebutuhan 1 hari G. Pendistribusian Obat Sitostatika dan Total Parenteral Nutrisi (TPN) 1. Pelayanan pencampuran obat sitostatika dan TPN disentralkan di Instalasi Farmasi dengan menggunakan formulir permintaan khusus 2. Pencampuran secara aseptis dilakukan di Produksi Farmasi, dilakukan dalam Tuangan khusus dan menggunakan Biological Safety Cabinet dan Hepa Filter, disiapkan dalam kemasan siap pakal sesuai kebutuhan pasien 3. Penanganan sitostatika harus memperhatikan keamanan bagi petugas dari efek toksik dan kontaminasi dengan menggunakan alat pelindung diri, juga harus diperhatikan pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan. H. Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Persediaan di Unit/Poli/Bangsal. 1. Pendistribusian perbekalan farmasi dengan system floorstock (persediaan di Tuangan) merupakan tanggung jawab perawat ruangan. 2. Setiap unit/polifeangsal harus mempunyai penanggung jawab perbekalan farmasi Persediaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan satu bulan. 4, Permintaan perbekalan farmasi dari unit/poli/bangsal ke gudang farmasi dilakukan setiap bulan sekali dengan menggunakan form permintaan dan melampirkan laporan penggunaan dan sisa stock. Evaluasi dan monitoring pendistribusian perbekalan farmasi. 1, Monitoring pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan di setiap satelit farmasi dan segera dilakukan koordinasi dengan penanggung jawab pelayanan apabila ada permasalahan, 2. Evaluasi dilakukan minimal 6 (enam) bulan sekali dan hasil evaluasi dil dilakukan tindak lanjut. IMAD SYAFAK HANUNG, Sp.A }091986101002 Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor HK. 03.06/1V/13507/2012 tanggal 12 Okteber 2012 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 3. KEBIJAKAN PENGELOLAAN RESEP/ KARTU OBAT |. Pengertian : 1. Resep/kartu obat adalah permintaan tertulis permintaan tertulis dari dokter, dokter gi kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. 2. Pengelolaan resep/kartu obat adalah pengelolaan dokumen pelayanan farmasi yang memuat permintaan perbekalan farmasi dan bersifat rahasia. N. Tujuan : 1. Setiap dokumen pelayanan resep dapat dicari kembali selama waktu 3 tahun 2. Menghemat ruangan dan gudang tempat penyimpanan. 3. Menghindari penyalahgunaan yang membahayakan masyarakat, Ml, Kebijakan : 1, Semua resep / Kartu Obat disimpan sebagai arsip di instalasi Farmasi 2. Penyimpanan resep di setiap Satelit Farmasi minimal 1 tahun, dan resep mudah dicari kembali apabila diperlukan. 3. Resep obat narkotika dan psikotropika disimpan tersendiri Arsip resep / Kartu Obat dapat dimusnahkan setelah disimpan minimal 3 (tiga) tahun. 5. Resep yang akan dimusnahkan dikumpulkan dan dibuat laporan untuk diusulkan pemusnahannya kepada tim Penghapusan Medis Rumah Sakit 6. Dibuat berita acara pemusnahan resep sesuai dengan ketentuan = Lampiran Surat Keputusan tur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor HK. 03.06/1V/13507/2012 tanggal 2 Okteber 2012 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardiito Yogyakarta 4. KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI YANG RUSAK / KADALUARSA SERTA PEMUSNAHANNYA |. Pengertian : 1. Perbekalan farmasi yang rusak adalah perbekalan farmasi yang tidak sesuai dengan standart sebelum saat kadaluarsa. 2. Perbekalan farmasi kadaluarsa adalah perbekalan farmasi yang telah melampaui batas waktu pemakaian yang ditetapkan oleh produsen. M. Tujuan : 1. Untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai standar yang berlaku. 2, Menghemat ruangan dan gudang tempat penyimpanan 3, Mengurangi resiko terjadi penggunaan obat yang sub standar Ml, Kebijakan : 1. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak di satelit-satelit farmasi atau di unit-unit pelayanan lain dikembalikan ke gudang farmasi dengan menggunakan serah terima barang yang mencantumkan nama perbekalan farmasi, jumlah dan tanggal kadaluarsa. 2. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak disimpan tersendiri dan diberi label obat kadaluarsa, 3. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa / rusak dilaporkan kepada Direktur Umum dan Operasional dan dikirim ke tim Penghapusan Barang Medis Rumah Sakit untuk dilakukan proses penghapusan. 4. Penghapusan perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak dilakukan oleh tim Penghapusan Medis Rumah Sakit, disaksikan oleh petugas Balai Besar POM. 5. Dibuat berita acara pemusnahan perbekalan farmasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. HL 986101002 Ai D SYAFAK HANUNG, Sp.A\ “f Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor 2 MK.@3.06/1V/13507/2012 tanggal 12 Okteber 2012 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP_ Dr. Sardjito Yogyakarta 5. KEBIJAKAN PENCATATAN, PELAPORAN, DAN PENGARSIPAN 1. Pengertian : 1. Pencatatan merupakan suatu kegiatan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di Instalasi Farmasi. 2. Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan 3. Pengarsipan adalah penyimpanan dokumen catatan dan laporan kegiatan pengelolaan dan pelayanan perbekalan farmasi MW. Tujuan : 1, Mempermudah untuk mengadakan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut 2. Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi 3. Tersedianya informasi yang akurat. 4. Tersedianya data yang lengkap untuk membuat perencanaan IL. Kebijakan : 1. Pencatatan : a. Semua kegiatan Instalasi Farmasi harus dicatat dan atau diinput ke sistem billing komputer meliputi > Perencanaan perbekalan farmasi > Penerimaan perbekalan farmasi. > Penyimpanan perbekalan farmasi > Produksi farmasi dan atau pengemasan kembali > Pencampuran obat sitostatika dan Total Parenteral Nutrisi. > Distribusi dan penyerahan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. > Pelayanan informasi Obat. > Pengkajian penggunaan obat. b. Data-data yang harus dicatat meliputi > Jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang tersedia dan digunakan. > Jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang direncanakan dan diadakan diluar prosedur rutin > Jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang diterima, yang tidak sesuai spesifikasinya > Jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang rusak/kadaluarsa, > Kesalahan dalam penyerahan/pemberian perbekalan farmasi. > Jumlah dan jenis kejadian nyaris cedera (nearmiss). > Keluhan Staf Medis Fungsional. > Jumlah dan jenis informasi dan edukasi yang diberikan, > Jumlah pasien yang dilayani dan macam obat serta biaya > Jenis dan jumlah sediaan obat yang diproduksi > Jenis dan jumlah perbekalan farmasi hasil stock opnam ©. Obat narkotika dan psikotropika harus dikelola dan dilaporkan secara efektif dan benar sesuai dengan ketentuan. > Data jenis dan jumiah obat narkotika/psikotropika serta penggunaannya harus dicatat dengan benar. » Data penggunaan narkotika/psikotropika dicatat di setiap Satelit Farmasi, eo plg eleatat jumian dan jenis serta penggunaannya. e. Data pelayanan farmasi klinik harus dicatat > Jumlah pasien dan indikasi konseling, > Efek samping obat dan interaksi obat > Jumlah penanganan obat sitostatika, > Jumlah penyiapan Total Parenteral Nutrisi. > Macam penyakit dan pengobatannya. > Penggunaan obat tertentu. {, Semua surat masuk dan surat keluar harus dicatat dan diberi nomor agenda, 2. Pelaporan a. Kepala Instalasi Farmasi melaporkan kegiatan Instalasi Farmasi kepada Direktur Medik dan Keperawatan RSUP. Dr. Sardiito setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, meliputi » Laporan Stok, merupakan laporan mutasi barang terdiri dari jumlah stok awal, pemasukan , pengeluaran dan stok akhir. > Laporan kegiatan produksi, merupakan laporan pembuatan dan atau Pengemasan kembali yang terdiri dari nama barang produksi, jumlah persediaan awal, jumlah produksi, jumlah pengeluaran dan jumiah persediaan akhir, > Laporan Evaluasi waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan. Laporan penulisan resep gener terdiri dari jumlah lembar resep, jumlah R / Generik, jumlah R / Non Generik, jumiah R / Alkes, jumlah R / Total untuk setiap pelayanan di Satelit Farmasi baik untuk resep rawat inap maupun rawat jalan. -) b. Kepala Instalasi Farmmasi membuat laporan kepada Direktur Medik dan Keperawatan setiap 3 bulan sekali sebagai berikut > Laporan Perbekalan Farmasi Stagnan yaitu perbekalan farmasi yang selama 3 bulan berturut-turut tidak ada pemakaian. ¢. Kepala Instalasi Farmasi melaporkan kepada Direktur Medik dan Keperawatan, dan selanjutnya rumah sakit mengirimkan laporan ke Dinas kesehatan atau Kemenkes Pusat, sebagai berikut > Laporan Narkotika terdiri dari nama persediaan, sisa awal, penerimaan, penggunaan dan stok akhir. Laporan dikirim ke Dinas Kesehatan kabupaten paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. > Laporan Psikotropika terdiri dari nama sediaan, sisa awal, pengeluaran, dan stok akhir. Laporan dikirim ke Dinas Kesehatan kabupaten paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, > Laporan stock dan penggunaan obat antiretroviral periode tanggal 26 s/d tanggal 25 bulan berikutnya.dikirim ke Kemenkes Pusat paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya > Laporan stock dan penggunaan obat metadon periode tanggal 26 sid tanggal 25 bulan berikutnya dikirim ke Kemenkes Pusat paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya > Laporan stock dan penggunaan obat antituberculose program DOT's setiap 6 bulan dan dikirim ke Dinas Kesehatan setiap 6 bulan sekali d. Kepala Instalasi Farmasi melaporkan hasil stok opnam kepada direksi dan unit terkait setiap 6 bulan sekall yaitu > Laporan persediaan berdasarkan hasil stock opname per 1 Juli paling lambat tgl 15 Juli > Laporan persediaan berdasarkan hasil stock opname per 1 Januari paling lambat tanggal 15 Januari > Laporan jumlah dan ienie chat vana kadalarea/rcak e. Kepala Instalasi Farmasi membuat laporan keuangan kepada Direktur Keuangan meliputi » Laporan UYHD, yaitu laporan Penggunaan dana UYHD dari rumah sakit untuk keperiuan pembelian obat “cito” dan biaya operasional Instalasi Farmasi. > Laporan pendapatan farmasi untuk perbekalan farmasi umum, askes, maupun jamkesmas. » Laporan klim obat askes. >» Laporan klim jamkesmas untuk obat khusus dan perbekalan farmasi khusus. Laporan klim CAPD jamkesmas. Laporan klim obat jamkesos, jamkesda maupun tagihan perusahaan, vv f. Setiap tahun kepala Instalasi Farmasi melaporkan kegiatan Instalasi Farmasi kepada Direktur Utama RSUP. Dr, Sardjito, meliputi > Laporan tahunan kegiatan Instalasi Farmasi, 3. Pengarsipan . Semua data dan arsip laporan dari Instalasi Farmasi disimpan oleh bagian administrasi dan logistik Instalasi Farmasi dalam file masing-masing b. Semua data transaksi pengelolaan perbekalan farmasi tersimpan dalam inventory system farmasi. . Surat-surat masuk dan surat-surat keluar diarsip dalam file masing-masing dengan diberi kode dan nomor agenda surat masuk / surat keluar. Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor K.03.06/1¥/13507/2012 tanggal : 2 Okteber 2012 tentang ‘ebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 6. KEBIJAKAN PENGAWASAN MUTU DAN PENGENDALIAN PERBEKALAN FARMASI |. Pengertian : 1. Pengawasan mutu perbekalan farmasi merupakan pengawasan kualitas perbekalan farmasi yang digunakan di rumah sakit 2. Pengendalian perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan / kekosongan bat di unit-unit pelayanan UW, Tujuan = 1. Tidak terjadi kekosongan / kekurangan atau penumpukan barang, 2, Untuk menyediakan perbekalan farmasi dengan mutu yang baik. 3. Tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan sesuai dengan kebutuhan, 4, Pengawasan mutu dilakukan untuk semua perbekalan farmasi pada saat perencanaan, Pengadaan, pembuatan/produksi, penyimpanan dan penyaluran perbekalan farmasi sesuai ketentuan yang berlaku, obat belum kadaluarsa, mudah didapat dan harga terjahgkau, serta menjamin ketersediaan perbekalan farmasi. 2, Kebersihan ruang penyimpanan maupun ruang produksi harus selalu dijaga dan pembersihan ruang dilakukan sesuai ketentuan secara profesional 3. Obat yang tersedia harus sesuai Formularium Rumah Sakit dan standart terapi yang berlaku. 4. Alat medis yang digunakan di rumah sakit harus sudah melalui uji coba dan telah direkomendasi oleh Direktur Medik dan Keperawatan. 5. Perbekalan farmasi harus selalu dimonitor masa kadaluarsanya baik di gudang farmasi maupun di satelit-satelit/unit-unit lain. 6. Perbekalan farmasi yang mendekati kadaluarsa / ED (£ 6 bulan) peru. mendapat perhatian khusus. 7. Perbekalan farmasi di satelit-satelit farmasi maupun di unit-unit pelayanan harus dikembalikan ke gudang farmasi 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa. 8. Perbekalan farmasi yang masih dalam kemasan utuh dapat dikembalikan/ditukar dengan perbekalan farmasi yang masa kadaluarsanya panjang kepada distributor sesuai dengan kesepakatan. 9. Perbekalan farmasi stagnan agar dievaluasi setiap 1 (satu) bulan, dan dilakukan tindak D SYAFAK HANUNG, Sp. A Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor K.03.06/1V/13507/2012 tanggal 2 Oktober 2012 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 7. KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN PERBEKALAN FARMASI SATU PINTU |. Pengertian : 1. Pengelolaan perbekalan farmasi satu pintu merupakan pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi dan bahan habis pakai di rumah sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi dengan sistem satu pintu. 2. Pelayanan perbekalan farmasi satu pintu merupakan pelayanan perbekalan farmasi di rumah sakit hanya oleh Instalasi Farmasi 4 Tujuan : Memudahkan monitoring dan pengendalian serta evaluasi penggunaan perbekalan farmasi di RSUP Dr. Sardjito. Mil. Kebijakan : 1. Permintaan perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap harus melalui Instalasi Farmasi. 2. Perbekalan farmasi yang telah disiapkan untuk pasien rawat inap diserahkan ke bangsal melalui Instalasi Farmasi. 3. Pelayanan perbekalan farmasi oleh pihak ketiga harus dibawah koordinasi Instalasi Farmasi. 4. Perbekalan farmasi yang disediakan oleh pihak ketiga untuk pasien rawat inap harus melalui Instalasi Farmasi. D SYAFAK HANUNG, Sp.A rf 1986101002 Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor BK.03.06/1V/13507/2012 tanggal 12 Geteber 2612 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjto Yogyakarta 8. KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KONTAMINASI BAHAN BERBAHAYA 1. Pengertian : Kontaminasi bahan berbahaya dapat terjadi karena terpercik, tersiram atau tertelan sehingga menyebabkan gangguan kesehatan atau cacat ML. Tujuan : 1. Agar tidak terjadi kecelakaan kerja karena kontaminasi bahan berbahaya. 2. Agar petugas dapat mengatasi dengan baik bila terjadi kontaminasi bahan berbahaya. Ul. Kebijakan : 1. Pencegahan dan penanggulangan kontaminasi bahan berbahaya dilakukan secara professional berdasarkan panduan bahan berbahaya Dep.Kes. RI 1985. 2. Pelatinan tentang bahan berbahaya harus diberikan secara kontinyu scouai pelatihan K3 rumah sakit, yang antara lain berupa materi tentang pencegahan dan penanggulangan kontaminasi bahan berbahaya. — gy on) ellen eal nomor ¥K.03.06/21/13507/2012 tanggal 2 October 2012 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 9, KEBIJAKAN PENERIMAAN RETUR PERBEKALAN FARMASI |. Pengertian : Retur perbekalan farmasi merupakan pengembalian perbekalan farmasi dari pasien dengan alasan tertentu dan perbekalan farmasi masih dalam kemasan asli M. Tujuan : 1. Agar pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang digunakan saja 2. Agar tidak terjadi penyalah gunaan obat. 3. Seluruh obat sisa dari pasien yang pulangimeninggal yang tidak diminta oleh keluarganya harus dikembalikan ke Instalasi Farmasi Ml Kebijakan 1. Perbekalan farmasi yang sudah dibeli dapat diretur apabila ‘a. Obat masih dalam kemasan asli b. Bisa menunjukkan kwitansi pembelian ( untuk pembelian tunai ). ¢. Ada surat keterangan dari dokter. d. Ada persetujuan dari Kepala Subbagian Mobilisasi Dana, untuk pembelian tunai, dan untuk pasien rawat inap yang sudah pulang @. Untuk obat-obat yang jarang penggunaannya, tidak bisa diretur. 2. Obat racikan, syrup, obat luar dan alat medis yang sudah dibuka kemacannye, tidal: bisa diretur. 3. Waktu pengembalian a. Pasien rawat jalan ( pembelian tunai ). i. Selama 24 jam dari waktu pembelian tidak dikenakan potongan. ii, Lebih dari 24 jam dan kurang dari 3 x 24 jam dari waktu pembelian, obat dikenakan potongan sebesar 5 % dari harga obat. il, Dalam waktu 3 s/d 7 x 24 jam dari waktu pembelian obat dikenakan potongan sebesar 10 %. iv. Lebih dari 7 x 24 jam, obat tidak bisa dikembalikan. b. Pasien rawat inap. i. Selama 24 jam dari waktu pengambilan, tidak dikenakan potongan ji, Lebin dari 24 jam dan kurang dari 3 x 24 jam dari waktu pengambilan, dikenakan potongan sebesar 5 % dari harga obat / alat medis. ili, Dalam waktu 3 s/d 7 x 24 jam dari waktu pembelian obat dikenakan potongan sebesar 10 %, iv. Lebih dari 3 x 24 jam tidak bisa dikembalikan. 4. Apabila ada retur harus ditulis pada Kartu Obat untuk pasien rawat inap, dan dibuat bukti faktur retur. 5. Pengambilan obat / alat medis di Satelit Farmasi IGD untuk keperluan “ cito ", pada saat di luar jam kerja tidak bisa diretur, kecuali dengan alasan tidak jadi dipakai karena Pasien meninggal Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor 5K.03.06/1V/13507/2012 tanggal ‘2 Okteber 2012 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 10. KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBAT EMERGENCY |. Pengertian : Obat emergency adalah obat yang dibutuhkan pasien dalam keadaan emergency dan bersifat life saving. N. Tujuan : Terpenuhinya kebutuhan obat life saving pada saat pasien dalam keadaan emergency untuk keselamatan pasien Il. Kebijakan : a. Obat emergency disediakan di setiap bangsal perawatan, dan jenis obat emergency disesuaikan dengan kegawat daruratan di masing-masing bangsal b. Persediaan obat emergency disimpan dalam kititroly emergency yang terkunci dan disegel bahwa obat yang disediakan lengkap dan dalam jumlah yang cukup. Kunci disimpan pada tempat yang aman dan menjadi tanggung jawab penanggung jawab persediaan obat emergency. c. Penggunakan obat emergency harus dicatat pada buku penggunaan obat emergency. d. Persediaan obat emergency harus segera dilengkapi kembali dengan meminta ke Satelit Farmasi yang bersangkutan menggunakan kartu obat. , Penanggung jawab persediaan obat emergency harus selalu memeriksa dan memonitor persediaan obat emergency,3 bulan sebelum kadaluarsa atau rusak segera dikembalikan dan dimintakan pengganti ke Gudang Farmasi. vw Lampiran Surat Keputusan Disrektur Utama RSUP Dr. Sardjito no 13 .06/1V/13507/2012 tanggal 1 2 October 201 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta KEBIJAKAN PENARIKAN DAN RETUR PERBEKALAN FARMASI KE DISTRIBUTOR 1. Pengertian : * Penarikan perbekalan farmasi adalah penarikan obat-obatan dan alat medis yang sudah diterima rumah sakit dan harus dikembalikan ke distributor dikarenakan obat/alat medis tidak memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi produk berdasarkan analisis dari pabrik/Badan POM, * Retur perbekalan farmasi adalah pengembalian obat-obatan dan alat medis yang sudah diterima rumah sakit karena obat/alat medis yang mendekati kadaluarsa atau rusak. W. Tujuan : a, Persediaan perbekalan farmasi dengan mutu yang baik untuk keselamatan pasien, b. Meminimaikan adanya perbekalan farmasi yang kadaluarsa . Efisiensi persediaan rumah sakit. Ill, Kebijakan : . Obat-obatan dan alat medis dapat ditarik dan dikembalikan kepada distributor karena adanya surat dari pabrik bahwa obat/alat medis tidak memenuhi svarat sesuai dengan spesifikasi produk. b. Obat-obatan dan alat medis dapat ditarik dan dikembalikan kepada distributor berdasarkan surat penarikan dari Badan POM bahwa obat/alat medis tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan Badan POM. ©. Obat-obat/alat_medis yang mendekati tanggal kadaluarsa dapat diretur atau dikembalikan kepada distributor sesuai dengan kesepakatan antara rumah sakit dengan distributor. d. Obat-obat/alat medis yang rusak karena bukan kelalaian pihak rumah sakit, dapat diretur atau dikembalikan kepada distributor. e. Penanggung jawab gudang farmasi menarik seluruh persediaan yang ada di unit-unit atau di satelit-satelit farmasi untuk diproses retur kepada distributor 4. Distributor harus mengganti produk yang ditarik atau diretur sesuai dengan jumlah dan jenisnya. g. Apabila produk sudah tidak diproduksi atau sudah tidak digunakan lagi di rumah sakit, maka distributor dapat mengganti dengan produk yang setara dan atau produk lain dan disetujui oleh pengguna maupun PFT (Panitia Farmasi Dan Terapi) dengan nominal rupiah yang setara Ft MMAD SYAFAK HANUNG, SpAn, 196010091986101002 hoo Lampiran Surat Keputusan Disrektur Utama RSUP Dr. Sardjito no 5,03, 06/1V/13307/2072 tanggal 2 Gctever 2012 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI SAMPEL DAN DONASI DARI PABRIK FARMASI 1. Pengertian : + Perbekalan farmasi sampel adalah obat/alat kesehatan yang digunakan sebagai ‘sampel dalam linis dan diberikan oleh pabrik farmasi ke rumah sakit. * Perbekalan farmasi donasi adalah obat-obat/ alat kesehatan yang dihibahkan atau diberikan ke rumah sakit oleh pabrik farmasi untuk pelayanan pasien di rumah sakit. Ml. Tujuan = ‘a. Agar semua penggunaan perbekalan farmasi terkendali dan dapat dipantau oleh Instalasi Farmasi. b. Perbekalan farmasi sampel/donasi harus sesuai mutu dan spesifikasinya sehingga aman digunakan untuk keselamatan pasien Wl. Kebijakan : a. Perbekalan farmasi yang digunakan sebagai sampel untuk uji coba harus diserahkan melalui Instalasi Farmasi setelah ada persetujuan dari Direktur Medik dan Keperawatan b. Perbekalan Farmasi untuk sampel disimpan terpisah dan didistribusikan ke bagian atau unit yang akan melakukan uji coba. ¢. Petbekalan farmasi donasi diterima di Gudang Farmasi setelah ada persetujuan Direktur Medik dan Keperawatan cq Kepala Instalasi Farmasi, dan dapat digunakan untuk kebutuhan pasien di rumah sakit. d. Obat-obat donasi harus masuk formularium rumah sakit dan diperlukan untuk kebutuhan pasien di rumah sakit Lampiran Surat Keputusan Disrektur Utama RSUP Dr. Sardjito no 2. 93.06/1¥/13507/2012 tanggal 2 Octever 2012 tentang : Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN 1. Pengertian : Obat yang dibawa oleh pasien merupakan obat yang dibawa pasien pada saat pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap. Tujuan : ‘Agar pemberian obat ke pasien bisa terpantau dan tidak terjadi duplikasi pemberian obat kepada pasien serta untuk keselamatan pasien. Kebijakan : 1 2. Obat-obatan yang dibawa oleh pasien harus diserahkan kepada tenaga medis (dokter/perawat) dengan menggunakan form serah terima obat pasien. Obat-obat tersebut harus diidentifikasi oleh farmasis apakah obat tersebut masih baik dan belum kadaluarsa, Dokter merekomendasikan apakah obat-obat tersebut bisa diberikan kepada pasien atau harus dihentikan pemberiannya Obat-obat yang masih bisa dilanjutkan pemberiannya disimpan tersendiri dan diberi label khusus serta pemberiannya dilakukan oleh perawat. Ley 7) > BAMIMAD SYAFAK HANUNG, Sp.A f L si terran Surat Spey SSE DNA WSa RENAE SUP Dr. Sardijito tanggal Getetes' 2612 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta KEBIJAKAN KONSUMSI OBAT-OBATAN PASIEN ATAS INISIATIF SENDIRI 1. Pengertian : Konsumsi obat-obatan pasien atas inisiatif sendiri merupakan konsumsi obat-obatan yang dilakukan oleh pasien rawat inap dengan inisiatif sendiri, bukan karena terapi obat dari dokter yang merawat. Tujuan : ‘Agar pemberian obat ke pasien bisa terpantau dan tidak terjadi duplikasi pemberian obat kepada pasien serta untuk keselamatan pasien Ml, Kebijakan : 1. Terapi obat-obatan untuk pasien rawat inap hanya diberikan atas permintaan dari dokter yang merawat. 2. Pasien tidak diperkenankan mengkonsumsi obat-obatan atas inisiati sendiri tanpa persetujuan dari dokter yang merawat. 3. Obat-obatan pasien atas inisiatif sendiri yang direkomendasi penggunaannya oleh dokter diserahkan kepada tenaga medis (dokter/perawat) sesuai ketentuan yang berlaku dan pemberiannya dilakukan oleh perawat. IMMAD SYAFAK HANUNG, Sp.Afy 910091986101002 Lampiran Surat Keputusan Disrektur Utama RSUP Dr. Sardjito Pn MK, 05,06/1¥/13507/2012 fangga! 2 Oteder 2012 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta KEBIJAKAN STOCK OPNAME PERBEKALAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI 1. Penge ‘Stock opname adalah menghitung jumlah barang yang ada secara real untuk seluruh Perbekalan farmasi baik di Gudang Farmasi maupun di Satelit-satelit Farmasi untuk ‘mengetahui nilai persediaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi W. Tujuan: a. Untuk mengetahui nilai persediaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi b. Untuk mengetahui kesesuaian antara stock perbekalan farmasi real dengan stock pada inventory system. ML. Kebijakan : 1. Stock opname dilakukan di setiap unit pelayanan Instalasi Farmasi yang menyimpan perbekalan farmasi 2. Stock opname dilakukan 2 kali setahun guna mengetahui stuck pel bekaran farINTasi per 1 Juli dan per 1 Januari. 3. Pelaksanaan stock opname tidak boleh mengganggu pelayanan farmasi, 4, Biaya yang timbul karena pelaksanaan stock opname di Instalasi Farmasi menjadi tanggungan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai