Anda di halaman 1dari 1

Hipoalbuminemia memiliki hubungan tak langsung dengan terjadinya pecah ketubah dini.

Konsentrasi albumin di dalam tubuh secara kasar menggambarkan jumlah protein yang
terdapat di dalam tubuh manusia. Rendahnya kadar albumin/hipoalbumin dapat menjadi
pertanda bahwa terdapat ketidakcukupan pasokan protein untuk menjalankan fungsi-fungsi
regulasi normal di tubuh. Salah satu fungsi yang dapat kita tinjau adalah fungsi protein
sebagai gugus pembentuk dari sistem kekebalan tubuh itu sendiri.

Rendahnya protein dalam tubuh menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Seseorang
dengan hipoalbuminemia menjadi rentan untuk mengalami infeksi. Seperti yang kita tahu
bahwa salah satu patofisiologi terjadinya pecahnya ketuban adalah infeksi, terutama infeksi
genital, atau infeksi sistemik yang akibat mediator peradangannya membuat ketubah lebih
mudah untuk mengalami ruptur. Peradangan yang terjadi, baik infeksi lokal dan sistemik,
dapat memicu aktivitas enzim-enzim metaloproteinase yang merupakan enzim yang dapat
meluruhkan komponen dari selaput ketuban dan akhirnya menyebabkan pecahnya ketuban
secara dini.

Membran amniotik sendiri terdiri dari komponen protein, yang paling utama adalah kolagen.
Rendahnya komposisi kolagen pada membran akibat gugus protein yang tidak mencukupi
untuk membentuknya membuat membran menjadi rentan untuk lebih mudah pecah walaupun
faktor eksternal yang menyebabkan tekanan pada membran tidak terlampau signifikan.

Anda mungkin juga menyukai