Anda di halaman 1dari 7

1.

Tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan kompetensi berbicara


Ada banyak bentuk tugas yang dapat diberikan kepada peserta didik untuk
mengukur kompetensi berbicaranya dalam bahasa target.Apapun bentuk tugas yang
dipilih haruslah yang memungkinkan peserta didik untuk tidak saja mengekspresikan
kemampuan berbahasanya, melainkan juga mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan,
atau menyampaikan informasi. Bentuk Tugas berbicara antara Lain:
a. Berbicara berdasarkan gambar. Bisa dilakukan dengan menjelaskan gambar
gambar yang terkait dengan materi misalnya system pendingin, komponen system
pendingin dan fungsinya
b. Tugas-tugas pragmatik atau otentik yang diberikan kepada peserta didik untuk
berbicara berdasarkan gambar-gambar yang disediakan tersebut dapat dengan
cara-cara sebagai berikut; Pertama, Pemberian pertanyaan secara terbuka untuk
dijawab semua peserta didik termasuk asesmen otentik.
c. Berbicara Berdasarkan Rangsang Visual dan Suara. Berbicara berdasarkan
rangsang visual dan suara merupakan gabungan antara berbicara berdasarkan
gambar dan suara di atas. Namun, wujud visual yang dimaksud sebenarnya lebih
dari sekedar gambar. Selain wujud gambar diam, ia juga berupa gambar gerak dan
gambar aktivitas. Contoh rangsang yang dimaksud yang paling banyak dikenal
adalah siaran televisi, video, atau berbagai bentuk rekaman sejenis.
d. Wawancara. Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang pembelajar yang
kompetensi berbahasa lisannya, bahasa target yang sedang dipelajarinya, sudah
cukup memadai sehingga memungkinan untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya dalam bahasa itu. Kegiatan wawancara dalam rangkaian tes
kompetensi berbahasa lisan termasuk ke dalam jenis asesmen otentik dan bukan
sekedar kegiatan untuk mengetahui informasi tertentu tentang jati diri peserta uji.
Kegiatan wawancara dilakukan oleh dua (beberapa) orang penguji dalam praktik
yang sering terjadi di sekolah hanya seorang penguji terhadap peserta didik atau
calon tertentu selama jangka waktu tertentu, misalnya minimum sepuluh menit
untuk seorang calon. Wawancara dimaksudkan untuk menilai kompetensi
berbahasa peserta uji lewat pertanyaan tentang berbagai masalah keseharian.
e. Berdiskusi dan Berdebat. ugas berbicara yang dimasukkan dalam bagian ini
adalah berdiskusi, berdebat, berdialog, dan berseminar. Berdiskusi, berdebat, dan
berdialog merupakan tugas-tugas berbicara yang paling tidak melibatkan dua
orang pembicara. Bahkan, dalam berseminar lazimnya diikuti banyak peserta
walau belum tentu semuanya mau dan dapat berbicara. Situasi pembicaraan dalam
kegiatan berdiskusi, berdebat, dan berdialog dapat formal, setengah formal atau
nonformal, sedang dalam berseminar mesti formal. Dalam penulisan ini berbagai
tugas berbicara tersebut diandalkan berlangsung dalam situasi formal, maka
bahasa yang dipergunakan juga karena harus formal.
f. Berpidato. Dalam kaitannya dengan pembelajaran (dan tes) bahasa di sekolah,
tugas berpidato dapat berwujud permainan simulasi. Misalnya, peserta didik
bersimulasi sebagai kepala sekolah berpidato dalam upacara bendera, menyambut
tahun baru, hari sumpah pemuda, dan sebagainya. Kompetensi berbahasa lisan
yang berupa aktivitas berpidato cukup populer di sekolah dan perguruan tinggi,
terbukti dengan seringnya diselenggarakannya lomba berpidato antar peserta didik

2. Tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan kompetensi menulis


tugas kemampuan menulis adalah yang menuntut siswa mempertimbangkan sendiri unsur
bahasa dan gagasan. Dan tugas yang sesuai adalah tugas menulis secara esai (bentuk tes
esai). Adapun tugas menulis adalah sebagai berikut :

a. Tugas menyusun Alinea (Tes Objektif)

Tes kemampuan menulis bentuk objektif yang mampu menuntut siswa untuk
mempertimbangkan unsur bahasa dan gagasan adalah tugas menyusun alinea
berdasarkan kalimat-kalimat (biasanya empat buah)yang disediakan. Tugas tersebut
menuntut siswa untuk menyusun gagasan secara tepat, menentukan kalimat yang
berisi gagasan pokok dan pikiran-pikiran penjelas, dan menemukan urutan kalimat
secara logis.

b. Menulis Berdasarkan Rangsang Visual

Bentuk-bentuk visual sebagai rangsang untuk menghasilkan bahasa dapat berupa


gambar atau film. Gambar yang dimaksud adalah gambar-gambar yang membentuk
rangkaian cerita, bisa berupa gambar yang disengaja dibuat untuk tugas tes, gambar
kartun, ataupun komik yang dapat diambil dari buku, majalah atau surat kabar.
Gambar tersebut hatuslah tidak mengandung tulisan yang menjelaskan.

c. Menulis Berdasarkan Rangsang Suara

Bentuk-bentuk suara yang dapat disajikan rangsang tugas menulis bisa berupa suara
langsung maupun suara tidak langsung (melalui media tertentu).

Suara tak langsung adalah bentuk bahasa yang dihasilkan dalam komunikasi konkret
sepert percakapan, diskusi, ceramah, dll.Tugas yang diberikan kepada siswa adalah
menulis berdasarkan masalah yang dibicarakan dalam percakapan, diskusi, ceramah
yang diikutinya.
Bentuk suara tidak langsung adalah bentuk bahasa yang tidak lagsung didengar dari
orang yang menghasilkannya.Misalnya berupa program rekaman atau radio seperti
percakapan, ceramah, pembacaan buku, drama ataupun acara siaran tertentu di
radio.Tugas yang diberikan adalah menulis berdasarkan pesan atau informasi yang
didengarnya melalui sarana rekaman atau radio.Tugas rangsang ini bersifat tumpang
tindih dengan tugas mendengarkan.

d. Menulis dengan Rangsang Buku

Buku sebagai bahan atau rangsang untuk tugas menulis sudah lazim dan banyak
dilakukan di sekolah dan perguruan tinggi. Pada tingkat yang sekolah yang ledih
rendah (dasar,menengah petama ,dan atas) untuk melatih siswa secara produktif
menghasilkan bahasa. Hal ini disebabkan isi karangan telah secara pasti ditetapkan di
buku, sehingga tugas menulis itu sebenarnya berupa latihan membahasaan sendiri
gagasan yang telah ditemukan.Pada tingkat sekolah yang lebih tinggi, tidak lagi
sebagai latihan tetapi tugas menulis berupa laporan, misalnya laporan telah membaca
buku, seperti rangkuman.

Buku yang dijadikan perangsang tugas menulis dapat dibedakan dua macam yaitu
buku fiksi dan nonfiksi. Tugas menulis buku fiksi (cerita: cerpen, novel, roman)
inilah yang lebih banyak dilakukan untuk melatih kemampuan menulis siswa.

e. Menulis Laporan

Dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa, menulis laporan pun dapat dimanfaatkan
untuk melatih siswa dan mengungkap kemampuan menulis siswa. Ada banyak hal
bisa dijadikan bahan penulisan laporan, misalnya laporan kegiatan perjalanan,
darmawisata, laporan penelitian, laporan mengikuti pelajaran tertentu seperti seminar,
dsb.

Penyusunan yang paling sering ditugaskan kepada siswa adalah laporan peninjauan
ke objek-objek tertentu atau darmawiasata. Sebaiknya gur memberitahukan terlebih
dahulu dan menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
3. Program pembelajaran yang menggunakan penilaian otentik untuk menilai
kompetensi berbicara

No Langkah pembelajaran Alokasi


waktu
Pembukaan / Kegiatan Awal
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
pembelajaran
b. Melakukan pengkondisian peserta didik
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
f. Melakukan Pre test

Kegiatn inti
A. Pemberian rangsangan (Stimulation);
a. Peserta didik melihat gambar yang disajikan oleh
guru mengenai sistem pendingin pada kendaraan
B. Pernyataan / identifikasi masalah (problem statement )
a. Guru mempersilahkan peserta didik untuk
mengidentifikasi sistem pendingin pada kendaraan
b. Peserta didik melakukan identifikasi terhadap
masalah yang terjadi pada gambar – gambar
tersebut
c. Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok
melakukan identifikasi masalah pada gambar
gambar tersebut berkaitan sistem pendingin pada
kendaraan
d. Peserta didik melakukan proses identifikasi
melalui diskusi kelompok dan menulisakan hasil
identifikasinya dalam lembar notulensi.
e. Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok
untuk membuat hipotesa mengenai unsur – unsur
yang terdapat pada setiap gambar yang
ditampilkan
f. Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk
membuat hipotesa mengenai unsur – unsur pada
setiap gambar.
C. Pengumpulan data (Data Collection)
a. Guru mempersilahkan siswa untuk mencari
informasi dan data – data mengenai unsur – unsur tata
letak dari buku sumber serta internet
b. Siswa melakukan proses pengumpulan data dan
informasi dari buku sumber dan internet, lalu
mencatatkannya pada lembar notulensi.
D. Pembuktian (Verification )
a. Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok
untuk membandingkan hasil pencarian data dan
informasi dari buku sumber dan internet dengan hasil
hipotesa di awal sistem pendingin pada kendaraan
b. Siswa secara berkelompok berdiskusi membuat
perbandingan dan verifikasi terhadap data dan
informasi yang diperoleh dan mencatatkan hasil
verifikasinya dalam lembar notulensi
E. Menarik kesimpulan
a. Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok
untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang
dikaji
b. Siswa secara berkelompok membuat kesimpulan
terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya
dalam lembar notulensi
c. Siswa (perwakilan kelompok) mempresentasikan hasil
kesimpulannya di depan kelas secara bergiliran
mengenai materi yang dikaji.
d. Siswa dari kelompok lain menanggapi presentasi yang
di tampilkan.

e. Siswa antar kelompok berdiskusi untuk menghasilkan
kesimpulan yang paling tepat
Penutup
a. Secara bersama-sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang sistem pendingin pada
kendaraan
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh siswa
secara individu untuk mengerjakannya.
d. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan pada siswa untuk mempelajari
materi berikutnya.
e. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
4. Program pembelajaran yang menggunakan penilaian otentik untuk menilai
kompetensi menulis

No Langkah – Langkah Pembelajaran


A. Pembukaan / Kegiatan Awal
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untukmemulai pembelajaran
b. Melakukan pengkondisian peserta didik
1 c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
d. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
e. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
f. Menyampaikan materi tentang pengertian, fungsi dan komponen sistem pendingin yang akan
digunakan untuk membuat projek.
B. Kegiatan inti
a. Menyusun perencanaan projek
 Guru mengelompokan peserta didik kedalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari4-6 peserta didik.
 Peserta didik secara berkelompok menentukan projek yang akan
dikerjakanintik pembuatan peraga System pendingin pada kendaraan
 Guru menyampaikan kriteria penilaian projek yang dilakukan siswa.
 Guru menyampaikan kriteria penyusunan laporan yang baik dan standar.
b. Merancang penyelesaian projek
 Peserta didik secara berkelompok membuat peraga System pendingin pada kendaraan
 Peserta didik secara berkelompok membagi tugas masing-masing anggota kelompok.
 Peserta didik menyusun langkah-langkah pembuatan peraga system pendingin pada
kendaraan
c. Penyusunan jadwal
 Peserta didik secara berkelompok berdiskusi menentukan jadwal kegiatan projek
sesuai dengan target waktu yang telah disampaikan oleh guru.
 Peserta didik secara berkelompok menyusun jadwal kegiatan penyelesaian projek
tahap demi tahap.
 Pelaksanaan
 Peserta didik melaksanakan kegiatan berdasarkan jadwal yang ada dengan fasilitasi dan
monitoring guru.
d. Menyusun laporan dan presentasi hasil projek
 Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hasil pembuatan peraga system
pendingin pada kendaraan
 Peserta didik secara berkelompok menyusun laporan kegiatan projek.
e. Evaluasi pengalaman
 Guru dan peserta didik melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan dan produk
yang telah dilakukan secara berkelompok.
C. Penutup
a. Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang manfaaat dan
keuntungan penggunaan aplikasi cms
b. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
c. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh siswa secara individu untuk
mengerjakannya.
d. Siswa diberi tugas untuk melakukan observasi tentang kegiatan instalasi cms.
e. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya.
f. Guru miminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.

Anda mungkin juga menyukai