Oleh :
ARRY DWI HANDOKO
112980128
B. LATAR BELAKANG
Batubara merupakan suatu lapisan yang padat, yang pembentukan dan
penyebarannya dapat terjadi secara horisontal maupun vertikal, dan merupakan
suatu lapisan yang heterogen. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka
batubara mempunyai kualitas yang berbeda-beda meskipun tempat terbentuknya
terdapat pada satu tempat. Endapan batubara pada wilayah PKP2B PT. Antang
Gunung Meratus terdapat dalam dua formasi batuan, yaitu Formasi Tanjung yang
berumur Eosen (38 – 55 juta tahun yang lalu) dan Formasi Warukin yang berumur
Miosen (12 – 15 juta tahun yang lalu). Akibat adanya perubahan mekanisme
sedimentasi mengakibatkan dijumpainya perbedaan jumlah lapisan batubara.
Lapisan batubara tersebut dalam penyebarannya maupun ketebalannya tidak
konsisten dan membentuk lensa, membaji ataupun bercabang. Hal ini juga
mengakibatkan perbedaan kualitas batubara. Dengan adanya beda kualitas ini agar
batubara yang mempunyai kualitas rendah dapat dimanfaatkan, maka dilakukan
kegiatan blending atau pencampuran antara batubara kualitas tinggi dengan
batubara kualitas rendah. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka penulis
tertarik untuk meneliti percampuran yang tepat antara batubara kualitas tinggi
dengan batubara kualitas rendah untuk memenuhi kebutuhan batubara sesuai
dengan kriteria yang diinginkan oleh konsumen dengan memperhatikan 6
parameter dari batubara yaitu : kandungan air bawaan (IM), kandungan abu (Ash),
zat terbang (VM), karbon tertambat (FC), kandungan sulfur (TS) dan nilai kalor
(CV).
C. TUJUAN PENELITIAN
D. DASAR TEORI
1. Genesa Batubara
Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa macam
tumbuhan yang merupakan material organik dan telah mengalami dekomposisi
atau penguraian oleh adanya proses biokimia dan geokimia sehingga berubah baik
sifat fisik maupun sifat kimianya.
Genesa batu bara berdasarkan tempat terjadinya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Teori Insitu
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat dimana
tumbuh-tumbuhan itu berada (terjadi di tempat itu juga) yang
mempunyai ciri-ciri sbb : penyebarannya luas dan kualitasnya baik
(karena kadar abunya rendah).
2. Teori Drift
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terjadinya ditempat lain dari
tumbuh-tumbuhan asal itu berada karena sudah tertransportasi, yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : penyebarannya tidak luas tetapi
banyak, kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung pengotor.
5. Nilai Kalor.
Nilai kalor dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang
terbakar seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi dengan panas
reaksi eksotermis atau endotermis yang terjadi dari pembakaran
komponen pengotor.
6. Kandungan Sulfur.
Sulfur merupakan zat pencemar, maka adanya sulfur yang tinggi
sangat tidak dikehendaki.
Ada 3 macam bentuk sulfur yaitu :
Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20 – 80 % dari total
sulfur dan berasosiasi dengan abu batubara.
Organic Sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara
20 – 80 % dari total sulfur. Sulfur Organik terikat secara kimia
dengan substansi atau zat-zat lain.
Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi
sulfat.
3. Blending.
Blending atau pencampuran adalah penggabungan atau penimbunan secara
bersamaan dan terus menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih material
(batubara beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi yang konstan
(parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya.
Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda
kualitasnya, sehingga kualitas batubara hasil campuran merupakan perpaduan dari
semua parameter kualitas batubara yang dicampur atau dengan kata lain batubara
dengan kualitas rendah akan menjadi lebih baik dan dapat memenuhi batasan-
batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan konsumen.
Pencampuran batubara dilakukan terhadap batubara yang terdiri dari dua
jenis kualitas batubara pada area penimbunan tersebut dengan perbandingan
tertentu sehingga didapatkan hasil blending atau pencampuran yang sesuai dengan
permintaan konsumen.
Pencampuran batubara supaya didapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diinginkan dengan komposisi yang seragam dan homogen, secara teoritis
parameter kualitasnya campurannya dapat dideteksi atau didekati dengan
persamaan sbb :
K 1 . X 1 K 2 . X 2 ... K n . X n
Kc =
Xc
Xc = X1 + X2 + ... + Xn
Keterangan :
Kc = Kualitas batubara campuran.
Xc = Berat total batubara campuran.
K1,K2,...,Kn = Kualitas dari masing-masing batubara yang akan dicampur.
X1,X2,...,Xn = Berat dari masing-masing batubara yang akan dicampur.
E. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dihadapi adalah adanya beda kualitas batubara pada
masing-masing formasi dan selama ini pencampuran yang dilakukan untuk
memenuhi kriteria permintaan konsumen hanya berpedoman pada sebagian
parameter kualitas batubara, sedangkan kualitas batubara ditentukan oleh banyak
parameter kualitas yang menjadi target.
Hal di atas erat kaitannya dengan perencanaan percontohan batubara yang
merupakan bagian integral dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan
maupun pada saat pemasaran batubara yang mempunyai arti penting baik secara
teknis maupun ekonomis guna mendapatkan hasil kegiatan di atas secara optimal.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi Literatur
Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data
di lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan
penelitian ini dan perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa :
a. Literatur
b. Brosur-brosur
c. Karya-karya ilmiah,dll.
2. Penelitian Langsung di lapangan
Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
a. Observasi lapangan
Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas
serta kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang
diperoleh.
b. Cek kembali perumusan masalah
Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di
dapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.
3. Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :
Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan
maupun dokumen.
Instansi yang terkait, seperti P3TM dan pusat informasi lainnya
Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN “Veteran” maupun
perpustakaan daerah.
4. Akuisisi Data
Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya :
Pengumpulan dan pengelompokan data
5. Mengolah Data
Data-data yang telah diperoleh akan diolah, sehingga masalah yang ada dalam
hal ini komposisi blending yang tepat dapat terselesaikan.
H. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan analisa kualitas batubara pada masing
masing formasi sebagai berikut :
No. Parameter Kualitas Batubara Tanjung Warukin
1. Kandungan air bawaan 4,32 – 5,25 16,9 – 20,1
2. Kandungan abu 9,55 – 13,4 0,8 – 3,59
3. Kandungan zat terbang 40,19 – 40,65 33,78 – 52,52
4. Total sulfur 0,53 – 0,6 0,1 – 1,5
5. Karbon tertambat 42,94 – 43,70 31,42 – 40,42
6. Nilai kalor 6525 - 6824 4855 – 5678
Z = X1 + X2
Dimana :
Z : fungsi tujuan (batubara campuran yang diinginkan)
X1 : batubara produk Warukin
X2 : batubara produk Tanjung
Dengan menggunakan tiga parameter yaitu kandungan abu, kandungan
sulfur dan nilai kalor, kriteria permintaan konsumen dalam program linier disebut
fungsi batasan dan kendala dapat dituliskan model matematiknya sebagai berikut :
1. X1 + X2 40.000
X1 +X2 +X3 = 40.000
2. 3,59X1 +13,4X2 13(40.000)
3,59X1 +13,4X2 +X4 = 520.000
3. 1,5X1 +0,6X2 1(40.000)
1,5X1 +0,6X2 +X5 = 40.000
4. 5678X1 +6824X2 = 6500(40.000)
5678X1 +6824X2 +X6 = 260.000.000
Vd Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK NI
Z 1 -1 -1 0 0 0 0 0 -
X3 0 1 1 1 0 0 0 40.000 40.000
X4 0 3,59 13,4 0 1 0 0 520.000 38.805,9
X5 0 1,5 0,6 0 0 1 0 40.000 66.666,7
X6 0 5678 6824 0 0 0 1 260.000.000 38.100,8
Z [-1 -1 0 0 0 0 0 ]
(-1) [0,832 1 0 0 0 1,46.10-4 38.100,8 ]
-0,168 0 0 0 0 1,46.10-4 38.100,8
X3 [1 1 1 0 0 0 40.000 ]
( 1) [0,832 1 0 0 0 1,46.10-4 38.100,8 ]
0,168 0 1 0 0 -1,46.10-4 1.899,18
Vd Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK NI
Jadi Z = X1 + X2
= 11.304,64 + 28.695,36
= 40.000
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan perbandingan antara batubara
Warukin (X1) dengan batubara Tanjung (X2) adalah : 1 : 2,5
Untuk membuktikan perbandingan tonnase tersebut dapat digunakan
rumus blending sebagai berikut :
Untuk kandungan abu :
K 1 . X 1 K 2 . X 2 ... K n . X n
Kc =
Xc
Untuk kegiatan pengambilan conto yang baik perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Ukuran scoop harus tepat.
2. Pengambilan conto kalau bisa pada conveyor.
3. Jangan menampung material yang jatuh dari ujung conveyor, tetapi gerakkan
scoop maju ke depan terus tarik kembali.
4. Bila pengambilan conto dilakukan pada timbunan maka sebaiknya jangan
hanya pada satu tempat.
Misal : Untuk pengambilan conto dari ROM pada belt conveyor sebanyak 10 kali
Jam kerja 10 jam.
60
Maka pengambilan conto dilakukan setiap = 10 x menit
10
= 60 menit atau 1 jam
I. KESIMPULAN
1. Optimasi pencampuran batubara untuk memenuhi kriteria permintaan
konsumen bertujuan untuk memanfaatkan batubara kualitas rendah
semaksimal mungkin dengan memakai variabel kendala, yaitu : kuantitas
kebutuhan batubara masing-masing konsumen, parameter kualitas masing-
masing produk batubara seperti kandungan air bawaan, kandungan abu,
kandungan zat terbang, karbon tertambat, kandungan sulfur dan nilai kalor.
2. Dari hasil perhitungan menggunakan program linier metode simplek dengan
tiga parameter, untuk mendapatkan parameter kualitas batubara yang
diinginkan konsumen seperti Ash 13 %, TS 1 % dan CV = 6500 Cal/gr
dapat dicampur antara batubara produk Tanjung dengan parameter kualitas
Ash = 13,4 %, TS = 0,6 % dan CV = 6824 Cal/gr dan batubara produk
Warukin dengan parameter kualitas Ash = 3,59 %, TS = 1,5 % dan CV = 5678
Cal/gr sehingga menghasilkan perbandingan 1 : 2,5 atau 2 bucket loader
batubara Warukin dicampur dengan 5 bucket batubara Tanjung dengan catatan
kapasitas bucket sama.
3. Perencanaan percontoh yang baik akan menghasilkan perolehan data dengan
akurasi yang tinggi sehingga secara teknis akan mempermudah di dalam
interpretasi dan evaluasi data. Oleh karena itu perlu dibuat perencanaan
percontoh yang baik agar dapat dihindarkan penggunaan biaya kegiatan yang
tidak seharusnya dikeluarkan.