Disusun oleh :
Pembimbing :
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Psikodinamika
Kedua, Das ich atau ego merupakan inti dari pada alam sadar. Alam sadar
ini selalu berkembang sejak dilahirkan bayi mengikuti pengaruh biologis atau miliu
(lingkungan/environment). Das ich merupakan pelaksanaan dari segala dorongan
dan keinginan nafsu, libido yang dikehendaki oleh das es. Das es akan bertindak
melaksanakan dorongan - dorongan das ich. Desakan-desakan atau drives yang
muncul dari das es akan mendorong alam sadar, mendorong das es untuk
mengadakan kontak dengan lingkungan sekitar, melaksanakan tindakan yang
diperlukan untuk memberikan kepuasan pada das es. Dengan demikian, kata Freud,
das ich merupakan jembatan gantung yang menghubungkan antara kebutuhan, dan
tindakan atau alat untuk melayani das es. Tindakan das ich dalam usahanya
melayani das es yang tak sadar itu dilakukannya dalam keadaan sadar. Das ich
melaksanakan segala tindakan pada alam sadar (Gerson, 1977).
Das ich yang sadar dalam melayani kepuasan, das es yang tak sadar
memegang peranan penting dalam menyalurkan serta menyaring nafsu. Das ich
sendiri terjadi, karena adanya pertentangan antara prinsip dengan realitas yang
terdapat dalam susunan ruang dan waktu. Das Ich (ego) yang bertindak secara sadar
di samping menyaring nafsu yang muncul dari das es, juga bertindak menekan
kembali nafsu yang bersifat merusak. Atau dapatlah dikatakan bahwa das ich
tersebut dianggap semacam mediator yang ada pada nafsu-nafsu di dalam das es
dengan dunia luar yang terdiri dari kenyataan material serta kemasyarakatan.
(Kattsoff, 1989).
Ketiga, das uber ich (super ego), sesuai dengan namanya, merupakan suatu
bagian puncak tertinggi, jika dibanding dengan kedua bagian lainnya. Secara
struktural das es merupakan bagian terbesar dari seluruh perawakan nafsu (jiwa)
dan bagian atas dari das es terdapat das ich si pelaksana, dan pada seluruh
puncaknya terdapat kedudukan das uber ich. Semua ini merupakan aktivitas pada
alam bawah sadar. Segala norma kehidupan di dunia yang mempengaruhi das ich
membekas dan bertahta pada das uber ich. Karena itu, das uber ich berfungsi
menjalankan kontrol terhadap aktivitas das ich, disamping berfungsi sebagai
kekuatan moral. Contohnya adalah seorang anak mulai memiliki pengalaman
tentang penghargaan dan hukuman yang diberikan oleh orangtua, mereka mulai
belajar apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan dan menghindari
rasa sakit. Saat usia ini, kenikmatan dan rasa sakit merupakan fungsi ego karena
anak-anak belum memiliki a conscience dan ego ideal (superego). Pada usia ke 5/6
tahun, anak mulai mengidentifikasi orangtua dan mulai belajar apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan. Ini lah awal mula pembentukan superego.
Das uber ich sebagai alam norma atau alam nilai dapat berfungsi moral yang
selalu mengawasi aktivitas das ich tentang boleh tidaknya suatu perbuatan. Das
uber ich juga menilai tentang apa yang boleh dilakukan, tentang apa yang akan
dilakukan, tentang apa yang telah dilakukan. Penilaian das ich ini merupakan
larangan dan ijin untuk melakukan suatu perbuatan, sehingga das uber ich bisa
mencela dan memuji atau mengoreksi apa-apa yang dilakukan oleh das ich. Dari
hal inilah, maka das ich sering terjepit pada dua kepentingan, yaitu kepentingan das
es dan kepentingan das uber ich. Das uber ich selalu menegur aktivitas das ich yang
tak sesuai dengan kondisi dan uber ich, karena mengikuti dorongan das es. Dengan
demikian das uber ich merupakan suatu kekuatan moral yang mengontrol das ich,
kalau sekiranya dipengaruhi oleh das es. Namun, semuanya dalam kondisi yang
saling mempengaruhi dan dinamis satu sama lainnya (Gerson, 1977). Das uber ich
memiliki dua subsistem yaitu the conscience dan the ego-ideal. The conscience
dihasilkan dari pengalaman hukuman yang didapatkan karena berperilaku yang
tidak seharusnya, dimana the ego-ideal berasal dari pengalaman akan penghargaan
karena perilaku yang baik.
2) Formasi Reaksi, yaitu salah satu cara dimana impuls yang di tekan menjadi sadar
dan menyamarkan diri yang berlawanan dengan bentuk aslinya. Seperti seorang
perempuan sangat membenci ibunya, karena dia tau masyarakat menuntut kasih
sayang terhadap orang tua, yang dimana akan membuat dirinya cemas, dia akan
fokus terhadap impuls yang berlawanan yaitu kasih sayang.
8) Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertingkah laku yang tidak
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Contohnya seorang anak akan
mengurungkan diri nya untuk mendapatkan botol ketika adiknya lahir.
Menurut Freud, kehidupan 4-5 tahun pertama atau infantile stage merupakan tahap
yang krusial dalam pembentukan personaliti. Tahap berikutnya adalah latency saat
usia 6-7 tahun ketika tidak ada pertumbuhan seksual. Lalu pada saat pubertas, ada
tahap genital. Perkembangan psikoseksual berujung pada kedewasaan.
- Infantile Periode
Freud membagi periode infant menjadi tiga fase berdasarkan zona erogen
yang perkembangannya paling menonjol.
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan Bagian tubuh yang sensitif
terhadap rangsangan adalah mulut, karena mulut adalah organ pertama yang
memberikan kenikmatan pada anak-anak.
2) Fase anal (anal stage): kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini
bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage): kira-kira usia 3-4 tahun. Bagian tubuh yang sensitif
pada fase falis adalah alat kelamin.
- Latency Period
Kira-kira usia 4-5 tahun sampai pubertas. Pada fase ini orangtua dapat
menghukum atau mendukung aktivitas seksual pada anak mereka. Jika supresi dari
orangtua berhasil, anak akan menekan keinginan seksualnya dan menggunakan
energi fisik nya untuk sekolah, teman, hobi dan aktivitas non-seksual lainnya.
- Genital period
Terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini
individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.
2.1.2 Psikodinamika menurut carl gustav jung
Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah
individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi
(teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai
potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan
Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke
arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti
bahwa ia memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang
tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada
perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah
keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.
Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian
karena tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung
melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Freud
menekankan asal-usul kepribadian pada kanak-kanak sedangkan Jung menekankan
asal-usul kepribadian pada ras. Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju atau
mengejar kemajuan dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang
lebih sempurna. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf differensiasi yang
lebih tinggi.
Dia percaya neurosis yang dihasilkan dari kecemasan dasar yang disebabkan
oleh hubungan interpersonal. Teorinya mengusulkan bahwa strategi yang
digunakan untuk mengatasi kecemasan seringkali digunakan secara berlebihan,
menyebabkan mereka mengambil bentuk kebutuhan.
Menurut Horney, kecemasan dasar (karena neurosis) dapat terjadi akibat
berbagai hal termasuk, "... dominasi langsung atau tidak langsung, ketidakpedulian,
perilaku tak menentu, kurangnya rasa hormat untuk kebutuhan individu anak,
kurangnya bimbingan yang nyata, sikap meremehkan, terlalu banyak kekaguman
atau tidak adanya itu, kurangnya kehangatan yang dapat diandalkan, harus berpihak
dalam perselisihan orang tua, terlalu banyak atau terlalu sedikit tanggung jawab,
perlindungan lebih, terpisah dari anak-anak lain, ketidak adilan,
diskriminasi, ingkarjanji, suasana bermusuhan, dan seterusnya "(Horney, 1945).
Horney tidak percaya bahwa alam bawah sadar merupakan penentu
kepribadian dan konflik masa kecil yang penting, tapi ia mempertanyakan
penekanan Freud pada konflik seksual. Dia percaya konflik adalah masalah
interpersonal yang belum terselesaikan. Seperti Erikson, Horney percaya kekuatan
budaya / sosial, harus dipertimbangkan. Dia juga percaya perbedaan peran gender
yang dipelajari dalam masyarakat, bukan hasil dari perbedaan anatomi. Pendekatan
relasional Horney telah menjadi dasar untuk terapi keluarga kontemporer dan
beberapa teori perkembangan sosial.
2.2 Skizofrenia Paranoid
2.2.1 Definisi
2.2.2 Diagnosis
- Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda, atau
– Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya (Withdrawal) dan
– Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnya mengetahuinya.
– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan
tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).
c. Halusional Auditorik ;
– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien .
– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika;
* Adanys gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan
diri secara sosial.
Pedoman diagnostik
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain
perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion
of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of
passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling
khas;
Pasien juga sering curiga kepada orang lain bahkan kepada saudara-
saudara kandungnya sendiri. Pasien juga mengatakan bahwa orang lain bisa
membaca isi pikirannya sendiri. Selain itu, pasien juga sering mengatakan bahwa
pasien sering mencium bau kembang di rumah, dan pasien mengaku sering ada
yang masuk ke tubuh pasien yang dimulai dari tangan hingga masuk ke dada
pasien, namun pasien tidak tahu apa yang masuk ke dalam tubuhnya. Pasien juga
sering keluyuran dari rumah dengan membawa anaknya namun pasien masih bisa
untuk balik lagi ke rumah. Semua keluhan ini sudah dirasakan sekitar 2 bulan
lamanya dan semakin berat hingga pasien sering mengamuk dan marah-marah
tanpa sebab yang jelas kepada keluarga hingga membanting gelas serta meresahkan
masyarakat sekitar.
http://journalpsyche.org/alfred-adler-personality-theory/
https://books.google.co.id/books?id=I4us43Ee7VIC&pg=PA107&lpg=PA107&dq=makalah+teori+psyc
hodynamic+theory+karen+horney&source=bl&ots=fTZgxjNr88&sig=Yf9oRNdkSstRQnKEBOG
bVsn8Up0&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjcmJz03qPcAhUQSX0KHe9hCKsQ6AEwCXoECAkQAQ
#v=onepage&q&f=false\