Anda di halaman 1dari 33

1.

1 Latar Belakang

Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

perekonomian suatu negara. Salah satu fungsi bank yaitu intermediasi, bank menjadi

intermediasi antara masyarakat yang membutuhkan dana di satu pihak dengan pihak lain

yang mengalami kelebihan dana guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998,

Bank merupakam badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bank di Indonesia dibagi menjadi dua jenis yaitu Bank umum dan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang memiliki

kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh

lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank umum. BPR dilarang menerima

simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.

BPR (objek penelitian) adalah salah satu BPR yang kegiatannya sama dengan

kegiatan pada bank lain seperti menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

tabungan maupun deposito berjangka. Produk tabungan BPR (objek penelitian) antara

lain: (produk dari BPR tersebut). BPR (objek penelitian) juga melayani kebutuhan uang

masyarakat melalui pinjaman kredit seperti: (produk dari BPR tersebut).

Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 menyatakan “Kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga”.
Menurut Ririn dalam Kusdarwanti (2008) Pendapatan bunga adalah pendapatan

yang berasal dari transaksi pinjaman dan penempatan dana pada bank lain, serta

penanaman dana lainnya baik dalam bentuk surat berharga di pasar uang ataupun

penanaman dalam bentuk penyertaan. Bank harus dapat mengelola kegiatan yang dapat

menghasilkan pendapatan bunga tersebut dengan baik. Peningkatan pendapatan

mempengaruhi jumlah laba yang diperoleh bank. Laba yang diperoleh bank sebagian

akan dibagikan kepada pemegang saham yaitu dalam bentuk dividen dan sebagian lagi

akan dimasukkan kedalam laba ditahan. Laba ditahan digunakan sebagai tambahan

modal perusahaan untuk periode selanjutnya, jadi secara keseluruhan tentu saja laba

perusahaan juga akan mempengaruhi besarnya modal perusahaan.

Besarnya jumlah pemberian kredit kepada nasabah menjadi faktor yang

menguntungkan bagi BPR (objek penelitian), karena BPR (objek penelitian) memperoleh

pendapatan bunga kredit, pendapatan provisi dan komisi saat terjadinya pemberian kredit

memungkinkan perolehan laba yang maksimal. Dengan meningkatnya jumlah kredit

yang diberikan kepada nasabah maka mendapatkan laba yang diperoleh mengalami

peningkatan tanpa mengurangi risiko kualitas kredit macet yang akan terjadi. Namun

dalam praktiknya, penurunan laba yang diperoleh BPR (objek penelitian) disebabkan

kecilnya pendapatan bunga bank dan besarnya beban yang dikeluarkan bank. Kecilnya

pendapatan bunga tersebut dikarenakan beberapa nasabah mengalami kredit macet yang

mengakibatkan penurunan pendapatan bunga yang diterima BPR (objek penelitian)

sehingga laba pun ikut menurun. Hal ini menunjukkan kualitas kredit BPR (objek

penelitian) yang semakin menurun yang disebabkan kurang cermat dalam melakukan

pengawasan terhadap nasabah yang melakukan pinjaman kredit.

Besarnya jumlah kredit yang disalurkan mempengaruhi pendapatan bank. Jika

bank tidak mampu menyalurkan kredit, sementara dana yang terhimpun dari simpanan
banyak, akan menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2014). Berdasarkan latar

belakang diatas, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“ANALISIS PENGARUH JUMLAH KREDIT DAN PENDAPATAN BUNGA

TERHADAP LABA PADA ........................”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah terhadap

laba yang diperoleh pada BPR (objek penelitian).

2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan bunga terhadap laba yang diperoleh pada

BPR (objek penelitian).

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam

mengenai pengaruh jumlah kredit nasabah terhadap laba yang diperoleh pada

BPR (objek penelitian), sehingga peneliti dapat membandingkan antara teori

yang diperoleh dengan kondisi yang ada di lapangan.

b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Memberikan manfaat untuk penelitian lebih lanjut serta pengembangan ilmu di

bidang manajemen keuangan mengenai analisis pengaruh jumlah kredit yang

diberikan kepada nasabah dan pendapatan bunga terhadap laba yang diperoleh.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi BPR (objek penelitian)


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan

terutama dalam pemberian kredit dan pendapatan bunga sehingga diperoleh

keuntungan yang optimal dimasa yang akan datang.

b. Bagi Lembaga Keuangan Lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemberian kredit

dan pendapatan bunga terhadap laba agar meningkatkan kualitas kinerja suatu

perusahaan menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah besaran jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah berpengaruh terhadap

laba yang diperoleh pada BPR (objek penelitian)?

2. Apakah pendapatan bunga berpengaruh terhadap laba yang diperoleh pada BPR

(objek penelitian)?

3. Apakah besaran jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah dan pendapatan bunga

secara simultan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh pada BPR (objek

penelitian)?

1.5 Batasan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dibatasi yaitu besaran jumlah kredit yang

diberikan dan pendapatan bunga terhadap laba yang diperoleh BPR (objek penelitian)

dengan data laporan keuangan publikasi per Desember yaitu Neraca dan Laporan Laba

Rugi selama 5 tahun yaitu tahun 2xxx sampai dengan 2xxx.


1.6 Kerangka Berpikir

Besaran jumlah pemberian kredit kepada nasabah sebagai tolak ukur untuk

mendapatkan pendapatan bunga yang pada akhirnya menghasilkan keuntungan yang

sebesar-besarnya. Dari pendapatan bunga itulah yang akan digunakan untuk kegiatan

operasional bank seperti gaji karyawan dan sarana prasarana kantor.

Dalam peningkatan pendapatan bunga, pihak bank perlu menyusun strategi yang

tepat dalam memaksimumkan pemberian kredit kepada nasabah. Untuk mengurangi

risiko keterlambatan nasabah dalam pengangsuran, pihak bank perlu pembenahan dalam

manajemen perbankan untuk pemberian besaran jumlah kredit sesuai dengan

kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjamannya.

Pemberian kredit merupakan sarana yang potensial untuk mencapai tujuan utama

bank yaitu memperoleh laba. Tercapainya laba merupakan keberhasilan suatu

perusahaan dalam melakukan usahanya. Laba juga bisa digunakan untuk menilai baik

tidaknya kinerja suatu perusahaan. Jadi dengan demikian, semakin besar jumlah kredit

yang diberikan dan pendapatan bunga yang diperoleh maka akan meningkatkan

keuntungan bank.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Besaran Jumlah Kredit yang


Diberikan Kepada Nasabah H1
(X1)
Laba yang
H3
diperoleh
(Y)

Pendapatan Bunga
(X2) H2

Gambar 1.1
Kerangka Berpikir
1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal, berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,

halaman pernyataan, halaman pernyataan pubikasi, halaman motto, persembahan,

kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi, terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat, perumusan

masalah, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori yang diperlukan untuk memecahkan

masalah penelitian. Pembahasan ini meliputi tentang Kredit, Pendapatan

Bunga, Laba, Hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi antara lain lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek

penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta

metode analisis data yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengemukakan hasil-hasil penelitian, pengolahan data

penelitian sekaligus pembahasannya, meliputi sejarah, visi dan misi,

produk, struktur organisasi, Job Description, pembahasan hasil

penelitian, dan pengujian hipotesis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Penulis meyimpulkan hasil penelitian dan penulisan proposal tugas akhir

serta memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu

manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan di waktu yang akan

datang.

Bagian akhir, merupakan Bagian pelengkap tugas akhir berisi daftar pustaka dan
lampiran-lampiran. Daftar pustaka meliputi tentang daftar buku, dan literatur yang
berhubungan dengan penelitian. Lampiran berisi perlengkapan tugas akhir secara
lengkap.

2.1 Kredit

2.1.1 Definisi Kredit

Definisi kredit menurut beberapa sumber sebagai berikut:

1. Kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar cicilan atau

angsuran di kemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang

pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan atau angsuran

sesuai dengan perjanjian. Jadi, dapat diartikan bahwa kredit dapat berbentuk

barang atau berbentuk uang. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari

kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila

seseorang memperoleh kredit, berarti mereka memperoleh

kepercayaan(Kasmir, 2014)

2. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

3. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 31 (2000) kredit adalah

peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil

keuntungan.

2.1.2 Definisi Kredit yang Diberikan

Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan bank dalam usahanya

sebagai lembaga yang dipercaya untuk berperan dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi rakyat. Dalam hal ini, bank memberikan bantuan modal kepada

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan modal kerja

melalui sarana kredit(Kusdarwanti, 2011)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.31 (2000) kredit yang

diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam

restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan

Note Purchase Agreement (NPA).

2.1.3 Unsur-unsur Kredit

Dalam pemberian kredit haruslah ada unsur-unsur yang terkandung dalam

pemberian suatu fasilitas kredit, unsur-unsur kredit menurut Kasmir (2014)

sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang

diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima

kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaaan ini diberikan oleh

bank karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan

penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan

dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar

kredit yang disalurkan.


2. Kesepakatan

Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan

ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan

penyaluran kredit yang dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani

oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

ini mencakup pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat

dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

4. Risiko

Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian yang

diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu

dan risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja, yaitu

akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih

sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka

waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar risikonya

tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan

bank, baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak disengaja.

5. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit

atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank prinsip

konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi, serta
biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank, sedangkan

bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan

bagi hasil.

2.1.4 Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan. Tujuan utama

pemberian kredit menurut Kasmir dalam Kusdarwanti (2002), antara lain:

1. Mencari Keuntungan

Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut hasil

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank atau non bank

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada

nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank atau non

bank.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

modal dana untuk Modal kerja. Dengan dana tersebut, maka debitur akan

dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti

peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

2.1.5 Jenis-jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk

masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat

dilihat dari berbagai segi, menurut Kasmir (2014) sebagai berikut:

1. Dilihat dari Segi Kegunaan


Maksud jenis kredit dilihat dari kegunaan adalah untuk melihat penggunaan

uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya

kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit,

yaitu:

a. Kredit investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha

atau membangun proyek/pabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk

suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini

adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan

produksi dalam operasionalnya. Contoh, kredit modal kerja diberikan

untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya

lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit

modal kerja merupakan kredit yang dicairkan untuk mendukung kredit

investasi yang sudah ada.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan

untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit

dilihat dari segi tujuan adalah sebagai berikut:

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasil barang atau jasa. Artinya,
kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu

baik berupa barang maupun jasa.

b. Kredit konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara

pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang

atau badan usaha.

c. Kredit perdagangan

Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan

biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya

diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini

sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan

membeli barang dalam jumlah tertentu.

3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu

Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai

dari pertama kali diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini adalah

sebagai berikut:

a. Kredit jangka pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari

satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk

keperluan modal kerja.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga

tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank

mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.


c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, yaitu di

atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi

jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur

dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari Segi Jaminan

Dilihat dari segi jaminan adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus

dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai

kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan sebagai berikut:

a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.

Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.

Artinya, setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan

yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta

loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang

bersangkutan.

5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena

itu, pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari

sektor usaha sebagai berikut:


a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa

jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu

yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan untuk kredit kredit

jangka panjang seperti kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik

untuk industri kecil, menengah, atau besar.

d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang

dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas,

minyak, atau tambang timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk

para mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti,

dosen, dokter, atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan.

h. Dan sektor-sektor lainnya.

2.1.6 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Cara yang dipergunakan oleh suatu bank dalam mengurangi risiko kredit

tersebut adalah dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap calon

nasabah yang akan diberikan kredit. Berikut prinsip-prinsip pemberian kredit

dengan analisis dengan 5C kredit menurut Kasmir (2014):

1. Character
Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.

Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau

watak dari orang-orang yang akan diberi kredit benar-benar dapat dipercaya.

Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat

latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup

atau gaya yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi, dan social standingnya.

Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar

kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk

membayar kreditnya dengan berbagai cara.

2. Capacity (capability)

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya

mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam

mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan

seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.

3. Capital

Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%,

artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula

menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain,

capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki

nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.


4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu

masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan

untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi

perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor

tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan

sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan

datang.

Penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-

hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah

laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality

hampir sama dengan character dari 5C.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya,

sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan

meendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk
pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga, dan

persyaratan lainnya.

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk

jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau

perdagangan.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai

tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang akan rugi, tetapi juga

nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang

telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit

yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan

semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi

oleh sektor lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya

dari bank.

7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank,

tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang

atau orang atau jaminan asuransi.

2.2 Nasabah

Nasabah merupakan salah satu hal terpenting dalam kelangsungan usaha bank

dalam memperoleh keuntungan. Nasabah sangat berperan bagi suatu bank karena

nasabah membutuhkan jasa yang diberikan oleh bank seperti tabungan, kredit, deposito

ataupun jasa-jasa lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 nasabah

adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Nasabah ini dibagi atas 2 yaitu :

1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam

bentuk simpan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan nasabah yang

bersangkutan.

2.3 Pendapatan Bunga

2.3.1 Definisi Pendapatan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia yang dijelaskan dalam PSAK No. 23

(2007) “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas dan tidak secara langsung berasal dari kontribusi penanaman

modal”.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan,

semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan


perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan oleh perbankan.

2.3.2 Definisi Bunga

Dalam kegiatan perbankan berdasarkan prinsip konvensional ada dua

macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya (Kasmir, 2014), yaitu:

1. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas

jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan

merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya, seperti jasa

giro, bunga tabungan serta bunga deposito dan harga ini bagi bank

merupakan harga beli.

2. Bunga pinjaman, yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau

harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank seperti bunga

kredit dan harga ini bagi bank merupakan harga jual.

Bunga bagi bank adalah yang berdasarkan prinsip konvensional dapat

diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang

membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang

harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan yang harus dibayar

nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

2.3.3 Definisi Pendapatan Bunga

Menurut Riyadi dalam Kusdarwanti (2004) “Pendapatan bunga adalah

pendapatan yang berasal dari transaksi pinjaman dan penempatan dana di pasar

uang antara bank disamping hasil yang diperoleh dari perdagangan surat-surat

berjangka pendek”.

Semakin banyak dana yang disalurkan, maka semakin tinggi pendapatan

bunga yang diperoleh bank. Semakin tinggi tingkat bunga pinjaman, semakin
tinggi pendapatan bunga yang diperoleh. Demikian pula tingkat kolektibilitas

kredit baik maka semakin baik pula pendapatan bunga yang

diperoleh(Kusdarwanti, 2011)

2.4 Laba

2.4.1 Definisi Laba

Definisi laba menurut beberapa sumber sebagai berikut:

1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK (2007) Laba merupakan

jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian

pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan.

2. Menurut Sastradipoera dalam Kusdarwanti (2004) Dalam bisnis perbankan,

laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel

dikurangkan dari penerimaan bank.

3. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) Apabila nilai total pendapatan

lebih besar dari pada nilai total biaya untuk kurun waktu yang sama maka

bank menghasilkan laba. Sebaliknya apabila total pendapatan lebih kecil dari

nilai total biaya maka bank mengalami kerugian.

2.4.2 Laba yang diperoleh

Menurut Kasmir (2012) dalam praktiknya, laba yang diperoleh perusahaan

terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Laba kotor (gross profit), laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya

yang menjadi beban perusahaan.

2. Laba bersih (net profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya

yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu, termasuk

pajak.
2.4.3 Kegunaan laba

Laporan laba rugi memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai

kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu

perusahaan, terutama tentang probabilitas yang dibutuhkan untuk mengambil

keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan

dimasa yang akan datang. Tujuan utama suatu badan usaha ialah untuk

memperoleh laba, karena kesuksesan suatu usaha menghasilkan laba. Menurut

Harahap dalam Magdalena (2002) laba mempunyai peranan yang sangat penting

antara lain:

1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak.

2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran dividen kepada

pemegang saham.

3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan

pengambilan keputusan.

4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi

perusahaan lainnya.

5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

2.4.4 Peranan laba dalam perusahaan

Laba juga merupakan salah satu faktor untuk menarik pihak investor untuk

menanamkan modalnya kepada perusahaan. Menurut Nafarin dalam Magdalena

(2000) peranan laba dalam perusahaan adalah:

1. Menetapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap

usaha dan sebagai dasar unuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat

memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya

produksi maka laba yang maksimal akan tercapai.


2. Sebagai kompensasi dari yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak

investor untuk melakukan kegiatan perusahaan baik di bidang produksi

ataupun penjualan.

3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan

dalam bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk

mengembangkan perusahaannya menuju ke arah kemajuan yang dapat

bersaing dengan perusahaan lain.

4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang

mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena

kesejahteraan mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka

membalasnya dengan produktivitas kerja.

5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan

modalnya ke dalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan

perusahaan agar lebih maju dan lebih bersaing.

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia Maya Kusdarwanti (2011) dengan judul

“Pengaruh Pemberian Kredit dan Pendapatan Bunga terhadap Laba pada PT. Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk” mengatakan bahwa meningkatnya pemberian kredit

sedikit mempengaruhi besarnya laba karena diperolehnya pendapatan bunga yang

cenderung fluktuasi. Hasil penelitian Kusdarwanti terdapat pengaruh antara

pemberian kredit dan pendapatan bunga terhadap laba.

2. Penelitian yang dilakukan Puji Setiawati (2008) dengan judul “Pengaruh Jumlah

Penyaluran Kredit dan Pendapatan Bunga Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris


Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia)” mengatakan bahwa semakin banyak

jumlah kredit yang diberikan maka akan semakin banyak pendapatan yang diperoleh

karena pendapatan bunga yang didapat industri perbankan atas jumlah kredit yang

disalurkan tidak mengurangi profitabilitas sehingga industri perbankan dapat

mengambil keputusan untuk menggunakan jumlah kredit yang disalurkan apabila

ingin menambah profitabilitas. Hasil penelitian Setiawati terdapat pengaruh antara

jumlah penyaluran kredit dan pendapatan bunga terhadap profitabilitas.

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) “Hipotesis penelitian adalah yang menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis tetapi justru

diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh

peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Berdasarkan identifikasi dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya,

maka terdapat hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Besaran jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah terhadap laba yang

diperoleh di PD. BPR (..............).

H2 : Pendapatan bunga terhadap laba yang diperoleh di PD. BPR (...............).

H3 : Besaran jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah dan pendapatan bunga

berpengaruh secara simultan terhadap laba yang diperoleh di PD. BPR

(....................).

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada PD. BPR ......... (kota) beralamat di Jalan

........................................
3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 (bulan) mulai dari tanggal 19 Januari sampai

19 Maret 2016.

3.3 Jenis & Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat berbentuk angka dan dapat

mengoperasikan tanda matematika, jadi angka-angka tersebut dapat

dihitung (Wirartha, 2006). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah

angka-angka dalam laporan keuangan publikasi PD. BPR

Puspakencana Brebes.

2. Data kualitatif, merupakan data yang tidak termasuk angka (Wirartha,

2006). Data kualitatif dalam laporan ini adalah gambaran umum PD.

BPR Puspakencana Brebes, struktur organisasi PD. BPR Puspakencana

Brebes dan tugas-tugas pokoknya, serta peraturan-peraturan yang

terkait.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Menurut Wirartha (2006) “Data primer merupakan data yang diperoleh

langsung dari sumber data penelitian (responden)”. Dalam hal ini data yang

diambil dalam penelitian besaran jumlah kredit yang diberikan kepada

nasabah, pendapatan bunga dan laba yang diperoleh diambil selama 5 tahun

yaitu tahun 2009-2013.


2. Data sekunder

Menurut Wirartha (2006) “Data sekunder diperoleh dari dokumen, publikasi,

artinya data sudah dalam bentuk jadi”. Dalam hal ini data yang diperoleh

bukan dari PD. BPR Puspakencana Brebes seperti referensi atau literatur

yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh data yang relevan dan akurat, antara lain:

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2014) teknik pengumpulan data dengan observasi

digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) di PD. BPR Puspakencana Brebes.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan

komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul

data (pewawancara) dengan sumber data (responden) (Wirartha, 2006).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan pihak yang

bersangkutan yaitu bagian pembukuan maupun pegawai yang berkompeten.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka menurut Aryanto dalam Santika (2014) adalah teknik

pengumpulan data melalui peninjauan kepustakaan untuk membandingkan


kenyataan di lapangan dengan teori kebenarannya. Studi pustaka dalam

penelitian ini dilakukan dengan literatur dan referensi yang berkaitan dengan

jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah, pendapatan bunga dan laba yang

diperoleh.

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto dalam Santika (2014) adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi

dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen

terkait jumlah kredit yang diberikan, pendapatan bunga dan laba serta lampiran

dalam penelitian.

3.5 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang terdiri dari dua variabel

independen dan satu variabel dependen, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel independen (X)

Variabel independen menurut Sugiyono (2014) adalah “Variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu

besaran jumlah kredit yang diberikan sebagai X1 dan pendapatan bunga sebagai X2.

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2014) adalah “Variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini

terdapat satu variabel dependen yaitu laba sebagai Y.


3.6 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data sebagai berikut:

3.6.1 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014) Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan uji statistik regresi

dalam mempelajari hubungan diantara variabel-variabel, sehingga dari

hubungan tersebut dapat ditaksir nilai variabel tidak bebas jika variabel

bebasnya diketahui atau sebaliknya. Berdasarkan tujuan dari penelitian

ini, maka beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005) uji ini bertujuan menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

kolerasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel

dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel dependen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinearitas.

c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Sebagai dasar

acuannya dapat disimpulkan:

1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

2. Uji Autokorelasi

Menurut Sunyoto (2011) persamaan regresi yang baik adalah

yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi

maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/ tidak layak dipakai

prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara

linear antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan

kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005) uji heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut


homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili

berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).

4. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang

mendekati normal. Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data,

maka peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Jika pada hasil

uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-value lebih besar dari 0.05,

maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika p-value kecil dari

0.05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

3.6.3 Pengujian Regresi Linear Berganda

Menurut Sunyoto (2011) regresi berganda untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh signifikan dua atau lebih variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel

terikat (Y). Rumus regresi linear berganda yang digunakan adalah:

Y = α + β1X1 + β2X 2+ …+ βnXn + e


…………….(1)

Keterangan:

Y = Laba

α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah

Y pada saat variabel independennya adalah 0 (X1, X2 = 0)

β1 = Koefisien regresi berganda variabel independen X1 terhadap


variabel Y, bila variabel X2 dianggap konstan.

β2 = Koefisien regresi berganda variabel independen X2 terhadap

variabel Y, bila variabel X1 dianggap konstan.

X1 = Besaran jumlah kredit yang diberikan merupakan variabel

independen ke-1.

X2 = Pendapatan bunga yang merupakan variabel independen ke-2.

e = standard error

3.6.4 Uji Hipotesis

1. Uji t

Menurut Ghozali (2005) “Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen”. Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Langkah-langkah pengujian yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

Ho : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial.

Ha : ρ ≠ 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%

c. Menentukan kriteria penerimaaan/penolakan Ho, yakni dengan melihat

nilai signifikan :

Jika signifikan < 5% maka Ho ditolak atau Ha diterima.


Jika signifikan > 5% maka Ho diterima atau Ha ditolak.

d. Pengambilan keputusan

2. Uji F

Menurut Ghozali (2005) “Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat”. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Perumusan masalah

Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen secara bersama-sama tehadap variabel dependen.

Ha: β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%

c. Menentukan kriteria penerimaan/penolakan Ho, yakni dengan melihat

nilai signifikansi:

Jika signifikansi < 5% maka Ho ditolak atau Ha diterima

Jika signifikansi > 5% maka Ho diterima atau Ha ditolak

d. Pengambilan kesimpulan

3.6.5 Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2005) “Koefisien determinasi (R²) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen”. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen yang dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%
……………………(2)
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi

r² : Nilai Koefisien Korelasi

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi analisis multivariate SPSS Edisi Ketiga. Semarang:
Badan Penelitian UNDIP

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

______. 2014. Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers

Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi
Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta

Kusdarwanti, Sylvia Maya. 2011. Pengaruh Pemberian Kredit dan Pendapatan Bunga
terhadap Laba pada PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Skripsi.
FE Universitas Komputer Indonesia, Bandung
http://elib.unikom.ac.id diakses 21 Februari 2015

Magdalena, Berliana. 2008. Pengaruh Jumlah Kredit yang Disalurkan Terhadap Laba
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sumber Nongko Medan.
Skripsi. FE Universitas Sumatera Utara, Medan
http://repository.usu.ac.id diakses 3 April 2015

Pedoman Tugas Akhir. 2014/2015. Program Studi D3 Akuntansi Politeknik Harapan


Bersama Tegal

Rahmawati, Suci. 2014. Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Penjualan Air Bersih
Terhadap Laba Pada Perusahaan Daerah Air Bersih Tirta Utama Provinsi Jawa
Tengah. Tugas Akhir. D3 Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, Tegal

Santika, Rahma Putri. 2014. Analisis Laporan Keuangan untuk menilai kinerja keuangan
pada Koperasi Simpan Pinjam (Kospin Jasa) Tegal Capem Banjaran. Tugas
Akhir. D3 Akuntasi Politeknik Harapan Bersama, Tegal

Setiawati, Puji. Pengaruh Jumlah Penyaluran Kredit dan Pendapatan Bunga Terhadap
Profitabilitas (Studi Empiris Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia). FE
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet

Sunyoto, Danang. 2011. Praktik SPSS Untuk Kasus Dilengkapi Contoh Penelitian
Bidang Ekonomi. Yogyakarta: Nuha Medika
Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan

Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan: Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis.
Yogyakarta: Penerbit ANDI

Anda mungkin juga menyukai