Anda di halaman 1dari 12

SOP TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM RAWAT INAP

RUMAH SAKIT SOP TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM RAWAT INAP


NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
UMUM MAWAR
01/PT/2017 00 1/1
BANJARBARU
PROSEDUR TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH DIREKTUR UTAMA
TETAP 1 JANUARI 2017

(dr. GRIFAN RABILAH)


PENGERTIAN Prosedur permintaan pemeriksaan prosedur laboratorium pada pasien-pasien
yang dirawat diruang insentif
TUJUAN 1. Pasien mendapat terapi tepat, cepat sesuai hasil laboratorium
2. Pasien mendapatkan penanganan pemeriksaan laboratorium dengan
tepat dan cepat
KEBIJAKAN 1. SK Direktur No. 001/RSUM/SK-Dirut/KEP/1/2017/tentang
Pemberlakuan SOP Keperawatan Di RSU Mawar Banjarbaru
2. Protap pemeriksaan laboratorium Rawat Jalan dan Rawat Inap RSU
Mawar Banjarbaru
PROSEDUR KERJA 1. Petugas ruangan melengkapi pemintaan pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan program dokter
2. Petugas ruangan menghubungi petugas laboratorium
3. Petugas lab mengambil permintaan lab dan menyiapkan pralatan lab
susuai permintaan
4. Petugas lab mengambil bahan pemeriksaan
5. Petugas lab membawa bahan pemeriksaan ke laboratorium dan
memeriksanya
6. Bila hasil lab sudah selesai petugas lab membawa hasil ke ruangan
7. Hasil lab dilaporkan oleh petugas ruangan ke dokter yang
bersangkutan
UNIT TERKAIT Laboaratorium
SOP BAGAN ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

Petugas menerima permintaan dari Poli Umum/Poli Spesialis/APS


untuk dilakukan pemeriksaan Laboratorium

Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan pemeriksaan specimen sesuai


permintaan

Mencocokan identitas pasien

Petugas mengambil specimen

Pemeriksaan specimen

Buku register dan blanko hasil pemeriksaan

Menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien. SELASEAI


SOP PELAYANAN RAWAT JALAN LABORATORIUM

1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran administrasi


2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien rujukan dokter dari luar Rumah Sakit yang datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran RS, langsung menuju ruang laboratorium
untuk menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang
merujuknya
4. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium
5. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
6. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
7. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan validasi.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan dokter untuk
mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
9. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter yang
merujuk.
10. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien.
SOP PENGAMBILAN DARAH/PLEBOTOMI
Pengertian Pengambilan darah dengan suntikan melalui
intravenauntuk pemeriksaan
Tujuan Untuk Pemeriksaan Laboratorium
Kebijakan SK No.01/RSUM/LAB/Dinkes/2010 Tentang
Kebijakan pengorganisasian pedoman plebotomi
Prosedur 1. Persiapan alat
- Spuit dan jarum steril
- Kapas alcohol steril
- Vacuate (tabung untuk mengambil
darah)
- Tourniquet
- Perlak
- Plester dan gunting
- Handscunwing needle (untuk
bayi/anak)
2. Cara Pengambilan Darah Vena
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien tentang tujuan
prosedur tindakan
- Atur posisi pasien dan siapkan
lingkungan
- Tentukan lokasiambil spuit sesuai
kebutuhan sampel yang akan diambil
(1-10 cc)
- Tentukan vena yang akan diambil
darahnya
- Lakukan desinfectan dengan kapas
alcohol
- Lakukan pengaitan dengan tourniquet
pada bagian atas vena yang akan
dilakukan pengambilan darah (bila
pengambilan dilakukan dengan satu
orang)
- Lakukan penusukan pada vena dengan
jarum suntuk menghadap keatas
dengan sudut 30 – 40 derajat terhadap
kulit. Lanjutkan pengambilan darah
dan pada saat pengambilan tourniquet
dilepas terlebih dahulu
- Setelah didapatkan sampel lalukan
penekanan pada area penusukan
selama 1 – 3 menit dan masukan darah
kedalam tabung yang berisi
antikoagulan sesuai jenis pemeriksaan
- Isi formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dengan tepat dan bawa
keruang laboratorium
- Cuci tangan
- Catat tanggal prosedur, jumlah dan
jenis sampel serta respon pasien
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. IGD
3. Laboratorium
SOP PROSEDUR KERJA ALAT LABORATORIUM DI RSU MAWAR
1. Alat Hematologi BCC 3000 B
- Chek arus listrik PLN apakah jalan atau mati
- Tekan tombol sekring power on pada belakang alat
- Tunggu sebentar secara otomatis alat berjalan dengan sendirinya untuk menampilkan layar
menu
- Setelah layar menu tampil alat siap pakai
- Apabila ada sampel hematologi darah siapkan specimen dengan benar
- Lalu arahkan tabung darah specimen tersebut ke jarum penghisap darah
- Tekan tombol biru atau tombol penghisap sampai darah terhisap oleh jarum alat tersebut
- Kembalikan sampel ketempat rak sampel
- Tunggu skitar 1.5 menit untuk menganalisa darah tersebut
- Hasil keluar dilayar menu dan print out
- Untuk mematikan alat tekan menu pada layar
- Tekan shut down lalu masukan cleanser alat pada jarum hisap alat dan enter
- Tunggu sampai layar menu memberikan arahan “tekan off” (tekan sekring off pada belakang
alat)
2. Alat Kimia Darah Dirui DR-7000D
- Chek arus listrik PLN apakah jalan atau mati
- Tekan tombol sekring power on pada belakang alat
- Tunggu sebentar sampai ada arahan meassure water
- Lalu masukan air aquades pada jarum penghisap alat tekan tombol hisap
- Tekan exit
- Tekan angka 1
- Alat siap pakai
- Apabila ada sampel kimia darah, sampel diolah dikerjakan sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta
- Setelah selsai diolah sampel dan reagen dalam tabung tersebut pilihlah terlebih dahulu kode
pemeriksaan yang akan diperiksa pada layar alat lalu enter
- Apabila sudah ditekan enter lalu ikuti petunjuk arahan pada alat sampai dengan penghisapan
reagen sampel dengan dihisapkan oleh alat dengan menekan tombol hisap
- Tunggu sebentar alat mulai memeriksa
- Hasil keluar pada layar dan print out
- Untuk mematikan alat pastikan layar monitor alat kembali pada menu awal dengan menekan
exit
- Apabila sudah kembali menu awal layar tekan tombol sekring off pada belakang alat
tersebut
SOP PENGELOLAAN REAGEN
1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, cara penggunaan dan suhu penyimpanan.
2. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya matahari
langsung.
8. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki
tertutup) yang sesuai selama bekerja.
2. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam laboratorium dan
harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang
berpotensi infeksi).
3. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan rapi.
4. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai
melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan
ruang laboratorium.)
5. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi limbah medis/
infeksius) yang diberi tanda khusus.
SOP PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM

1. Limbah Cair:
a. Limbah Cair Infeksius:
Sebelum dialirkan ke saluran pembuangan awal, limbah dikumpulkan terlebih dahulu dalam
wadah plastik atau kaca dan diberi desinfektan. Jenis desinfektan yang banyak digunakan adalah natrium
hipoklorit dengan kadar 0,5-10%. Karena kekuatan desinfektan makin lama makin menurun, maka untuk
keefektifan penggunaanya harus dibuat baru setiap minggu.
Setelah didesinfeksi, limbah tersebut dialirkan ke saluran pembuangan awal yang selanjutnya
dikumpulkan dalam bak penampungan untuk diolah.
b. Limbah Cair Domestik:
Limbah ini langsung dialirkan melalui saluran pembuangan awal menuju bak penampungan
untuk diolah.
c. Limbah Cair Kimia:
Penanganannya dilakukan dengan cara mengencerkan limbah dengan air sampai konsentrasi
rendah dan selanjutnya dialirkan mengikuti saluran pembuangan awal menuju bak
penampungan untuk diolah.

Semua limbah cair yang terkumpul dalam bak penampungan dapat diolah dengan berbagai
cara, antara lain :
a. FBK Bioreactor
FBK Bioreaktor menggunakan metode proses biologis. Limbah yang terkumpul dalam
bak penampungan dipompa menuju alat Bioreactor dan setelah mengalami proses,
limbah disalurkan melalui pipa buangan ke saluran umum (sungai/kali). Proses FBK Bioreactor
ialah melalui media yang berkelok-kelok berfungsi sebagai tempat pertumbuhan bakteri aerob
yang tumbuh melekat pada media, membentuk lapisan biomassa.
Aerator dan struktur media yang mengatur aliran air limbah yang masuk ke dalam tangki
Biodetox sedemikian rupa sehingga kontak antara air limbah dengan lapisan biomassa terjadi
berulang-ulang, melalui perjalanan panjang sehingga mencapai efisiensi degradasi
BOD/COD yang optimum ( maksimal kadar BOD = 75 mg/L dan COD = 100 mg/L). Udara
dimasukkan ke dalam tangki Biodetox melalui aeration sehingga menimbulkan gelembung-
gelembung udara yang dihasilkan dari mesin kompressor. Aerator dirancang secara spesifik
rnenghasilkan efek floatasi dan sedimentasi. Air limbah yang telah diolah dalam tangki Biodetox
sudah jernih sehingga dapat disalurkan ke saluran umum.

b. Sewage Treatment Plant (STP) :


Adalah sistem pengolahan limbah yang bertujuan mengolah limbah cair menjadi air bersih yang
dapat dibuang ke saluran umum dan tidak mencemari lingkungan.
Metode yang digunakan adalah:
- Screen Pit Dilengkapi dengan saringan kasar, saringan halus dan communitor.
Berfungsi untuk menyaring kotoran/sampah yang besar-besar sedangkan communitor akan
menghancurkan material yang masuk sehingga proses treatment secara biologis dapat
berfungsi dengan baik.
- Equalizing Tank: Berfungsi sebagai pre-treatment yang meratakan kualitas air bak.
- Aeration tank Dilengkapi dengan air seal difusser. Air limbah yang masuk ke dalam bak
aerasi diproses dengan cara mendifusikan udara ke dalam air limbah melalui diffuser juga
ditambahkan lumpur aktif yang dikembalikan dan bak pengendap. Setelah melalui proses
aerasi, air mengalir melalui pipa transfer ke bak pengendap (Settling Tank).
- Settling Tank : Berfungsi untuk memisahkan lumpur. Lumpur akan mengendap ke bagian
bawah tangki dan disedot oleh lift pump masuk ke dalam kotak distribusi lumpur
yang kemudian didistribusikan menjadi 2 cabang ; yang pertama masuk ke bak aerasi dan
yang kedua masuk ke bak penampungan lumpur, sedangkan airnya akan mengalir melalui
Over Flow Weir selanjutnya masuk bak Over Flow dan mengalami proses ( untuk
mendestruksi mikroba patogen.
- Effluent Tank : Berfungsi untuk menampung hasil akhir pengolahan (treatment). Air dalam
bak ini dipompa ke sumpit lalu disalurkan ke saluran umum.

2. Limbah Padat :
a. Limbah Padat Infeksius:
- Limbah benda tajam
Dikumpulkan dalam suatu wadah sesuai syarat penampungan benda tajam. Untuk keamanan,
pada saat pengangkutannya wadah tersebut dapat diberi cairan desinfektan seperti lysol.
Kemudian wadah dimasukkan dalam kantong plastik kuning dengan simbol biohazard diikat
kuat lalu diangkut untuk dibakar di insinerator.
- Limbah sisa bahan pemeriksaan
Dikumpulkan dalam kantong plastik kuning bersimbol biohazard dan disterilkan dalam
autoclave suhu 121°C selama 15 menit. Selanjutnya kantong plastik tersebut dilapisi dengan
kantong plastik kuning, diikat kuat lalu diangkut untuk dibakar di incinerator.

b. Limbah Padat Non Infeksius:


Dimasukkan dalam tempat sampah yang telah dilapisi kantong plastik warna hitam. Setelah
sampah mengisi ¾ kantong, ikatlah kuat-kuat lalu angkut ke tempat pembuangan untuk
dibakar dalam insinerator.

3. Limbah Gas:
Limbah gas harus dibersihkan melalui penyaringan (filter) sebelum dibuang ke udara. Filter harus
diperiksa secara teratur, jika rusak atau tingkat radiasinya mendekati batas yang telah ditentukan,
filter harus diganti. Untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif dari filter, maka filter harus
dibungkus dengan plastik polietilen

Anda mungkin juga menyukai