Anda di halaman 1dari 21

A.

KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
DHF (Dengue Haemorragic Fever) adalah merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes
aegipty betina.(Hidayat, A. Aziz, 2015).
Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya memburuk
setelah 2 hari pertama (Meilany, 2011).
Dengue Haemoragic Fever ( DHF ) merupakan suatu infeksi akut yg disebabkan
oleh adanya arbovirus (arthropodbom virus) & ditularkan melalui gigitan dari
nyamuk Aedes (Aedes albopictus & Aedes aegypti) (ngastiyah, 2015).
2. Etiologi
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF)
adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi menjadi 4
serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne virus
(arbovirus) yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3
merupakan serotipe yang menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa
serotipe DEN-2 adalah dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan
adalah DEN-3 tapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan dominan DEN-2. Setelah
oleh nyamuk yang membawa virus, maka inkubasi akan berlangsung antara 3-15 hari
sampai gejala demam Dengue muncul. (Meilany, 2011)
Menurut (Warsidi,E.2013) Karakteristik nyamuk Aedes aegypti yang
menyebarkan penyakit demam berdarah antara lain:
a. Badannya kecil, warnanya hitam dengan bintik-bintik putih.
b. Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan sejuk seperti:
hinggap di pakaian yang tergantung, vas bunga yang ada airnya atau ditempat
kaleng bekas yang menampung air hujan.
c. Biasanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit tubuh manusia adalah betina,
sedangkan nyamuk jantan manyukai aroma manis pada tumbu-tumbuhan.
d. Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari dengan peningkatan
aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam setelah
mataharit terbenam, sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.
3. Manifestasi Klinik
Bentuk ringan demam dengue menyerang semua golongan umur dan
bermanivestasi lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi dan anak
berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada
anak besar dan dewasa, penyakit ini dikenal dengan sindrom triase dengue yang
berupa demam tinggi dan mendadak yang dapat mencapai 40°C atau lebih dan
terkadang disertai dengan kejang demam, sakit kepala, anoreksia, muntah-muntah
(vomiting), epigastrik discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut
dan perdarahan, terutama perdarahan kulit, walaupun hanya berupa uji tourniguet
positif. Selain itu, perdarahan kulit dapat berwujud memar atau juga berupa
perdarahan spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-hari pertama demam dan
berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis
dan perdarahan gusi, sementara perdarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi
dan biasanya terjadi pada kasus syok yang berkepanjangan. Pada masa konvalesens
seringkali ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Nyeri
tekan sering kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan peredaran darah.
Menurut World Health Organization (WHO, 2015) untuk menegaskan diagnosa
Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah sebagai berikut :
a. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.
b. Manifestasi perdarahan, termasuk paling tidak uji tourniguet positif dan bentuk
lain perdarahan/perdarahan spontan (Patechia,purpura,petekie,ekimosis,,epistaksis,
perdarahan gusi) dan hematemesis melena.
c. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi
yang menurun (20 mmHg atau kurang) tekanan darah yang menurun (tekanan
sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) dan kulit yang teraba dingin dan
lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki penderita gelisah serta timbul
sianosis disekitar mulut.
d. Pembesaran hati
4. Komplikasi
Menurut (Warsidi, E, 2011) Komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Ensepalopati : demam tinggi,gangguan kesadaran disertai atau tanpa kejang
b. Disorientasi dan penurunan kesadaran
c. Perdarahan luas.
d. Shock atau renjatan dan dapat terjadi Anoksia jaringan
5. Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di
bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi
kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan
kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan
manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak
teraba

6. Patofisiologi dan Pathway


Demam Berdarah tidak tertular langsung dari satu orang ke orang lainnya, namun
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penderita menjadi infektif bagi
nyamuk pada saat viremia, yaitu sejak beberapa saat sebelum panas sampai masa
demam berakhir, biasanya berlangsung 3-5 hari, nyamuk menjadi infektif 8-12 hari
setelah menghisap darah orang yang infektif dan penderita akan tetap infektif selama
hidupnya. Adapun masa inkubasi dari 3-14 hari, biasanya 4-7 hari.
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus
antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi
C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya
faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal
pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia
dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian
(Warsidi, E. 2011).
Pathway

(Warsidi, E. 2011).
7. Penatalaksanaan ( Medis dan Keperawatan )
Menurut (Meilany, 2010) penatalaksanaan untuk DBD sebagai berikut:
a. Tirah baring
b. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam
24 jam (susu, air dengan gula) atau air tawar yang ditambah garam.
c. Medikamentosa yang bersifat simtomatis, seperti hiepertermia diberikan
asetamiofen, jangan diberikan asetosal karena bahaya perdarahan. Sedangkan
pada pasien tanda renjatan dilakukan:
d. Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi.
e. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam,
serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam
f. Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan diguyur,
seperti NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-24 jam setelah
renjatan teratasi. Bila tidak nampak perbaikan dapat diberikan plasma
sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama 12-24 jam. Setelah
renjatan teratasi bila kadar Hb dan Ht mengalami penurunan maka diberi
transfusi darah.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengumpulan Data
1) Biodata: Biodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung.
Identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register dan diagnosa
medik. Identitas orang tua meliputi : alamat, usia, jenis kelamin, pendidikan
agama, pekerjaan, alamat. Sedangkan identitas saudara kandung meliputi nama
dan usia.
2) Keluhan utama: Keluhan utama meliputi alasan klien di bawah ke rumah sakit
seperti demam, nyeri otot, mual,muntah, nyeri kepala, perut dan sendi disertai
perdarahan.
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang: Klien menderita nyeri kepala, nyeri perut disertai
mual dan muntah.
b) Riwayat kesehatan masa lalu: Penyakit yang pernah dialami klien seperti
demam, tidak ada riwayat alergi, tidak ada ketergantungan terhadap makanan/
minuman dan obat-obatan.
c) Riwayat kesehatan keluarga: Apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama dengan klien.
4) Riwayat imunisasi: Riwayat imunisasi meliputi kelengkapan imunisasi seperti BCG,
DPT, Polio, Campak dan Hepatitis.
5) Riwayat tumbuh kembang meliputi :
a) Pertumbuhan fisik terdiri dari:
Usia (BB) Usia (TB)
BBL (2500 – 4000 gr) TBL (50 cm)
3 -12 bln (umur(bulan) + 9) 1 tahun (75 cm)
1-6 tahun (umur (tahun) x 2+8) >1 tahun (2x TB lahir)
6 tahun (1,5 x TB setahun)
9 tahun (2,1 x TBL)

b) Perkembangan tiap tahap usia


1) Berguling : 3-6 bulan
2) Duduk : 6-9 bulan
3) Merangkak : 9-10 bulan
4) Berdiri : 9-12 bulan
5) Jalan : 12-18 bulan
6) Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan
7) Bicara : 2-3 tahun
8) Berpakaian tanpa dibantu
6). Riwayat nutrisi meliputi :

a) Pemberian ASI pertama kali disusui, lama pemberian, waktu dan cara pemberian.
b) Pemberian susu formula terdiri dari alasan pemberian, jumlah pemberian.
c) Pemberian makanan tambahan terdiri atas usia pertama kali diberikan jenis dan cara
pemberian.
d) Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutris saat : usia 0 – 6 bulan, 6 – 12 bulan dan
saat ini.
7) Riwayat psikososial: Bagaimana kehidupan sosial dan lingkungannya, apakah keadaan tempat
tinggalnya memenuhi syarat kesehatan.
8) Riwayat spiritual: Apakah anggota keluarga rajin beribadah dan sering mengikuti kegiatan
keagamaan.
9) Aktivitas sehari-hari
a) Nutrisi terdiri dari frekuensi makan, waktu makan, makanan yang dikonsumsi, porsi makan,
makanan yang disukai, nafsu makan. Jumlah yang dapat dihabiskan dan cara makan klien
sebelum sakit dan saat sakit.
b) Istirahat, tidur terdiri dari waktu tidur malam dan siang, apakah mudah terbangun, kesulitan
tidur, bagaimana pola tidur, ada perubahan atau tidak sebelum sakit dan saat sakit.
c) Personal hygiene terdiri dari mandi, sikat gigi, kebersihan kuku, genetalia, dan penampilan
umum klien sebelum sakit dan saat sakit.
10) Pemeriksaan fisik Head To to
a) Keadaan umum : klien baik atau tidak.
b) Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah menurun > 80 mmHg
2) Nadi cepat dan lemah > 100x/menit
3) Suhu meningkat sampai 38°C
4) Pernafasan meningkat > 40x/menit
c) Antropometri :
1) LLA : 19 cm
2) LK : 62 cm
3) TB : 134 cm
d) Sistem pernafasan: Tidak terdapat batuk, pernafasan cuping hidung, batuk dada normal
(Normal Chest), tidak ada retraksi, dan tidak ada suara nafas tambahan.
e) Sistem kardiovaskuler: Konjungtiva tidak anemis, bibir pucat dan kering, arteri karotis tidak
teraba, vena jugularis tidak tampak, tidak ada pembesaran jantung, suara jantung S1, S2 kesan
murni.
g) Sistem pencernaan: Bibir kering sering merasa mual dan muntah terdapat nyeri tekan pada
daerah epigastrium
h) Sistem indera
1) Mata : kelopak mata, lapang pandang dan visus baik.
2) Hidung : penciuman baik, tidak ada secret dan tidak terdapat perdarahan pada hidung.
3) Telinga : membran timpani baik fungsi pendengaran baik.
i) Sistem neurosensorik: Berdasarkan tingkat grade Dengue Haemorragic Fever (DHF) I,II:
kesadaran kompos mentis, Dengue Haemorragic Fever (DHF) III :kesedaran apatis, samnolen,
Dengue Haemorragic Fever (DHF) IV :kesadaran koma.
j) Sistem moskuloskeletal: Akral dingin,serta terjadi nyeri otot,serta tulang.
k) Sistem integumen
1) Adanya petechia pada kulit, turgir kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab.
2) Kuku sianosis/tidak
3) Kepala dan leher: Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata
anemia, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis), pada grade II, III, IV
mulut di dapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi,dan nyeri
tekan. Sementara tenggorokan mengalamin hiperemi pharing dan terjadi perdarahan
telinga.
l) Sistem endokrin: Pembesaran kelenjar tiroid dan limpa tidak ada.
m) Sistem perkemihan: Odema palpebra tidak ada, distensi kandung kemih tidak ada.
n) Sistem reproduksi: Keadaan labia minora dan mayora bersih dan tidak ada bau serta
pertumbuhan dada belum ada dan perubahan suara.
o) Sistem immune: Tidak ada alergi terhadap cuaca, bulu binatang dan zat kimia.
p) Pemeriksaan tingkat perkembangan: Dengan menggunakan DDST 0-6 tahun meliputi :
1) Motorik kasar, aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
2) Motorik halus, aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memiliki koordinasi yang cermat.
3) Bahasa, kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
4) Personal sosial, aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya

b. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue Hemorhagic
Fever :
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.
2. Deficit volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan
output cairan.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.
6. Kecemasan orang tua/keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, dan
kurang informasi.
7. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise sekunder
akibat DHF.
8. Mual berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
c. Intervensi / Tindakan Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.

No Hari/Tgl Dx Keperawatan NOC NIC


Thermoregulation (0800) Fever treatment
Tujuan dan Kriteria Hasil (3740)
1. Senin, 1. Hipertermi Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor Ttv
20/8/18 berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor IWL
dengan infeksi diharapakan suhu tubuh pasien 3. Monitor intake
virus dengue. normal dengan Kriteria Hasil : dan output
1. Suhu tubuh dalam 4. Beri
rentang normal
pengobatan
2. Nadi dan RR dalam
rentang normal untuk
3. Tidak ada perubahan
mengatasi
warna kulit dan tidak
ada pusing
demam
5. Lakukan tapid
sponge
6. Berikan anti
piretik
7. Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
8. Kolaborasi
pemberian
intravena
9. Kompres
pasien pada
lipat paha atau
axial
10. Ajarkan
indikasi
Hipetermi dan
cara
penangananny
a.

2. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan) tubuh
berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.
No Hari/Tgl Dx Keperawatan NOC NIC
Fluid Balance ( 0601) Fluid Management
Tujuan dan Kriteria 4120
Hasil
2. Senin, Defisit Volume Setelah di lakukan 1. Monitor vital sign
20/8/18 cairan dan tindakan keperawatan 2. Monitor masu
elektrolit selama 3 x 24 jam kan makanan /
ketidakseimbangan diharapakan volume cairan dan hitung
input dan output cairan tubuh seimbang intake kalori
cairan dengan Kriteria Hasil : harian
1.Volume cairan tubuh 3. Pertahankan
seimbang catatan intake dan
2.Turgor kulit baik output yang akurat
3.Tanda-tanda vital 4. Dorong masukan
dalam batas normal oral
5. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
6. Kolaborasikan
pemberian cairan
IV
7. Kolaborasi dengan
dokter

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.


No Hari/Tgl Dx NOC NIC
Keperawatan Nutrition status 1004 Nutrition
Tujuan dan Kriteria Hasil Management
1100
3. Senin, Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji adanya
20/8/18 keperawatan selama 3 x 24 jam alergi
diharapakan nutrisi kurang dari makanan
kebutuhan tubuh teratasi s dengan 2. Monitor
Kriteria Hasil : jumlah nutrisi
1. Kebutuhan nutrisi klien dan
terpenuhi, dengan criteria : kandungan
2. Porsi makan yang disajikan kalori
dihabiskan 3. Berikan
3. Tidak ada tanda tanda malnutrisi substansi gula
4. Ajarkan
pasien
membuat
catatan harian
intake
5. Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
6. Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin
7. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
8. Kolaborasi
dengan dokter
dan ahli gizi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
No Hari/Tgl Dx Keperawatan NOC NIC
Self-Care: Activities of Daily Energy
Living (ADL) 0300 Management
Tujuan dan Kriteria Hasil 1100
4. Senin, Intoleransi Setelah di lakukan tindakan 1. Tentukan
20/8/18 aktivitas keperawatan selama 3 x 24 jam pembatasan
aktivitas
berhubungan diharapakan intoleransi aktifitas
fisik pada
dengan teratasi dengan Kriteria Hasil : klien
kelemahan 1. Mampu melakukan 2. Tentukan
penyebab
fisik aktifitas sehari hari secara
kelelahan
mandiri (perawatan,
2. Tanda tanda vital dalam nyeri,
pengobatan)
batas normal
3. Monitor efek
3. Level kelemahan dari
berkurang pengobatan
klien.
4. Monitor
intake nutrisi
yang
adekuat
sebagai
sumber
energy.
5. Batasi
stimuli
lingkungan
untuk
relaksasi
klien.
6. Batasi
jumlah
pengunjung
7. Anjurkan
klien untuk
membatasi
aktivitas
yang cukup
berat seperti
berjalan
jauh, berlari,
mengangkat
beban berat,
dll.

5. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.


No Hari/Tgl Dx Keperawatan NOC NIC
Blood Coagulation (0409) Bleeding precautions
Tujuan dan Kriteria Hasil (4010)
5. Senin, Resiko Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor ketat
20/8/18 terjadinya keperawatan selama 3 x 24 tanda tanda
perdarahan jam diharapakan tidak perdarahan
lebih lanjut terjadi perdarahan dengan 2. Catat nilai Hb
berhubungan Kriteria Hasil : dan HT
dengan 1. Ttv dalam batas sebelum dan
trombositopenia normal sesudah
2. HB dan HT dalam terjadinya
batas normal perdarahan
3. Tidak ada hematuria 3. Monitor nilai
dan hematemesis Lab
4. Tidak ada distensi 4. Hindari
abnominal mengukur suhu
lewat rectal
5. Pertahankan
bed rest selama
perdarahan
aktif
6. Hindarkan
pasien dari
trauma yang
menyebabkan
perdarahan
7. Hindari dari
konstipasi
dengan cara
menganjurkan
untuk
mempertahanka
n intake cairan
yang adekuat
8. Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
intake makanan
yang
mengandung
vitamin K
9. Kolaborasi
dalam
pemberian
produk darah
6. Kecemasan orang tua/keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, dan kurang
informasi.
No Hari/Tgl Dx NOC NIC
Keperawatan Anxiety Self-Control 1402 Anxiety reductions
Tujuan dan Kriteria Hasil 5820
6 Senin, Kecemasan Setelah di lakukan tindakan 1. Gunakan
20/8/18 orang keperawatan selama 3 x 24 jam pendekatan
tua/keluarga diharapakan Kecemasan teratasi yang
berhubungan dengan Kriteria Hasil : menenangkan
dengan 1. Postur tubuh dan ekspresi 2. Jelaskan
kurangnya wajah tingkat aktivitas semua
pengetahuan, menunjukan berkurangnya prosedur
dan kurang kecemasan 3. Temani pasien
informasi. untuk
keamanan dan
mengurangi
takut
4. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
5. Berikan
informasi
factual
mengenai
diagnosi dan
prognosis
7. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise sekunder akibat DHF.
No Hari/Tgl Dx NOC NIC
Keperawatan Comfort Level 2400 Pain Management
Tujuan dan Kriteria Hasil 1400
7 Senin, Gangguan rasa Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi
20/8/18 nyaman (nyeri) keperawatan selama 3 x 24 jam reaksi non
berhubungan diharapakan nyeri teratasi dengan verbal dan
dengan Kriteria Hasil : ketidak
keletihan, 1. Status kenyamanan nyamanan
malaise meningkat 2. Lakukan
sekunder akibat 2. Mampu mengontrol nyeri pengkajian
DHF 3. Kualitas tidur dan istirahat nyeri
adekuat 3. Gunakan
komunikasi
teraupetik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri
4. Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruh
i nyeri seperti
suhu, cahaya,
kebisingan
5. Ajarkan
tehnik non
farmakologi
6. Kolaborasi
dengan dokter
8. Mual berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
No Hari/Tgl Dx NOC NIC
Keperawatan Comfort Level 2400 Pain Management
Tujuan dan Kriteria Hasil 1400
8 Senin, Mual Setelah di lakukan tindakan 1. Catat intake
20/8/18 berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam dan output
dengan diharapakan mual teratasi dengan 2. Monitor status
peningkatan Kriteria Hasil : nutrisi
tekanan 1. Melaporkan bebas dari mual 3. Jelaskan
intracranial 2. Mengidetifikasi hal yang untuk
mengurangi mual menggunakan
nafas dalam
untuk
menekan
reflek mual
4. Anjurkan
untuk makan
pelan pelan
5. Kolaborasi
dengan dokter
6.
d. Evaluasi keperawatan
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan . Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan Klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat
menekankan apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam
diagnose keperawatan. ( PerryPotter ( 2015 ).
Pada saat akan melakukan pendokumentasian menggunakan SOAP yaitu :
S : Data subyektif merupakan maslah yang di utarakan klien
O : Data Obyektif yang merupakan tanda klinik dan fakta sesuai diagnose keperawatan
A : Analisa dan Diagnosa
P : Planing atau rencana tindak lanjut keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

A.Azis Alimul Hidayat. ( 2007 ). Pengantar konsep dasar manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba
medika.

E. Warsidi . Bahaya Dan Pencegahan DBD.Bekasi Mitra utama. 2011

Nanda. 2015 . Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi .Edisi 11 .EGC

Ngastiyah. 2005. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.

WHO. Demam Berdarah Dangue. 2009

Anda mungkin juga menyukai