DOSEN PENGAJAR :
Dr.Slamet Rifanjani, S.hut, MP
Oleh :
HERI
G1011171284
Kelas: B
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orangutan merupakan satu-satunya dari empat taksa kera besar yang hidup di Asia,
sementara tiga kerabatnya yang lain, yaitu; gorila, chimpanzee dan bonobo hidup di benua
Afrika. Terdapat dua jenis orangutan, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii) yang
penyebarannya terbatas pada bagian utara Sumatera dan orangutan Borneo (Pongo pygmaeus),
yang masih terdapat di beberapa tempat yang merupakan kantong-kantong habitat di Sabah dan
Sarawak terutama di daerah rawa gambut serta hutan dipterokarp dataran rendah di bagian barat
daya. Kalimantan antara Sungai Kapuas dan Sungai Barito (propinsi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah), serta sebelah timur Sungai Mahakam ke arah utara (provinsi Kalimantan
Timur dan Sabah). Indonesia memiliki posisi yang sangat penting dalam konservasi orangutan di
dunia, karena sebagian besar populasi orangutan yang masih bertahan hidup hingga saat ini
berada di wilayah Republik Indonesia.
Diketahui bahwa jumlah populasi orangutan liar telah menurun secara kontinyu dalam
beberapa dekade terakhir akibat semakin berkurangnya hutan-hutan dataran rendah dan dalam
beberapa tahun belakangan ini penurunan populasi yang terjadi cenderung semakin cepat. Masih
terjadinya perburuan dan perdagangan orangutan, termasuk untuk diselundupkan ke luar negeri
juga memberikan kontribusi terhadap penurunan populasi orangutan liar di alam. Hilangnya
habitat dan perburuan serta perdagangan masih merupakan ancaman utama terhadap
keberlangsungan hidup orangutan di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan orangutan dan
habitatnya dengan mengeluarkan berbagai peraturan perundangan serta mengembangkan
berbagai program kemitraan dengan sektor lain dan pemangku kepentingan lainnya. Bersama
dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk para ahli orangutan nasional maupun
internasional, pemerintah juga telah menyusun Strategi dan Rencana. Aksi Konservasi
Orangutan 2008 – 2017 untuk mendukung upaya konservasi orangutan. Dimasa mendatang,
sektor industri kehutanan seperti HPH, sawit dan hutan tanaman diharapkan dapat berperan lebih
banyak untuk mendukung upaya konservasi orangutan yang terdapat di area konsesi mereka.
Perubahan iklim di masa mendatang, diperkirakan akan menjadi ancaman serius terhadap
konservasi orangutan, terutama pada aspek ketersediaan sumber pakan akibat terganggunya
sistim perbungaan dan perbuahan pohon yang menjadi sumber pakannya karena adannya
kenaikan suhu dan curah hujan. Ancaman lain adalah hilang serta rusaknya habitat akibat
terjadinya kebakaran hutan yang dipicu oleh gejala perubahan iklim. Kebakaran hutan tahun
1997/1998 yang diketahui dipicu oleh gejala El Nino telah menjadi pemicu menurunnya kualitas
habitat orangutan serta menimbulkan banyak korban orangutan dalam jumlah yang signifikan.
Gejala perubahan iklim pada periode tahun itu juga diketahui telah mempengaruhi pola
perbungaan dan perbuahan pohon hutan di hutanhutan Kalimantan, sehingga berpengaruh
terhadap kehidupan berbagai jenis satwa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja kerusakan habitat orangutan yang disebabkan oleh manusia?
2. Bagaimana cara menyelamatkan habitat orangutan agar tidak punah?
3. Bagaimana peran orangutan dalam ekosistem?
4. Bagaimana cara menyelamatkan habitat orangutan agar tidak punah ?
Orangutan di Borneo sebagian besar mendiami hutan dataran rendah dan hutan rawa di
Sabah, bagian barat daya Sarawak, Kalimantan Timur, serta bagian barat daya Kalimantan,
antara Sungai Kapuas dan Sungai Barito. Para ahli mengamati adanya perbedaan yang cukup
nyata di antara populasi orangutan di Borneo. Oleh karenanya, populasi orangutan borneo
disepakati dibedakan menjadi tiga (3) kelompok geografi atau anak jenis, yaitu:
· Pongo pygmaeus pygmaeus, di bagian Barat Laut Kalimantan, yaitu utara dari Sungai
Kapuas sampai ke Timur Laut Sarawak.
· Pongo pygmaeus wurmbii, di bagian Selatan dan Barat Daya Kalimantan, yaitu antara
sebelah Selatan Sungai Kapuas dan Barat Sungai Barito.
· Pongo pygmaeus morio, di Sabah sampai Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
Populasi terbesar (sekitar 32.000 individu) dijumpai di hutan gambut di sebelah Utara
Sungai Kapuas. Tetapi populasi tersebut tidak berada di dalam sebuah habitat yang
berkesinambungan, melainkan tersebar ke dalam berberapa kantong habitat dengan ukuran
populasi yang berbeda-beda. Populasi orangutan ini sangat terkait dengan perubahan hutan di
Kalimantan. Kerusakan hutan yang cukup tinggi di Kalimantan menyebabkan banyak habitat
orangutan yang hilang. Perkiraan jumlah orangutan borneo di berbagai lokasi dapat dilihat pada
Tabel 3.
Gambar 3.
Orangutan Kalimantan Tengah Laju deforestasi di daerah hutan tropis menjadi ancaman
bagi keberlangsungan hidup tumbuhan dan satwa, termasuk orangutan. Habitat orangutan di luar
kawasan konservasi dan kawasan lindung di Kalimantan Barat perlu mendapat perhatian
serius. Laju deforestasi Asia diperkirakan sudah mencapai kisaran 30 persen,” kata Asisten II
Sekretariat Daerah (Setda) Kalimantan Barat Lensus Kandri di Pontianak. kemarin. “Tingginya
laju deforestasi atau penggundulan hutan itu menjadi ancaman bagi orangutan.
Sejumlah populasi orangutan di Kalimantan Barat memiliki habitat di luar kawasan
konservasi dan kawasan lindung, sehingga rentan terhadap gangguan yang ditimbulkan
deforestasi. Saat ini, dari total kawasan hutan di Kalimantan Barat terdapat sekitar 1,15 juta
hektare lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan taman nasional dan hutan lindung. Sementara
kawasan hutan produksi dan areal penggunaan lain yang masih berhutan memiliki persentase
sekitar 72,56 persen dari total kawasan hutan di Kalimantan Barat.
Orangutan tidak memiliki KTP, sehingga primata ini tidak mungkin dilarang memasuki
area kegiatan manusia,” kata Lensus. “Saya harap semua pihak swasta di Kalimantan Barat ikut
menjaga ekosistem orangutan yang berada di sekitar izin usaha yang dimilikinya.” penyusutan
kawasan hutan di dataran rendah dan perburuan orangutan di Kalimantan menempatkan satwa
yang merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia ini masuk dalam daftar merah IUCN
tahun 2007 pada posisi terancam punah. IUCN adalah badan dunia yang memantau tingkat
keterancaman jenis secara global. Sinergisitas peran stakeholder, baik pemerintah pusat maupun
daerah, lembaga pendidikan, swasta, dan masyarakat harus dibangun,” kata Djohan usai
mengikuti Pertemuan Konservasi Orangutan Regional Kalimantan Barat di Pontianak, beberapa
waktu lalu. Jika komitmen tersebut sudah terbangun, strategi dan rencana aksi dapat menjadi
panduan dalam upaya pelestarian orangutan. Langkah itu dinilai perlu diprioritaskan, terpadu,
dan melibatkan semua pihak sehingga pembangunan di daerah bisa selaras dengan upaya
pelestarian orangutan.
Di Kalimantan Barat terdapat dua subspesies orangutan, yaitu Pongo pygmaeus
pygmaeus dan Pongo pygmaeus wurmbii yang saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Orangutan tersebar di sembilan kabupaten di Kalimantan Barat. Populasi orangutan tersebar
dalam kantong-kantong habitat dengan ukuran populasi yang bervariasi, yaitu Taman Nasional
Betung Kerihun yang diperkirakan sebesar 1.330-2.000 individu, Danau Sentarum 500 individu,
Bukit Baka Bukit Raya 175 individu, Gunung Palung 2.500 individu, Bukit Rongga serta Parai
1.000 individu.
potensi ancaman habitat orangutan datang dari kegiatan pertambangan, perkebunan,
kegiatan loging baik legal maupun illegal, kebakaran hutan serta terbatasnya stasiun riset untuk
orangutan. "Untuk Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara saja ada 90 izin perkebunan dan 140
izin pertambangan yang diterbitkan," ucap Tito. untuk menjaga habitat orangutan yang berada di
luar kawasan konservasi dan kawasan lindung perlu adanya kerja sama oleh semua pihak baik itu
pemerintah, NGO, pihak swasta, maupun masyarakat. Pihak perusahaan harus menjaga
kelestarian kawasan yang miliki Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di wilayah konsesi mereka,
seperti yang dilakukan PT Kayung Agro Lestari (KAL).
Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terletak 45 kilometer dari Kota Ketapang itu telah
mengalokasikan sebagian areal perkebunan untuk konservasi. “Kami telah mengalokasikan
1.640 hektare sebagai wilayah konservasi atau 17 persen dari 9.339 hektare luas wilayah konsesi
yang dimiliki perusahaan
BAB III
KESIMPULAN
Orang utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar
dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat , yang hidup di hutan tropika
Indonesia dan Malaysia , khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera .
1. Ada 2 jenis spesies orangutan, yaitu orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus) dan
Orangutan Sumatera (Pongo abelii).
2. Keturunan Orangutan Sumatera dan Kalimantan berbeda sejak 1.1 sampai 2.3 juta tahun
yang lalu.
3. Subspecies:
Pembelajaran genetik telah mengidentifikasi 3 subspesies Orangutan Borneo : P.p.pygmaeus,
P.p.wurmbii, P.p.morio. Masing-masing subspesies berdiferensiasi sesuai dengan daerah sebaran
geografisnya dan meliputi ukuran tubuh.
Orangutan Kalimantan Tengah (P.p.wurmbii) mendiami daerah Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah. Mereka merupakan subspesies Borneo yang terbesar.
Orangutan Kalimantan daerah Timur Laut (P.p.morio) mendiami daerah Sabah dan daerah
Kalimantan Timur. Mereka merupakan subspesies yang terkecil.
Saat ini tidak ada subspecies orangutan Kalimantan yang berhasil dikenali.
Orangutan Kalimantan, Pongo pygmaeus adalah spesies orangutan asli pulau
Kalimantan dan merupakan spesies endemik pulau tersebut. Bersama dengan orangutan
Sumatera yang lebih kecil, orangutan Kalimantan masuk kedalam genus pongo yang dapat
ditemui di Asia. Orangutan Kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun
di alam liar, sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun. Sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Bornean Orangutan. Orangutan kalimantan terdiri atas 3 subspesies yaitu
Pongo pygmaeus morio, Pongo pygmaeus pygmaeus, dan Pongo pygmaeus wurmbii.
DAFTAR PUSTAKA
Komunitas Biologi Indonesia.com /ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus) DAN
ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii).html
PENDIKS PEDULI BUMI /Makalah Kerusakan Habitat Orangutan Akibat Ulah Manusia.html
http://world.mongabay.com/indonesian/orangutan.html
http://www.seruu.com/indonesiana/flora-a-fauna/artikel/populasi-orangutan-kalimantan-kian-
terdesak