Anda di halaman 1dari 20

Rahmat Arbiansyah Hasan

111 2017 2116

PEMBIMBING :
Dr. HARFIAH, Sp.KK, M.Kes

BAGIAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Herpes Genital adalah Penyakit Menular Seksual yang
disebabkan oleh dua tipe virus yaitu virus herpes simplex
tipe 1 (HSV-1) dan virus herpes simplex tipe 2 (HSV-2),
dimana predileksi dari HSV tipe 1 lebih sering pada area
orofacial dan predileksi dari HSV tipe 2 lebih serih pada
area geniltal dan paragenital.
HSV tipe 2 adalah penyebab paling umum ulkus
genital pada banyak Negara. Diperkirakan ada 19,2
juta infeksi HSV tipe 2 baru di seluruh dunia pada
tahun 2012, dan lebih banyak didapatkan pada
kalangan remaja dan dewasa muda. Pravalensi
tertinggi HSV tipe 2 menurut WHO terdapat pada
benua afrika (31,5%), dan diikuti oleh benua amerika
(14,4%). HSV tipe 2 lebih banyak didapatkan pada
wanita dari pada pria, terdapat 11,8 juta infeksi baru
pada wanita dan 7,4 juta infeksi baru pada pria
sepanjang tahun 2012
HSV merupakan virus DNA untai ganda dari famili
Herpesviridae dan subfamili Alphaherpesvirinae dengan
kemampuan biologis berupa neurovolensi, latensi dan
reaktivasi.
HSV ditularkan melalui kontak personal erat. Infeksi
terjadi melalui inokulasi virus ke permukaan mukosa yang
rentan (misalnya orofaring,serviks, konjungtiva) atau
melalui pori-pori kulit. HSV tipe 2 ditularkan secara seksual
atau dari infeksi genital ibu ke bayinya.
INFEKSI AKUT

FASE LATEN

REAKTIVASI VIRUS
Infeksi primer virus HSV terjadi pada orang yang sistem imunnya belum
pernah terpapar virus HSV sebelumnya. Dan disertai dengan tanda sistemik,
gejala lebih berat, dan tingkat komplikasi lebih tinggi. Sedangkan untuk
episode rekuren biasanya lebih ringan dan lebih singkat.
PRIA WANITA
- Vesikel herpetik di kepala, prepusium, - Vesikel herpetik pada genitalia eksterna,
dan batang penis, serta terkadang di labia mayora, labia minora, vestibulum,
skrotum, paha, dan bokong dan introitus vagina
- Di area kering, lesi berkembang menjadi - Di area lembap, vesikel pecah
pustula dan bernanah meninggalkan ulkus rapih dengan nyeri
- Uretritis herpetik terjadi pada 30-40% tekan
pria, ditandai disuria berat serta sekret - Mukosa vagina biasanya meradang dan
berlendir membengkak Pada 70-90% kasus serviks
- Pada orang yang melakukan hubungan ikut terkena, ditandai oleh mukosa
seks per anal, daerah perianal, dan rektum berulserasi atau nekrotik
bisa juga terkena, sehingga timbul - Servisitis dapat menjadi manifestasi
proktitis herpetik. tunggal pada beberapa pasien
- Disuria akibat uretritis bisa sangat berat
dan menyebabkan retensi urin. HSV-1
lebih sering menyebabkan uretritis
dibandingkan HSV-2
- Virus dapat ditemukan dalam urin
PRIA WANITA
- Muncul berupa 1 atau lebih - Vesikel ditemukan pada labia
kelompok vesikel pada bagian batang, mayora, labia minora, atau perineum
prepusium, atau kepala penis - Lesi sering amat nyeri
- Uretritis jarang terjadi - Demam dan gejala konstitusional
Nyeri biasanya ringan dan lesi akan jarang terjadi
menyembuh dalam 7-10 hari - Lesi menyembuh dalam 8-10 hari,
- Frekuensi dan tingkat keparahan shedding virus berlangsung selama 5
rekurensi akan berkurang seiring hari
waktu
1. Herpes Genitalis Primer
Herpes genitalis primer ditandai oleh gejala sistemik dan
local yang parah serta berkepanjangan. Gejala episode pertama
infeksi HSV tipe 2 sekunder biasanya ringan dan durasinya lebih
singkat. Gejala dan komplikasi herper genitalis primer lebih para
pada wanita. Gejala sistemik seperti demam, malaise, sakit kepala
dan nyeri otot dominan pada 3-4 hari pertama. Disertai gejala
lokal berupa nyeri, gatal, disuria, keputihan, uretritis dan
limfaadenopati dengan nyeri tekan.
2. Herpes Genitalis Rekuren
Herpes genitalis primer yang berat cenderung lebih sering
rekuren biasanya didahului oleh gejala prodormal, berupa rasa
nyeri dalam serta rasa terbakar pada lokasi lesi yang
berlangsung selama 2 jam sampai 2 hari. Gejala klinis yang
timbul lebih ringan dari pada infeksi primer dan berlangsung
kira-kira 7 sampai 10 hari. Gejala pada wanita umumnya lebih
berat. Pada beberapa orang biasa terjadi neuralgia sacral
ipsilateral yang berat.
Tzanck Smear

Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai
dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin, Giemsa’s, Wright’s, toluidine blue ataupun
Papanicolaou’s.
Direct fluorescent
assay (DFA)
Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta
pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif. Dan membutuhkan mikroskop Fluoresence.

Polymerase chain
reaction (PCR)
Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sangat sensitif. Dengan
metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti scraping dasar
vesikel.
• Herpes Zoster
• Ulkus Mole (Chancroid)
• Sifilis
• Limfagranuloma Venerum
Herpes zoster Ulkus Mole

Sifilis Limfagranuloma Venerum


Penyakit Dewasa Anak Durasi
Infeksi Primer - Acyclovir oral 200 mg, 5 kali Acyclovir oral 40-80 7-10 hari
perhari mg/kgBB/hari atau
- Acyclovir oral 400 mg, 3 kali sampai
perhari keluhan
- Valacyclovir oral 1000 mg 2 kali klinis
perhari berakhir.
- famciclovir oral 250 mg 3 kali
perhari

Infeksi - Acyclovir oral 400 mg, 3 kali Untuk anak >12 tahun, 5-10 hari
Rekuren perhari Acyclovir oral 200 mg, 5 kali atau
- Acyclovir oral 200 mg, 5 kali perhari, Acyclovir oral 800 mg sampai
perhari 2 kali perhari. keluhan
- Valacyclovir oral 1000 mg 1 kali klinir
perhari menurun.
- Famciclovir oral 500, 250, 125 mg,
2 kali perhari

Pengobatan Acyclovir oral 400 mg, 3 kali


pada ibu hamil perhari dari umur 36 minggu
kehamilan sampai melahirkan.
Edukasi untuk herpes genitalis ditunjukkan terutama terhadap
pasien dan pasangan, yaitu berupa:
• informasi perjalanan alami penyakit ini, termasuk informasi
bahwa penyakit ini menimbulkan rekurensi.
• Tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau
gejala
prodromal.
• Pasien sebaiknya member informasi kepada pasangannya bahwa
ia memiliki infeksi HSV.
• Transmisi seksual dapat terjadi pada masa asimtomatik.
• Kondom yang menutupi daerah yang terinfeksi, dapat
menurunkan risiko transmisi dan sebaiknya digunakan dengan
konsisten
Selama pencegahan rekurens masih merupakan masalah, hal
tersebut secara psikologik akan memberatkan penderita. Pengobatan
secara dini dan tepat member prognosis yang lebih baik, yakni masa
penyakit berlangsung lebih singkat dan rekurens lebih panjang. Pada
orang dengan gangguan imunitas misalnya pada penyakit-penyakit
dengan tumor di sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan
immunosupresan yang lama atau fisik yang sangat lemah,
menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke organ dalam dan dapat
fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia
seperti pada orang dewasa.
1. Goldsmith, L. A. (2012). Fitzpatrick's. 8th ed. New York [etc.]:
McGraw-Hill Medical. Page 2367-2375
2. Linuwih, Sri. (2015). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 455-478, 484.
3. National Center for HIV/AIDS, Viral Hepatitis, STD and TB
Prevention. (2017). Genital Herpes-CDC fact sheet. Departement of
health health and human service. USA.
4. WHO, treatment of herpes simplex virus.World Health
Organization (WHO), Geneva, Swisszerland. Page 5.
5. Eppy. Infeksi Virus Herpes Simpleks dan Komplikasinya. Divisi
penyakit tropic dan infeksi, RSUP Persahabatan, Jakarta,
Indonesia.
6. Puspunegoro, Erdina, dkk (2014). Buku Panduan Herpes
Zoster di Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
7. Patel. Rajul, J Kennedy. Oliver, Clarke. Emily.etc. 2017
European guidelines for the management of genital herpes.
International journal of STD & AIDS. Page 3-4
8. CDC STD prevention (2014). STD curriculum for clinical
educator. Departement of health health and human service.
USA. Page 3.
9. Sautor. Carol, hordinsky. Maria. Clinical Dermatology. New
York [etc.]: McGraw-Hill Medical. Page 89-90
10.Wiley. Jonh, & sons. Rook’s textbook of dermatology. 2016,
Blackwell publishing. Page 2516
11.Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2013. Hal 433-434

Anda mungkin juga menyukai