Pemeriksaan specimen
1. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki
tertutup) yang sesuai selama bekerja.
2. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam laboratorium dan
harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang
berpotensi infeksi).
3. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan rapi.
4. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai
melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan
ruang laboratorium.)
5. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi limbah medis/
infeksius) yang diberi tanda khusus.
SOP PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM
1. Limbah Cair:
a. Limbah Cair Infeksius:
Sebelum dialirkan ke saluran pembuangan awal, limbah dikumpulkan terlebih dahulu dalam
wadah plastik atau kaca dan diberi desinfektan. Jenis desinfektan yang banyak digunakan adalah natrium
hipoklorit dengan kadar 0,5-10%. Karena kekuatan desinfektan makin lama makin menurun, maka untuk
keefektifan penggunaanya harus dibuat baru setiap minggu.
Setelah didesinfeksi, limbah tersebut dialirkan ke saluran pembuangan awal yang selanjutnya
dikumpulkan dalam bak penampungan untuk diolah.
b. Limbah Cair Domestik:
Limbah ini langsung dialirkan melalui saluran pembuangan awal menuju bak penampungan
untuk diolah.
c. Limbah Cair Kimia:
Penanganannya dilakukan dengan cara mengencerkan limbah dengan air sampai konsentrasi
rendah dan selanjutnya dialirkan mengikuti saluran pembuangan awal menuju bak
penampungan untuk diolah.
Semua limbah cair yang terkumpul dalam bak penampungan dapat diolah dengan berbagai
cara, antara lain :
a. FBK Bioreactor
FBK Bioreaktor menggunakan metode proses biologis. Limbah yang terkumpul dalam
bak penampungan dipompa menuju alat Bioreactor dan setelah mengalami proses,
limbah disalurkan melalui pipa buangan ke saluran umum (sungai/kali). Proses FBK Bioreactor
ialah melalui media yang berkelok-kelok berfungsi sebagai tempat pertumbuhan bakteri aerob
yang tumbuh melekat pada media, membentuk lapisan biomassa.
Aerator dan struktur media yang mengatur aliran air limbah yang masuk ke dalam tangki
Biodetox sedemikian rupa sehingga kontak antara air limbah dengan lapisan biomassa terjadi
berulang-ulang, melalui perjalanan panjang sehingga mencapai efisiensi degradasi
BOD/COD yang optimum ( maksimal kadar BOD = 75 mg/L dan COD = 100 mg/L). Udara
dimasukkan ke dalam tangki Biodetox melalui aeration sehingga menimbulkan gelembung-
gelembung udara yang dihasilkan dari mesin kompressor. Aerator dirancang secara spesifik
rnenghasilkan efek floatasi dan sedimentasi. Air limbah yang telah diolah dalam tangki Biodetox
sudah jernih sehingga dapat disalurkan ke saluran umum.
2. Limbah Padat :
a. Limbah Padat Infeksius:
- Limbah benda tajam
Dikumpulkan dalam suatu wadah sesuai syarat penampungan benda tajam. Untuk keamanan,
pada saat pengangkutannya wadah tersebut dapat diberi cairan desinfektan seperti lysol.
Kemudian wadah dimasukkan dalam kantong plastik kuning dengan simbol biohazard diikat
kuat lalu diangkut untuk dibakar di insinerator.
- Limbah sisa bahan pemeriksaan
Dikumpulkan dalam kantong plastik kuning bersimbol biohazard dan disterilkan dalam
autoclave suhu 121°C selama 15 menit. Selanjutnya kantong plastik tersebut dilapisi dengan
kantong plastik kuning, diikat kuat lalu diangkut untuk dibakar di incinerator.
3. Limbah Gas:
Limbah gas harus dibersihkan melalui penyaringan (filter) sebelum dibuang ke udara. Filter harus
diperiksa secara teratur, jika rusak atau tingkat radiasinya mendekati batas yang telah ditentukan,
filter harus diganti. Untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif dari filter, maka filter harus
dibungkus dengan plastik polietilen