Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SINTESIS

JURNAL UTAMA DAN JURNAL PENDUKUNG


(Tema = Pembelajaran Inkuiri)

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu : Mega Elvianasti, M.Pd

Penyusun : Alviana Ningsih

NIM : 1501125006

Kelas : Biologi 6C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2018
I. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah suatu usaha menumbuh kembangkan potensi sumber


daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan merupakan faktor utama
yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat
statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya
perbaikan yang dilangsungkan terus menerus. Pendidikan dapat dimaknai sebagai
proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang
mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam
sekitar dimana individu itu berada (Sagala, 2007).

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan tujuan utama dalam


pendidikan. Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus menguasai dan
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehingga
pembelajaran akan menjadi lebih variatif dan tidak membosankan. Dengan harapan
peserta didik akan merasa senang dan lebih termotivasi dalam belajar. Selain itu
pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna dan melekat pada diri peserta
didik.

Pembelajaran IPA (Sains) khususnya Biologi di sekolah dituntut untuk


efektif agar peserta didik mampu menguasai materi pelajaran dengan optimal.
Supaya pembelajaran di kelas efektif, guru harus menggunakan model
pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga peserta didik tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pengguanaan model pembelajaran
dan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat memotivasi peserta didik untuk
lebih aktif dan berprestasi dalam pelajaran sains khususnya Biologi, yang mana
Biologi merupakan ilmu yang diperoleh melalui eksperimen dan bersifat
kuantitatif. Dengan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi
diharapkan peserta didik tidak mengalami kejenuhan dan merasa senang dalam
mengikuti pelajaran sehingga prestasi belajarnya meningkat.

Selain untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar,


menentukan model pembelajaran dan media pembelajaran yang akan diterapkan di
dalam kelas dalam pelajaran Sains khusunya Biologi juga bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi pelajaran,
menumbuhkan sikap sains atau sikap ilmiah peserta didik serta meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Sehingga tujuan pembelajaran Sains khususnya Biologi yang
sudah direncanakan dapat tercapai sebagaimana mestinya.

Beberapa peneliti melakukan penelitian mengenai model pembelajaran


apakah yang dapat menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Beberapa
peneliti tersebut merasa bahwa model pembelajaran berbasis inkuiri dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Karena metode pembelajaran
inkuiri merupakan suatu metode yang mengacu pada suatu cara untuk
mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu
gejala. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan
sendiri. Model inkuiri merupakan pembelajaran yang mengharuskan peserta didik
mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
Dalam moden inkuiri peserta didik dirancang untuk terlibat dalam melakukan
inkuiri (penyelidikan). Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik menjadi aktif belajar. Tujuan
utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir
kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah. Berdasarkan teori yang
ada, peneliti berhipotesis bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik terhadap materi pelajaran, dapat menumbuhkan
sikap sains atau sikap ilmiah peserta didik, dapat meningkatkan hasil pembelajaran
peserta didik dan dapat meningkatkan prestasi akademis peserta didik.

Akhirnya beberapa peneliti tersebut melakukan penelitian mengenai


hubungan model pembelajaran berbasis inkuiri dengan pemahaman konsep, sikap
ilmiah, hasil belajar dan prestasi akademis peserta didik. Peneliti-peneliti tersebut
melakukan penelitian untuk membuktikan apakah hipotesis yang ada terbukti
kebenarannya atau tidak dan sejauh mana hubungan antara pembelajaran inkuiri
dengan masalah-masalah tersebut.
II. PEMBAHASAN

Metode pembelajaran inkuiri merupakan suatu metode yang mengacu pada


suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi dan
mempelajari suatu gejala. Menurut Sanjaya (2010), pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Model inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang
mengembangkan cara berpikir ilmiah, dimana siswa aktif menemukan pengetahuan
yang dipelajari untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya.
Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna. Tujuan utama
dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian, model pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu 1)
orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) merumuskan hipotesis, 4) mengumpulkan
data, 5) menguji hipotesis, 6) merumuskan kesimpulan.

Berikut ini adalah beberapa jurnal yang membahas dan meneliti mengenai
pengaruh penerapan pembelajaran inkuiri di dalam kelas:

A. The Relationship in Biology Between The Nature of Science and Scientific


Inquiry (Kerstin Kremer, Christiane Specht, Detlef Urhahne, Jürgen
Mayer pada Tahun 2013)

Di dalam jurnal tersebut, dibahas mengenai hubungan antara pembelajaran


inkuiri dengan sikap ilmiah (NOS) dan keterampilan penyelidikan siswa. Penelitian
dilakukan di sekolah Negara Federal Jerman Hessen dan dilakukan di tiga tingkatan
kelas yang berbeda, yaitu kelas 7, kelas 8 dan kelas 9. Peneliti melakukan dua
penelitian yaitu meneliti keterampilan inkuiri dan meneliti keyakinan NOS siswa.
Dalam meniliti keterampilan inkuiri siswa, peneliti memberikan pertanyaan terbuka
kepada siswa yang bertujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam
merumuskan pertanyaan, menghasilkan hipotesis, merencanakan penyelidikan dan
menganalisis atau menafsirkan data. Hasil yang didapatkan setelah melakukan
penelitian yaitu bahwa siswa kelas 9 menunjukkan keterampilan inkuiri yang
dikembangkan secara signifikan dibandingkan dengan siswa kelas 7 dan 8. Lalu
dalam meneliti keyakinan NOS siswa, peneliti menggunakan kuesioner untuk
mengukur keyakinan NOS siswa. Hasil yang didapatkan setelah melakukan
penelitian yaitu siswa kelas 9 memegang keyakinan paling tinggi. Maksudnya
adalah siswa kelas 9 adalah siswa yang memiliki sikap ilmiah paling baik
dibandingkan dengan kelas 7 dan kelas 8. Lalu dapat diketahui juga bahwa siswa
dengan keterampilan inkuiri lebih tinggi maka memiliki keterampilan penalaran
ilmiah lebih baik dan memiliki sikap NOS yang lebih baik juga, dengan penalaran
ilmiah yang baik serta sikap NOS yang baik juga dapat berpengaruh terhadap nilai
Biologi juga sehingga nilai Biologinya pun semakin baik pula. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterampilan inkuiri dengan sikap NOS.
Siswa yang memiliki keterampilan inkuiri tinggi maka memiliki sikap NOS yang
tinggi pula sehingga siswa tersebut dapat dipastikan dapat berfikir kritis dan
menganalisis suatu data atau masalah dengan baik. Model pembelajaran inkuiri juga
berpengaruh terhadap meningkatnya keterampilan inkuiri dan sikap NOS. Dengan
pembelajaran inkuiri, keterampilan inkuiri siswa dan sikap NOS siswa meningkat.

B. The Effect of Inquiry-Based Learning Method on Students Academic


Achievement in Science Course (Ali Abdi pada Tahun 2014)

Di dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyelidiki efek dari metode pembelajaran berbasis inkuiri pada siswa
terkait prestasi akademik dalam pelajaran sains. Penelitian dilakukan pada siswa
kelas 5 sekolah dasar di dua kelas yang berbeda. Dimana kelas yang pertama
dijadikan grup eksperimen dan dikelas yang kedua dijadikan grup kontrol. Pada
grup eksperimen diterapkan pembelajaran inkuiri dengan menggunakan siklus
belajar 5E yaitu keterlibatan, eksplorasi, penjelasan, elaborasi dan evaluasi.
Sedangkan kontrol grup menggunakan metode belajar yang tradisional. Keduanya
diajarkan oleh guru yang sama. Penelitian dilakukan selama delapan minggu, dan
untuk menentukan efektivitas metode pembelajaran berbasis inkuiri dan metode
tradisional, siswa diberikan tes prestasi tentang sains yang terdiri dari 30 item
sebagai pre-test dan post-test, baik dalam grup eksperimen maupun grup kontrol.
Untuk analisis statistik digunakan Analisis Kovarian (ANCOVA). Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode
pembelajaran berbasis inkuiri mencapai skor yang lebih tinggi daripada siswa yang
belajar menggunakan metode tradisional. Dari nilai post-test grup eksperimen
memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding grup kontrol, hal tersebut membuktikan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan
metode pembelajaran inkuiri dengan siklus 5E dibandingkan dengan siswa yang
belajar menggunakan metode tradisional. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran inkuiri dapat memebantu meningkatkan prestasi akademik siswa.

C. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar


IPA (Sri Rahayu, Riyadi, Hartono pada Tahun 2013)

Di dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa tujuan dari penelitian tersebut adalah
untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar IPA antara model pembelajaran inkuiri dengan model
pembelajaran langsung. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar yang berada di
wilayah Gugus Hasanuddin Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali dan
populasinya adalah siswa kelas V semester II. Penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu control group pre-test
post-test. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh skor thitung > ttabel (2,1667 > 2,0227),
sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara model
inkuiri dan model langsung terhadap hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA dengan
perlakuan model inkuiri lebih baik daripada model langsung. Selama pembelajaran
langsung, siswa hanya duduk, diam, menerima apa yang telah dijelaskan oleh guru
dan mengerjakan latihan soal. Hal ini membuat siswa merasa jenuh untuk menerima
pembelajaran IPA, semangat dan motivasi siswa dalam pembelajaran pun tidak
maksimal. Sehingga hasil belajarnya pun kurang maksimal. Pada pembelajaran
inkuiri, keaktifan siswa lebih maksimal jika dibandingkan dengan siswa dalam
pembelajaran langsung. Dalam pembelajaran inkuiri siswa berpartisipasi secara
lebih maksimal, melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh, dan proses
pembelajaran juga berlangsung tenang. Sehingga hasil belajar IPA lebih maksimal
dan lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar IPA siswa yang menggunakan
pembelajaran langsung. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
lebih baik daripada model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA materi
sifa-sifat cahaya pada siswa kelas V se-Gugus Hasanuddin Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali.

D. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Media Animasi Terhadap


Pemahaman Konsep, Sikap Ilmiah dan Assesmen Kinerja Siswa Pada
Konsep Sintesis Protein (Suriani Siregar pada Tahun 2013)

Di dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa tujuan penelitian tersebut adalah


untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis media animasi
terhadap pemahaman konsep, sikap ilmiah dan assesmen kinerja siswa pada konsep
sintesis protein. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Banda Aceh khususnya
kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2. Populasi penelitian berjumlah 144 siswa. Sampel
berjumlah 55 siswa terdiri dari dua kelas yaitu XII IPA 1 sebagai kelas eksperimen
berjumlah 27 siswa dan XII IPA 2 sebagai kelas pembanding berjumlah 28 siswa.
Data pemahaman konsep diperoleh menggunakan tes. Data sikap ilmiah diperoleh
dengan kuesioner. Data assesmen kinerja diperoleh dengan lembar observasi. Data
penelitian yang diperoleh dilakukan uji normalitas memakai uji chi-kuadrat, sedang
uji homogenitas digunakan uji F. Uji hipotesis dengan uji-t. Hasil penelitian
diperoleh bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep, sikap ilmiah dan
assesmen kinerja siswa yang signifikan antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri menggunakan media animasi dengan model diskusi
menggunakan media gambar. Perbedaan pemaham konsep ini dapat terjadi
dikarenakan adanya penggunaan animasi selama proses pembelajaran yang
ditampilkan membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar dan siswa dapat
lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga bisa mengamati, melakukan, dan mendemostrasikan. Sikap ilmiah
siswa di kelas eksprerimen lebih baik daripada siswa yang di kelas kontrol. Itu
semua dapat terlihat dari memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi, dapat
memahami suatu konsep baru dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan, kritis
terhadap suatu permasalahan yang perlu dibuktikan kebenarannya, dan
mengevaluasi kinerjanya sendiri. Perbedaan assesmen kinerja siswa pada kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas pembanding hal ini dapat
disebabkan oleh penyajian materi sintesis protein di kelas eksperimen yang
mengharuskan siswa untuk melakukan langkah-langkah ilmiah melalui inkuiri.
Terdapat hubungan yang positif juga antara pemahaman konsep dan sikap ilmiah
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dengan media animasi.

III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang telah dijelaskan di dalam beberapa


jurnal, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri sangat efektif dan
sangat membantu guru serta siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Metode pembelajaran inkuiri sangat efektif dan sangat membantu
dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi
pembelajaran, meningkatkan sikap ilmiah siswa dan juga dapat membantu
meningkatkan hasil belajar atau prestasi akademik siswa.

Hal tersebut disebabkan karena metode pembelajaran inkuiri merupakan suatu


metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari
pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu gejala. Sehingga pengetahuan
yang diterima atau diperoleh siswa menjadi lebih bermakna. Model inkuiri
merupakan pembelajaran yang mengharuskan peserta didik mengolah pesan
sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Dalam model
inkuiri peserta didik dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri
(penyelidikan). Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik menjadi aktif belajar. Tujuan
utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir
kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah. Sehingga dengan
menerapkan model pembelajaran inkuiri ini dapat meningkatkan pemahaman
konsep, sikap ilmiah serta prestasi akademik siswa. Dengan menerapkan
pembelajaran inkuiri juga membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan
membuat siswa tidak bosan dalam belajar seperti halnya ketika guru menerapkan
konsep pembelajaran yang konvensional.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri sangat baik dan
efektif untuk diterapkan di dalam proses pembelajaran karena banyak manfaat-
manfaat positif yang sudah terbukti kebenarannya seperti meningkatkan
pemahaman konsep, sikap ilmiah dan prestasi akademik siswa. Metode
pembelajaran inkuiri juga merupakan metode yang dapat diterapkan di semua
materi pembelajaran khususnya materi pembelajaran Biologi. Karena memang pada
dasarnya mata pelajaran sains khususnya Biologi merupakan mata pelajaran yang
diharuskan untuk melakukan penelitian secara ilmiah untuk mencari jawaban atau
fakta dari suatu masalah. Agar ilmu pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih
bermanfaat dan bermakna, tidak hanya menjadi hafalan-hafalan teori semata.
LAMPIRAN TABEL SINTESIS

JURNAL UTAMA DAN JURNAL PENDUKUNG


No. Judul Tahun Penulis Isi
Berdasarkan hasil analisis saya mengenai jurnal tersebut,
penelitian dalam jurnal dilakukan di sekolah Negara Federal
Jerman Hessen dan penelitian dilakukan dilatar belakangi
untuk mengetahui adakah hubungan mengenai pembelajaran
inkuiri dengan sikap ilmiah siswa dan sejauh manakah
hubungan tersebut. Peneliti melakukan dua penelitian yaitu
The Relationship in Biology Kerstin Kremer, meneliti keterampilan inkuiri dan meneliti keyakinan NOS
Between The Nature of Christiane Specht, siwa. Dalam meniliti keterampilan inkuiri siswa, peneliti
1. 2013
Science and Scientific Detlef Urhahne, memberikan pertanyaan terbuka kepada siswa yang
Inquiry Jürgen Mayer bertujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam
merumuskan pertanyaan, menghasilkan hipotesis,
merencanakan penyelidikan dan menganalisis atau
menafsirkan data. Dalam meneliti keyakinan NOS siswa,
peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur keyakinan
NOS siswa. Berdasarkan hasil data-data yang didapatkan
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterampilan
inkuiri dengan sikap NOS. Siswa yang memiliki
keterampilan inkuiri tinggi maka memiliki sikap NOS yang
tinggi pula sehingga siswa tersebut dapat dipastikan dapat
berfikir kritis dan menganalisis suatu data atau masalah
dengan baik. Model pembelajaran inkuiri juga berpengaruh
terhadap meningkatnya keterampilan inkuiri dan sikap NOS.
Dengan pembelajaran inkuiri, keterampilan inkuiri siswa dan
sikap NOS siswa meningkat.
Berdasarkan hasil analisis saya mengenai jurnal tersebut
bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki
efek dari metode pembelajaran berbasis inkuiri pada siswa
The Effect of Inquiry-Based prestasi akademik dalam pelajaran sains. Sebanyak 40
Learning Method on kelima siswa kelas dari dua kelas yang berbeda terlibat dalam
2. Students Academic 2014 Ali Abdi pembelajaran. Mereka dipilih melalui purposive sampling
Achievement in Science metode. Kelompok yang ditugaskan sebagai eksperimental
Course kelompok diinstruksikan melalui metode pembelajaran
berbasis inkuiri sedangkan kelompok lain diinstruksikan
secara tradisional. Studi eksperimental ini berlangsung
delapan minggu. Untuk menentukan efektivitas metode
pembelajaran berbasis inkuiri instruksi tradisional, tes
prestasi tentang sains yang terdiri dari 30 item diberikan
sebagai pre-test dan post-test untuk siswa baik dalam
eksperimen maupun kelompok kontrol. Untuk analisis
statistik, Analisis Kovarian (ANCOVA) digunakan.
Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang diinstruksikan
melalui pembelajaran berbasis inkuiri mencapai skor yang
lebih tinggi daripada yang ada diinstruksikan melalui metode
tradisional.
Berdasarkan hasil analisis saya mengenai jurnal tersebut
bahwa penelitian dalam jurnal tersebut dilakukan di SDN se-
Gugus Hasanudin Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
dan penelitian dilakukan dilatar belakangi oleh masalah
Pengaruh Penggunaan
Sri Rahayu, Riyadi, masih adanya guru yang melaksanakan pembelajaran dengan
3. Model Pembelajaran Inkuiri 2013
Hartono metode pembelajaran langsung yang hanya berpusat pada
Terhadap Hasil Belajar IPA
guru sehingga membuat aktivitas siswa hanya mendengarkan
penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting saja
dan menjawab pertanyaan jika ditunjuk. Metode tersebut
membuat siswa pasif dan tidak berinteraksi langsung dalam
belajar sehingga hasil belajar IPA pun tidak seperti yang
diharapkan. Dalam menyelesaikan masalah diatas,
pembelajaran model inkuiri dianggap mampu menyelesaikan
masalah-masalah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui model pembelajaran yang memberikan hasil
belajar IPA lebih baik antara model inkuiri dan model
langsung. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu control group
pre-test post-test. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara cluster random sampling. Berdasarkan hasil analisis
data, diperoleh skor thitung > ttabel (2,1667 > 2,0227), sehingga
H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara
model inkuiri dan model langsung terhadap hasil belajar IPA.
Hasil belajar IPA dengan perlakuan model inkuiri lebih baik
daripada model langsung.
Pengaruh Model Berdasarkan hasil analisis saya mengenai jurnal tersebut
Pembelajaran Inkuiri bahwa penelitian dalam jurnal tersebut dilakukan di SMA
4. 2013 Suriani Siregar
Berbasis Media Animasi Negeri 9 Banda Aceh dan penelitian dilakukan dilatar
Terhadap Pemahaman belakangi oleh masalah masihnya guru menggunakan
Konsep, Sikap Ilmiah dan metode konvensional sehingga mata pelajaran khususnya
Assesmen Kinerja Siswa Biologi menjadi tidak menarik, dan prestasi belajar siswa
Pada Konsep Sintesis belum mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu
Protein guru dituntut lebih kreatif dalam membuat rancangan
pembelajaran Biologi sebagai solusi yang menarik dan
mampu mengembangkan kemampuan memori siswa.
Diyakini bahwa pembelajaran Biologi berbasis inkuiri
menggunakan media animasi dapat membantu
menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri
berbasis media animasi terhadap pemahaman konsep, sikap
ilmiah dan assesmen kinerja siswa pada konsep sintesis
protein. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMA
Negeri 9 Banda Aceh. Populasi penelitian berjumlah 144
siswa. Sampel berjumlah 55 siswa terdiri dari dua kelas yaitu
XII IPA 1 sebagai kelas eksperimen berjumlah 27 siswa dan
XII IPA 2 sebagai kelas pembanding berjumlah 28 siswa.
Data diperoleh menggunakan tes. Data sikap ilmiah
diperoleh dengan kuesioner. Data assesmen kinerja diperoleh
dengan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji-
t. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan
pemahaman konsep, sikap ilmiah dan assesmen kinerja siswa
yang signifikan antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri menggunakan media animasi dengan
model diskusi menggunakan media gambar. Terdapat
hubungan yang positif juga antara pemahaman konsep dan
sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran inkuiri dengan media animasi.

Anda mungkin juga menyukai