Anda di halaman 1dari 24

KEWIRAUSAHAAN

A. RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN


Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dari
perilaku seseorang dalam menghadapi tetntang hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai
resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship,
sedangkan wirausaha berasal dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur secara tertulis digunakan
pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya "Kamus Dagang'. Entrepreneur adalah
orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa
harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Agar lebih jelas dan ada pegangan, di bawah ini
diuraikan beberapa pengertian kewirausahaan dan wirausaha, sebagai berikut:

1. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil
karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
2. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi
kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka
kendalikan (Robin, 1996).
3. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran.
4. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan
pribadi.

Dapat di simpulkan bahwa pengertian Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human


process) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi
sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu
menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan
kepada aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan inovatif seseorang dapat
menemukan peluang.

1
B. MANFAAT KEWIRAUSAHAAN
Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan manfaat
kepemilikan bisnis mikro, kecil, dan atau menengah terlebih dahulu. Thomas W. Zimmerer et al.
(2005) merumuskan manfaat berkewirausahaan sebagai berikut :

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.


2. Memberi peluang melakukan perubahan.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya.
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan
atas usahanya.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang
dalam mengerjakannya.

Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan di atas jelas bahwa dengan menjadi usahawan maka
seseorang lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh seseorang yang
menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau menjadi buruh bagi juragan/ orang lain, atau
menjadi pesuruh pengusaha lain atau pekerja bagi para pemilik perusahaan.

C. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat kedepan, berfikir dengan
penuhh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternative masalah dan pemecahannya.

Terdapat beberapa karakteristik dalam pola dasar kewirausahaan, diantaranya:


1. Sikap mental.
2. Kepemimpinan.
Seorang wirausaha yang baik, harus mempunyai kekuatan kepemimpinan yang baik.
Keteladanan dan ketegasan dalam bertindak harus bisa ia tampilkan dihadapan para staffnya.
Kecekatan, kecerdasan dan mampu membaca serta mengambil peluang harus menjadi jiwa
seorang wirausaha yang baik. Dengan kepemimpinan yang baik, semua peluang dapat
ditransformasikan menjadi sebuah produk yang berkualitas untuk bersaing di pasar.
3. Tata laksana.
4. Keterampilan.

2
Karakteristik Wirausaha yakni:
1. Pekerja keras.
2. Disiplin.
Wirausahawan yang percaya diri tidak akan merasa minder saat berhadapan dengan
orang lain, terutama orang yang lebih sukses darinya. Dia yakin dengan kemampuannya
dan tetap menjadi diri sendiri. Bahkan ketika sedang diremehkan, dia tetap yakin untuk
melangkah sesuai dengan visi dan misinya.
3. Mandiri
4. Realitas
5. Prestatif (selalu ingin maju)
6. Komitmen tinggi
7. Tajam naluri bisnisnya.
8. Cepat melihat peluang usaha
9. Kreatif
Wirausahawan yang kreatif dapat menemukan ide-ide yang cemerlang. Dia tidak mau
menjadi follower, tapi ingin menjadi yang terdepan dan berbeda. Dia suka berinovasi
dalam menjalankan bisnisnya, sehingga bisnisnya dapat terus berkembang mengikuti
perubahan zaman.
10. Ulet dan siap pada tantangan
11. Ingin mencapai sesuatu.
Bagi wirausahawan, tentu pembicaraan lebih focus pada bisnis, mana ancaman yang harus
dihindarkan, dan mana peluang yang dapat dimanfaatkan, bertukar fikiran dengan relasi adalah
bahan pembicaraan utama bagi pelaku bisnis.

D. PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN

1. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan Menurut Para Ahli.


Menurut Dhidiek. D. Machyudin prinsip dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:
 Harus optimis
 Ambisius
 Dapat membaca peluang pasar
 Sabar

3
 Jangan putus asa
 Jangan takut gagal
 Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda.
Sedangkan Khafidhul Ulum mengemukakan prinsip kewirausahaan sebagai berikut:
1. Passion (semangat)Independan (mandiri)
2. Marketing sensitivity (kreatif dan inovatif)
3. Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan)
4. Persisten (pantang menyerah)
5. High ethical standart (berdasarkan standar etika)
Apabila pendapat Dhidiek D. Machayudin dan kafidhul ulum tersebut digabungkan, maka
paling tidak terdapat 13 prinsip dalam berwirausaha yaitu :
1. Jangan takut gagal
2. Penuh semangat
3. Kereatif dan inovatif
4. Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko.
5. Sabar, ulet dan tekun.
6. Harus optimis
7. Ambisius
8. Pantang menyerah
9. Peka terhadap pasar/ dapat membaca peluang pasar.
10. Berbisnis dengan standar etika
11. Mandiri
12. Jujur
13. Peduli lingkungan.

Ketiga belas prinsip di atas merupakan modal penting dalam mencapai sukses dalam
nerwirausaha. Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang berwirausaha dengan
sendirinya dan kemudian sukses. Untuk yang demikian itu kita sebut mereka memiliki bakat. Hal
yang tak sangat penting dalam prinsip kewirausahaan adalah membangun Relasi dan network
dengan sesama wirausahawan karena dengan begitu proses pembelajaran dan pengetahuan akan
kewirausahawan kita akan berkembang. Semakin banyaknya network atau relasi juga akan

4
menciptakan peluang-peluang kita dalam mengembangkan dan mencapai usaha yang baik.usaha
yang baik dan maju disini bukan berarti rasa puas dan rasa nyaman yang telah kita dapatkan,karena
dengan rasa puas dan nyaman tersebut justru nantinya akan menurunkan semangat dan
optimalisasi dalam kita meningkatkan usaha kita.

E. IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN


Menurut Zimmere, bagi wirausaha, ide dapat menciptakan peluang untuk mememuhi
kebutuhan rill di pasar. Ide-ide itu menciptakan potensi pasar yang sekaligus memenuhi kebutujan
rill di pasar. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan potensi (peluang usaha), wirausaha perlu
mengidentifikasi dan mengevaliasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara :

1. Mengurangi risiko melalui strategi yang proaktif


2. Menyebarkan risiko ke aspek-aspek yang paling mungkin
3. Mengelolah risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Hasil dari ide secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk bagi
perusahaan atau kreasi baru pada barang yang dihasilkan perusahaan .

Agar ide-ide yang potensial dapat menjadi peluang bisnis, wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang itu secara terus menerus. Peluang Usaha adalah suatu
kesempatan yang datang, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan. Atau
dapat didefenisikan juga sebagai kesempatan yang muncul pada waktu tertentu yang dapat
memberikan kesempatan besar untuk memperoleh keuntungan, jika dalam kesempatan itu
dilakukan suatu tindakan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.

Peluang usaha bisa dimulai dari sebuah Inspirasi karena Inspirasi merupakan sumber dari
peluang. Inspirasi bisa muncul dari mana saja dan kapan saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi
inspirasi sebagai berikut (Nisfia, 2016):
a. Faktor Internal, yang berasal dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain
1. Pengetahuan yang dimiliki;
2. Pengalaman dari individu itu sendiri;
3. Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah;
4. Instuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.

5
b. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara lain:
1. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
2. Kesulitan yang dihadapi sehari-hari;
3. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain;
4. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru

F. ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu :
a. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
b. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.

Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tinjau lebih lanjut apa saja
sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan lingkup pokoketika bisnis yaitu:

6
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait
dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karena ia mengunggah, mendorong dan
membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi, dirugikan dan
diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak mana pun.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya
suatu praktek bisnis.

G. STRATEGI PEMASARAN
Pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search),
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product),
menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen
(promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pemasaran
adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh
konsumen (J. Supranto, 1993).

Secara teoritis pemasaran mempunyai 9 (sembilan) fungsi, yang dapat diuraikan, sebagai
berikut:
1. Fungsi perdagangan (merchandising)
2. Fungsi Pembelian (buying)
3. Fungsi Penjualan (selling)
4. Fungsi Transportasi (transportation)
5. Fungsi Pergudangan (storage)
6. Fungsi Standarisasi (standardization)
7. Fungsi Keuangan (financing)
8. Fungsi Komunikasi (communication)
9. Fungsi Resiko (risk)
Sesuai dengan fungsi sebagaimana telah diungkapkan, maka pemasaran memiliki 8
(delapan) tugas, yaitu:
1. Mengubah orang yang tidak suka terhadap suatu produk menjadi suka (conversional
marketing).

7
2. Mendorong kebutuhan orang yang tidak berminat atau mengetahui (stimulational
marketing).
3. Mengembangkan pemenuhan kebutuhan yang belum terpenuhi (developmental
marketing).
4. Mengaktifkan keinginan atas produk yang stabil atau permintaan terhadap produk yang
menurun (remarketing).
5. Menyelaraskan pola permintaan agar sesuai dengan pola penawaran (synchromarketing)
6. Memelihara tingkat penjualan yang sudah ada terhadap suatu produk (maintnence
marketing).
7. Mengurangi tingkat penjualan yang sudah ada terhadap suatu produk tertentu
(demarketing).
8. Merintangi permintaan atau keinginan terhadap suatu produk tertentu (counter marketing).

8
TUGAS KE II KEWIRAUSAHAAN

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan
mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa
dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau
kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi
hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya.
Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah
semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi
dan fungsinya adalah melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah
inovasi (Hendro, 2011: 29).

Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya
dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang adalah
wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna
mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak
diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa
depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan
Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang
dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between.

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat
perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru
(Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi
berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan

9
secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Richard Cantillon (1973)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang


wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang
akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan


di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam
bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan
metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber
pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada
suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.


Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

10
Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau


melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

KARAKTER WIRAUSAHA

Kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu
kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki
karakter wirausaha sebagai orang yang:

a) Percaya diri
Wirausahawan yang percaya diri tidak akan merasa minder saat berhadapan dengan orang
lain, terutama orang yang lebih sukses darinya. Dia yakin dengan kemampuannya dan
tetap menjadi diri sendiri. Bahkan ketika sedang diremehkan, dia tetap yakin untuk
melangkah sesuai dengan visi dan misinya.
b) Berani mengambil risiko
Wirausahawan yang pemberani siap menghadapi tantangan. Dia cepat mengambil
keputusan dan siap menghadapi segala resikonya. Dia juga tidak akan menyerah sebelum
berjuang. Dia tetap optimis, meski banyak rintangan yang akan dihadapinya saat
menjalankan bisnis.
c) Disiplin
Wirausahawan yang disiplin mempunyai prinsip yang kuat dalam bekerja. Dia patuh pada
peraturan dan selalu berupaya menjalankan bisnisnya sesuai dengan target. Dia selalu
menghargai waktu dan konsisten mengerjakan tugasnya sesuai rencana. Kedisiplinan
adalah tanda bahwa dia bekerja secara profesional.
d) Tanggung Jawab
Wirausahawan yang bertanggung jawab akan menyelesaikan pekerjaan yang sudah
dimulainya. Dia adalah orang yang dapat diandalkan. Mulai dari hal kecil hingga hal besar,
dia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk segala hal yang dipercayakannya. Jika

11
dia melakukan kesalahan atau kegagalan, dia tidak akan menuding orang lain. Tapi dia
siap menghadapi resiko yang terjadi.
e) Rajin
Wirausahawan yang rajin selalu punya semangat untuk belajar dan bekerja setiap hari. Dia
selalu tekun dan berupaya semaksimal mungkin dalam pekerjaannya. Dia bersungguh -
sungguh dan berkomitmen penuh dalam menjalankan bisnisnya, bahkan disaat sedang
berada pada titik terendah. Dia tidak akan menyerah, meski hasilnya belum kelihatan.
f) Kreatif
Wirausahawan yang kreatif dapat menemukan ide-ide yang cemerlang. Dia tidak mau
menjadi follower, tapi ingin menjadi yang terdepan dan berbeda. Dia suka berinovasi
dalam menjalankan bisnisnya, sehingga bisnisnya dapat terus berkembang mengikuti
perubahan zaman.
g) Sportif
Wirausahawan yang sportif menunjukkan sikap yang kesatria dan tidak takut menghadapi
persaingan bisnis. Dia siap bersaing secara sehat dan adil dalam bekerja. Dia juga tidak
akan menjelek-jelekkan orang lain dan tidak mau melakukan hal-hal yang tidak benar
demi meraih kesuksesan.
h) Lapang Dada
Wirausahawan yang lapang dada dapat menerima segala hal dengan ikhlas. Terutama saat
sedang mengalami masa sulit, dia bisa sabar menghadapinya. Saat orang lain memberikan
kritikan, dia dengan senang hati menerima setiap masukan. Bahkan saat pendapatnya tidak
diterima, dia tidak marah-marah dan mengeluarkan caci-maki pada orang lain.
i) Jujur
Wirausahawan yang jujur membuat semua orang senang bekerja sama karena orangnya
dapat dipercaya. Dia tidak akan berniat untuk merugikan konsumen, karyawan, dan rekan
bisnisnya. Kejujuran ini membuat reputasinya bagus, sehingga citra bisnisnya ikut
terangkat. Makanya, jujur sering disebut sebagai modal utama dalam berbisnis.
j) Komunikatif
Wirausahawan yang komunikatif atau bersahabat menunjukkan sikap yang terbuka untuk
berhubungan dengan orang lain. Dia dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siapa

12
saja. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesatuan tim dalam bekerja, saat memasarkan
produknya kepada konsumen, dan saat menjalin relasi bisnis dengan pihak lain.
k) Mandiri
Wirausahawan yang mandiri siap bergantung pada dirinya sendiri. Dia punya kemampuan
inisiatif dalam mengambil keputusan dengan cepat dan bertindak secara bertanggung
jawab. Terutama bagi yang menjalankan usaha seorang diri, kemandirian harus dimiliki
agar tidak mudah bergantung pada orang lain.
l) Rendah Hati
Wirausahawan yang rendah hati mau mengakui keunggulan orang lain. Dia tidak segan
mengapreasi pencapaian orang lain. Bahkan saat sedang di atas, dia tidak merasa sombong
dan meremehkan orang lain. Ini membuatnya disukai dan disegani karena sikapnya
membuat orang nyaman saat berada di sekitarnya.
m) Berorientasi tugas dan hasil
n) Berjiwa kepemimpinan
o) Brorientasi ke depan
p) Keorisinalan.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi
oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh
pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang
wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan
berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan
untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian
untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan
meramu sumber daya.

13
PENGEMBANGAN DAN PENJABARAN INDIKATOR KARAKTER WIRAUSAHA
YANG BERBASIS ILMU PENDIDIKAN

Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia pendidikan
terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya
adalah nilai dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan.

Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

Beberapa puluh tahun yang lalu ada pendapat yang mengatakan bahwa kewirausahaan tidak dapat
diajarkan. Akan tetapi sekarang ini Enterpreneurship (kewirausahaan) merupakan mata pelajaran
yang dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan telah bertumbuh sangat pesat.Transformasi
pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada akhir-akhir ini. Demikian pula di negara kita
pengetahuan kewirausahaan diajarkan di sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi di
berbagai kursus bisnis. Jadi kesimpulannya kewirausahaan itu dapat diajarkan. Berikanlah para
siswa penanaman sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis kemudian kita akan membuat
mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat (Buchari Alma 2000:5).

Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia pendidikan
terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya
adalah nilai dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Menurut Suparman Suhamidjaja
bahwa:”Pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang bertujuan untuk menempa bangsa
Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia yang berdasarkan Pancasila”. Dalam arti yang
lebih luas bahwa pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan manusia
Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.

Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen
atau terpisah dari ilmu-ilmu yang lain:

a. kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep dan
metode ilmiah yang lengkap
b. kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi venture start-up dan venture-growth. Ini jelas
tidak masuk dalam frame work general management cources yang memisahkan management
dan business ownership

14
c. kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
d. kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Dari uraian konsep pendidikan kewirausahaan di atas, dapat disimpulkan bahwa


kewirausahaan pada dasarnya terfokus pada upaya untuk mempelajari tentang nilai,
kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan inovasi. Oleh sebab itu, objek studi
kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk
sikap.
Adapun perlunya pendidikan kewirausahaan di Indonesia menurut R. Djatmiko
Danuhadimedjo(1998:77) adalah:
a. Untuk mengembangkan , memupuk dan membina bibit atau bakat pengusaha sehingga
bibit tersebut lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang
mutakhir.
b. Untuk memberikan kesempatan kepada setiap manusia supaya sedapat mungkin dan
menumbuhkan kepribadian wirausaha.
c. Pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan
kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif meningkatkan daya saing dan daya
juang.
d. Dengan demikian apabila kepribadian wirausaha kita miliki, maka negara kita yang sedang
berkembang ini akan dapat menyusul ketinggalan atau menyamai negara yang sudah maju.
e. Untuk menumbuhkan cara berpikir yang rasional dan produktif dalam memanfaatkan
waktu dan faktor-faktor modal yang dimiliki oleh wirausaha tradisional pribumi.

Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai
insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya,
pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan di sekolah. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara

15
mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan
kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Memupuk Jiwa Kewirausahaan Anak sejak Dini


Jiwa wirausaha pada diri anak tidak serta-merta ada, tapi memerlukan latihan bertahap. Bisa
dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas keseharian anak. Misalnya, membereskan mainan
selesai bermain, rajin sikat gigi sebelum tidur, dan membereskan tempat tidur. Ini merupakan
latihan untuk berdisiplin, bertanggung jawab, dan awal pengajaran tentang kepemilikan.
Latihan selanjutnya, mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Latihan
yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga menabung, sedekah, dan
mencari uang. Tentu saja cara ini memerlukan konsistensi orangtua terhadap aturan.

Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Jiwa Wirausaha Pada Anak


Meskipun seorang wirausaha belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia wirausaha,
namun ada pendapat yang mengatakanbahwa seorang wirausaha lebih memiliki streetsmart
daripada booksmart, maksudnya adalah seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar
dari pengalaman (streetsmart) dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal
(booksmart).

Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Minat Anak

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha, diantaranya:

a) Kemauan
Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk melakukan
tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan seseorang untuk
mencoba berwirausaha merupakan suatu hal yang baik.
b) Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu. Saat ada
ketertarikan dari diri seseorang maka ada daya juang untuk meraih yang ingin dicapai.
Dalam hal ini adalah ketertarikan untuk mau berwirausaha, maka siswa tersebut
mempunyai minat untuk berwirausaha.

16
c) Lingkungan Keluarga
Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting dalam
menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan
dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tualah yang banyak memberikan
pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian mengingat
pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga
terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak.
d) Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang berpengaruh
terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai bekal untuk
diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam proses
pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam
menumbuhkan minatnya. Sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal, maka guru
berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, apalagi yang dibutuhkan orang pada
dasarnya adalah ke arah pengembangan kualitas SDM yang berguna (Suprapto, 2007).
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi besarnya minat yang timbul dari dalam
maupun luar diri siswa terhadap sesuatu yaitu minat berwirausaha.

Pendidika Kewirausahaan Dalam Membangun Motivasi Anak Motivasi adalah proses


membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi
merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan berbagai upaya dalam memenuhi
kebutuhankebutuhannya. Motivasi dapat dicermati dari ketegangan yang dialami oleh individu,
semakin besar ketegangan, semakin tinggi tingkat upaya yang ditunjukkan individu dalam
mencapai tujuannya.

Perlunya Pendidikan Kewirausahaan.


Pendidikan kewirausahaan sangatlah penting bagi wirausaha, agar mereka tidak meraba-raba
dalam melakukan bisnis mereka. Dengan adanya pendidikan maka mereka akan
mempertimbangkan semua yang akan mereka lakukan dengan matang. Pendidikan akan
membentuk para wirausahawan atau pebisnis yang handal dan tangguh. Siap menghadapi

17
tantangan yang akan mereka hadapi. Besar kecilnya resiko akan mereka pertinmbangkan
matang-matang, melakukan segala hal dengan petunjuk yang mereka ketahui tanpa adanya
kebimbangan yang tidak pasti.

PENGERTIAN MOTIVASI BERPRESTASI


Setiap tingkah laku individu pada dasarnya dipengaruhi faktor-faktor pendorong yang
didasari oleh keinginan untuk mencapai suatu tujuan. Handoko dalam (Ninawati, 2002:77)
mengemukakan bahwa faktor pendorong ini disebut motif, yaitu suatu alasan atau dorongan
yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan tertentu.Sedangkan
motivasi dinyatakan sebagai suatu tenaga atau faktor yang menimbulkan, mengarahkan, dan
mengorganisasikan tingkah lakunya.
Robbins (2008:244) menyatakan motivasi sebagai suatu usaha yang sungguh-sungguh
untuk mencapai sesuatu atau sejumlah sasaran, usaha tersebut terkoordinasi oleh kemampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. McClelland (Irwanto, 2002:206) menyatakan tiga
kebutuhan utama yang mendorong perilaku manusia, yaitu berprestasi, motivasi berafiliasi,
dan motivasi berkuasa.
McClelland, Atkinson, Clark dan Lowell (Woolfolk, 2004:384) menyatakan bahwa orang-
orang yang berusaha keras untuk berhasil dalam bidangnya, pencapaian prestasi bukan untuk
suatu pujian atau hadiah namun benar-benar karena keinginan berprestasi. Motivasi berprestasi
diartikan sebagai keinginan untuk lebih dari yang lain atau dorongan untuk berusaha mencapai
keunggulan dan kesuksesan.Murray (Purwanto, 1997:20) mendefinisikan motivasi berprestasi
sebagai hasrat atau tendensi untuk mengerjakan suatu tugas yang sulit dengan cepat dan sebaik
mungkin.
Heckhausen (Purwanto, 1997:20) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan
usaha yang keras untuk meningkatan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin
dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar
keunggulan tersebut dapat berupa kesempurnaan tugas lalu presentasi sendiri sebelumnya dan
juga sebagai presentasi untuk orang lain.
Monks dkk (1998, 188) menjelaskan kembali berupa standar suatu keunggulan menurut
Heckhausen, yaitu:

18
1. Prestasi orang lain yang artinya bahwa anak tersebut ingin berbuat lebih baik daripada
yang telah diperbuat oleh orang lain.
2. Prestasi diri sendiri yang lampau, artinya bahwa anak ingin berbuat melebihi
prestasinya yang lalu, ingin menghasilkan yang lebih baik daripada apa yang telah
dihasilkannya semula.
3. Tugas yang harus dilakukannya, berarti bahwa ia ingin menyelesaikan tugas sebaik
mungkin. Jadi tugasnya sendiri menjadi tantangan bagi anak.
Adapun standar keunggulan siswa lain adalah standar keunggulan yang berhubungan
dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh
siswa lain (misalnya teman sekelas). Standar ini lebih ditujukan kepada keinginan siswa untuk
menjadi juara pertama dalam setiap kompetisi.
Winkel (1997:96) menyatakan bahwa motivasi berprestasi sangat ditentukan oleh hasrat
(keinginan atau tekad) untuk berprestasi dengan baik menurut ukuran dan pandangan sendiri,
bukan menurut ukuran atau pandangan orang lain. Dengan demikian achievement motivation
dalam rangka belajar (akademis)merupakan intensifikasi dari bentuk motivasi intrinsik.
Berdasarkan penjelesan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu keinginan atau dorongan dalam diri seseorang dalam rangka mengatasi
rintangan, bekerja keras untuk mencapai prestasi yang membanggakan dan sesuai dengan yang
diinginkan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada sebelumnya
atau mempertahankan prestasi maksimal yang pernah diraihnya menurut ukuran dan
pandangan sendiri, bukan menurut ukuran pandangan orang lain.

LANDASAN MOTIVASI BERPRESTASI

 Dalam kehidupan kewirausahaan pengenalan terhadap diri sendiri (kekuatan maupun


kelemahan) sangatlah penting.
 Dengan mengenal dirinya, wirausahawan dapat mengerti secara persis potensi yang
sebenarnya ada, hal tersebut akan memberikan dorongan dalam mencapai tujuan usaha
yang telah diterapkan.
 Menganalisis dan berusaha memahami kekuatan, kelemahan diri, dan upaya melakukan
hal-hal yang perlu ditingkatkan, merupakan modal dasar bagi seorang wirausahawan.

19
 Mereka yang berhasil dalam usahanya sehingga mampu membesarkan perusahaannya,
pasti memahami segala kekuatan dan kelemahan diri mereka.
 Semakin yakin seseorang dapat mengorganisasikan berbagai kekuatan dan kelemahan,
maka semakin yakin dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi.
 Keyakinan untuk dapat meraih prestasi, akan mampu mengakali berbagai kemungkinan
buruk yang mengarahkan seseorang ke dalam jurang kegagalan.

GOOD TEAM PLAYER

Good Team Player mengandung Tiga prinsip dasar dalam building a network yang dapat
membuat bisnis Anda besar atau bahkan membuat bisnis Anda hancur berkeping-keping.
Tiga prinsip dasar Good Team Player:
a. Konsultasi
Konsultasikan selalu perkembangan bisnis Anda kepada sponsor / Leader Anda setiap
minggu, supaya Anda mendapat bimbingan dari mereka dan dibantu untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi sehingga bisnis Anda akan tetap
berkembang. Karena merekalah yang peduli akan kesuksesan Anda.

b. Edifikasi
Edifikasi = Membangun / memberi kekuatan / mempromosikan / memuji / menghormati
sesuatu.
Edifikasi merupakan prinsip dasar & kunci vital Anda bekerja sebagai pembangun
jaringan (Network Builder). Edifikasikan selalu sponsor / LeaderAnda, perusahaan
Anda, partner bisnis Anda, cross line Anda, buku-buku positif dan juga semua
pertemuan DBS!!
Contoh edifikasi : sebelum Anda meminta bantuan presentasi kepada Leader Anda,
ceritakan terlebih dahulu mengenai kelebihan-kelebihan Leader Anda tersebut
(edifikasi), misalnya Anda boleh bicara pada prospek Anda, temen saya yang akan
mengajarkan kita bisnis nanti adalah orang hebat, beliau walaupun masih mahasiswa
tetapi sudah menjadi pengusaha, yang bisa membiayai dirinya sendiri bahkan sudah bisa
ngasih ke orang tuanya, karena beliau lebih berpengalaman dalam bisnis ini maka suatu
kehormatan bagi kita semua karena beliau mau meluangkan waktunya untuk

20
menjelaskan bisnis yang sangat luar biasa ini kepada kita. Intinya Anda mempromosikan
Leader Anda. Hal ini bertujuan agar prospek Anda mau mendengarkan, respek atau
menanggapi apa yang disampaikan oleh Leader Anda karena pada umumnya 95% orang
bergabung di bisnis ini ketika sudah paham. Dan kemungkinan mereka pasti paham
karena mereka mau mendengarkan Leader kita yang sudah kita edifikasi. Ciri sukses
bahwa edifikasi sudah berjalan dengan baik adalah presenter merasa nyaman ketika
mempresentasikan bisnis ini. Jangan pernah mengedifikasi diri sendiri, karena akan
terkesan Anda sombong. Semua orang tidak suka orang sombong. Mintalah partner
bisnis Anda untuk edifikasi Anda. kalau terpaksa tidak ada yang mengedifikasi Anda,
edifikasilah para Leader. Anda boleh menceritakan hasil yang Anda peroleh di bisnis
ini, hanya jika ditanya oleh prospek Anda. itupun juga singkat saja. Kemudian satu hal
yang tidak boleh terlupakan, misalkan ketika Anda diedifikasi oleh partner bisnis Anda,
Anda harus edifikasi balik partner bisnis Anda tersebut. kalau tidak, semua partner
bisnis Anda kalau minta bantuan ke Anda terus. Anda akan sibuk sendiri & duplikasi
tidak akan berjalan lancar karena semua jaringan Anda bertumpu pada Anda, padahal
Anda memiliki waktu & tenaga yang terbatas. hal ini bertujuan agar partner bisnis Anda
meminta bantuan tidak hanya ke Anda, sehingga duplikasi akan berjalan.
c. No Crosslining
Tidak berbicara tentang bisnis apalagi kekurangan Anda di bisnis ini kepada orang yang
bukan di jaringan Anda (kolega bisnis) tetapi bicarakanlah kepada Leader Anda.
Jika mental Anda sedang down, jangan curhat kepada partner bisnis Anda, tapi selalu
konsultasikan ke Leader/konsultan bisnis Anda, Sebaliknya apabila mental Anda sedang
berada di atas, segeralah memberi semangat kepada para partner bisnis Anda.

KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI

Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang artinya sama. Secara bahasa,
komunikasi berarti proses untuk memperoleh pengertian yang sama. Berdasarkan arti
praktisnya komunikasi adalah proses pengiriman / penerimaan informasi, berita, pesan
antara 2 orang atau lebih dengan menggunakan cara yang tepat sehingga informasi / pesan
yang dimaksud dapat dimengerti oleh keduanya.

21
Negosiasi berprinsip menghasilkan kesepakatan bijaksana yang damai dan efisien.artinya
semakin Anda mengetengahkan standar yang adil, efisien atau berdasar ilmiah pada
permasalahan Anda, akan semakin besar kemungkinan Anda menghasilkan paket negosiasi
yang adil dan bijaksana tanpa komunikasi, tidak akan terjadi negoisasi. Negosiasi
merupakan proses komunikasi yang ulang-alik untuk mencapai kesepakatan bersama.
Proses komunikasi bukanlah merupakan hal yang mudah, sekalipun dilakukan oleh orang-
orang yang mempunyai latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang luas. Ada 3 (tiga)
masalah besar dalam komunikasi, yaitu:

1. Tidak saling berbicara


Para negosiator mungkin tidak saling berbicara, atau paling tidak dilakukan dengan cara
yang tidak dapat dipahami. Sering kali masing-masing pihak sudah mempunyai
prasangka buruk terhadap pihak lawannya dan tidak berusaha untuk melakukan
komunikasi secara sungguh-sungguh. Kalaupun mereka berbicara, pembicaraannya
diarahkan untuk memberi kesan kepada pihak ketiga tentang kebenaran pihaknya
masing-masing, bukannya berupaya untuk bernegosiasi yang menghasilkan kesepakatan
yang menguntungkan kedua belah pihak. Sekalipun mereka berbicara jelas dan
langsung, mereka mungkin tidak mau saling mendengarkan.

2. Komunikasi
Perhatikanlah betapa seringnya orang tidak memperhatikan apa yang Anda bicarakan
mungkin sama seringnya dengan ketidak mampuan Anda untuk mengulangi apa yang
mereka telah katakan.dalam negosiasi mungkin Anda terlalu sibuk memikirkan apa yang
akan Anda kemukakan berikutnya, bagaimana Anda akan menanggapi hal terakhir yang
disampaikan lawan atau tentang bagaimana Anda akan menyusun kerangka argumentasi
Anda, sehingga Anda terlupa apa yang dikatakan pihak lawan. Atau Anda lebih
memperhatikan kebenaran Anda sendiri daripada kebenaran pihak lawan. Bagi Anda
tidak ada yang lebih penting selain kebenaran Anda sendiri, yang harus diperhatikan
pihak lawan. Akibatnya Anda kurang mau memperhatikan kebenaran pihak lain, yang
berakibat komunikasi tidak terjadi.

22
3. Salah Pengertian
Apa yang dikemukakan satu pihak diinterprestasikan pihak lain secara keliru. Sekalipun
para negosiator berada di ruang yang sama, komunikasi dari satu pihak ke pihak lainnya
bisa terjadi bak mengirimkan signal asap dan angin yang kencang. Apabila kedua belah
pihak berbicara dengan bahasa yang berbeda, maka kemungkinan maka kemungkinan
terjadinya salah pengertian menjadi bertambah besar. Agar negosiasi berjalan dengan
sukses pihak-pihak yang bernegosiasi haruslah termotivasi untuk melakukan kolaborasi
bukan kompetisi. Mereka harus commetted terhadap suatu tujuan yang menguntungkan
kedua belah pihak, bukan hanya memperhatikan kepentingannya sendiri. Akhirnya
mereka harus mau melakukan hubungan antar manusia yang lebih dapat diterima,
bukannya persetujuan, lebih terbuka untuk dapat dipercayai pihak lainnya, bukannya
sikap menghindar atau defensif, lebih fl eksibel (tetapi teguh dalam pendirian), bukannya
sikap keras kepala tetapi menyerah. Dalam bernegosiasi selalu menggunakan berbagai
taktik, taktik negosiasi diartikan sebagai manuver-manuver yang dibuat pada titik-titik
tertentu. Proses negosiasi misalnya: ancaman, gertakan, dan penawaran limit
(kesempatan terakhir penawaran).

23
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan. Bandung; Alfa Beta.

Tim Pengajar Kewirausahaan, Modul Kewirausahaan; Majene; Unsulbar.

Sunarya, Sudaryono, Saefullah. 2010. Kewirausahaan. Yogyakarta; Andi.

Bhttp://westaction.org/definitions/def_entrepreneurship_1.html yang diakses pada tanggal 13 Januari


2006

24

Anda mungkin juga menyukai