Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang muslim mendengar kata “wakaf” memang sudah tidak asing
lagi. Tapi ternyata masih banyak orang terutama umat muslim yang belum paham
sepenuhnya mengenai wakaf. Padahal wakaf juga memiliki keutamaan yang tidak
jauh penting dengan bentuk amalan lainnya yang hampir sama seperti shadaqah,
zakat, infaq dan qurban. Padahal ada sejumlah dalil yang menjadi dasar
keutamaan ibadah wakaf, berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Diantaranya :

 QS. Al-Baqarah: 261

Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang


yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

 QS. Ali-Imran: 92

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang


sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”

Rosulullah saw. Bersabda “Apabila seseorang meninggal dunia maka


terputus semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu shadaqah jariyah (wakaf),
ilmu yang di amalkan atau anak yang shaleh yang senantiasa mendo’akannya”
(HR. Muslim).
Allah Swt. Berfirman ‘kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harrta yang kamu cintai.
Dan apasaja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
(QS. Ali Imran : 29). Para ulama menafsirkan kata Shadaqoh jariaya dengan
Wakaf.
Wakaf merupakan ibadah yang diharapkan mampu meningkatkan kwalitas
ummat Islam, baik akhlaq maupun ekonomi. Wakaf telah dikenal dan
dilaksanakan oleh ummat Islam sejak dulu. Tetapi ummat Islam di indonesia
selama ini belum memanfaatkan potensi tanah wakaf yang ada dengan maksimal,
sehingga nilai tambah dari tanah Wakaf tersebut belum banyak membantu
menjadi jalan perubahan bagi Ummat, baik dari segi akhlaq maupun ekonomi.
Selain pemahaman yang minim mengenai wakaf banyak muslim yang juga
belum banyak yang mengamalkan wakaf yang mungkin disebabkan oleh bebagai
hal seperti kurangnya pemahaman mengenai wakaf atau kurangnya informasi
menganai bagaimana menyalurkan harta mereka untuk diwakafkan. Oleh karena
itu kami akan membahas mengenai wakaf untuk memberikan penjelasan agar
kaum muslimin bisa lebih mengenal dan memahami tentang wakaf. Selain itu
kami juga akan membahas salah satu lembaga penghimpun dan penyalur wakaf
yang berada di kota Bandung yaitu Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhid
yang bisa menjadi salah satu alternatife lembaga penyalur wakaf. Dengan begitu
diharapkan makalah ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat mengenai
wakaf dan mampu mengajak para muslimin untuk ber-wakaf.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang kami angkat untuk memperdalam pengkajian mengenai
materi yang disampaikan dalam Seminar Pendidikan Agama Islam, yang
bertemakan mengenai Pengelolaan Wakaf pada Pusat Pengembangan Wakaf
Daarut Tauhiid. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan wakaf dengan ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah).
2. Bagaimana peran dari Pusbang Wakaf DT dalam mengelola dana umat.
3. Bagaimana meningkatkan kesadaran pentingnya wakaf dalam masyarakat.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang dapat dirumuskan dari hasil observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami perbedaan antara Wakaf dengan Zakat, Infak, Shadaqoh.
2. Mengetahui peran dari PusBang Wakaf dalam mengelola dana Ummat.
3. Meningkatkan kesadaran pentingnya wakaf pada masyarakat.
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Wakaf


Wakaf ialah apa-apa harta yang ditahan hak pewakaf ke atas harta tersebut
daripada sebarang urusan jual beli, pewarisan, hibah dan wasiat di samping
mengekalkan sumber fizikalnya, untuk kebajikan dengan niat untuk mendekatkan
diri pewakaf kepada Allah SWT.

Kata “Wakaf” atau “Wacf” berasal dari bahasa Arab “Wakafa”. Asal
kata wakafa berarti menahan atau berhenti. Kata “Wakafa-Yaqifu-Waqfan” sama
artinya dengan“Habasa-Yahbisu-Tahbisan.” Kata al-Waqf dalam bahasa Arab
mengandung beberapa pengertian :

‫الوقف بمعن التحبيس والتسبيل‬

Artinya : “Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindah-milikan.”

Secara terminologis para ahli fiqh berbeda mendefenisikan wakaf sehingga


mereka juga berbeda memandang hakikat wakaf.

a. Abu Hanifah.

Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap milik si
wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.
Berdasarkan defenisi itu maka kepemilikan harta wakaf tidak lepas dari
si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya.

b. Mazhab Syafi’i dan Ahmad.

Wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif,


setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja
terhadap harta yang diwakafkan.
c. Pendapat Lain.

Abd al-Jalil ‘Abd ar-Rahman ‘Asyur menyatakan bahwa wakaf dalam


pengertian syara’ adalah :

‫حبس العين عن أن تملك أل حد من العباد والتصدق بمنفعتها ابتداء أو انتهاء أو انتها فقط‬

Sementara itu ekonom Islam Munzer Kahf mendefinisikan wakaf sebagai


“Pemegangan dan pemeliharaan kekayaan tertentu untuk kepentingan kebajikan
yang ditetapkan dengan maksud mencegah penggunaan atau pemakaian kekayaan
tersebut di luar maksud khusus yang telah ditetapkan”.

d. Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang


Wakaf menyebutkan :

“Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan / atau


menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannnya guna
keperluan ibadah dan / atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.” Dengan
kata lain wakaf adalah menahan suatu benda untuk tidak dipindahtangankan
untuk selama-lamanya dan mendonasikan manfaat (hasil)-nya kepada orang-
orang miskin atau untuk tujuan-tujuan kebajikan dan atau untuk
pentingan kesejahteraan umum menurut syari’ah.

2.2 Rukun Wakaf


Rukun artinya sudut, tiang penyangga, yang merupakan sendi utama atau
unsure pokok dalam pembentukan suatu hal. Tanpa rukun sesuatu tidak akan
tegak berdiri. Wakaf sebagai suatu lembaga mempunyai unsur-unsur
pembentuknya. Tanpa unsur itu, wakaf tidak dapat berdiri.
1. Pewakaf (Al-Wakif), Syarat-syarat sebagai wakif :
 Merdeka
 Baligh
 Berakal
 Berkelayakan untuk berwakaf
 Sukarela ( tidak dipaksa untuk berwakaf )

2. Harta yang diwakafkan (Al-Mawquf)


 Harta yang mempunyai nilai
 Harta yang boleh dipindah milik
 Harta yang boleh diambil manfaat berkekalan.
 Harta adalah milik sempurna pewakaf

3. Penerima manfaat wakaf (Al-Mawquf’alaih)

4. Lafaz Akad ( Al-Sighah)


 Akad adalah kata-kata yang boleh difahami atau tulisan untuk
sesuatu tujuan wakaf
 Akad adalah wajib bagi mengesahkan wakaf.

2.3 Larangan Menjual Batang Wakaf

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam berkata: Imam Ahmad


berpendapat, harta wakaf tidak boleh dijual atau diganti nama lain, kecuali bila
tidak bisa dimanfaatkan secara keseluruhan, atau tak mungkin diperbaiki;
sehingga jika tak dapat dimanfaatkan, maka boleh dijual atau diganti dengan nan
lain. Imam Ahmad ini beralasan dengan amalan sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu
ketika sampai berita kepadanya, bahwa baitul mal di Kufah rusak. Sehingga beliau
menulis surat kepada sahabat Sa'ad Radhiyallahu 'anhu agar memindah masjid di
Tamarin, & menjadikan baitul mal di depan masjid, sedangkan masjid itu
senantiasa dijadikan sebagai tempat shalat. Perbuatan Khalifah ini disaksikan oleh
sahabat, & tak ada nan mengingkarinya. Karenanya, kedudukan perbuatan sahabat
Umar Radhiyallahu 'anhu ini bernilai Ijma'.

Ibn Taimiyah berkata: Apabila dibutuhkan ganti, maka harta wakaf itu
wajib diganti dengan semisalnya. Adapun bila ia tak dibutuhkan, boleh diganti
dengan nan lebih baik, bila ternyata dengan diganti (itu) lebih mendatangkan
maslahat.

Adapun misal harta wakaf nan harus diganti, orang mewakafkan genting
masjid, atau kayu, atau peralatan bangunan lainnya, barang itu sudah rusak, maka
wajib diganti; sebab bila tidak, maka tidaklah bermanfaat bangunan tersebut,
mengingat sebagian peralataannya tak berfungsi lagi. Misal nan lain, nan tak
membutuhkan ganti, tapi bila diganti akan lebih bermanfaat; (misal) orang
mewakafkan rumah & tanah utk masjid. Mengingat rumah itu sempit & tak bisa
menampung kebutuhan jama'ah, maka bangunannya diganti dengan nan lebih
luas, sehingga dapat menampung jama'ah nan lebih banyak.
BAB 3

PEMBAHASAN

1. Perbedaan Wakaf dengan ZIS (Zakat, Shadaqah dan Infaq)

Sebelum terbit undang-undang RI No.41 Tahun 2004 mengenai wakaf,


lembaga ini bersatu fungsinya dengan penghimpun zakat. Namun, zakat dan
wakaf sendiri memiliki perbedaan, maka dari itu kedua bagian ini menjadi
lembaga berbeda. Perbedaan tersebut diantaranya :

a. Wakaf

Wakaf dan qurban termasuk ke dalam infaq dan shodaqoh dengan


tingkatan dan anjuran yang lebih khusus. Keduanya bukan termasuk zakat.
Wakaf berasal dari makna kata yang berarti, menahan, diam, atau berhenti.
Harta yang berhenti, ditahan dan sudah tidak di gunakan lagi oleh pemiliknya
(diam) untuk tujuan kebaikan dan manfaat, maka ia disebut dengan wakaf.
Wakaf hanya dapat berupa harta yang memiliki nilai uang, seperti uang,
emas, perak, tanah, binatang, dll.

b. ZIS
 Zakat

Secara Bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang berkah,


membersihkan atau mensucikan. Sakat memiliki persyaratan hukum yang
sudah ditetapkan, seperti jenisnya, jumlah dan waktunya. Dalam Al Qur’an,
kata zakat disandingkan dengan kata shalat, jika kita cermati, shalat dan zakat
memiliki kesamaan dalam posisi hukum. Masing-masing dari keduanya
(Shalat dan zakat) memiliki dalil-dalil hukum yang jelas sehingga keduanya
menjadi wajib dan berdosa apabila di tinggalkan atau tidak dilakukan sesuai
dengan aturan dalam syariat.
 Infaq

Secara bahasa Infaq bermakna : keterputusan dan kelenyapan, dari sisi


leksikal infaq bermakna : mengorbankan harta dan semacamnya dalam hal
kebaikan. Dengan demikian, kalau kedua makna ini di gabungkan maka dapat
dipahami bahwa harta yang dikorbankan atau didermakan pada kebaikan
itulah yang mengalami keterputusan atau lenyap dari kepemilikan orang yang
mengorbankannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka setiap pengorbanan
(pembelanjaan) harta dan semacamnya pada kebaikan disebut al-infaq.
Dalam infaq tidak di tetapkan bentuk dan waktunya, demikian pula dengan
besar atau kecil jumlahnya. Tetapi infaq biasanya identik dengan harta atau
sesuatu yang memiliki nilai barang yang di korbankan. Infaq adalah jenis
kebaikan yang bersifat umum, berbeda dengan zakat. Jika seseorang ber-
infaq, maka kebaikan akan kembali pada dirinya, tetapi jika ia tidak
melakukan hal itu, maka tidak akan jatuh kepada dosa, sebagaimana orang
yang telah memenuhi syarat untuk berzakat, tetapi ia tidak melaksanakannya.
Dalam beberapa makna, infaq seringkali juga di artikan dengan zakat.

 Shadaqah

Shodaqoh atau yang dalam bahasa indonesia seringkali di tuliskan


dengan sedekah memiliki makna yang lebih luas lagi dari zakat dan infaq.
Shodaqoh dapat dimaknai dengan satu tindakan yang dilakukan karena
membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT. Sehingga shodaqoh
dapat kita maknai dengan segala bentuk / macam kebaikan yang dilakukan
oleh seseorang karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah
SWT. Shodaqoh dapat berbentuk harta seperti zakat atau infaq, tetapi dapat
pula sesuatu hal yang tidak berbentuk harta. Misalnya seperti senyum,
membantu kesulitan orang lain, menyingkirkan rintangan di jalan, dan
berbagai macam kebaikan lainnya.
Seperti halnya infaq, dalam shodaqoh tidak di tetapkan bentuknya, bisa
berupa barang, harta maupun satu sikap yang baik. Jika ia berupa harta atau
barang, maka shodaqoh tidak di tetapkan waktunya, dan jumlahnya.
Shodaqoh adalah jenis kebaikan yang sifatnya lebih luas dari zakat dan infaq,
maka seringkali kita menemukan kata shodaqoh ini di artikan dengan zakat
atau dengan infaq. Dan shodaqoh seringkali juga di gunakan untuk ungkapan
kejujuran seseorang pada agama / keimanan seseorang. Ketika seseorang ber-
shodaqoh maka ia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia lakukan, tetapi
jika ia tidak melakukan hal ini, maka ia tidak berdosa seperti ia tidak
membayar zakat hanya saja ia kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
pahala.

2. Perbedaan Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhid dan Dompet


Peduli Ummat
a. Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhid

Gambar : Logo Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhid

Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhiid atau yang dikenal dengan


istilah Pusbang Wakaf DT adalah salah satu lembaga yang berada di bawah
Yayasan Daarut Tauhiid Bandung. Pusbang Wakaf DT mempunyai visi yaitu
Menjadi Lembaga Wakaf yang Amanah, Profesional dengan Berorientasi
Kepada Sebesar-besarnya Kemanfaatan Ummat (Mauquf Alaih).

Pusbang Wakaf DT adalah salah satu lembaga di Daarut Tauhiid yang


menghimpun dana wakaf untuk kemudian dikelola yang tujuan utamanya
adalah untuk kemanfaatan umat. Asset wakaf yang dikelola oleh Pusbang
Wakaf DT insya Allah dioptimalkan secara produktif.
Bapak Yana Nurjaman selaku bagian keuangan Pusbang Wakaf Daarut
Tauhid mengatakan, bahwa Pusbang Wakaf sudah ada sejak Daruut Tauhid
berdiri. Namun status kelembagaannya sebagai lembaga penghimpun dan
pengelola wakaf baru diresmikan pada tahun 2009 dengan keluarnya Undang-
undang tentang lembaga wakaf yaitu Undang-undang RI no. 41 Tahun 2004.

Struktur Organisasi

DIREKTUR

ACCOUNTING

KESEKRETARIATAN
ADMINISTRASI

PENGHIMPUN PENGEMBANG

Jenis Wakaf di Pusbang Wakaf Daarut Tauhid

a. Wakaf Umum : Wakaf yang diakadkan muwakif hanya untuk Daarut


Tauhid, tidak disebutkam secara spesifik agar
digunakan untuk apa, maka pengelola bebas
menyalurkan dana tersebut untuk kegiatan apapun
yang sifatnya untuk pengembangan pesantren
Daarut Tauhid.

b. Wakaf Khusus : Wakaf yang dalam akadnya jelas peruntukkannya,


misalnya untuk pembangunan asrama santri, maka
dana tersebut tidak boleh digunakan untuk hal lain
seperti perbaikan masjid. Begitupun sebaliknya,
apabila akadnya diperuntukkan untuk perbaikan
mesjid maka tidak boleh digunakan untuk
pembangunan asarama santri dll.

Penghimpunan Wakaf

a. Layanan langsung

Muwakif dapat memberikan langsung dana wakafnya ke konter pelayanan


Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhid di sekretariat lt. 2 SMM Daarut
Tauhiid

b. Layanan Jemput Wakaf

Muwakif dapat menghubungi kami untuk berwakaf dan Tim jemput wakaf
akan segera datang untuk menjemputnya, melalui Call Center (022) 77 866
606.

c. Sorban Wakaf

Sorban Wakaf adalah metode Penghimpunan dana wakaf yang di


laksanakan pada setiap event atau pengajian rutin yang di adakan di mesjid
Daarut Tauhiid setiap kamis malam dan hari ahad siang.

d. Kotak Wakaf

Untuk mempermudah jamaah yang ingin berwakaf, maka disediakan kotak


wakaf di beberapa tempat.

e. Layanan Perbankan

Muwakif dapat berwakaf dengan mudah dari berbagai tempat dan daerah
melalui transfer melalui bank atau ATM terdekat.
Pengembangan Wakaf

Dana yang telah dihimpun dari berbagai sumber tersebut kemudian


disalurkan sesuai akadnya. Dana wakaf tidak boleh digunakan untuk yang
selain yang sudah diakadkan. Berikut adalah peruntukan dana yang diperoleh :

Program Optimalisasi Asset Internal :

1. Sewa Gedung : Pernikahan, Pelatihan dan Seminar


2. Sewa Sarana & Fasilitas : Kursi, Meja, Kursi Meja, LCD
3. Sewa Tempat ATM : BNI, BRI dan Bank Mandiri
4. Pengembangan Kios
5. Pembangunan Rumah Penghafal Al-qur’an
6. Pembangunan Gedung Generasi Muda
7. Pembangunan Asrama Santri

Program Eksternal :

1. Pengembangan Usaha dan Investasi


2. Pengembangan Program Pemberdayaan Umat

Setelah dana disalurkan sesuai akadnya, keuntungan yang diperoleh dari


pengembangan asset digunakan untuk pemeliharaan asset tersebut, lalu
sebagian keuntungan lainnya lagi untuk pengelola.

b. Dompet Peduli Ummat

Dompet Peduli Ummat (DPU DT) merupakan lembaga nirlaba milik


masyarakat yang bergerak di bidang penghimpunan (fundraising) dan
pendayagunaan dana ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah) serta dana lainnya yang
halal dan legal dari perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga. Didirikan
pada 16 Juni 1999 oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sebagai bagian dari
Yayasan Daarut Tauhiid dengan tekad menjadi LAZ yang Amanah, Profesional
dan Akuntabel.
Latar belakang berdirinya DPU DT adalah melihat Indonesia sebagai
negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi zakat
yang amat besar. Hanya saja, persentase masyarakat yang memiliki kesadaran
menunaikan kewajiban zakat sesuai dengan ketentuan masih relatif kecil
dibanding dengan potensi zakat di Indonesia per tahun yang mencapai 19 trilyun
rupiah.
Hal lain yang juga menjadi perhatian adalah belum optimalnya
penggunaan dana zakat ini. Kadang, penyaluran dana zakat hanya sebatas pada
pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan si penerima
dana.
DPU DT berusaha untuk mengatasi hal-hal tersebut. Selain berusaha
membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap zakat, DPU DT juga berusaha
menyalurkan dana yang sudah diterima kepada mereka yang benar-benar berhak,
dan berusaha mengubah nasib kaum mustahik menjadi muzaki atau mereka yang
sebelumnya menerima zakat menjadi pemberi zakat.
Berawal dari Rapat Pengurus Yayasan bahwa perlu ada peningkatan
kinerja Badan Pengelola Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) secara profesional.
Untuk itu, diperlukan juga strategi-strategi baru yang efektif dan efisien dalam
mengelola dana yang dihimpun dari ZIS, sehingga pada gilirannya dapat menjadi
suatu kekuatan ekonomi masyarakat. Berangkat dari hal ini, maka Yayasan Daarut
Tauhiid memutuskan untuk mendirikan Dompet Peduli Ummat (DPU).
DPU DT secara efektif menjalankan aktivitasnya pada tanggal 16 Juni
2000, dengan berbasiskan database, dimana setiap donatur mempunyai nomor dan
kartu anggota sehingga kepedulian dan komitmen donatur dapat terukur. Dari
aspek legal formal, DPU DT dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah
Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 19 Agustus 2002. dengan SK No:
451.12/Kep. 846 - YANSOS/2002.
Kiprah DPU DT pun mendapat perhatian pemerintah pusat, dalam waktu
yang cukup singkat sejak masa berdiri DPU-DT, dan menjadi LAZDA, sudah
berhasil menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional, LAZNAS, sesuai dengan SK
Menteri Agama no 410 tahun 2004 pada tanggal 13 Oktober 2004.
Setelah menjadi LAZNAS, DPU DT mengembangkan jaringan hingga
mencapai delapan kota, yakni: Jakarta, Bogor, Tasikmalaya, Garut, Semarang,
Yogyakarta, Lampung dan Palembang. Disamping itu memiliki ratusan jaringan
kerja program pendayagunaan dari Sabang sampai Papua.
Sesuai dengan Undang-Undang RI No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat , SK Menteri Agama RI no.410 tahu 2004 tentang Legalitas DPU DT
sebagai Laznas, SK Gubernur Jawa Barat no.541.12/Kep.846-Yansos/2002
tentang pengukuhan DPU DT sebagai Lazda, SK Pengurus Yayasan DT
no.09/SK/C/YYS-DT/VIII/08 tentang perubahan Organisasi DPU DT, maka
lembaga Amil Zakat Nasional DPU terdiri dari

 Biro Penghimpunan (fundraising)


 Biro Pendayagunaan
 Biro Sekretariat Lembaga & Operasional
Masing-masing Biro dipimpin oleh seorang manajer yang ditunjuk oleh
direktur dengan surat keputusan dari pengurus Yayasan Daarut Tauhiid.

1. Sarana yang dikembangkan Pusat Pengembangan Wakaf

a. Gedung Daarul Hajj DT

Daarul Hajj adalah salah satu gedung yang bernuansa islami yang
berlokasi di lingkungan Pesantren Daarut tauhiid Bandung yang insya Allah
memiliki budaya islami. Gedung Daarul Hajj berstatus gedung wakaf yang
dikelola oleh Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhiid. Karena tempatnya
yang luas dan strategis dan mampu menampung kurang lebih 500 orang, maka
gedung Daarul Hajj sering dipergunakan untuk kegiatan pernikahan, pelatihan
maupun seminar.

Daarul Hajj memiliki dua pintu utama di depannya yang berdampingan,


sehingga memudahkan bagi pengguna untuk pemisahan antara ikhwan dan akhwat
dalam setiap event baik pernikahan, pelatihan maupun seminar. Daarul Hajj juga
memiliki sound system yang sangat bagus untuk menunjang kegiatan yang
dilaksanakan.Fasilitas lain yang ada disekitar gedung Daarul Hajj adalah :

1. Masjid Daarut Tauhiid


2. Super Mini Market Daarut Tauhiid
3. Gedung Daarul Ilmi dan Area Parkir yang Luas
4. Cotagge dan Caffe Daarul Jannah
5. ATM

b. Gedung Pembinaan Generasi Muda


Gedung Pembinaan Generasi Muda ini melingkupi sarana pendidikan
untuk meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa Indonesia. Menjadikan
generasi Khodimul Ummah yang bertauhiid, hafal Al-Qur’an serta berkarakter
Baik dan Kuat (BAKU).
Sehingga Pusat Pengembangan Wakaf menyalurkan dana wakaf untuk
pembangunan Asrama Santri Daarut Tauhiid serta Pembangunan Rumah
Penghafal Alqur’an.

Pembangunan Rumah Penghapal Al-Qur'an Daarut Tauhiid Bandung

Kebutuhan asrama bagi santri pesantren daarut tauhiid yang semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah santri yang belajar di Daarut Tauhiid baik
pendidikan formal (SMP,SMA,SMK) maupun non formal (Santri Mukim Dauroh
Qolbiyah, Santri Akhlak Plus Wirausaha, Santri Tahfidzul Qur’an, Santri
Mahasiswa, Santri Masa keemasan, dll). Untuk program Tahfidzul Qur’an tahun
ini ditargetkan ada 500 santri penghapal Alqur’an baru yang akan bergabung
untuk belajar menghapal Al Qur’an di Daarut Tauhiid.
Pusat Pengembangan Wakaf (Pusbang Wakaf) Daarut Tauhiid adalah
lembaga yang diberikan amanah oleh Yayasan Daarut Tauhiid untuk mengelola
dan mengembangkan aset-aset wakaf di Daarut Tauhiid insya Allah akan
membangun gedung asrama bagi santri-santri Tahfidzul Quran agar santri bisa
lebih tenang, nyaman dan fokus dalam menghapal Alqur’an.
Gedung yang akan di bangun ini merupakan pengembangan dari asrama
santri yang berlokasi di area pesantren Daarut Tauhiid di Geger Kalong Girang
No. 120 (Asrama Daarunnajah) yang saat ini hanya mampu menampung
maksimal 50 santri, rencananya akan dibangun menjadi 3 lantai dengan kapasitas
274 santri. Dan memiliki fasilitas-fasilitas antara lain : ruangan asrama, aula,
ruang makan, dapur, kamar tamu (utk orangtua santri menginap), Masjid, Gazibu-
gazibu dilengkapi taman-taman untuk menghapal Al Qur’an, taman di tengah
gedung, akses jalan ke lantai 2 untuk kursi roda.
Adapun pembangunannya dibagi menjadi 2 tahap, tahap pertama
pembangunan membutuhkan biaya hingga 2,5 M dan tahap II 4,5 M.

c. Sewa Gedung Daarut Tauhiid Bandung


 Dalam rangka pengembangan wakaf produktif, Pusat Pengembangan
Wakaf menyediakan fasilitas penyewaan gedung bernuansa islami yang
dapat dipergunakan untuk pernikahan, kegiatan pelatihan, seminar, dan
kegiatan lainnya. Gedung Daarul Hajj adalah salah satu gedung yang dapat
dipergunakan oleh para jemaah, baik internal maupun eksternal. Gedung
Daarul Hajj memiliki kapasitas untuk 500 orang.

3. Wakaf dan Masyarakat

Belakangan ini banyak lembaga khususnya lembaga penyalur wakaf yang


semakin gencar mensosialisasikan wakaf dengan berbagai cara yang menarik
sehingga bisa lebih mengajak masyarakat untuk ber-wakaf. Rasanya sudah tidak
ada alasan lagi bagi kita untuk tidak ber-wakaf, dengan munculnya lembaga-
lembaga penyalur wakaf yang memberikan pilihan ber-wakaf yang mudah.

Contohnya saja yang barui kita bahas tadi yaitu Pusbang Wakaf Daarul tauhid
yang menyediakan beragam produk wakaf untuk memudahkan umat muslim
untuk ber-wakaf. Misalnya saja jemput wakaf dan layanan perbankan wakaf
dimana muwakif bisa mewakafkan hartanya dengan mudah, aman dan tepat
sasaran. Selain itu di lembaga Wakaf Al-Azhar juga memberikan alternatif wakaf
yang tak kalah menarik dan mudah untuk dilakukan yaitu diantaranya Wakaf
Card, Wakaf Polis Asuransi, Wakaf Wasiat property dan Wakaf Wasiat
Perusahaan.

Selain lembaga-lembaga khusus penyalur wakaf banyak juga lembaga yang


mengajak para muslimin untuk berwakaf, misalnya saja lembaga pendidikan
seperti sekolah atau perguruan tinggi yang melalui organisasi keislamannya
mengajak para remaja untuk beramal melalui wakaf. Dengan begitu kita bisa
menerapkan jiwa berbagi melalui wakaf kepada seluruh lapisan masyarakat.
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Wakaf berasal dari makna kata yang berarti, menahan, diam, atau berhenti.
Harta yang berhenti, ditahan dan sudah tidak di gunakan lagi oleh pemiliknya
(diam) untuk tujuan kebaikan dan manfaat, maka ia disebut dengan wakaf. Wakaf
hanya dapat berupa harta yang memiliki nilai uang, seperti uang, emas, perak,
tanah, binatang, dll.
Sekarang ini sudah banyak bermunculan lembaga atau badan penyalur
wakaf, dan salah satunya adalah Pusbang Wakaf Daarul Tauhid yang memeiliki
beberapa program kegiatan penghimpunan wakaf yang dapat menjangkau
masyarakat dengan memeberikan kemudahan dalama ber-wakaf. Program
kegiatan tersebut diantaranya Layanan langsung, Layanan Jemput Wakaf, Sorban
Wakaf, Kotak Wakaf, Layanan Perbankan.
Di masyarakat sendiri perlu adanya pengoptimalan wakaf sehingga seluruh
aset wakaf yang ada dapat di manfaatkan secara maksimal dan dapat
memfasilitasi kegiatan Pendidikan, da’wah dan sosial yang dilaksanakan oleh
lembanga pengelola wakaf.

Saran

Saran penulis adalah agar masyarakat bisa terus menanamkan jiwa berbagi
melalui infaq salah satunya dengan cara terus mensosialisasikan wakaf kepada
seluruh lapisan masyarakat. Dan untuk lembaga pengelola wakaf diharapkan bisa
terus mengembangkan program yang lebih menarik dan terus berinovasi
memberikan kemudahan bagi umat muslimin untuk terus beramal melalui wakaf
dan tentunya dijalankan sesuai dengan syari’ah Islam dan terus memegang
amanah sehingga bisa menjadi lembaga yang terpercaya yang mampu merangkul
seluruh masyarakat untuk berinfak dengan rasa aman.
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang RI No.41 Tahun 2004 tentang wakaf.

http://www.wakafalazhar.com/ diakses pada 4 Maret 2014 pukul18.00 wib.

http://www.wakafalazhar.com/index.php/wakaf/default/lihatpost/id/62/Inilah%20
Dalil%20dan%20Keutamaan%20Wakaf%20Berdasarkan%20Al%20Qur%2
7an%20dan%20Hadits diakses pada 4 Maret 2014 pukul 19.00 wib.

http://www.sunsetinspirations.com/hart diakses pada 4 Maret 2014 pukul 20.00 wib.

a-wakaf-imam-ahmad-937.htm diakses pada 4 Maret 2014 pukul 19.20 wib.

http://www.dudung.net/quran diakses pada 4 Maret 2014 pukul 20.00 wib.

http://www.bayarzisonline.com/index.php/panduan-zis/39-panduan-zis/64-zakat-
infaq-dan-sedekah.html diakses pada 4 Maret 2014 pukul 20.30 wib.

Anda mungkin juga menyukai