Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol. 3 No.

1, 10 – 17

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN


LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

Lina Gozali, Andres dan Feriyatis


Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara
e-mail: linag@ft.untar.ac.id

ABSTRAK
PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur bagian otomotif. Adanya
bottleneck pada suatu stasiun kerja dikarenakan jumlah operator yang tidak ideal akan menyebabkan
efisiensi produksi rendah. Dengan adanya keseimbangan lini dalam suatu sistem produksi akan
meningkatkan efisiensi produksi perusahaan. Metode keseimbangan lini yang akan digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu metode Kilbridge-Wester, metode Helgeson-Birnie, metode
Moodie Young, dan metode J-Wagon. Efisiensi awal yaitu sebesar 62,27%, dengan menggunakan metode
Kilbridge-Wester, metode Helgeson-Birnie, dan metode J-Wagon didapatkan hasil efisiensi lini yang
sama yaitu sebesar 76,24%, dan efisiensi lini dengan metode Moodie Young yaitu sebesar 80,06%.
Metode Moodie Young merupakan metode terbaik untuk PT. XYZ karena memiliki hasil yang paling baik
dalam efisiensi lini, balance delay, smoothness index, waktu siklus, waktu menganggur, dan jumlah
stasiun kerja. Waktu siklus yang diperoleh yaitu sebesar 31 detik dengan balance delay sebesar 19,94%,
smoothness index sebesar 29,08 waktu menganggur 86,52 detik, dan 14 stasiun kerja.

Kata kunci: Keseimbangan Lini, Waktu Siklus, Efisiensi Lini, Balance Delay, Smoothness Index

ABSTRACT
PT. XYZ is a company that engaged in automotive manufacturing industry. The bottleneck at some work
station because of the number of operators that are not will lead to lower production efficiency. With line
balancing in production system will increase the efficiency of production. Line balance method will be
used to solve these problemsis Kilbridge-Wester methods, Helgeson-Birnie methods, Moodie Young
methods, and J-Wagon methods. Beginning of efficiency is 62,27%, by using Kilbridge-Wester methods,
Helgeson-Birnie methods, and J-Wagon methods line efficiency is 76,24%, and the line efficiency of
Moodie Young methods is 80,06%. Moodie Young methods is the best methods for PT. XYZ because it has
the best results in efficiency, balance delay, smoothness index, cycle time, idle time, and number of work
stations. The cycle time is 31 second with balance delay of 19,94%, smoothness index of 29,08, idle time
of 86,52second, and 14 work stations.

Keywords: Line Balancing, Cycle Time, Line Efficiency, Balance Delay, Smoothness Index

PENDAHULUAN Perusahaan ini memproduksi dan merakit part


Suatu perencanaan produksi yang tidak kendaraan roda dua. Kurang efektifnya tenaga
tepat akan dapat mengakibatkan ketidak- kerja pada plastic painting line J
seimbangan waktu operasi stasiun kerja. mengakibatkan terjadinya bottleneck pada
Ketidakseimbangan waktu operasi stasiun kerja stasiun kerja. Untuk mencapai efisiensi kerja,
mengakibatkan ketidakseimbangan lini maka proses bottleneck harus diminimalkan
produksi. Dampak lainya yaitu terjadinya dengan menyeimbangkan jumlah operator pada
bottleneck dan terdapat waktu dan jumlah stasiun kerja dan kecepatan hanger yang ada.
pekerja yang menganggur di setiap stasiun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
kerja. Proses penyeimbangan lini perlu mendapatkan jumlah pekerja yang ideal pada
dilakukan untuk menciptakan keseimbangan plastic painting line J, mencapai balance delay
dari jalur produksi sehingga proses produksi yang minimum, efisiensi lintasan yang
akan berjalan lancar. Penerapan keseimbangan optimum, smoothness index terkecil, waktu
lini dalam suatu sistem produksi akan siklus terpanjang, waktu menganggur yang
meningkatkan efisiensi produksi dari minimum, dan jumlah stasiun yang optimum.
perusahaan.
PT. XYZ adalah salah satu industri
otomotif yang bergerak di bidang manufaktur.

10
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol. 3 No. 1, 10 – 17

TINJAUAN PUSTAKA Bila tiga faktor lainnya yaitu


Pengujian Data keterampilan, usaha dan konsisten merupakan
1. Uji Kenormalan apa yang dicerminkan operator, maka kondisi
Uji kenormalan data dilakukan untuk kerja merupkan suatu operator yang diterima
mengetahui apakah data yang diperoleh apa adanya oleh operator tanpa banyak
berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang kemampuan merubahnya. Konsistensi atau
digunakan untuk menguji normalitas data, yaitu Consistency perlu diperhatikan karena
uji kolmogorov-smirnov. Metode ini merupakan kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu
metode uji kenormalan yang paling popular. Uji angka-angka yang dicatat tidak pernah
Kolmogorov-Smirnov terhadap kenormalan data semuanya sama; waktu penyelesaian yang
dapat dihitung dengan software SPSS 20.0. ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah dari
satu siklus kesiklus lainnya, dari jam ke jam,
2. Uji Keseragaman bahkan dari hari ke hari.
Uji keseragaman data dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil pengukuran waktu Waktu Normal
cukup seragam. Data dikatakan seragam jika Rating faktor pada dasarnya digunakan
data tersebut berada dalam rentang batas untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh
kontrol. Batas kontrol terdiri dari dua batas dari pengukuran kerja akibat kecepatan kerja
yaitu Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas operator yang berbeda-beda.
Kontrol Bawah (BKB).
Waktu normal = Waktu siklus × (1 +
3. Uji Kecukupan Penyesuaian)…..(1)
Uji kecukupan data dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang diambil sudah Kelonggaran dan Waktu Baku
cukup atau belum. Data yang akan diuji berasal Waktu normal semata-mata menunjukkan
dari hasil uji keseragaman data. Jika hasil bahwa seorang operator yang berkualifikasi
perhitungan N’ < N, maka pengamatan yang baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan
dilakukan dianggap cukup. Sebaliknya jika N’ > pada kecepatan kerja yang normal. Pada
N, maka perlu dilakukan pengamatan lagi kenyataannya operator tidak akan mampu
sebanyak N’ dikurang N. bekerja secara terus-menerus tanpa adanya
interupsi. Operator akan sering menghentikan
Faktor Penyesuaian kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus
Perhitungan faktor penyesuaian akan untuk keperluan seperti personal needs,
dilakukan dengan menggunakan metode istirahat melepas lelah dan alasan-alasan lain di
Westinghouse [1]. Perhitungan Westinghouse luar kontrolnya. Faktor kelonggaran yang
mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses
dianggap menentukan kewajaran atau produksi ini diklasifikasikan menjadi personal
ketidakwajaran dalam bekerja yaitu allowance, fatigue allowance, dan delay
Keterampilan, Usaha, Kondisi kerja dan allowance. Sedangkan Waktu baku atau waktu
Konsistensi, Setiap faktor terbagi kedalam standar adalah waktu normal yang telah
kelas-kelas dengan nilai masing-masing. memperhitungkan faktor kelonggaran atau
Keterampilan atau skill didefinisikan sebagai allowance tersebut.
kemampuan mengikuti cara kerja yang
ditetapkan. Yang dimaksud dengan usaha atau Waktu baku = Waktu normal + (% kelonggaran
effort yaitu kesungguhan yang ditunjukkan atau × waktu normal)………(2)
diberikan operator ketika melakukan
pekerjaannya. Kondisi kerja atau condition Keseimbangan Lini
adalah kondisi fisik lingkungannya seperti Menurut Gaspersz, line balancing
keadaan pencahayaan, temperatur, dan merupakan penyeimbangan penugasan elemen-
kebisingan ruangan. elemen tugas dari suatu assembly line ke work

11
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Metode Keseimbangan Lini pada Divisi Plastic Painting PT. XYZ
Lina Gozali, Andres dan Feriyatis

stations untuk meminimumkan banyaknya work 3. Work station (WS) adalah tempat pada lini
station dan meminimumkan total harga idle perakitan di mana proses perakitan
time pada semua stasiun untuk tingkat output dilakukan.
tertentu [2]. Fungsi dari line balancing adalah 4. Cycle time (CT) atau waktu siklus
membuat suatu lintasan yang seimbang. Tujuan merupakan waktu yang diperlukan untuk
pokok dari penyeimbangan lintasan adalah membuat satu unit produk per satu stasiun.
meminimumkan waktu menganggur (idle time) Apabila waktu produksi dan target produksi
pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang telah ditentukan, maka waktu siklus dapat
paling lambat. Data yang diperlukan dalam diketahui dari hasil bagi waktu produksi dan
keseimbangan lini adalah informasi tentang target produksi.
waktu yang dibutuhkan untuk setiap assembly 5. Station time (ST) merupakan jumlah waktu
line dan precedence relationship. dari elemen kerja yang dilakukan pada suatu
Berikut ini merupakan langkah-langkah stasiun kerja yang sama.
pemecahan masalah adalah sebagai berikut. 6. Idle time (I) merupakan selisih atau
a. Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau perbedaan antara CT dan ST.
aktivitas yang akan dilakukan. 7. Balance delay (BD) sering disebut
b. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk balancing loss adalah ukuran dari ukuran
melaksanakan setiap tugas itu. ketidakefisienan lini yang dihasilkan dari
c. Menetapkan precedence constraints, jika waktu menganggur sebenarnya yang
ada yang berkaitan dengan setiap tugas itu. disebabkan karena pengalokasian yang
d. Menentukan output dari assembly line yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun
dibutuhkan. kerja.
e. Menentukan waktu total yang tersedia untuk 8. Efisiensi lini adalah rasio antara waktu yang
memproduksi output. digunakan dengan waktu yang tersedia.
f. Menghitung cycle time yang dibutuhkan,
misalnya waktu diantara penyelesaian Metode Keseimbangan Lini
produk yang dibutuhkan untuk 1. Metode Killbridge Wester (Region
menyelesaikan output yang diinginkan Approach)
dalam batas toleransi dari batas waktu yang Metode ini membagi precedence diagram
diijinkan. dalam beberapa wilayah secara vertikal, dan
g. Memberikan tugas-tugas kepada pekerja pada setiap wilayah tidak boleh ada dua operasi
atau mesin. yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini
h. Menetapkan minimum banyaknya stasiun berusaha untuk membebankan terlebih dahulu
kerja (work station) yang dibutuhkan untuk operasi yang memiliki tanggung jawab
memproduksi output yang diinginkan. keterdahuluan yang besar. Berikut merupakan
i. Menilai efisiensi dari solusi. langkah-langkah metode Killbridge Wester
Terdapat beberapa istilah dalam line adalah sebagai berikut [3]:
balancing yaitu sebagai berikut: a. Bagi precedence diagram yang ada ke
1. Precedence diagram merupakan gambaran dalam beberapa wilayah.
secara grafis dari urutan operasi kerja, serta b. Pembagian wilayah ini dilakukan secara
ketergantungan pada operasi kerja lainnya vertikal, dimana setiap wilayah tidak boleh
yang tujuannya untuk memudahkan ada dua operasi yang saling berhubungan.
pengontrolan dan perencanaan kegiatan c. Operasi yang tidak memiliki operasi
yang terkait di dalamnya. pendahulu (predecessor) diletakkan pada
2. Work element atau elemen kerja merupakan wilayah yang pertama/lebih awal.
bagian dari seluruh proses perakitan yang d. Alokasikan operasi yang terletak pada
dilakukan. Waktu operasi (ti) adalah waktu wilayah yang paling awal kepada stasiun
standar untuk menyelesaikan suatu operasi. yang lebih awal dengan memperhatikan
precedence diagram.

12
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol. 3 No. 1, 10 – 17

e. Setiap operasi yang berada pada wilayah adalah membuat pengelompokan stasiun kerja
yang sama mempunyai hak yang sama berdasarkan matriks hubungan antar elemen
untuk dialokasikan kepada stasiun yang ada, kerja, tidak dirangking seperti metode Helgeson
oleh karena itu bisa dipih operasi yang mana Birnie. Sedangkan, fase dua dilakukan revisi
saja yang akan dialokasikan ke dalam pada hasil fase satu. Berikut merupakan
stasiun yang ada. penjelasan mengenai fase satu dan fase dua dari
f. Jika kita akan mengalokasikan operasi yang metode Moodie Young adalah sebagai berikut:
ada pada wilayah berikutnya, maka seluruh A. Fase satu, elemen kerja ditempatkan pada
operasi yang ada pada wilayah sebelumnya stasiun kerja secara berurutan dalam lini
harus sudah dialokasikan semuanya. perakitan dengan menggunakan aturan
g. Alokasikan seluruh operasi kepada seluruh largest candidate rules (LCR). Setelah itu,
stasiun yang ada. bila terdapat dua elemen pengerjaan cukup
h. Perngalokasian operasi kepada salah satu ditempatkan pada satu stasiun, maka dipilih
stasiun, total waktu prosesnya tidak boleh elemen kerja dengan waktu yang lebih besar
melebihi CT (Cycle Time) yang telah untuk ditempatkan pertama. Langkah
ditentukan. terakhjr adalah membuat tabel dengan
matriks P dan matriks F, dimana matriks P
2. Metode Helgeson-Birnie menunjukkan pengerjaan pendahulu
Ranked Position Weight/RPW merupakan masing-masing elemen dan matriks F
suatu metode yang digunakan untuk menunjukkan pengerjaan pengikut untuk
menyeimbangkan lintasan pada proses produksi tiap elemen untuk tiap prosedur penugasan.
dengan diketahui terlebih dahulu waktu-waktu B. Fase dua, pada fase ini berusaha untuk
yang ada dalam proses perakitan tersebut membagi waktu mengganggur secara
dengan tujuan agar proses produksi itu berjalan merata untuk seluruh stasiun kerja. Berikut
dengan baik. Berikut merupakan langkah- merupakan langkah-langkah dalam fase dua
langkah dari metode Helgeson Birnie adalah ini adalah sebagai berikut :
sebagai berikut [4]: a) Hitung waktu total operasi dari masing-
a. Lakukan pembobotan dengan cara masing stasiun kerja
menentukan jalur/node/jaringan terpanjang b) Tentukan stasiun kerja yang memilik
dari masing-masing operasi berdasarkan waktu operasi yang terbesar dan waktu
waktu proses dengan melihat kepada operasi yang terkecil dari fase satu.
precedence yang ada. c) Setengah dari perbedaan kedua nilai
b. Jumlahkan waktu operasi dan jalur/node/ tersebut dinamakan GOAL
jaringan yang telah terbentuk. d) Tetapkan seluruh elemen tunggal pada
c. Urutkan/ranking operasi-operasi berdasar- STmax yang kurang dari 2 kali nilai
kan waktu terpanjang. GOAL, dan tidak melanggar aturan
d. Alokasikan operasi yang mempunyai precedence jika dipindahkan ke STmin.
ranking paling awal kepada stasiun yang e) Tetapkan seluruh kemungkinan
lebih awal dengan memperhatikan pemindahan operasi dari STmax ke
precedence diagram. STmin, seperti halnya operasi maksimal
e. Alokasikan seluruh operasi kepada seluruh 2 kali GOAL, dengan memperhatikan
seluruh stasiun yang ada. precedence.
f. Pengalokasian operasi kepada salah satu f) Lakukan langkah diatas hingga tidak ada
stasiun, total waktu prosesnya tidak boleh lagi yang bisa dipindahkan.
melebihi CT (Cycle Time) yang telah
ditentukan. 4. Metode J-Wagon
Metode ini mengutamakan jumlah elemen
3. Metode Moodie Young kerja yang terbanyak, dimana elemen kerja
Pada metode ini terdapat dua tahap tersebut akan diprioritaskan terlebih dahulu
analisis yaitu fase satu dan fase dua. Fase satu untuk ditempatkan dalam stasiun kerja dan

13
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Metode Keseimbangan Lini pada Divisi Plastic Painting PT. XYZ
Lina Gozali, Andres dan Feriyatis

diikuti oleh elemen kerja yang memiliki jumlah waktu per aktivitas yang diperoleh. Uji yang
elemen kerja yang lebih sedikit [5]. Berikut pertama adalah uji kenormalan data, apakah
merupakan langkah-langkah dari metode J- data yang diperoleh normal dengan tingkat
Wagon adalah sebagai berikut: kepercayaan dan tingkat ketelitian tertentu yang
a. Lakukan penjumlahan elemen kerja dari diyakini. Uji yang kedua adalah uji
masing-masing operasi berdasarkan keseragaman data, apakah data yang diperoleh
jumlah operasi kepada precedence yang sudah seragam atau masih belum seragam? Uji
ada. yang ke tiga dari data waktu yang diperoleh
b. Urutkan/ranking operasi-operasi adalah uji kecukupan data. Jika semua uji
berdasarkan jumlah operasi terbanyak. belum sesuai maka masih ada kelanjutan dalam
c. Alokasikan operasi yang mempunyai pengumpulan data lagi, tapi apabila data yang
ranking paling awal kepada stasiun yang diperoleh sudah normal, seragam dan cukup
lebih awal dengan memperhatikan maka data sudah bisa diolah untuk ke tahap
precedence diagram. selanjutnya.
d. Alokasikan seluruh operasi kepada Data yang sudah melalui beberapa tahap
seluruh seluruh stasiun yang ada. uji selanjutnya akan dioleh dengan 4 metode
e. Pengalokasian operasi kepada salah satu Heuristik dari keseimbangan lini yaitu: Metode
stasiun, total waktu prosesnya tidak Killbridge Wester (Region Approach), Metode
boleh melebihi CT (Cycle Time) yang Helgeson-Birnie, Metode Moodie Young dan
telah ditentukan. Metode J Wagon. Dari ke empat metode ini
akan dipilih metode keseimbangan lini yang
METODE PENELITIAN terbaik dari beberapa kriteria yang dapat
Metodologi penelitian dimulai dengan dipenuhi. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
mengidentifikasi masalah yang ada di efisiensi lini, balance delay, smoothness index,
perusahaan tersebut. Setelah mendapatkan waktu siklus terpanjang, waktu mengganggur
problematika yang ada dalam bidang dan jumlah stasiun baru yang terbentuk.
pengecatan dan sering terjadinya ketidak- Setelah membandingkan hasil
seimbangan lini kemudian dilanjutkan dengan perbandingan 4 metode dengan kriteria-kriteria
studi pustaka. yang bisa dipenuhi serta melihat tata letak yang
Data-data yang dikumpulkan adalah data ada, maka akan diperoleh hasil kesimpulan
permintaan dari perusahaan sehingga diperoleh metode keseimbangan lini terbaik dari
target produksi per hari. Setelah itu dilanjutkan permasalah ketidakseimbangan lini di area
dengan pengukuran waktu pengerjaan dari produksi perusahaan ini.
setiap aktivitas yang ada dalam bagian
pengecatan tersebut. Data-data lain yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh adalah waktu tata letak dan kapasitas Pengumpulan Data
produksi per elemen kerja. Aliran proses produksi plastic painting
Setelah semua pengumpulan data line J dapat dilihat pada Gambar 1.
diperoleh maka dilakukan beberapa uji dari data

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

18

Gambar 1. Aliran Proses Produksi


Keterangan gambar:
1. Loading 6. Under coat 2 11. Top coat 2 16. Buffing
2. Wiping A 7. Top under 1 12. Setting room 17. Check
3. Wiping B 8. Flash off 13. Oven 18. Sanding
4. Air blow 9. Top under 2 14. Unloading
5. Under coat 1 10. Top coat 1 15. Check

14
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol. 3 No. 1, 10 – 17

Pengolahan Data Adapun hasil waktu baku tiap proses


Pengujian data salah satu proses dapat terdapat pada Tabel 3.
dilihat pada Tabel 1, Gambar 3, dan Tabel 2.
Tabel 3. Waktu Baku Setiap Proses
Tabel 1. Uji Kenormalan Data No Aktivitas Waktu Baku (detik)
Loading 1 Loading 4,25
N 40 2 Wiping A 11,30
Mean 3,2013 3 Wiping B 7,95
Normal Parametersa,b Std. 4 Air blow 9,05
,36307 5 Under coat 1 20,66
Deviation
Absolute ,185 6 Under coat 2 20,11
Most Extreme 7 Top under 1 25,02
Positive ,185
Differences 8 Flash off 21,89
Negative -,142
Kolmogorov-Smirnov Z 1,172 9 Top under 2 28,28
Asymp. Sig. (2-tailed) ,128 10 Top coat 1 27,88
11 Top coat 2 4,28
12 Setting room 12,36
13 Oven 23,02
14 Unloading 13,91
15 Check 24,52
16 Buffing 4,25
17 Check 11,30
18 Sanding 7,95
Total 347,48

Analisis Data
Output dari proses produksi pada plastic
painting line J perhari yaitu sebesar 1500 unit.
Waktu yang tersedia untuk memproduksi output
Gambar 2. Uji Keseragaman Data pada shift pertama yaitu 440 menit dan pada
shift kedua yaitu 380 menit.
Tabel 2. Uji Kecukupan Data
Loading Waktu produksi perhari = (440×60) + (380×60)
N' 19,27 = 49.200 detik
N 40 waktu produksi perhari 49200
Waktu siklus = =
permintaan perhari 1500
Dari hasil perhitungan statistik untuk uji = 32,80 detik
kenormalan data, keseragaman dan kecukupan total waktu proses
Jumlah stasiun kerja (N) = =
data diperoleh bahwa hasil pengujian data waktu siklus
347,48
menunjukkan bahwa data layak. Data waktu = 10,59 ≈ 11 stasiun
32,80
yang diperoleh normal dan seragam karena 347,48
= = 10,59
masuk dalam batas kontrol atas dan batas 32,80
kontrol bawah, sedangkan data kecukupan data ≈ 11 stasiun
cukup hanya 20 data sedangkan data waktu
yang dihitung adalah 40 data. Pembentukan stasiun kerja baru
Hasil ini mungkin untuk aktivitas yang berdasarkan metode keseimbangan lini dapat
rutin dilakukan dan yang melakukan juga sudah dilihat pada Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, dan
biasa melakukan aktivitas tersebut sehingga Tabel 7.
tidak terlalu besar perbedaan data waktu dari Dengan metode Kilbridge-Wester,
yang pertama sampai ke data yang ke 40. Maka efisiensi lini yang didapatkan yaitu sebesar
data waktu-waktu di atas sudah cukup untuk 76,24% dengan 14 stasiun kerja serta balance
dapat digunakan untuk menghitung waktu baku delay sebesar 23,76% dan smoothness index
tiap proses. yaitu sebesar 35,65.

15
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Metode Keseimbangan Lini pada Divisi Plastic Painting PT. XYZ
Lina Gozali, Andres dan Feriyatis

Tabel 4. Stasiun Kerja Baru dengan Metode Tabel 6. Stasiun Kerja Baru dengan Metode
Kilbridge-Wester Moodie Young
Stasiun Elemen Waktu Baku Total Waktu Stasiun Elemen Waktu Baku Total Waktu
Kerja Kerja (detik) Baku (detik) Kerja Kerja (detik) Baku (detik)
1 4,25 2 11,30
2 11,30 1 3 7,95 28,30
1 32,55
3 7,95 4 9,05
4 9,05 2 5 20,66 20,66
2 5 20,66 20,66 3 6 20,11 20,11
3 6 20,11 20,11 4 7 25,02 25,02
4 7 25,02 25,02 5 8 31,00 31,00
5 8 31,00 31,00 6 9 21,89 21,89
6 9 21,89 21,89 7 10 28,28 28,28
7 10 4,25 28,28 8 11 27,88 27,88
8 11 11,30 27,88 9 12 31,00 31,00
9 12 7,95 31,00 10 13 31,00 31,00
10 13 31,00 31,00 14 4,28
11 16,63
14 4,28 15 12,36
11 16,63
15 12,36 12 16 23,02 23,02
12 16 23,02 23,02 17 13,91
13 18,16
13 17 13,91 13,91 1 4,25
14 18 24,52 24,52 14 18 24,52 24,52

Tabel 5. Stasiun Kerja Baru dengan Metode Tabel 7. Stasiun Kerja Baru dengan Metode
Helgeson-Birnie J-Wagon
Stasiun Elemen Waktu Baku Total Waktu Stasiun Elemen Waktu Baku Total Waktu
Kerja Kerja (detik) Baku (detik) Kerja Kerja (detik) Baku (detik)
1 4,25 1 4,25
2 11,30 2 11,30
1 32,55 1 32,55
3 7,95 3 7,95
4 9,05 4 9,05
2 5 20,66 20,66 2 5 20,66 20,66
3 6 20,11 20,11 3 6 20,11 20,11
4 7 25,02 25,02 4 7 25,02 25,02
5 8 31,00 31,00 5 8 31,00 31,00
6 9 21,89 21,89 6 9 21,89 21,89
7 10 28,28 28,28 7 10 28,28 28,28
8 11 27,88 27,88 8 11 27,88 27,88
9 12 31,00 31,00 9 12 31,00 31,00
10 13 31,00 31,00 10 13 31,00 31,00
14 4,28 14 4,28
11 16,63 11 16,63
15 12,36 15 12,36
12 16 23,02 23,02 12 16 23,02 23,02
13 18 24,52 24,52 13 17 24,52 24,52
14 17 13,91 13,91 14 18 13,91 13,91

Efisiensi lini yang didapatkan dengan Efisiensi lini yang didapatkan dengan
metode Helgeson-Birnie yaitu sebesar 76,24% metode J-Wagon yaitu sebesar 76,24% dengan
dengan 14 stasiun kerja serta balance delay 14 stasiun kerja serta balance delay sebesar
sebesar 23,76% dan smoothness index yaitu 23,76% dan smoothness index yaitu sebesar
sebesar 35,65. 35,65.
Dengan menggunakan metode Moodie Hasil perbandingan efisiensi lini, balance
Young, efisiensi lini yang didapatkan yaitu delay, smoothness index, waktu menganggur,
sebesar 80,06% dengan 14 stasiun kerja serta dan jumlah stasiun dapat dilihat pada Tabel 8.
balance delay sebesar 19,94% dan smoothness
index yaitu sebesar 29,08.

16
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol. 3 No. 1, 10 – 17

Tabel 8. Perbandingan efisiensi, balance delay, dan smoothness index


Lini Awal Kilbridge-Wester Helgeson-Birnie Moodie Young J-Wagon
Efisiensi lini 61,78% 76,58% 76,58% 79,44% 76,58%
Balance delay 38,22% 23,42% 23,42% 20,56% 23,42%
Smoothness index 63,34 35,21 35,21 29,91 35,21
Waktu siklus terpanjang 31 detik 32,16 detik 32,16 detik 31 detik 32,16 detik
Waktu menganggur 213,24 detik 105,45 detik 105,45 detik 89,24 detik 105,45 detik
Jumlah stasiun 18 14 14 14 14

Gambar 4. Layout Lantai Produksi Berdasarkan Metode Moodie Young

Layout lantai produksi dengan dalam keadaan lini awal yaitu 210,52 detik.
menggunakan metode Moodie Young dapat Dengan menggunakan metode Moodie Young,
dilihat pada Gambar 4. waktu menganggur minimum yang didapatkan
yaitu sebesar 86,52 detik. Hal ini menunjukkan
KESIMPULAN pengurangan waktu menganggur sebesar 124
Kesimpulan yang didapat dari hasil detik.
penelitian yaitu sebagai berikut: jumlah pekerja
dalam keadaan lini awal yaitu sebanyak 15 DAFTAR PUSTAKA
orang pekerja dengan jumlah stasiun kerja yaitu [1]. Sutalaksana, Iftikar Z. Ruhana
18 stasiun, dimana elemen kerja 8, 12, dan 13 Anggawisastra & Jann H, Tjakraatmadja.
tidak memerlukan pekerja. Dengan metode 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja.
keseimbangan lini yang digunakan, maka Bandung: Institut Teknik Bandung.
didapatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 11 [2]. Gaspersz, Vincent. 2000. Manajemen
orang pekerja dengan 14 stasiun kerja. Hal ini Produktivitas Total. Jakarta: Gramedia.
berarti secara keseluruhan, divisi plastic [3]. Saptanti, Dyah. 2008. Perbandingan
painting line J mengurangi 4 orang pekerja. Metode Ranked Positional Weight dan
Efisiensi optimum didapatkan dengan Kilbridge Wester Pada Permasalahan
menggunakan metode Moodie Young yaitu Keseimbangan Lini Lintasan Produksi
sebesar 80,06%, dimana efisiensi awal yaitu Berbasis Single Mode., Bandung : Institut
62,27%. Balance delay dalam keadaan lini awal Teknologi Bandung
yaitu sebesar 37,73. Sedangkan balance delay [4]. Yudistira, Satria. (2008). Analisis
minimum yang diperoleh menggunakan metode Keseimbangan Lini Perakitan Model CJM
Moodie Young yaitu sebesar 19,04%. 1.5 Dengan Metode Rank Positional
Smoothness index dalam keadaan lini awal yaitu Weight Di PT. KRM, Jakarta: Universitas
sebesar 62,75. Dengan metode Moodie Young, Bina Nusantara
maka smoothness index minimum yang dicapai [5]. Chase, R B., F.R Jacobs and N.J.
yaitu 29,08. Waktu menganggur minimum Aquilano, 2009 Operation Supply
Management 12th ed, Mc Graw Hill. NY

17

Anda mungkin juga menyukai