Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan industrialisasi tidak terlepas dari peningkatan teknologi

modern. Perkembangan teknologi modern yang semakin maju dan cepat juga

dapat menimbulkan permasalahan diantaranya masalah kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja. Berdasarkan data International Labour Organization

(ILO) tahun 2013, 160 pekerja mengalami penyakit akibat kerja. Tahun

sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan

pekerja mengalami penyakit akibat bahaya di tempat kerja sebanyak dua juta

kasus setiap tahun (Depkes, 2014).

Bahaya di tempat kerja memiliki dampak negatif yang dapat

mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Bahaya di tempat kerja dikelompokkan

menjadi beberapa tipe, salah satunya bahaya fisik seperti kebisingan. Menurut

Tarwaka (2014) kebisingan yang melebihi nilai ambang batas >85 dBA dapat

menyebabkan gangguan pendengaran. Menurut Astrand dalam Tarwaka dkk

(2004), penurunan pendengaran berbanding langsung dengan usia, dan

mencapai puncaknya pada usia 25 tahun, dengan bertambahnya usia maka

diikuti dengan penurunan kapasitas fisik seperti penurunan pendengaran.

Patrick (1990) dalam Tarwaka (2004), Daya dengar seseorang di

dalam menangkap suara dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.


Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi ambang dengar tersebut, yang

paling menonjol pada faktor internal yaitu umur dan faktor eksternal yaitu

lamanya pemajanan terhadap kebisingan. Dari kedua faktor tersebut kemudian

muncul asumsi bahwa semakin tua seseorang dan semakin lama terpajan

kebisingan, maka tingkat ambang dengar seseorang akan semakin tinggi.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai gangguan

pendengaran diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim dkk (2014),

hasil penelitian menunjukkan faktor penyebab gangguan pendengaran

diantaranya intensitas kebisingan, masa kerja, umur pekerja dan pemakaian alat

pelindung telinga. Penelitian lain mengenai gangguan pendengaran yaitu

dilakukan oleh Putri dkk (2016), hasil menunjukkan ada hubungan usia dan

masa kerja dengan nilai ambang dengar pekerja yang terpapar bising di unit

Produksi Steel Melting Shop PT. X Sidoarjo.

Menurut Kemenkes (2011) jenis pekerjaan yang berhubungan dengan

bising salah satunya industri manufaktur yang bergerak di bidang tekstil. PT

Bintang Asahi Tekstil Industri atau yang disingkat dengan PT BATI

merupakan perusahaan yang berada di daerah Sragen dan bergerak di bidang

tekstil. Proses produksi pada PT BATI menggunakan mesin-mesin yang

berpotensi menimbulkan kebisingan, salah satu nya mesin pada bagian Loom

Departemen Weaving AJL. Pekerja pada bagian Loom Departemen Weaving

AJL bekerja selama 8 jam dalam seharinya.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada bagian Loom

Departemen Weaving AJL di PT Bintang Asahi Tekstil Industri dengan

2
mengukur tingkat kebisingan pada 2 titik, diperoleh nilai tingkat kebisingan

dengan rata-rata 88,2 dBA di tengah-tengah antar mesin dan 87,9 dBA di

sebelah kiri mesin. Menurut Suyono (1995) dalam Khakim (2011), kebisingan

< 75 dBA untuk waktu paparan 8 jam sehari dapat diabaikan, namun pada

tingkat kebisingan >85 dBA ada kemungkinan bahwa setelah 5 tahun kerja

akan memperlihatkan sedikit gangguan pendengaran, dan setelah masa kerja

10 tahun pekerja akan mengalami kehilangan pendengaran. Sedangkan hasil

wawancara terhadap 15 pekerja bagian Loom departemen Weaving AJL di PT

Bintang Asahi Tekstil Industri dengan masa kerja di bawah 10 tahun, terdapat

7 pekerja yang mengeluhkan sulit mendengar ketika diajak orang lain

berbicara, sulit berkonsentrasi, tidak nyaman dalam bekerja dan sering

mengalami telinga berdenging. Berdasarkan keluhan tersebut merupakan ciri-

ciri dari gangguan pendengaran.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik menganalisis

hubungan antara usia dan masa kerja dengan gangguan pendengaran pekerja

yang terpapar kebisingan >NAB pada bagian Loom departemen Weaving AJL

di PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara usia dan masa kerja dengan gangguan

pendengaran pekerja yang terpapar kebisingan >NAB pada bagian Loom

departemen Weaving AJL di PT Bintang Asahi Tekstil Industri ?

3
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara usia dan masa kerja dengan gangguan

pendengaran pekerja yang terpapar kebisingan >NAB pada bagian Loom

departemen Weaving AJL di PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur karakteristik lingkungan berupa kebisingan pada bagian

Loom Departemen Weaving AJL di PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

b. Mengetahui usia pekerja bagian Loom pada Departemen Weaving AJL

di PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

c. Mengetahui masa kerja pekerja bagian Loom pada Departemen

Weaving AJL di PT Bintang Asahi Tekstil Industri

d. Mengukur tingkat gangguan pendengaran pekerja bagian Loom pada

Departemen Weaving AJL di PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

e. Menganalisis hubungan antara usia dan masa kerja dengan gangguan

pendengaran pekerja bagian Loom pada Departemen Weaving AJL di

PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT Bintang Asahi Tekstil Industri

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan

pengendalian terhadap pekerja yang terpapar bising >NAB di lingkungan

kerja PT Bintang Asahi Tekstil Industri.

4
2. Bagi Tenaga Kerja

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pekerja

dalam penggunaan alat pelindung telinga yang telah disediakan oleh PT

Bintang Asahi Tekstil Industri.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan acuan untuk

peneliti selanjutnya tentang usia dan masa kerja dengan gangguan

pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai