Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health,
1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah
lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah
sesuatu yang berllangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang
normal. Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah
kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak
ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a) dsan dapat
berlangsung dalam waktu lama (macArthur et al. 1991).
Pengetahuan menyeluruh tenytang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa
puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan
memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama
pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan
factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan factor social.
Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita dalam masa
ovulasi atau masa subur ( keadaan dimana rahim melepaskan sel telur), dan sperma (air
mani) dari pria membuahi sel telur dari wanita tsb. Telur yang telah dibuahi akan menempel
pada dinding rahim, yang akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu
(280 hari). Dalam sekali hubungan badan, seorang suami rata-rata mengeluarkan air mani
sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta
hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal
saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling
berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
1
gravida 0. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana awal terjadinya kehamilan
meliputi proses pembentukan janin, perkembangan janin di dalam rahim dan sampai pada
pengeluaran bayi dan plasenta.

B. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Anatomi fisiologi reproduksi
2. Fisiologi Haid
3. Proses Kehamilan
a. Proses Konsepsi
b. Pengertian Kehamilan
c. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
d. Pertumbuhan Placenta
e. Asuhan Keperawatan Pada Antenatal Care
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.Anatomi Fisiologi Reproduksi


Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ genitalia
interna. Organ genitalia eksterna adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ
genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi
blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.

Organ Genitalia Eksterna


1. Vulva atau pudenda
Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari
pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris,
selaput darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.
2. Mons veneris (mons pubis)
Mons veneris (mons pubis) adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada
perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan.
Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis,
sedangkan ke bawah sampai sekitar anus dan paha.
3. Labia mayora
Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil
kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke
bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura
posterior.Labia mayora analog dengan skrotum pada pria.
4. Labia minora (nymphae)
Labia minora (nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke
depan kedua bibir kecil bertemu yang diatas klitoris membentuk preputium klitoridis dan
yang di bawah klitoris membentuk
frenulum klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa
navikulare. Kulit yang meliputi labia minora mengandung banyak glandula sebasea dan
juga ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensistif.
5. Klitoris
Klitoris kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas
glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis.
Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan ujung saraf,
sehingga sangat sensitif.
 Vestibulum
Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke
belakang dan dibatas di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di
belakang oleh perineum (fourchette).
 Introitus Vagina
Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Introitus vagina
ditutupi oleh selaput dara.
 Perineum
Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.
Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma
urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta
fasia yang menutupi kedua otot ini.
Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di
daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi
muskulus transverses perinea profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun
eksternal yang menutupinya.
Organ Genitalia Interna
 Vagina (Liang Sanggama)
Vagina merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus.
Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing- masing
panjangnya berkisar antara 6-8 cm dan 7-10 cm. Bentuk vagina
sebelah dalam yang berlipat-lipat dinamakan rugae. Di tengah- tengahnya ada bagian
yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Lipatan ini memungkinkan vagina dalam
persalinan melebar sesuai dengan fungsinya sebagai bagian lunak jalan-lahir. Di vagina
tidak didapatkan kelenjar bersekresi.
Vagina dapat darah dari (1) arteri uterine, yang melalui cabangnya ke
serviks dan vagina memberikan darah ke vagina bagian tengah 1/3 atas; (2) arteria
vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberikan darah ke vagina bagian 1/3
tengah; (3) arteria hemoroidalis mediana dan arteria pedundus interna yang
memberikan darah ke bagian 1/3 bawah.
 Uterus
Berbentuk advokat atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan
belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri
dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal
2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah
anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan
korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas
(1) fundus uteri; (2) korpus uteri dan (3) serviks uteri.
 Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding
uterus (2) pars ismikia, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya; (3) pars
ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi
terjadi; dan (4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen
dan mempunyai fimbria
 Ovarium (indung telur)
Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium
menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Ovarium
berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm,
lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm (Prawirohardjo, 2010).

2.2. Fisiologi Haid


2.3.1. Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil
interaksi antara hipotalamus, hipofisis,dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait
pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan
penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklus maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
2.3.2. Fisiologi Menstruasi
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat berkembang menjadi lebih dari 1, dan folikel
tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini
menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan
balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormone gonadotropin (FSH dan LH)
yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh
LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
hormon LH dan LRH, Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka
korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan
pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut menstruasi. Apabila terdapat pembuahan
dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan (Novaks Gynecology,
1996).

Menurut Novaks Gynecology (1996), dapat dibedakan 4 fase endometrium


dalam siklus haid, yaitu :
1. Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan dan hormon-
hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah. Hanya stratum basale yang tinggal
utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam
hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan
otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung
3-4 hari.
2. Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsurangsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel
endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium + 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak
fase menstruasi berlangsung + 4 hari. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi
sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi
pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan
janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3. Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal + 3,5 mm. Fase ini berlangsung
dari hari ke-5 sampai hari ke-4 dari siklus haid. Fase profilerasi dapat dibagi atau 3
subfase, yaitu : Fase proliferasi dini (early proliferation phase); Fase proliferasi madya
(midproliferation phase); Fase proliferasi akhir (late proliferation phase).
4. Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini
endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,
berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai
makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk
mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi atas: 1)
fase sekresi dini; dan 2) fase sekresi lanjut.

2.3. Proses Kehamilan


2.3.1. Proses Konsepsi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-
laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan
terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel
telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3
cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120
juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran
kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut
untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
(Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang
melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel
telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau
dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada
proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu
dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan
diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.

Coitus

Ejakulasi (lepasnya cairan sperma ke dalam saluran


reproduksi wanita)

Sperma bergerak menuju tuba fallopi

Konsepsi Tidak terjadi

Fertilisasi Tidak terjadi


fertilisasi
Konsepsi dan pertumbuhan
zigot Endometrium runtuh

Implantasi di uterus Menstruasi

Zigot (nidasi dalam rahim 5-7 hari)

Mencapai cavum uteri

Embrio (3-5 minggu)

Fetus ( >5 minggu)


2.3.2. Pengertian Kehamilan
1. Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu)
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai
kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan
post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). (Hanifa
Wiknjosastro, 2009)
2. Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran
uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara
minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
(Hanifa Wiknjosastro, 2009)
3. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro, 2009).

2.3.3. Tanda – tanda kehamilan


Tanda- tanda kehamilan menurut Hanifa Wiknjosastro, 2009
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi
sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat diperkirakan
tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan alveoli payudara. Daerah areola
menjadi lebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan
lebih dari 12 minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
 Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
 Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
 Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
 Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
 Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
 Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik gonadotropin (hCG)
dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody dengan hCG sebagai antigen
3. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-
bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada ditempat
ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

2.3.4. Perubahan fisik dan fisiologi kehamilan


a. Perubahan fisiologis
1) Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini dikarenakan
hipertropi oleh otot-otot rahim.
2) Vagina
1. Elastisitas vagina bertambah
2. Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
3. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya berwarna
kebiru- biruan (Tanda chadwick).
3) Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
4) Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea alba.
5) Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput elestis
di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
6) Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu
biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua
warnannya.
7) Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma
akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga
ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
8) Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian
ASI.
(Sarwono,2010:94-100)

b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil


1. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh maka
akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual
muntah , keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan
psikologi seperti berikut ini.
a. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan
b. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan orang lain apa yang
dirahasiakannya
c. Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang mengalami
penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami.
2. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun
belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai
meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak
ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab pada saat
itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalu – kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan
menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi mereka laki – laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka.
(Marjati dkk, 2010 ; 68 - 69)

2.3.5. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin


Permulaan masa embriogenik
Embrio :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama
masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya
janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma
dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan
sel (cleavage). Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus tahapan
fase embrionik yaitu :
a. Morula
Hasil pembelahan zygot tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya seperti
buah arbei. Morula adalah suatu bentukan sel sperti buah arbei (bulat) akibat
pembelahan sel terus menerus secara mitosis. Dan keberadaan antara satu dengan
sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
b. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. bentuk ini kemudian disebut blastosit. Bentuk blastula ditandai dengan
mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel yang
dikeluarkan oleh tuba fallopii. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada
stadium ini terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan
membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai
kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapisan
Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ).
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung
selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah
memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus.
Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan
dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya
antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi
ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam. Sel-sel
bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi
blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah
endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan
enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel
endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor
secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian,
trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan
cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan. Berbagai macam
membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi,
ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus.
Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan
mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
c. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya
sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga
tubuh.
Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit
yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-
ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot)
merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan
implantasi (perlekatan dengan dinding uterus). Gastrulasi yaitu proses
pembentukan gastrula.
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan
dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini
merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi
perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan
bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel
yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan
interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh.
Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan
perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur
dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang
bersangkutan.
d. Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau
disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau
ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga
berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu
notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi
setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya
akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf
berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu,
bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi
medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi
differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung
mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian
dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
e. Organogenesis
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk
hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing
lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem
saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),
alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi
seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio
dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
 Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi
dalam pembentukan kelopak mata.
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang
berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa
yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3
dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka
cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya
embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan
differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga
menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang
khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara
halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini
embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter
fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.
Tahapan Perkembangan Pada Masa Embrio :
1. Trimester Pertama
a. Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti
jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan
darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
b. Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam,
tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
c. Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ
kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
2. Trimester Kedua
d. Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif.
Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
e. Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon
terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan
akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
f. Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan
badan (posisi)
3. Trimester Ketiga
g. Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
h. Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan
panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 –
3000 gram.
i. Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi
siap untuk dilahirkan.
2.3.6. Pertumbuhan Placenta
a. Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi
berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan
sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
b. Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi
perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem
lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa
ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-
maternal.
c. Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser,
terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan
penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang
berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural,
kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).
d. Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut
mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-
14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan
trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah
dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.
e. Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama
makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning
telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional
(extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
f. Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas
mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang
dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini
memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
g. Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di
bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut
menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi)
yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
h. Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya,
mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler,
sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular
(disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).
i. Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan
embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh
sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting
stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik,
kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan
menjadi tali pusat.
2.3.7. Asuhan Keperawatan Pre Natal
1. PENGKAJIAN
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam : Untuk mengetahui waktu saat dilakukan pengkajian pada klien
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam suatu
ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana
kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan
kurang dari 35 tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI,
2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah
untuk melakukan kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian.
Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk
mengontrol kehamilan ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya
apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria
ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis,
juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui
apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh
karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak
kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba,
2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal /
dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3
hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada
manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama
haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.

8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta
previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan
setelah bayi lahir, BBLR.

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu
apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan
adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal
sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu.
b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18
minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan
lebih dari 28 minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval
minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x
pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup
diberikan satu kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak
membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia
kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan
dapat mendeteksi adanya komplikasi.

11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan /
tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.

12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari


a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin
A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu
dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal
ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan
pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena
kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan
obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena
menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar
dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga
dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat
dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba,
2000:140).

d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan
tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang
ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll.
Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan
yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan
misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat
yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya (Christina, 2000:163).

e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan
nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila
kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah
BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke
belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa
tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya
membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat
pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam.
(Christina, 2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya
ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat
dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
14) Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sblum hamil:Mengetahui perubahan berat badan sebelum
hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan
berat badan.
- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III pertambahan
berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan pertambahan BB
yang normal sekitar 9-13,5 kg
- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga
beresiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada
areola, puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau
dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan
b) Palpasi
Leopold I :
1. Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
3. Rahim dibawah ke tengah
4. Tinggi fundus uteri ditentukan
5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah
lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus
uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis

Leopold II :
1. Kedua tangan pindah ke samping
2. Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3. Tentukan letak punggung anak
4. Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan di fundus
Leopold III :
1. Dipergunakan satu tangan saja
2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3. Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Leopold IV :
(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.
(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala
sudah melewati pintu atas panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala
belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk menentukan
bagian yang terendah danberapa masuknya bagian yang bawah ke
dalam ronggapanggul.
4) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina. Apabila
perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
lemahserta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek
dari perubahan hormone
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih
karena pembesaran uterus.
c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya
informasi.
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah
abdomen yang mengalirkan O2
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek
dari perubahan hormone
Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan
diri yang tepat
2) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang 1. Menentukan intervensi selanjutnya
dirasakan klien

2. Kaji TTV klien 2. Ketidaknyamanan dapat


diakibatkan pola nafas, curah
jantung,
temperature/suhu yang tidak
stabil

3. Atur posisi klien senyaman mungkin saat 3. posisi menentukan perasaan /


dilakukan pengkajian/ pemeriksaan ketidajknyamanaan dari klien atau
ibu hamil
4. Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan 4. posisi tubuh, porsi makan, dan
ketidaknyamanan saat berada dirumah aktivitas berlebih adalah faktor
dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 penyebab
x dengan porsi sedikit), dan aktivitas munculnya ketidaknyamanan
saat hamil

5. Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien 5. peningkatan kenyamanan bagi


saat pengkajian / pemeriksaan klien
Kolaborasi
6. Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan
dalam tindakan pengobatan bila perlu 6. pengobatan efektif dan aman pada
ibu hamil

b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan kandung kemih karena


pembesaran uterus.
Tujuan : Masalah eliminasi urin dapat teratasi
kriteria hasil :
1) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
2) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan
evaluasi/intervensi medis
3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah
wajah dan ekstremitas

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kenaikan berat badan 1. Mendeteksi penambahan BB
berlebih dan retensi cairan yang
tidak terlihat

2. Memberi penjelasan tentang perubahan sistem 2. Penekan terjadi pada kandung


perkemihan selama kehamilan. kemih akibat pembesaran
uterus
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi 3. Meningkatkan perkusi ginjal
miring saat tidur memobilisasi bagian edema

4. Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau 4. Posisi memungkinkan


supine dalam waktu yang lama terjadinya sindrom vena kava
dan menurunnya aliran vena.

5. Berikan info mengenai perlunya masukan 5. Memungkinkan diafragma


cairan 6-8 gelas perhari menurun, membantu
mengembangkan ekspansi
paru.

c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya


informasi.
Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat pendidikan ibu 1. Mengetahui tingkat pendidikan
ibu dapat memudahkan
memberikan penjelsan tentang
perawatan kehamilan
2. berikan penjelasan tentang perubahan- 2. mencegah tingkat kekhawatiran
perubahan biologis dan psikologis normal pada pada ibu selama kehamilan
ibu hamil
3. berikan imunisasi TT 0,5 ml IM 3. melindungi bayi pada saat lahir
dari tempat yang tidak bersih
dan mencegah bakteri
menyerang bayi baru lahir
4. lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit 4. Membantu ibu mengetahui
yang dapat mempengaruhi kehamilan, resiko tentang hal – hal yang beresiko
komplikasi kehamilan, dan hal-hal yang dapat selama kehamilan
membahayakan janin.
5. jelaskan rencana perawatan dan pengobatan. 5. Membantu ibu mengetahui hal
– hal yang perlu dilakukan saat
kehamilan dan proses
pengobatan jika terjadi sakit
pada ibu

d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mempertahankan kenyamanan
Tujuan : masalah gangguan tidur teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
2) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal

INTERVENSI RASIONAL
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur 1. Membantu mengidentifikasi
normal berkenaan dengan kehamilan kebutuhan pola tidur

2. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien 2. Meringankan rasa lelah


untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8
jam pada malam hari
3. Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, 3. Ansietas yang berlebihan,
membaca, mandi air hangat, dan penurunan kegembiraan,
aktivitas ketidaknyamanan fisik, dapat
mempersulit tidur
4. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler 4. Memungkinkan diafragma
menurun, membantu
mengembangkan ekspansi

e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang
mengalirkan O2
Tujuan : Pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil :
1) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
2) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernafasan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status, pola, frekuensi pernafasan 1. Menentukan luas atau beratnya
masalah
2. Kaji riwayat medis terdahulu, misalnya : 2. Masalah lain dapat
riwayat alergi, asma, tuberculosis mempengaruhi pola nafas dan
menurunkan oksigenasi
jaringan ibu/janin
3. Posisikan ibu dengan posisi senyaman 3. Menghindari masalah pola
mungkin nafas akibat posisi yang salah /
kurang tepat

4. Beri informasi pada ibu tentang kesulitan 4. Menurunkan kemungkinan


pernafasan dan program latihan yang realistis gejala pernafasan yang tidak
stabil / tidak efektif dan
agar ibu dapat mengatasi
apabila terjadi sesak tiba-tiba
5. Berikan lingkungan yang nyaman, aman, 5. Menghindari sesak akibat
tenang, bebas dari asap rokok / bau yang rangsangan zat kimia yang
menyengat berbau menyengat
Kolaborasi
6. Kolaborasikan dengan dokter dalam 6. Tindakan efektif dan efisien
pemberian oksigen bila diperlukan dalam menangani sesak

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang
tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi
medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah
dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ genitalia
interna. Organ genitalia eksterna adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ genitalia
interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis,
implantasi, dan tumbuh kembang janin
2. Ada empat fase dalam menstruasi, yaitu Fase menstruasi atau deskuamasi, Fase pasca haid
atau fase regenerasi, Fase intermenstruum atau fase proliferasi, dan Fase prahaid atau fase
sekresi
3. Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran
uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara
minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
4. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan
akan menghasilkan zygote
5. Pertumbuhan plasenta dimulai saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas
menghasilkan human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap
memproduksi estrogen dan progesterone untuk mempertahankan kehamilan, kemudian arteri
berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah dan membentuk lacuna yang
erisi darah, proses tersebut berlangsung lengkap pada kehamilan 20-22 minggu.
DAFTAR RUJUKAN

Hermawan, F. 2010. Konsepsi Dan Perkembengan Janin.


(https://www.academia.edu/25010540/KONSEPSI_and_PERTUMBUHAN_JANIN),
diakses pada tanggal 25 Agustus 2018

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta: Arcan.

Nurcahyani, A. 2011. Plasenta.


(https://www.academia.edu/11858395/PLASENTA?auto=download), diakses pada
tanggal 26 Agustus 2018

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: bina pustaka sarwono

Rahman, A. 2011. Proses Perkembangan Bayi.


(https://www.academia.edu/5504061/BAB_I_PROSES_PERKEMBANGAN_BAYI),
diaksaes pada tanggal 26 Agustus 2018

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Uci, A. 2010. Pertumbuhan Plasenta


(https://www.academia.edu/11858396/PERTUMBUHANPLASENTA?auto=downloa
d), diakses pada tanggal 25 Agustus 2018
ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI DAN PROSES KONSEPSI

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Maternitas

Disusun oleh
Ni Putu Ardiyani (P17211186005)
M Ilham Santoso (P17211186010)
Rifandi Handrianto (P17211186015)
Audian Zefa Fabela (P17211186032)
Dhian Ndaru Aryanto (P17211186036)
Arina Hidayati (P17211186041)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROSEFI NERS KEPERAWATAN MALANG
AGUSTUS 2018

Anda mungkin juga menyukai