Anda di halaman 1dari 6

Diagnosis dari Meniere disease (MD) dan migraine vestibula berdasarkan kriteria klinis dan sulit

dibedakan. Sekarang ini, masih belum ada tes diagnosis definitive dari yang reliabel untuk membedakan
kedua kondisi. Pasien dengan MD dan pasien dengan VM diperlakukan secara berbeda, oleh karena itu
peningkatan diagnosis dari kedua keadaan ini dapat menghindarkan dari kesalahan manajemen.
Penelitian sistematik review ini dibuat berdasarkan panduan PRISMA. Database publikasi dari Medline-
Ovid dan Embase yang berbahasa inggris dari tahun 1948- Maert 2016 digunakan selama penelitian ini.
Objek penelitian utama untuk mengidentifikasi semua naskah yang membandingkan MD dan VM untuk
mengklasifikasikan dan memvalidasi diagnosis dari kedua penyakit tersebut. Total 13 artikel dari 831
direview. Diantara perbedaannya, MD menunjukan onset yang lebih lama, lebih banyak terjadi kehilangan
pendengaran, tinnitus dan aural fullness, abnormal nystagmus, abnormal caloric test, abnormal vestibular
evoked myogenic potential dan hidrop endolimfatik. VM menunjukan lebih banyak gejala nyeri kepala,
fotofobia, muntah dan adanya aura. Walaupun pada beberapa penelitian dapat ditemukan pembahasan
perbedaan pada kedua penyakit tersebut, hanya 1 penelitian yang focus terhadap menilai perbedaan
diantara VM, MD dan pasien dengan kedua diagnosis tersebut (MDVM). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan dari ketiga kategori tersebut. Sejak diperkenalkannya kriteria terbaru dari
International Headache Society and Barany Society untuk VM, tidak ada penelitian yang berfokus untuk
membandingkan ketiga kategori tersebut. Kami sepakat untuk melakukan penelitian yang fokus terhadap
MD dan VM dari MDVM untuk membantu dalam membedakan kedua diagnosis.

Keywords : endolimfatik hydrops, Meniere disease, vestibular migraine, migrainous vertigo, migraine
assosited vertigo, migraine associated vestibulopaty, migraine related vertigo, migraine related
vestibulopaty.

Pengenalan

Kuritzky el al [1] merupakan penelitian pertama yang melaporkan secara signifikan gejala migraine klasik
pasien dibandingkan terhadap control. Vestibular migraine (VM) yang kemudian menjadi diagnosis untuk
gejala vestibular pada pasien dengan riwayat nyeri kepala dengan migraine.

Pada tahun 2001, Neuhauser et al [2] memperkenalkan kriteria utama untuk mendefinisikan penyakit
(tabel1 ). Tetapi hal tersebut hanya pada tahun 2012, HIS dan Barany Society [3] membalidasi kriteria ini
menjadi ketetapan untuk keperluan klinis (table 2). Kedua set kriteria ini membedakan VM dari
kemungkinan VM (pVM). Sebuah penelitian menganalisis kedua set kriteria dan mendefinisikan
perbedaan signifikan antara keduanya dan pada tahun 2012 kriteria diagnostik untuk VM terbatas pada
diagnosis dari penyakit untuk beberapa pasien, terutama dikarenakan tipe, intensitas dan durasi pusing.
[4]

Banyak penelitian yang mendemonstrasikan tumpeng tindih antara gejala Meniere Disease (MD) dengan
VM [5]. Kedua penyakit mempunyai mekanisme patofisiologi yang khas. Pada VM, vasospasme dari arteri
internal auditory merupakan salah satu penjelasan terjadinya VM [6], diikuti dengan implikasi dari sistem
trigeminovaskular [7]. Selain itu, berdasarkan review dari beberapa gambaran penelitian yang telah
dilakukan pada pasien VM, Esino-Sanchez et al [8] berhipotesis bahwa VM dapat terjadi dikarenakan defek
fungsi sensorik pada sistem vestibular, thalamus dan korteks. Beberapa penelitian lainnya disebutkan
setelah ini.

Selain itu, MD merupakan akibat dari akumulasi berlebihan endolimfa pada telinga bagian dalam
yang terbentuk pada ekspansi ruang perilimfatik. Penyerapan yang inadekuat pada endolimfa oleh saccus
endolimfatik bertanggung jawab terhadap mekanisme ini. [9]; Namun, hal ini masih merupakan
kontroversi. Penelitian telah menunjukan bahwa ductus endolimfatik dapat bekerja sebagai katup untuk
meregulasi equilibrium endolimfa [10] dan beberapa lesi dapat menyebabkan fungsi dutus terganggu
seperti paparan bahan kimia, infeksi virus, inflames dan iskemi [11]. Iskemi juga diduga berperan dalam
mekanisme MD [12]. Seperti mekanisme umum vaskular dapat menjadi hubungan antara VM dan MD.

MD didiagnosis dengan kriteria American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery


(AAO-HNS) [13] (Tabel 13). Diagnosis dari kedua penyakit ini umumnya berdasarkan kriteria klinis. Kedua
penyakit ini sulit dibedakan, sehingga kadang-kadang pasien dengan VM salah didiagnosa dengan MD
[14]. Saat ini masih belum ada definit diagnostic yang reliabel untuk membedakan antara kedua kondisi
tersebut. Pasien dengan MD dan pasien dengan VM ditatalaksana dengan berbeda [15], oleh karena itu
peningkatan dalam diagnosis terhadap kedua penyakit ini dapat mengurangi dalam manajemen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mereview semua artikel yang mendemonstrasikan
perbandingan antara VM dan MD berdasarkan genetic, riwayat sakit, pemeriksaan fisik, audometri, tes
vestibular termasuk caloric testing dan vestibular evoked myogenic potential (VEMP) seperti ukuran sac
endolimfatik dalam mengklarifikasi dan mevalidasi diagnosis keduanya. Bahkan kami akan
membandingkan artikel yang menggunakan kriteri VM terbaru yakni kriteria IHS dan Barany Society
dengan salah satu menggunakan kriteria lama untuk melihat apakah ada perubahan yang mempengaruhi
perbandingan kedua penyakit.

Metode dan Material

Literatur Review

Midline-Ovid dan Embase digunakan untuk melaksanakan literature review yang teliti untuk publikasi
yang berbahasa inggris dari tahun 1948 sampai Maret 2016. endolimfatik hydrops, Meniere disease,
vestibular migraine, migrainous vertigo, migraine assosited vertigo, migraine associated vestibulopaty,
migraine related vertigo, migraine related vestibulopaty merupakan kata kunci yang digunakan sendiri
ataupun dengan kombinasi. Gambaran metodologi review ini dapat dilihat pada gambar 1.

Kriteria inklusi dan ekslusi

Kriteria inklusi untuk penelitian review ini yakni penelitian harus mencakup laporan perbandingan secara
eksplisit mengenai pasien yang terdiagnosa dengan MD denagn kriteri AAO-HNS tahun 1995 dan pasien
yang didiagnosa VM berdasarkan kriteria Nauhauser’s atau kriteria HIS dan Barany society. Artikel
kemudian dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kriteria yang digunakan untuk diagnosis VM.
Semua pasien anak dieklusikan.

Koleksi Data
Beberapa penelitian yang dianalisis secara teliti diekstrak untuk melihat kesediaan dan kelayakan data
untuk diinklusikan. Genetik, kriteria yang tumpang tindih antara MD dan VM, umur, umur onset, rasio
laki-laki perempuan , tinnitus, aural fullness, hilang pendengaran, muntah, fotofobia, fonofobia, aura
visual, migraine, nyeri kepala, audiometry test score, caloric tests score, VEMP scores, Endolumphatic sac
hydrops and size by electrocochleography (ECOG) dan tes vestibular merupakan hal yang
dipertimbangkan pada review ini.

HASIL

Total terdapat 13 artikel yang dimasukan ke dalam review ini. 5 diantaranya mengunakan kriteri HIS dan
Barany Society, 8 diantaranya menggunakan kriteria Nauhauser.

Tidak ada artikel pada review ini yang membandingkan secara eksplisit antara VM dan MD secara genetic.
Namun, kami menemukan artikel yang mendeskripsikan keduanya secara terpisah. Hal ini akan
didiskusikan nanti di artikel ini.

Terdapat 5 artikel perbandingan antara VM dan MD berdasarkan riwayat [16-20] (Tabel 4)

Perbandingan antara MD dan VM berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan dalam 2 artikel [16,21]. 2
artikel [16,20] menunjukan perbandingan hasil tes auditori. Endolimfatik hydrops disebutkan dalam 2
artikel lainnya [20,22]. Detail dari hasil ini ditunjukan lebih detail pada table 5 [16, 20-22].

Ketika test vestibular dianalisis, terdapat 7 artikel yang menyebutkan perbedaan antara MD dan VM
berdasarkan tes caloric [16, 17, 19-21, 23, 24]. Tiga artikel mendeskripsikan perbandingan antara VEMP
[16, 24-27] dan dua dari hal tersebut mendeskripsikan mengenai perbandingan rotary chair [16,24]. Dua
artikel lainnya [23, 28] menyebutkan variasi pada video head impulse testing (vHIT) antara MD dan VM.
Data dari hasil ini ditunjukan pada table 6 [16,17,19,20, 23-28]

DISKUSI

Genetik

Tiga keluarga mengalami migraine dan vertigo petama kali dilaporkan oleh Baloh et al [29]. Keluarga ini
juga mengalami kehilangan fungsi perifer vestibular. Pa VM, penelitian menunjukan bahwa riwayat
keluarga dengan pola autosom dominan berpengaruh sedang hingga tinggi [30, 31]. Namun, pengurutan
Sanger [31] dan metode lainnya [32] telah digunakan untuk mencoba dan mengidentifikasi bagian
genomic yang bertanggung jawab terhadap pola keturunan. Pengukuran ini tidak berhasil. Hal tersebut
mengidentifikasikan kemungkinan turunan poligenik pada pasien VM. Tetapi, alel yang peka pada
perempuan mungkin ada sejak bagian 11q diidentifikasi pada wanita yang terkena. Bahmad et al [33] juga
menunjukan pola gen autosom dominan ketika mempelajari 10 anggota keluarga yang mengalami VM.
Lokasi pada kromosom 5q35 diantara penanda rs244895 dan D5S2073 telah ditemukan ketika
menggunakan analisis hubungan gen dan subsequent fine mapping. Pada penelitian lainnya, yakni
identifikasi scan genome-wide, pada kromosom 6q di penanda D6S1556, terdapat hubungan pada 4
keluarga yang mengalami migraine dan gangguan vestibular [34]/
Seperti pada MD, Penelitian telah menunjukan hasil kasus keluarga terjadi pada 20% kasus [35,36]
dengan pola gen autosom dominan dengan penetrasi inkomplit [35,36]. Banyak keluarga dengan onset
yang lebih dan gejala nyeri yang parah telah dideskprisikan pada generasi beturut-turut [35, 37, 39-42].

Hal ini mensugestikan antisipasi pada keluarga yang mengalami MD. Beberapa keluarga dengan migraine
simultan dan MD juga telah dideskripsikan [43]. Beberapa penelitian oleh Morrison et al [44] menunjukan
bahwa HLA-C dan HLA-A pada kromosom 6 seperti lokus dalam sporadik dan keluarga MD. Analsis
hubungan mengidentifikasi bagian kandidiat pada kromosom 12p12.3 di 3 keluarga Swedish [39].
Penelitian lainnya juga mengidentifikasi hubungan allel pada kromosom 12p12.3 diantara penanda
D12S373 dan GT27 [42]. Penelitian lainnya pada 19 keluarga yang menderita MD dengan 39% prevalensi
migraine menunjukan hubungan pada kromosom 5 dan 13 di keluarga ini berhubungan dengan bagian
D5S644 [35]. Generasi ketiga dan keempat pada pasien yang mengalami migraine biasanya
dipresentasikan dengan onset MD yang lebih awal.

Kedua penyakit mempunyai tipe autosom dominan dari pola herediter. Namun, VM dapat penetrasi
sedang atauapun tingga dimana MD dapat penetrasi tidak lengkap. Kromosom 5 dan 6 juga berimplikasi
pada kedua penyakit ini. VM menunjukan hasil yang lebih poligenik, seperti pada MD. [30,31].

Riwayat

2 penelitian [16, 18] pada review ini mempunyai data substansi pada perbandingan gejala anatara MD
dan VM. Artikel oleh Neff et al [16] berdasarkan versi terbaru dari kriteria Neuhauser tahun 2001 dan
artikel oleh Lopez-Escamez et al [18] berdasarkan kriteria HIS dan Barany Society terbaru. Pada uumnya,
kedua penelitian ini menunjukan hasil yang mirip. Ketika dibandingkan antara MD, VM menunjukan
statistic yang signifikan onset yang lebih lama, tinnitus, aural fullness dan HL yang lebih sedikit, dab lebih
banyak terjadi muntah, nyeri kepala aura dan fotofobia. Beberapa kesimpulan kontraindikasi dicatat
ketika membandingkan kedua artikel.

Neff et al [16] dan Ghavami et al [45] merupakan dua penelitian yang menyebutkan kedua kriteria
diagnosis yang saling tumpeng tindih.Pada Ghavami et al. 15 dari 37 pasien dengan MD memenuhi kriteria
baru untuk VM (41% dari semua pasien dan 79% yang mengalami migraine berdasarkan kriteria HIS). Neff
et al [16] mempresentasikan 55 pasien dengan MD dan 71 pasien dengan VM yang tumpang tindih yakni
21 pasien memenuhi kedua kriteria (38% dari pasien MD memenuhi kriteria VM).

Namun, Neff et al [16] membandingkan kedua populasi dengan grup ketiga yakni pasien yang masuk
kriteria VD dan MD (MDVM). Tidak ada satu gejala klinis yang secara adekuat dapat memisahkan MD, VM
dan MDVM. Pada penelitian oleh Lopez-Escamez et al [18], pasien yang memenuhi kedua kriteria
diekslusikan dari penelitian. Penelitian Neff et al [16] tidak membuat perbedaan antara VM yang sudah
terdiagnosa dengan kemungkinan VM, tidak seperti pada penelitian Lopez-Escamez et al.

Hong et al [19] juga menemukan tidak ada perbedaan antara umur pasien dengan VM maupun
MD, tetapi pada penelitiannya tidak menyebutkan umur onset. Martin-Sanz et al [20[ menyebutkan tidak
ada perbedaan antara VM dan MD berdasarkan jenis kelamin , yang bertentangan dengan penelitian oleh
Neff et al [16]. Pertama, kedua penelitian ini menggunakan kriteria diagnostik VM yang berbeda. Kedua,
pada penelitian Martin-Sanz et al [20], mereka menyebutkan perubahan pada diagnosis sebesar 18,8%.
Data jenis kelamin yang berhubungan dengan perubahan diagnosis hanya disebutkan satu kali, tetapi
tidak ada disebutkan tentang data jenis kelamin setelah perubahan diagnosis. Namun, penting untuk
diketahui bahwa tidak ada jenis kelamin yang dominan ketika pasien MD dan VM dibandingkan dengan
MDVM.

Sharon et al [17] merupakan satu-satunya artikel yang ditemuan membandingkan senstifitas gerakan
antara MD dan VM yang menunjukan prevalensi sensitifitas gerakan lebih tinggi pada populasi VM saat
mengendarai mobil. Penejelasan yang memungkinkan untuk ini yakni karena thalamus lebih over sensitif.
Espinosa-Sanchez et al [8] telah menghipotesis bahwa nukleus ventral posterolateral thalamus dan
nukleus ventral posteromedial sensitif dikarenakan adanya migrain. Hal ini membuat peningkatan
persepsi vestibular dan persepsi sensori lainnya. Kesimpulan berdasarkan penelitian model hewan dengan
analisis elektrofisiologi dan neuroanatomi sesuai sama seperti teknik neuroimaging fungsional pada
manusia. [17,46]

Vasospasme reversible pada internal arteri auditori pertama kali dijelaskan pada gejala migraine
dihubungkan dengan verstibular [6]. Hal ini merupakan konsesukensi dari onset mendadak dari gejala
auditory dan vestibular pada beberapa pasien. Mekanisme ini ditetapkan sebagai patofisiologi yang
dihubungkan dengan VM dan MD.

Beberapa penejelasan yang memungkinkan lainnya dapat berupa ekstravasasi local dari plasma arteri
cerebella basal dan anterior yang dapat menyebabkan eksitasi saraf trigeminal. [7] Mendukung teori ini,
beberapa penelitian menunjukan bahwa vasoaktif dari neuropeptida muncul pada bagian dalam telinga
dan benang sensori vestibularnervus tigeminus [47, 48].

Pemerisksaan Fisik

Dua artikel [16,21] pada review ini berdasarkan kriteria diagnostik yang sama, menyebutkan
perbandingan eksplisit antara MD dan VM berdasarkan pemeriksaan fisik. Mereka sepakat bahwa
abnormal headshake nystagmus (HSN) dan abnormal vibration-induced nystagmus (VIN) lebih banyak
terjadi pada populasi MD. Penting untuk diketahui bahwa pada penelitian Neff et al [16] tidak ada
pemeriksaan tunggal yang adekuat bisa memisahkan antara MD dan VM dari MDVM. Pada penelitian Shin
et al [21] tidak disebutkan mengenai kriteria yang tumpeng tindih.

Telah ditunjukan bahwa nystagmus spontan perifer dapat disebabkan oleh peningkatan stimulasi dari
nervus trigeminus [49]. Namu, HSN dan VIN tidak dievaluasi pada penelitian ini. Hal ini membuat terdapat
kemungkinan hubungan antara migraine dan nystagmus perifer.

Beberapa kemungkinan etiologi dari nystagmus tipe perifer adalah vasospasme dari arteri internal
auditory dan integrase menyimpang dari kanal otolith [50]. Akhirnya hal tersebut dapat menjadi penyebab
peningkatan sensitifitas pada head motion dan dapat terjadi karena gangguan proses pada bermis caudal
cerebellum [51]. Nistagmus perifer pada pasien dengan VM dapat disebabkan oleh disfungsi dari
penyimpangan ini.

Namun, hal tersebut tidak dapat menjelaskan adanya nystagmus vertical pada beberapa kasus VM [52].
Telah diketahui bahwa infraksi labirin sering dihubungkan dengan infark batang otak atau cerebellum.
[53] yang dapat mejelaskan munculnya nystagmus sentral pada pasien VM.

Lebih jauh lagi, penelitian meta analisis telah mengindikasikan

Anda mungkin juga menyukai