Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih,
ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air,
temperatur, oksigen, dan cahaya.
2. Ukuran benih
Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan
tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat
perkecambahan. Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip
terhadap kandungan protein pada benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka
kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh
terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
3. Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun
diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi
antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili
leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis,
dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk
berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab
(stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
4. Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat
tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol
dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi
(sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak
dapat dipandang sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih
dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
5. Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit pelindung benih
dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk
berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga
kali dari berat keringnya.
6. Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya
perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah temperatur terendah/tertinggi
saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur minimum atau di atas temperatur
maksimum akan terjadi kerusakan benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Tabel 2. Temperatur minimum, optimum dan maksimum untuk perkecambahan
beberapa jenis tanaman (Milfhorpe & Moorby dalam Sutopo, 1993.
Jenis tanaman Minimum (oC) Optimum (oC) Maksimum (oC)
Beras 11 32 38
Jagung 9 33 42
Gandum 4 25 32
Rye 2 25 35
Lucerne 1 30 38
7. Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan
berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat
bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi
(Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
8. Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis
tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat
menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak
normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Faktor Dalam
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan
penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002).
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen
(Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun
diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu
perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-
benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik
untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992,
Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik
dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan
yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan
jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi
tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo,
2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80
sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen
(Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media
yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya
benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana
presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo,
2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya
pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai
akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan
laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996).
Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen
oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika
oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang
masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai
kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo,
2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu
faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan yang terjadi pada perkecambah pepaya antar lain :
1. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen
berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya, Walaupun gen bukan
satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat
tertentu.
2. Suplai Air
Dalam proses perkecambahan, air berfungsi sebagai pelunak kulit biji, melarutkan cadangan
makanan, sarana transportasi makanan terlarut dan hormon ke titik tumbuh, serta bersama dengan
hormon mengatur elongasi dan pengembangan sel. Perkecambahan biji akan berlangsung secara
lambat bila media tumbuhnya tanah dalam keadaan kering. Oleh karenanya sebelum penanaman biji
di lapangan, keadaan tanah harus diupayakan agar dalam kondisi kapasitas lapangan (field capacity).
3. Keadaan tanah atau media
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman.
Kondisi kesuburan madia yang relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman.
Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu
optimumnya berkisar 22-370 C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300 C dan suhu maksimum
35-400 C. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
5. Sinar
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sinar matahari mendorong perkecambahan
pada beberapa jenis biji tertentu, namun sebaliknya untuk beberapa jenis biji malahan menghambat.
Misalnya, perkecambahan biji selada, seledri dan primrose menjadi baik bila mendapat sinar matahari.
Sebaliknya, biji bawang bombai, bawang merah dan bawang daun perkecambah-annya malahan
terhambat.
6. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan
kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak
fisiologis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal
hormon tumbuh, antara lain yaitu :
a) Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan
atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering
digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Auksin berfungsi untuk
merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah, memperpanjang titik
tumbuh.
b) Giberelin
Giberelin berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas,
mempengaruhi pertumbuhan
Akar
c) Kinin atau sitokinin
Zat ini mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar (Hanun, 2008).
Benih papaya merupakan benih ortodok namun memiliki daya simpan relative lebih
singkat jika dibandingkan dengan benih ortodok pada umumnya. Menurunnya perkecambahan
benih papaya yang dikeringkan hingga kadar air 5% sebenarnya bukan disebabkan oleh
hilangnya viabilitas, melainkan karena terjadi induksi dormansi. Terjadinya induksi dormansi
dan pemecahan merupakan hal penting agar benih dapat disimpan lebih lama dan aman pada
kadar air rendah, untuk dapat menekan terjadinya laju metabolism dan meningkatkan daya
simpan benih (Sari, 2005).
● Faktor Luar (eksternal)
• Zat hara
Berupa makroelemen maupun mikroelemen yang diserap oleh akar maun bagian tubuh yang lain
berupa gas, air dan zat yg terlarut bersama air.
• Air
Diperlukan dalam Fotosintesis, reaksi kimia, menjaga kelembaban, dan membantu
perkecambahan biji.
• Cahaya
Membantu proses fotosintesis namun cahaya yg berlebihan justru menghambat kerja hormon
auksin (pertumbuhan)
• Suhu
Suhu optimum untuk tumbuhan umumnya 22o C – 37o C
Tumbuhan tidak tumbuh pada suhu dibawah 0o C dan diatas 40º C
• Kelembaban
Pada kondisi kelembaban yang tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat namun
kelembaban yang rendah diperlukan oleh beberapa tanaman untuk pertumbuhan generatip,
sehingga berbunga pada musim kemarau.
Faktor Internal
1. Genetis
Gen merupakan penentu semua struktur dan fungsi yang berkaitan dengan ciri-ciri hewan dan manusia
antara lain bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, laju pertumbuhan, dan perkembangan.
2. Hormon
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke organ sasaran
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk manusia.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
Suatu tanaman dalam proses pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
(eksternal) dan factor-faktor dalam (internal). Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal
dari luar tubuh tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhannya, sedangkan faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan, terdiri atas faktor intrasel dan faktor
intersel.
Faktor Luar (eksternal) Faktor Dalam (Internal)