Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah pengeluaran feses yang sering, jika terjadi secara

berkepanjangan dan berlebihan, akan menyebabkan dehidrasi, tukak perianal,

hipokalemi, asidosis (metabolik), dan malabsorbsi (Brooker, 2010). Penyebab

diare bermacam-macam, meliputi: rotavirus, bakteri, infeksi lain, sindrom

malabsorbsi, defek anatomis, reaksi alergi, intoleransi laktosa, respons

inflamasi, imunodefisiensi, gangguan motilitas, gangguan endokrin, parasit,

diare nonspesifik kronis (Muscari, 2012).


Menurut WHO dalam Apriningsih & Hardiyanti (2009), diare

merupakan masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-

anak lainnya, penyakit diare lebih banyak ditemukan dinegara-negara

berkembang dibandingkan dengan Negara maju, yaitu 12,5 kali lebih banyak

di dalam kasus mortalitas. Sedangkan dalam Profil kesehatan Indonesia 2014

dalam tiga tahun terakhir (2012 – 2014) meskipun kasus KLB diare

mengalami penurunan dari 4.204, 3.003, menjadi 1.585, akan tetapi

dibeberapa daerah masih terjadi peningkatan yang cukup tajam. Salah satu

contohnya yaitu di wilayah Jawa Tengah dari tahun 2012 – 2014 kasus KLB

diare mengalami peningkatan, dari 35, 153, menjadi 167.


Hasil studi awal saat melakukan pengambilan data di Pukesmas Boja,

Kabupaten Kendal tanggal 13 April 2016, kasus diare selama tiga bulan

terakhir (Januari – Maret 2016) mengalami peningkatan (154, 112, 168),

1
2

meskipun pada bulan Februari mengalami penurunan sebesar 27.27%, akan

tetapi pada bulan Maret mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu

sebesar 50%. Data tersebut menunjukkan bahwa Desa Campurejo merupakan

wilayah dengan kasus diare tertinggi diantara desa yang lain, yaitu sebanyak

86 kasus diare (19.82%) dari total kejadian diare di Puskesmas Boja selama

bulan Januari-Maret 2016.


Tabel 1.1
Data Kejadian Diare Di Puskesmas Boja
Bulan Januari-Maret 2016

No. Desa Januari September Maret Total


1 Tampingan 4 5 26 35
2 Pandansari 6 0 0 6
3 Karangmanggis 0 0 10 10
4 Ngabean 11 2 3 16
5 Kliris 8 0 3 11
6 Puguh 12 15 9 36
7 Leban 12 0 10 22
8 Campurejo 25 23 38 86
9 Banjarejo 21 17 20 53
10 Pasigitan 24 5 21 62
11 Medono 2 0 4 11
Total 125 67 144
Sumber: Profil Puskesmas Boja 2016

Kasus diare di Desa Campurejo selama tiga bulan terakhir (Januari –

Maret 2016) sebagai berikut: 25, 23, 38. Meskipun wilayah Desa Campurejo

tidak seluas desa-desa yang lainnya, seperti Desa Tampingan dan Ngabean,

namun kasus diare di desa tersebut paling tinggi dalam satu wilayah kerja

Puskesmas Boja (Profil Puskesmas Boja 2016).


Setelah dilakukan studi lapangan dengan wawancara, 7 dari 10 orang

di wilayah Puskesmas Boja mengatakan bahwa mereka masih mengkonsumsi

air sungai yang digunakan untuk keperluan sehari-hari (misal minum dan

memasak). Selain itu 8 dari 10 orang di desa tersebut tidak tahu tentang
3

akibat dari mengkonsumsi air sungai. Peneliti melakukan pemeriksaan

laboratorium menggunakan air sungai di wilayah Puskesmas Boja yang

diambilkan dari tiga sungai berbeda yang biasa digunakan masyarakat sekitar

untuk keperluan sehari-hari. Hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut

ternyata cukup mencengangkan, ketiga sampel air yang diambil sama-sama

menunjukkan hasil lebih dari 100 koloni bakteri yang berada di air sungai

tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium diatas ada

kemungkinan besar kasus diare di wilayah Puskesmas Boja disebabkan akibat

mengkonsumsi air sungai di wilayah tersebut.


Hal senada juga disampaikan oleh Heru (2010), bahwa air yang

diambil dari empang, sungai atau sumber air yang telah terkotori oleh

manusia, hewan dan lain-lain mengandung bibit penyakit diare. Menurut

Hartono (2011) untuk mencegah penyakit penyakit diare dibutuhkan

perbaikan sanitasi dan persediaan air bersih. Berdasarkan beberapa fenomena

dan studi pendahuluan diatas, menjadi dasar pemikiran perlunya dilakukan

penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menarik rumusan masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan praktik mengkonsumsi air

sungai dengan kejadian diare di Wilayah Puskesmas Boja Kabupaten

Kendal.

C. Tujuan Penelitian
4

1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan praktik

mengkonsumsi air sungai dengan kejadian diare di wilayah Puskesmas

Boja Kabupaten Kendal.


2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan masyarakat tentang mengkonsumsi air

sungai di wilayah Puskesmas Boja Kabupaten Kendal.


b. Mendeskripsikan praktik masyarakat tentang mengkonsumsi air

sungai di wilayah Puskesmas Boja Kabupaten Kendal.


c. Mendeskripsikan kejadian diare di wilayah Puskesmas Boja Kabupaten

Kendal.
d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan mengkonsumsi air sungai

dengan kejadian diare di wilayah Puskesmas Boja Kabupaten Kendal.


e. Menganalisis hubungan antara praktik mengkonsumsi air sungai

dengan kejadian diare di wilayah Puskesmas Boja Kabupaten Kendal.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wacana dan pengetahuan peneliti tentang

hubungan antara pengetahuan dan praktik mengkonsumsi air sungai

dengan kejadian diare, sehingga peneliti dapat berpartisipasi dan berperan

aktif serta berkontribusi dalam upaya pencegahan penyakit diare.


2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terbaru

tentang gambaran praktik mengkonsumsi air sungai dan kejadian diare.


3. Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

mengevaluasi sistem pelayanan khususnya diwilayah kerja Puskesmas

Boja dalam upaya mencegah dan memberantas penyakit diare.


4. Peneliti lain
5

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pustaka

terhadap penelitian serupa di tempat lain dengan masalah yang terkait

faktor-faktor penyebab kejadian penyakit diare.

E. Originalitas Penelitian

Beberapa penelitian yang hampir sama sudah pernah dilakukan,

dengan variabel yang berbeda, tempat yang berbeda atau metode penelitian

yang berbeda. Penelitian yang sudah dilakukan terkait penelitian ini adalah

sebagai berikut:
Tabel 1.2
Perbedaan Variabel antara Penelitian Satu dengan Penelitian yang Lain

Judul Metodologi Hasil


No. Peneliti Tahun Perbedaan
Penelitian Penelitian Penelitian
1. Pebriadi 2015 Hubungan Metode Terdapat Variabel
, antara korelasional hubungan bebas:
Fitriang penggunaa dengan antara - Pengguna
ga, dan n air sungai rancangan penggunaan an air
Putri dan cross- air Sungai sungai
kejadian sectional Kapuas Tempat
diare pada dengan penelitian:
keluarga kejadian diare - Sungai
yang Kapuas
bermukim Keluraha
di sekitar n Siantan
Sungai Hilir
Kapuas Pontianak
Kelurahan
Siantan
Hilir
Pontianak
2. Badiam 2014 Hubungan Penelitian Jumlah Bakteri Variabel
urti dan antara menggunaka Coliform yang bebas:
Muntalif kualitas air n Metode terhitung lewat - Kualitas
dengan Storet metode Jumlah air
insidensi Perkiraan Tempat
penyakit Terdekat penelitian:
diare (JPT), - Sungai
berdasarka khususnya Cikapund
n nilai fekal ung
keberadaan colli Bandung
6

Bakteri berbanding
Coliform di lurus dengan
Sungai nilai insidensi
Cikapundu penyakit diare
ng
Bandung

Anda mungkin juga menyukai