“PENGARUH BEKAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PADA PASIEN HIPERTENSI DI KLINIK HAMDALAH PUSAT BEKAM

DAN RUQYAH SYAR’IYYAH MAKASSAR ”
Rahmat Arbiansyah Hasan, Yusriani Mangerangi2, Asrini Safitri3
Arbyhasan05@gmail.com
1.Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran
2.Dosen Fakultas Kedokteran
3.Dosen Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit hipertensi disebut sebagai “the silent killer”
karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar.
Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan, tetapi secara potensial
sangat berbahaya. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia tahun 2013, pravalensi hipertensi di Indonesia yang di dapat
melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, dan
pravalensi keseluruhan data yang dikumpulkan dinas kesehatan sebesar 26,5
persen (25,8% + 0,7%). Salah satu pengobatan alternative pada hipertensi
adalah bekam. Penelitian Alshofawi pada tahun 2010 menunjukkan adanya
penurunan tekanan darah yang signifikan setelah dilakukan bekam. Menurut
Alshowafi bekam dapat melancarkan sirkulasi darah dan membuang
endapan zat-zat pembentuk aterosklerosis di pembuluh darah.
Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
pra-eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest.
Hasil Penelitian: Data tekanan darah sistol pada keseluruhan subyek di
analisa dengan menggunakan uji T berpasangan, karena berdasarkan uji
normalitas dengan Shapiro-wilk diperoleh nilai p adalah 0,295 (p> 0,05)
sehingga data dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan pada data tekanan
darah diastol keseluruhan subyek di analisa dengan menggunakan uji
Wilcoxon, karena berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-wilk diperoleh
nilai p adalah 0,000 (p<0,05) sehingga data tidak berdistribusi normal.
Sehingga pada uji T berpasangan untuk tekanan darah sistol mendapatkan
nilai p= 0,000,atau p<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
tekanan darah sistol sebelum dan setelah bekam pada keseluruhan subyek.
Pada data tekanan darah diastole memakai uji Wilcoxon didapatkan nilai
p=0,004, atau p<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
tekanan darah diastol sebelum dan setelah bekam.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan tekanan
darah sebelum dan setelah pembekaman, sehingga dapat disimpulkan bahwa
bekam mempunyai pengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

Kata Kunci: Bekam, Tekanan Darah, Hipertensi

 "THE EFFECT OF CUPPING ON THE DECREASE IN BLOOD
PREASURE IN HYPERTENSIVE PATIENT IN THE HAMDALAH
CLINIC CENTER CUPPING AND RUQYAH SYARI’IYYAH
MAKASSAR"
Rahmat Arbiansyah Hasan1, Yusriani Mangerangi 2, Asrini Safitri3
Arbyhasan05@gmail.com
1. General Medical Student, Faculty of Medicine
2. Lecturer at the Faculty of Medicine
3. Lecturer at the Faculty of Medicine
Muslim University of Indonesia

ABSTRACT
Background: Hypertension is reffered to as “the silent killer’ because there
are no signs and symptoms that can be seen from the outside the body.
Hypertension disease develops slowly, but potentially is ver dangerous.
Based on the results of basic health research (RISKESDAS) Indonesian in
2013, prevalence of hypertension in Indonesia obtained through
measurement at age ≥18 old obtained by 25.8 percent, and the overall
prevalence of data collected by public health department is 26,5 persen
(25,8% + 0,7%). One of the alternative treatments on hypertension is
cupping. Alshofawi research in 2010 showed a significant drop in blood
pressure after cupping. According to Alshofawi, cupping can smooth blood
sirculation and remove the deposits of atherosclerosis forming substances in
the blood vessels.
Method: This study was conducted using pre experimental method with one
group pretest-posttest design.
Result: Systolic blood pressure data on all subjects were analyzed with
paired T test, because based on normality test with Shapiro-wilk obtained p
value is 0,295 (p> 0,05) so the data is otherwise normally distributed.
Whereas in the diastolic blood pressure data overall subjects were analyzed
with Wilcoxon test, because based on normality test with Shapiro-wilk
obtained p value is 0,000 (p<0,05) so the data is not normally distributed.
So that in paired T test for systolic blood pressure get p value is p= 0,000, or
p<0,05 meaning there is a significant difference between systolic blood
pressure before and after cupping on all subjects. On diastolic blood
pressure data using Wilcoxon test obtained p value is p=0,004, or p<0,05
meaning there is a significant difference between diastolic blood pressure
before and after cupping on all subjects..
Conclusion: there was a significant difference in the decrease in blood
pressure before and after the cure, so it can be concluded that cupping has
an effect on the decrease in blood pressure in hypertensive patients.

Keywords: Cupping, Blood Pressure, Hypertension