system kehidupan. Fisiologi adalah proses organisme tersebut menjalankan fungsi fisik dan
kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Metabolisme dapat dikatakan sebagai fisiologi. Proses
fisiologi terjadi pada produk hasil pertanian. Bahan pangan setelah proses pemanenan masih
dapat mengalami proses fisiologi yang berdampak pada kualitas dari bahan pangan tersebut.
untuk menjaga hasil panen agar tetap terjaga kualitasnya diperlukan penanganan produk hasil
panen sehingga dapat bertahan lebih lama dan mampu memenuhi ketersediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan konsumen atau pasar. Bahan pangan selepas panen masih memiliki
kemampuan untuk melangsungkan kehidupan. Proses kehidupannya terus berlangsung sampai
terjadi kebusukan.
Kerusakan bahan pertanian setelah panen sangat mudah mengalami perubahan dan
kerusakan. Perubahan yang terjadi antara lain perubahan sifat organoleptik (aroma, rasa, warna,
tekstur dan kenampakan), kualitas, kemanan dan nilai gizi. Kerusakan dihubungkan dengan
terjadinya pembusukan, karena bahan pertanian tersebut menjadi tidak berkualitas, tidak aman
dan tidak layak untuk konsumsi. Bahan pertanian setelah mengalami pemanenan akan
mengalami kerusakan yang berlangsung dengan cepat atau lambat, kecepatan proses kerusakan
tergantung dari jenis bahan pertanian tersebut. Kerusakan dapat secara fisik, kimiawi maupun
secara biologis. Kerusakan dapat ditimbulkan dari kondisi penyimpanan atau lingkungan
pascapanen (panas, dingin, sinar dan radiasi, oksigen), kadar air dan mikroorganisme
kontaminan dapat merusak bahan pertanian.
Perlakuan sortasi dan grading dilakukan untuk menghasilkan mutu produk bahan pertanian
yang dikehendaki konsumen dengan mempertimbangkan sifat-sifat produk tersebut. Sortasi
maupun grading merupakan serangkaian langkah yang perlu dilakukan dalam penanganan pasca
panen yang bertujuan menjaga produk pertanian agar tidak cepat rusak serta untuk meningkatkan
harga jual ke konsumen.
Penanganan pasca panen terhadap produk bahan pertanian seperti : buah, umbi dan sayuran
harus dilakukan dengan hati-hati. Karena bahan pertanian tersebut masih merupakan benda hidup
yang melakukan proses pernafasan. Selain itu bahan pertanian mempunyai sifat yang mudah
rusak dan membutuhkan tempat yang khusus dalam penyimpanannya dan baik bila dikonsumsi
saat segar.
Proses pengangkutan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada pascapanen.
Pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati, karena pada proses pengangkutan kemungkinan
besar terjadinya kerusakan fisik akibat benturan, goncangan dan gesekan. Proses pengangkutan
disesuaikan dengan jenis bahan pertanian sehingga dapat memperkecil terjadinya kerusakan
akibat benturan. Contoh penanganan pada proses pengangkutan adalah pada buah yang harus
diangkat dengan peti atau kotak karton sehingga gesekan dapat dikurangi saat pengangkutan.
Proses penyimpanan sangat mempengaruhi kualitas bahan pertanian karena proses
penyimpanan menentukan bahan tersebut tidak akan mengalami kerusakan dengan waktu yang
cepat. Proses penyimpanan setiap bahan berbeda-beda perlakuan sesuai dengan jenis bahan
pertanian yang disimpan. Penyimpanan harus sesuai dengan karakteristik bahan pertanian.
Penyimpanan harus memperhatikan suhu penyimpanan, kelembaban, kemasan dan kebersihan
dari tempat penyimpanan.