Anda di halaman 1dari 17

CONTOH

PRAKTEK ANALISA ASIDIMETRI

Tugas : Menentukan kadar sebenarnya dari larutan Natrium Hydroksida (NaOH) 4N,
yang biasa digunakan dalam analisa kwalitatif kation dan anion

Alat yang harus disiapkan :


1. Buret 25 ml atau 50 ml lengkap dengan statif dan clamp 1 unit
2. Labu ukur 100 ml 2 buah
3. Pipet gondok 5ml 1buah
4. Pipet gondok 10 ml 2 buah
5. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
6. Botol semprot 1 buah
7. Pipet filler 1 buah
8. Pipet tetes 3 buah
9. Beaker glass 250 ml 2 buah
10. Corong gelas 1 buah
11. Gelas arloji/ beaker glass kecil (50ml) 1 buah

Reagen
1. Larutan baku sekundair HCl 0,1 N
2. Larutan baku primer Larutan Borax (Na2B4O7.10H2O) 0,1 N
Cara pembuatan : timbang dengan teliti 1.904 gram kristal borax larutkan
dengan air suling dalam labu ukur 100ml.
3. Indikator PP ( Phenolphthalein)
4. Indikator MO (Metil oranye)
5. Indikator MM (Metil Merah)
6. Air suling

Cara kerja
1. Semua alat gelas cuci dengan air sampai bersih (bilas dengan air suling)
2. Buret diisi dengan HCl 0,1 N sampai tanda 0
3. Larutan NaOH 4 N yang akan ditentukan kadarnya diencerkan 20x
( 5 ml larutan diambil dengan pipet gondok 5 ml masukkan dalam kedalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda)
4. Menentukan faktor larutan baku HCl 0,1 N :
Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling.
Dengan pipet gondok 10 ml pipet larutan baku Natrium tetra boraks 0,1N
Tambahkan beberapa tetes indikator MO
Selanjutnya titer dengan HCl 0,1 N sampai tepat terjadi perubahan warna yang
konstan. Catat kebutuhan larutan titran.
Titrasi diulang sampai didapatkan hasil yang tidak terlalu besar bedanya.
Kemudian dirata-ratakan ( misal rata rata : A ml )
Untuk menghitung Normalitet HCl yang sebenarnya gunakan rumus :
N1V1 = N2V2
Dimana N1 = Normalitet HCl yang dicari
V1 = Volume rata rata titran HCl yang diperlukan
N2 = Normalitet Larutan tetra borax (0,1)
V2 = Volume Larutan Natrium tetra borax (10ml)

5. Menentukan kadar NaOH :


 Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling, kemudian
tambahkan 10 ml larutan NaOH yang telah diencerkan (dengan pipet
gondok).
 Tambahkan beberapa tetes indikator (MM atau MO, atau PP)
 Titer dengan larutan baku HCl 0,1 N , sampai terjadi perubahan warna
catat kebutuhan HCl .
 Ulangi sampai didapatkan kebutuhan larutan titran yang tidak banyak
bedanya.
 Hitung rata-rata kebutuhan larutan titran. Misal: B

6. Perhitungan :
Untuk menghitung Normalitet NaOH kembali gunakan rumus N1V1 = N2V2
dan hasil yang didapat kalikan faktor pengenceran. NaOH.

CONTOH
PRAKTEK ANALISA ALKALIMETRI

Tugas : Menentukan kadar sebenarnya dari larutan Asam Klorida (HCl) 4N, yang
biasa digunakan dalam analisa kwalitatif kation dan anion

Alat yang harus disiapkan :


1. Buret 25 ml atau 50 ml lengkap dengan statif dan clamp 1 unit
2. Labu ukur 100 ml 2 buah
3. Pipet gondok 5ml 1buah
4. Pipet gondok 10 ml 2 buah
5. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
6. Botol semprot 1 buah
7. Pipet filler 1 buah
8. Pipet tetes 3 buah
9. Beaker glass 250 ml 2 buah
10. Corong gelas 1 buah
11. Gelas arloji/ beaker glass kecil (50ml) 1 buah

Reagen
1. Larutan baku sekundair NaOH 0,1 N
2. Larutan baku primer Larutan Asam Oxalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N
Cara pembuatan : timbang dengan teliti 0,630 gram kristal asam oksalat
larutkan dengan air suling dalam labu ukur 100ml.
3. Indikator PP ( Phenolphthalein)
4. Indikator MO (Metil oranye)
5. Indikator MM (Metil Merah)
6. Air suling

Cara kerja
7. Semua alat gelas cuci dengan air sampai bersih (bilas dengan air suling)
8. Buret diisi dengan NaOH 0,1 N sampai tanda 0
9. Larutan HCl 4 N yang akan ditentukan kadarnya diencerkan 20x
( 5 ml larutan diambil dengan pipet gondok 5 ml masukkan dalam kedalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda)
10. Menentukan faktor larutan baku NaOH 0,1 N :
Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling.
Dengan pipet gondok 10 ml pipet larutan baku Asam oksalat 0,1N
Tambahkan beberapa tetes indikator PP
Selanjutnya titer dengan NaOH 0,1 N sampai tepat terjadi perubahan warna
yang konstan (merah sangat muda). Catat kebutuhan larutan titran.
Titrasi diulang sampai didapatkan hasil yang tidak terlalu besar bedanya.
Kemudian dirata-ratakan ( misal rata rata : A ml )
Untuk menghitung Normalitet NaOH yang sebenarnya gunakan rumus :
N1V1 = N2V2
Dimana N1 = Normalitet NaOH yang dicari
V1 = Volume rata rata titran NaOH yang diperlukan
N2 = Normalitet Larutan Asam Oksalat (0,1)
V2 = Volume Larutan Asam oksalat (10ml)

11. Menentukan kadar HCl :


 Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling, kemudian
tambahkan 10 ml larutan HCl yang telah diencerkan (dengan pipet
gondok).
 Tambahkan beberapa tetes indikator (MM atau MO, atau PP)
 Titer dengan larutan baku NaOH 0,1 N , sampai terjadi perubahan
warna catat kebutuhan NaOH .
 Ulangi sampai didapatkan kebutuhan larutan titran yang tidak banyak
bedanya.
 Hitung rata-rata kebutuhan larutan titran. Misal: B

12. Perhitungan :
Untuk menghitung Normalitet HCl kembali gunakan rumus N1V1 = N2V2
dan hasil yang didapat kalikan faktor pengenceran. HCl.

INTRUKSI KERJA
PRAKTEK ANALISA ALKALIMETRI
Tugas : Menentukan kadar asam sulfat dalam air accu ( botol bertutup merah.)

Alat yang harus disiapkan :

1. Buret 25 ml atau 50 ml lengkap dengan statif dan clamp 1 unit


2. Labu ukur 100 ml 2 buah
3. Pipet gondok 10 ml 2 buah
4. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
5. Botol semprot 1 buah
6. Pipet filler 1 buah
7. Pipet tetes 3 buah
8. Beker glass 250 ml 2 buah
9. Corong gelas 1 buah

Reagen

1. Larutan baku secundair NaOH 0,1 N


2. Larutan baku primer Larutan Asam oksalat 0,1 N
Cara pembuatan : timbang dengan teliti 1,576 gram kristal asam oxalat
(C2H4O2.2H2O) larutkan dengan air suling dalam labu ukur 250ml.
3. Indikator PP ( Phenolphthalein)
4. Air suling

Cara kerja
1. Semua alat gelas cuci dengan air sampai bersih (bilas dengan air suling)
2. Buret diisi dengan NaOH 0,1 N sampai tanda 0
3. Air accu yang akan ditentukan kadarnya diencerkan 100 x
( 1 ml larutan diambil dengan pipet gondok l0 ml masukkan dalam kedalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda. Kemudian dari
larutan ini diencerkan ulang 10 ml menjadi 100 ml kembali)
4. Menentukan faktor larutan baku NaOH 0,1 N :
Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling.
Dengan pipet gondok 10 ml pipet larutan baku Asam Oksalat 0,1 N ,
Tambahkan beberapa tetes indikator .
Selanjutnya titer dengan NaOH 0,1 N sampai tepat terjadi perubahan warna
yang konstan. Catat kebutuhan larutan titran.
Titrasi diulang sampai didapatkan hasil yang tidak terlalu besar bedanya.
Kemudian dirata-ratakan ( misal rata rata : A ml )

10 ml
Fak tor NaOH dihitung : -----------
A

5. Menentukan kadar H2SO4 :


 Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling, kemudian
tambahkan 10 ml larutan air accu yang telah diencerkan (dengan pipet
gondok).
 Tambahkan beberapa tetes indikator
 Titer dengan larutan baku NaOH 0,1 N , sampai terjadi perubahan
warna catat kebutuhan larutan titran .
 Ulangi sampai didapatkan kebutuhan larutan titran yang tidak banyak
bedanya.
 Hitung rata-rata kebutuhan larutan titran. Misal: B

6. Perhitungan :
Kadar Asam sulfat (H2SO4) dalam larutan dihitung sbb:
100*)
% H2SO4 dalam air accu = ------- x banyaknya larutan titran x
10**)
Normalitet NaOH x faktor NaOH x 0,5 BM
H2SO4 x faktor pengenceran

= 10 x B x 0,1 x f x 0,5 x 98x100 gr%


1,000

*) untuk mencari persen harus diperhitungkan banyaknya zat dalam 100ml


**) volume larutan H2SO4 yang dititrasi.

INTRUKSI KERJA
PRAKTEK ANALISA ALKALIMETRI

Tugas : Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur.

Alat yang harus disiapkan :

1. Buret 25 ml atau 50 ml lengkap dengan statif dan clamp 1 unit


2. Labu ukur 100 ml 2 buah
3. Pipet gondok 10 ml 2 buah
4. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
5. Botol semprot 1 buah
6. Pipet filler 1 buah
7. Pipet tetes 3 buah
8. Beker glass 250 ml 2 buah
9. Corong gelas 1 buah

Reagen

1. Larutan baku secundair NaOH 0,1 N


2. Larutan baku primer Larutan Asam oksalat 0,1 N
Cara pembuatan : timbang dengan teliti 0,630 gram kristal asam oxalat
(C2H4O2.2H2O) larutkan dengan air suling dalam labu ukur 100ml.
3. Indikator PP ( Phenolphthalein)
4. Air suling

Cara kerja
1. Semua alat gelas cuci dengan air sampai bersih (bilas dengan air suling)
2. Buret diisi dengan NaOH 0,1 N sampai tanda 0
3. Cuka dapur yang akan ditentukan kadarnya diencerkan 20 x
( 5 ml larutan diambil dengan pipet gondok 5 ml masukkan dalam kedalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda dengan air suling).
4. Menentukan faktor larutan baku NaOH 0,1 N :
Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling.
Dengan pipet gondok 10 ml pipet larutan baku Asam Oksalat 0,1 N ,
Tambahkan beberapa tetes indikator .
Selanjutnya titer dengan NaOH 0,1 N sampai tepat terjadi perubahan warna
yang konstan. Catat kebutuhan larutan titran.
Titrasi diulang sampai didapatkan hasil yang tidak terlalu besar bedanya.
Kemudian dirata-ratakan ( misal rata rata : A ml )

10 ml
Fak tor NaOH dihitung : -----------
A

5. Menentukan kadar Asam asetat :


 Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling, kemudian
tambahkan 10 ml larutan air accu yang telah diencerkan (dengan pipet
gondok).
 Tambahkan beberapa tetes indikator
 Titer dengan larutan baku NaOH 0,1 N , sampai terjadi perubahan
warna catat kebutuhan larutan titran .
 Ulangi sampai didapatkan kebutuhan larutan titran yang tidak banyak
bedanya.
 Hitung rata-rata kebutuhan larutan titran. Misal: B

6. Perhitungan :
Kadar Asam Asetat (CH3COOH) dihitung sbb:
100*)
% CH3COOH dalam air accu = ------- x banyaknya larutan titran x
10**)
Normalitet NaOH x faktor NaOH x BM
CH3COOH x fator pengenceran (gr%)

= 10 x B x 0,1 x f x 40 x 20 gr %

*) untuk mencari persen harus diperhitungkan banyaknya zat dalam 100ml


**) volume larutan cuka yang dititrasi.

INTRUKSI KERJA
PRAKTEK ANALISA PERMANGGANOMETRI

Tugas : Menentukan kadar H2O2 dalam larutan Perhydrol.

Dasar reaksi :

(H2O2 ---------> 2H + + O2 + 2 e) x5
( 5e + 8 H+ + MnO4- ---------> Mn+2 + 4 H2O) x 2
------------------------------------------------------------------------------- +
6 H+ + H2O2 + KMnO4 ---------> 2 Mn+2 + 5O2 + 8 H2O

Alat yang harus disiapkan :

1. Buret 25 ml atau 50 ml lengkap dengan statif dan clamp 1 unit


2. Labu ukur 100 ml 2 buah
3. Pipet gondok 10 ml 2 buah
4. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
5. Botol semprot 1 buah
6. Pipet filler 1 buah
7. Pipet tetes 3 buah
8. Beker glass 250 ml 2 buah
9. Corong gelas 1 buah
10. Kompor listrik 1 buah

Reagen

1. Larutan baku secundair KMnO4 0,1 N


2. Larutan baku primer Larutan Asam oksalat 0,1 N
Cara pembuatan : timbang dengan teliti 0.630 gram kristal asam oxalat
(H2C2O4.2H2O) larutkan dengan air suling dalam labu ukur 100ml.
3. Asam Sulfat 4 N
4. Air suling

Cara kerja
1. Semua alat gelas cuci dengan air sampai bersih (bilas dengan air suling)
2. Buret diisi dengan KmnO4 0,1 N sampai tanda 0
3. Perhydrol yang akan ditentukan kadarnya diencerkan 100 x
( 10 ml larutan diambil dengan pipet gondok l0 ml masukkan dalam kedalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda campur sampai
homogen. Kemudian dari larutan ini diencerkan ulang 10 ml menjadi 100 ml
kembali)

4. Menentukan faktor larutan baku KMnO4 0,1 N :


Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling.
Dengan pipet gondok 10 ml pipet larutan baku Asam Oksalat 0,1 N ,
Tambahkan 5 ml H2SO4 4 N. Panaskan sampai hampir mendidih (suhu 800 –
900C
Selanjutnya titer dengan KMnO4 0,1 N sampai tepat terjadi warna merah
muda yang konstan. Catat kebutuhan larutan titran.
Titrasi diulang sampai didapatkan hasil yang tidak terlalu besar bedanya.
Kemudian dirata-ratakan ( misal rata rata : A ml )

10 ml
Fak tor KMnO4 dihitung : -----------
A

5. Menentukan kadar H2O2 :


 Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling, kemudian
tambahkan 10 ml larutan bahan yang telah diencerkan (dengan pipet
gondok).
 Tambahkan 5 ml H2SO4 4 N
 Titer dengan larutan baku KMnO4 0,1 N , sampai terjadi warna merah
muda yg konstan catat kebutuhan larutan titran .
 Ulangi sampai didapatkan kebutuhan larutan titran yang tidak banyak
bedanya.
 Hitung rata-rata kebutuhan larutan titran. Misal: B

6. Perhitungan :
Kadar Hidreogen Peroxida (H2O2) dalam larutan dihitung sbb:
100*)
% H2O2 dalam Perhydrol = ------- x banyaknya larutan titran x
10**)
Normalitet KMnO4 x faktor KMnO4 x 0,5 BM
H2O2 x faktor pengenceran dibagi 1000

10 x B x 0,1 x f x 17x100
= ------------------------------ %
1000

*) untuk mencari persen harus diperhitungkan banyaknya zat dalam 100ml


**) volume larutan H2O2 yang dititrasi.
INTRUKSI KERJA
PRAKTEK ANALISA ARGENTOMETRI

Tugas : Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur

Alat yang harus disiapkan :

1. Buret 25 ml atau 50 ml lengkap dengan statif dan clamp 1 unit


2. Labu ukur 100 ml 2 buah
3. Pipet gondok 10 ml 2 buah
4. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
5. Botol semprot 1 buah
6. Pipet filler 1 buah
7. Pipet tetes 3 buah
8. Beker glass 250 ml 2 buah
9. Corong gelas 1 buah
10. gelas arloji 1 buah

Reagen

1. Larutan baku secundair AgNO3 0,1 N


2. Larutan baku primer Larutan NaCl 0,1 N
Cara pembuatan : timbang dengan teliti 1,4625 gram kristal Natrium klorida
(NaCl) yang sebelumnya telah dikeringkan dalam oven 110-120 0C selama 1
jam dan didinginkan dalam eksikator, larutkan dengan air suling dalam labu
ukur 250ml.
3. Indikator Kalium Kromat 5%
4. Air suling

Cara kerja
1. Semua alat gelas cuci dengan air sampai bersih (bilas dengan air suling)
2. Buret diisi dengan AgNO3 0,1 N sampai tanda 0
3. Menentukan faktor larutan baku AgNO3 0,1 N :
Kedalam erlenmeyer 250 ml masukkan + 90 ml air suling.
Dengan pipet gondok 10 ml pipet larutan baku NaCl 0,1 N ,
Tambahkan beberapa 8 tetes indikator K2CrO4 .
Selanjutnya titer dengan AgNO3 0,1 N sampai terjadi endapan merah coklat
yang permanen. Catat kebutuhan larutan titran.
Titrasi diulang sampai didapatkan hasil yang tidak terlalu besar bedanya.
Kemudian dirata-ratakan ( misal rata rata : A ml )
10 ml
Fak tor NaOH dihitung : -----------
A

4. Menentukan kadar NaCl :


 Timbang dengan tepat + 100 mgr sampel, masukkan dalam erlenmeyer
250 dengan jalan disemprot dengan air suling, air suling ditambahkan
sampai + 50 ml, kook sampai larut
 Tambahkan + 8 tetes indikator K2CrO4.
 Titer dengan larutan baku AgNO3 0,1 N , sampai terjadi endapan
warna merah coklat ysng permanen, catat kebutuhan larutan titran .
 Ulangi sampai didapatkan kebutuhan larutan titran yang tidak banyak
bedanya.
 Hitung rata-rata kebutuhan larutan titran. Misal: B

5. Perhitungan :
Kadar NaCl dalam garam dapat dihitung sbb:

% NaCl dalam Garam = banyaknya larutan titran x Normalitet AgNO3 x


faktor AgNO3 x BM NaCl dibagi 100

B x 0,1 x f x 58,5
= ---------------------- x 100%
100

Contoh titrasi yodometri :


PENETAPAN KADAR NATRIUM HIPOKLORIT DALAM BAHAN PEMUTIH CAIR

Prinsip :
Natrium hipoklorit ( NaClO) akan mengoksidasi iodida menjadi iodin, selanjutnya
iodin yang terbentuk dititrasi dengan natrium thiosulfat . Sebagai indikator digunakan
larutan kanji.
Larutan baku Natrium Thiosulfat ditetapkan normalitetnya dengan larutan baku
primer Kalium dikromat atau Kalium iodat.

Reagen :
1. Natrium Thiosulfat 0,1 N : Timbang 25 gram kristal Natrium Thiosulfat 5 hidrat
(Na2S2O3.5H2O), dalam 1 liter air suling yang baru saja dididihkan dan
didinginkan dan tambahkan 0,2 gram Natrium karbonat sebagai pengawet.
2. Kalium diKromat 0,1 N , larutkan 4,903 gram larutkan dalam 1liter air suling
(dalam labu ukur)
3. Kristal KI
4. H2SO4 pekat
5. Natriumkarbonat kristal
6. Larutan amilum : 2 gram amilum aduk dengan 25 ml air suling kemudian
masukkan sedikit demi sedikit dalam 500 ml air yang sedang mendidih sambil
diaduk teruskan mendidih samai 1–2 menit, tambahkan 0,5 gram asam borat
sebagai pengawet dan biarkan larutan mendingin. simpan dalam dalam botol yang
bersih.
7. Larutan Ammonium Molibdate 3%

Cara Kerja :
1. Penetapan faktor baku Thio sulfat : 10 ml Natrium Thio Sulfat 0,1N masukan
dalam erlenmeyer 250 ml 90ml air suling tambah 2 ml H2SO4 pekat campur
tambah sedikit Natrium Karbonat ( untuk menghilangkan O2 terlarut) ,
tambahkan sedikit kristal KI , campur pelalan-pelan, biarkan selama 3 menit ,
emudian titer dengan Natrium Thio Sulfat sampai warna kuning muda ,
tambahkan 5 ml larutan kanji dan titer kembali sampai warna biru hilang ( warna
larutan menjadi hijau jamrud jernih karena iun Cr+3).
Ulangi sampai didapatkan hasil yang hampir sama.

2. 2 ml larutan pemutih masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml yang sudah berisi air
suling + 75 ml, campur tambah 1 ml H2SO4 pekat , sedikit kristal KI campur
pelan – pelan ( kalau ada tambahkan setetes larutan ammonium molibdate 3%
sebagai katalisator) , iodin yang terbentuk titrasi dengan larutan Natrium
thiosulfat sampai warna kuning muda tambahkan 5 ml larutan kanji dan titrasi
kembali sampai warna biru hilang. Ulangi pekerjaan ini hingga didapatkan hasil
yang hampir sama.

Perhitungan :

KADAR NATRIUM HIPOKLORIT ( NaClO) :


(100/2) x B x f x 0,1 x 0,5 x BM NaClO
-----------------------------------------------------%
1.000

PENETAPAN KADAR KIO3 DALAM GARAM DAPUR

Prinsip :
Natrium Kalium iodate ( KIO3) mengoksidasi iodida menjadi iodin, selanjutnya iodin
yang terbentuk dititrasi dengan natrium thiosulfat . Sebagai indikator digunakan
larutan kanji.
Larutan baku Natrium Thiosulfat ditetapkan normalitetnya dengan larutan baku
primer Kalium dikromat atau Kalium iodat.

Reagen :
1. Natrium Thiosulfat 0,1 N : Timbang 25 gram kristal Natrium Thiosulfat 5 hidrat
(Na2S2O3.5H2O), dalam 1 liter air suling yang baru saja dididihkan dan
didinginkan dan tambahkan 0,2 gram Natrium karbonat sebagai pengawet.
2. Natrium Thio Sulfat 0,005 N, dalam labu ukur 100ml encerkan 5 ml Na 2S2O3
0,1N kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda. ( harus selalu dibuat
baru)
3. Kalium diKromat 0,1 N , larutkan 4,903 gram larutkan dalam 1liter air suling
(dalam labu ukur)
4. Kalium dikromat 0,005 N, dalammlabu ukur 100ml encerkan 5 ml K2Cr2O7
kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda.
5. Kristal KI
6. Asam fosfat (H3PO4) pekat atau H2SO4 pekat
7. Natriumkarbonat kristal
8. Larutan amilum : 2 gram amilum aduk dengan 25 ml air suling kemudian
masukkan sedikit demi sedikit dalam 500 ml air yang sedang mendidih sambil
diaduk teruskan mendidih samai 1 – 2 menit, tambahkan 0,5 gram asam borat
sebagai pengawet dan biarkan larutan mendingin. simpan dalam botol yang
bersih.
9. Larutan Ammonium Molibdate 3%

Cara Kerja :
1. Penetapan faktor baku Thio sulfat : 10 ml Kalium dikromat 0,005 N masukan
dalam erlenmeyer 250 ml yang telah erisi air + 90 ml, tambah 2 ml H2SO4 pekat
campur tambah sedikit Natrium Karbonat ( untuk menghilangkan O2 terlarut) ,
tambahkan sedikit (+ 1 gram) kristal KI , campur pelan-pelan, biarkan selama 3
menit , kemudian titer dengan Natrium Thio Sulfat 0,005 N, sampai warna kuning
muda , tambahkan 5 ml larutan kanji dan titer kembali sampai warna biru hilang (
warna larutan menjadi hijau jamrud jernih karena iun Cr+3).
Ulangi sampai didapatkan hasil yang hampir sama.

2. Timbang dengan teliti + 25 gram garam dapur masukkan kedalam erlenmeyer


250ml, tambahkan 100 ml air suling dan kocok sampai larut. tambah 25 ml Asam
fosfat pekat , atau 2 ml H2SO4 pekat , sedikit (+ 1 gram) kristal KI campur pelan
– pelan ( kalau ada tambahkan setetes larutan ammonium molibdate 3% sebagai
katalisator) , iodin yang terbentuk titrasi dengan larutan Natrium thiosulfat
0,005N sampai warna kuning muda tambahkan 5 ml larutan kanji dan titrasi
kembali sampai warna biru hilang. Ulangi pekerjaan ini hingga didapatkan hasil
yang hampir sama.
Kadar KIO3 dihitung dalam mgr/Kgr garam (ppm)

Perhitungan :
(ml x N) Na-thiosulfat) x 214 x 1000
KADAR KIO3 (ppm) : ---------------------------------------------
gram bahan

CONTOH TITRASI KOMPLEKSIMETRI


PENETAPAN KADAR KESADAHAN DALAM AIR.

Prinsip : Bila etilen diamin tetra asetat dan garam nariumnya (disingkat EDTA)
ditambahkan kedlaam suatu larutan dari kation logam tertentu, maka akan
membentuk kompleks khelat yang mudah larut.
Kesadahan didalam air disebabkan adanya oleh Ion Kalsium dan magnesium
yang dengan EDTA juga dapat membentuk ikatan kompleks. Sebagai
indicator dalam titrasi ini digunakan zat warna eriochrome black T . Dalam
larutan yang mengandung ion Ca+2 dan Mg+2 akan membetnu warna merah
anggur dan akan berubah menjadi biru pada titik akhir titrasi dengan EDTA.

Reagen :
1. Larutan Dapar Amonium Klorida – Ammonia :
1.179 gram EDTA dan 780 mg Magnesium Sulfat (MgSO4.7H2O) dalam 50
ml air suling , tambahkan pada 16,9 gram NH 4CL dan 143 ml NH4OH pekat,
sambil diaduk dan diencerkan sampai 250 ml dengan air suling. Simpan
dalam wadah dari plastik atau gelas untuk waktu tidak lebih dari 1 bulan.

2. 0,5 gram Eriochrome black T dan 100 gram NaCl gerus dalam mortar
sampai halus dan tercampur rata simpan dalam wadah yang tertutup dan
masukkan dalam eksikator (untuk mencegah NaClnya mencair)

3. Larutan baku EDTA 0,001 M

3,723 gram dinatriun etilen diamin tetra aseta dihidrat (p.a) dilarutkan
dalam air suling, dan diencerkan samapi 100 ml.
Sebaiknya disimpan dalam botol polietilen.

4. Larutan baku primer Kalsium.


a. 1,000 gram serbuk Kalsium Karbonat (CaCO3) anhidrat ditimbang
dalam dalam gelas arloji. Pindahkan ke labu erlenmeyer 500 ml,
tambah sedikit demi HCl 1:1 sambil diaduk sampai semua CaCO3 larut,
tambah 200 ml air suling dan didihkan beberapa menit untuk mengusir
CO2,
b. Dinginkan, dan tambah beberapa tetes indicator merah metal, kemudian
atur pHnya denagn penambah NaOH 3 N atau HCl 1:1, sampai warna
jingga.
c. Larutan dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 1 lter dan
encerkan sampai 1000 ml dengan air suling .
1 ml larutan mengandung = 1,00 ml CaCO3.

Cara kerja :

1. Penetapan faktor larutan titran :


10 ml baku primer Kalsium masukkan Erlenmeyer 250ml tambah aquadest
sampai 100ml , 1 ml larutan dapar sedikit serbuk indikator kemudian titer
sampai warna biru. Ulangi sampai didapat hasil yang tak jauh beda.

10
Faktor = -------------
ml titran

2. Penentuan Kesadahan air .:

50 ml atau 100 ml air ukur dengan tepat masukkan kedalam Erlenmeyer


250 ml tambah 1 ml larutan dapar dan sedikit indicator, campur , kemudian
titer dengan EDTA sampai warna biru. Ulangi sampai didapat hasil yang
hampir sama.

Perhitungan :

Kesadahan ( dihitung sebagai mg/L CaCO3)

ml titrasi contoh x faktor x 1 x 1000


= -----------------------------------------------
ml contoh air.
Kepustakaan :
1. Petunjuk pemeriksaan air minum/air bersih—cetakan ke 2--- Jakarta:
Departemen Kesehatan , 1993

Anda mungkin juga menyukai