Gel PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN KARBOMER SERTA

SIFAT FISIKOKIMIANYA SEBAGAI GELLING AGENT

Christine Citra Dewi1, Nyi Mekar Saptarini


1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
chrisdewi11@gmail.com

ABSTRAK
Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) dan karbomer merupakan gelling agent yang
umum dipakai dalam pembuatan gel. Kedua gelling agent ini memiliki sifat fisikokimia yang
berbeda sehingga dapat menghasilkan sediaan gel yang berbeda. Selain sifat fisikokimia,
konsentrasi gelling agent yang digunakan juga berpengaruh pada sediaan gel yang dihasilkan.
Sifat fisikokimia yang dimiliki oleh gelling agent akan berpengaruh pada aplikasinya sebagai
gelling agent. Meski sifat fisikokimianya berbeda, HPMC dan karbomer dapat
dikombinasikan untuk menutupi kekurangan dari karbomer, yaitu semakin meningkat
konsentrasinya maka semakin asam pH dari formulasi, dan untuk mendapatkan sediaan gel
dengan sifat fisika yang lebih baik. Kemampuan pelepasan obat serta viskositas dari HPMC
dan karbomer dapat dipengaruhi oleh beberapa zat tambahan.

Kata Kunci : HPMC, karbomer, gelling agent, sifat fisikokimia, sediaan gel, kombinasi,
pelepasan obat, viskositas

ABSTRACT
Hydroxy propyl methyl cellulose (HPMC) and carbomer are gelling agent which commonly
used in the manufacture of gel. Both gelling agent have different physicochemical properties that can
generate different gel formulation. Besides the physicochemical properties, the concentration of
gelling agent used also affects the result of gel formulation. Physicochemical properties possessed by
a gelling agent will affect the application as a gelling agent. Although their physicochemical
properties are different, HPMC and carbomer can be combined to cover the shortage of carbomer,
which increasing the concentration the more acid pH of the formulation and to obtain a gel
formulation with better physical properties. The ability of drug release and viscosity of HPMC and
carbomer can be affected by several additional substances.

Keywords: HPMC, Carbomer, gelling agent, physicochemical properties, gel preparation,


combination, drug release, viscosity

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 2
PENDAHULUAN didapatkan. HPMC stabil pada pH 3 hingga 11,

gel yang dihasilkan jernih, bersifat netral, serta


Bentuk sediaan gel mulai berkembang,
vikositasnya yang stabil meski disimpan pada
terutama dalam produk kosmetika dan produk
jangka waktu yang lama. HPMC juga tidak
farmasi (Gupta et al., 2010). Gel merupakan
mengiritasi kulit dan tidak dimetabolisme oleh
sediaan yang mengandung banyak air dan
tubuh (Joshi, 2011; Sudjono et al., 2012;
memiliki penghantaran obat yang lebih baik
Arikumalasari et al., 2013; Quinones et al.,
jika dibandingkan dengan salep (Sudjono et al.,
2008). HPMC memiliki reaksi dengan zat yang
2012; Verma et al., 2013). Pemilihan gelling
ionik maupun dengan logam (Huichao et al.,
agent akan mempengaruhi sifat fisika gel serta
2014). Penambahan garam salting in (seperti
hasil akhir sediaan. Gelling agent yang
natrium klorida) atau salting out (seperti
umumnya dipakai yaitu hidroksi propil metil
natrium tiosianat) akan mempengaruhi suhu
selulosa (HPMC) dan karbomer (Arikumalasari
pembentukan gel pada HPMC, di mana garam
et al., 2013; Sudjono et al., 2012). Artikel ini
salting in akan meningkatkan suhu
ditulis untuk mengetahui sifat fisikokimia
pembentukan gel sedangkan garam salting out
gelling agent serta sifat fisikokimia gel yang
akan menurunkan suhu pembutukan gel dari
dihasilkan dari kedua gelling agent tersebut,
HPMC. Selain itu penambahan surfaktan juga
efek dari kombinasi antara HPMC dengan
dapat mempengaruhi suhu pembentukan gelnya
karbomer serta faktor yang dapat
(Joshi, 2011). HPMC akan melarut dalam air
mempengaruhi pelepasan obat yang
dengan suhu dibawah 40°C atau etanol 70%,
menggunakan HMPC dan karbomer sebagai
tidak larut dalam air panas namun mengembang
gelling agent.
menjadi gel (Huichao et al., 2014).

PEMBAHASAN
Sifat fisikokimia gel yang dihasilkan
Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)
HPMC membentuk gel dengan
Sifat fisikokimia HPMC
mengabsorbsi pelarut dan menahan cairan
HPMC inert terhadap banyak zat,
tersebut dengan membentuk massa cair yang
cocok dengan komponen kemasan serta mudah
kompak. Meningkatnya jumlah HPMC yang
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 3
digunakan maka akan semakin banyak cairan ini sangat baik untuk pengobatan karena

yang tertahan dan diikat oleh HPMC, berarti meningkatkan waktu kontak obat dengan kulit.

viskositas meningkat (Arikumalasari et al., Namun semakin tinggi konsentrasi akan

2013). menurunkan daya sebar dari sediaan yang

mempengaruhi kenyamanan penggunaan obat.


Pada pembuatan gel dengan HPMC
Tingginya konsentrasi HPMC akan
sebagai gelling agent, HPMC didispersikan
meningkatkan viskositas gel, sehingga gel
dalam air. HPMC akan mengembang dan
semakin tertahan untuk mengalir dan menyebar
diaduk hingga terbentuk fasa gel. Pada
pada kulit. Hal ini dapat mengurangi kualitas
penelitian yang dilakukan Arikumalasari et al.
sediaan gel (Arikumalasari et al., 2013).
(2013), optimasi HPMC untuk formulasi gel

ekstrak kulit buah manggis dengan Karbomer

menggunakan konsentrasi HPMC dari 5-15%. Sifat fisikokimia karbomer

Dari penelitian tersebut didapatkan konsentrasi Karbomer merupakan polimer akrilik.

15% HPMC yang memberikan hasil yang Viskositas yang dihasilkan karbomer

paling optimum dibandingkan dengan tergantung pada pH. Pada pH 3, karbomer akan

konsentrasi yang lain. Dalam pembuatannya, berbentuk larutan, dan pada pH 6-8 viskositas

HPMC dikembangkan di dalam air yang telah akan meningkat dan membentuk gel (Quinones

dipanaskan sehingga terbentuk gel yang et al., 2008). Karbomer tidak mengiritasi pada

diinginkan. pemakaian berulang serta cocok untuk sediaan

gel yang didalamnya terdapat air dan alkohol


Arikumalasari et al. (2013) juga
(Shu, 2013). Karbomer akan membentuk gel
mengemukakan jika semakin tinggi konsentrasi
yang transparan dan bioadhesive. Karbomer
HPMC dalam sediaan maka akan semakin
saat disebar dalam air akan mengembang,
meningkatkan daya lekat sediaan gel. Daya
membentuk polimer untuk membentuk dispersi
lekat ini berpengaruh pada kemampuan gel
koloid yang bertindak sebagai elektrolit anionik
melekat pada kulit, jika semakin tinggi maka
(Buchan et al., 2010).
akan semakin lama gel melekat pada kulit dan

efek terapi yang diberikan akan lebih lama. Hal


Farmaka
Volume 4 Nomor 3 4
Seperti HPMC, penambahan surfaktan 60.000 cP dan didalam formulasi terdapat

atau garam dapat menurunkan viskositas etanol 70%. Konsentrasi yang dibutuhkan

karbomer. Surfaktan seperti natrium dodesil untuk pembuatan masa gel 0,5-2%, dan dipilih

sulfat (SDS) dapat menurunkan viskositas konsentrasi 0,5% dalam penelitian ini. Setelah

karbomer pada pH 4 dan 7,4. Namun penyebab masa gel terbentuk, kedalam masa gel

utama penurunan viskositas adalah garam. diteteskan trietanolamin (TEA) yang bersifat

Karbomer membentuk dispersi koloid yang basa, untuk menetralkan masa gel mengingat

bertindak sebagai elektrolit anion, kehadiran rentang pH kulit yaitu 4,5-6,5. Utuk zat

garam akan menetralisasi anion tersebut dan aktifnya, dibuat dua variasi konsentrasi

menyebabkan keluarnya cairan yang tertahan triklosan 0,5% dan 1%, perbedaan konsentrasi

dalam karbomer. Hal ini akan melepaskan obat zat aktif ini mempengaruhi berat jenis dari gel

yang tergabung dalam struktur gel (Suhaime et yang dihasilkan meskipun konsentrasi gelling

al., 2012). agent sama. Meski begitu, dengan 0,5%

Karbomer 940 dapat menghasilkan masa gel


Sifat fisikokimia gel yang dihasilkan oleh
yang memiliki spesifikasi yang dibutuhkan
karbomer
sebagai hand sanitizer.
Pada pembuatan gel dengan karbomer
Sifat karbomer yang viskositasnya
sebagai gelling agent, tidak seperti HPMC
berubah sesuai dengan pH pada mediumnya
yang membutuhkan air panas untuk
sering kali dimanfaatkan dalam pembuatan in
mengembangkannya, dimana karbomer cukup
situ gel. Pada penelitian yang dilakukan
menggunakan air pada suhu ruang. Karbomer
Buchan et al. (2010), yaitu formulasi gel untuk
ditaburkan di atas air lalu diaduk cepat hingga
pengobatan komplikasi optalmik dalam
terbentuk masa gel. Pada penelitian yang
sistinosis, digunakan tiga variasi konsentrasi
dilakukan Shu (2013), formulasi sediaan gel
karbomer. Konsentrasi yang digunakan yaitu
hand sanitizer dengan bahan aktif triklosan
0,1%, 0,5% dan 1,0%. Pembuatan masa gel
menggunakan karbomer 940 sebagai gelling
dalam penelitian ini berbeda dengan
agent. Karbomer 940 digunakan sebagai gelling
sebelumnya karena gel ini ditunjukkan untuk
agent karena memiliki viskositas 40.000-
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 5
penggunaan di mata sehingga karbomer 934 7,8. Maka dari itu, dari beberapa konsentrasi

akan didispersikan dalam dalam Simulated gel dengan zat aktif yang berbeda, semua gel

Lachrymal Fluid (SLF) yang berisi kalium dinyatakan dapat digunakan kecuali gel dengan

klorida 0,179%, natrium klorida 0,631%, konsentrasi karbomer 0,5% berisi cysteamine

natrium karbonat 0,218%, kalsium karbonat hydrochloride karena memiliki pH 6,0.

0,004% dan magnesium karbonat 0,005%,


Kombinasi Karbomer dan HPMC Sebagai
ditambahkan asam klorida 2 M dan air.
Gelling Agent
Karbomer 934 didispersikan kemudian diaduk
Kombinasi HPMC dengan karbomer
hingga terbentuk masa gel, lalu dinetralisasi
digunakan guna menutupi kekurangan dari sifat
dengan natrium hidroksida. Dari tiga variasi
karbomer. Deshpande dan Shah (2012)
konsetrasi karbomer 934, tiap konsentrasi
menemukan masalah jika semakin tinggi
dibagi lagi menjadi tiga bagian dimana tiap
konsentrasi karbomer dalam formula, maka
bagian diisi dengan zat aktif yang berbeda
suasana yang dibutuhkan semakin asam untuk
(fenilalanin terkonjugasi 0,5% (tiga konsentrasi
membentuk gel. Pengunaan karbomer dengan
karbomer 934), cysteamine free base 0,5%
konsentrasi 0,1-0,5% akan membentuk gel saat
(hanya pada konsentrasi karbomer 934 1%),
pH 7,4 namun viskositasnya rendah. Jika
dan cysteamine hydrochloride 0,5% (tiga
konsentrasi karbomer dinaikkan viskositas yang
konsentrasi karbomer 934) dan blanko (tiga
dihasilkan meningkat namun pH dari formula
konsentrasi karbomer 934). Formulasi
menjadi semakin asam (pH 4–5). Maka dari itu,
dilakukan pada pH antara 4 dan 6, dan sediaan
karbomer dikombinasikan dengan HPMC
berupa larutan. Kemudian dinetralkan dengan
sehingga konsentrasi karbomer dapat
menggunakan natrium hidroksida dan
diturunkan dan pH dari formula tidak terlalu
ditambahkan ke dalam Sorensen’s Modified
asam.
Phosphate Buffer (SMPB) yang memiliki pH
Deshpande dan Shah (2012), melakukan
7,4. Saat itu larutan berubah membentuk gel
formulasi in situ gel untuk sediaan pada mata
dan kemudian diukur pHnya. Total ada 10
dengan zat aktif lomefloksasin HCl. Sediaan ini
variasi gel dalam penelitian ini dengan pH dari
akan berbentuk cair saat formulasi namun akan
6,0 hingga 7,4. Mata dapat mentolerir pH 6,6-
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 6
membentuk gel saat diberikan ke mata karena E4M (0,2%-0,6% w/v). Hasil penelitian ini

terjadi perubahan pH. Viskositas karbomer berupa gel yang dihasilkan jernih dan

dipengaruhi oleh pH, maka dari itu viskositas kemampuan pelepasan obat yang baik sehingga

dari sediaan ini akan meningkat ketika dapat digunakan sebagai in situ gel untuk

dimasukkan ke dalam mata yang memiliki pH meningkatkan bioavaibilitas okular dari

6,5-7,5. Penelitian ini menghasilkan beberapa gatifloksasin.

formula yang menghasilkan bentuk sediaan gel


Kombinasi HPMC dan karbomer juga
yang diinginkan. Formula pertama terdiri atas
digunakan seperti pada penelitian formulasi gel
0,3% Karbomer 940 dan 1,5% HPMC E50LV,
nistatin yang dilakukan oleh Quinones dan
formula kedua terdiri atas 0,4% Karbomer 940
Ghaly (2008) untuk mendapatkan sifat fisika
dan 1,5% HPMC E50LV, formula ketiga terdiri
gel yang lebih baik. Penelitian ini juga
atas 0,2% Karbomer 940 dan 0,4% HPMC
membandingkan kemampuan difusi obat antara
E4M, dan formula keempat yaitu 0,3%
gel yang mengandung kombinasi HPMC dan
Karbomer 940 dan 0,4% HPMC E4M.
karbomer, HPMC saja, dan karbomer saja.
Keempat formula ini bentuknya cair saat
Formulasi yang mengandung karbomer-HPMC
formulasi namun berubah menjadi gel ketika
dengan rasio 2:1 memberikan persentase difusi
pH dinaikkan menjadi 7,4. Formulasi-formulasi
obat tertinggi jika dibandingkan dengan
ini juga menghasilkan bentuk gel yang jernih
formula yang mengandung karbomer saja atau
dan stabil pada suhu ruangan, pelepasan obat
HPMC saja. Selain itu juga, dengan
yang lebih dari 8 jam yang telah dibandingkan
menggunakan kombinasi HPMC dan karbomer
dengan obat murni dan produk tetes mata
sifat fisika gel yang dihasilkan lebih baik. Hasil
pasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Malik
pengujian dari uji in vitro release dan studi
dan Satyananda (2013) hampir sama dengan
rheologikal menunjukkan jika formula dengan
penelitian yang dilakukan Deshpande dan Shah
karbomer-HPMC memiliki kekuatan gel yang
(2012), namun berbeda pada zat aktif yang
terbaik.
digunakan, yaitu gatifloksasin. Formulasi
Verma et al. (2013), melakukan
dibuat dengan menggunakan gelling agent
formulasi klobetasol propianat dengan
karbomer 940 (0,1%-0,5% w/v) dan HPMC
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 7
menggunakan empat gelling agent yang karbomer 934 menunjukkan hasil yang paling

berbeda, yaitu karbomer 934, HPMC K4M, baik karena memiliki kemampuan pelepasan

natrium alginat dan natrium CMC. Terdapat 16 obat yang lebih baik dibandingkan dengan

formulasi, di mana satu gelling agent dibagi formulasi yang lainnya.

menjadi 4 formulasi dengan konsentrasi tiap


Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan
gelling agent berkisar dari 0,5%-2%. Keenam
Pelepasan Obat
belas formulasi ini ditambahkan zat aktif
Konsentrasi gelling agent
klobetasol propionat dengan jumlah yang sama,
Konsentrasi gelling agent HPMC dan
yaitu 5%, dan ditambahkan juga propilen glikol
karbomer secara langsung juga mempengaruhi
dan etanol dengan konsentrasi yang sama
pelepasan obat saat pemakaian. Hal ini diteliti
dalam semua formulasi, yaitu 15% dan 40%.
oleh Tanwar dan Jain (2012), dilakukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi
formulasi serta evaluasi sediaan gel natrium
dengan gelling agent karbomer 934 dan HPMC
diklofenak dengan menggunakan gelling agent
K4M merupakan formulasi yang paling baik
yang berbeda, yaitu karbomer, natrium CMC,
karena pelepasan obat yang lebih tinggi jika
HPMC K4M, dan natrium alginat. Penelitian
dibandingkan dengan natrium alginat dan
ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
natrium CMC. Viskositas yang dihasilkan oleh
gelling agent maka semakin tinggi
karbomer 934 dan HPMC K4M juga sangat
viskositasnya. Namun dengan meningkatnya
tinggi. Namun semakin tinggi konsentrasi
viskositas sediaan gel, maka absorbsi obat pada
gelling agent yang digunakan, terjadi
saat pemakaian akan menurun sehingga dalam
penurunan kemampuan pelepasan obat. Selain
formulasi perlu diperhatikan konsentrasi gelling
keenam belas formula ini, peneliti juga
agent yang digunakan.
membuat formulasi dengan kombinasi gelling

agent karbomer 934-HPMC K4M, karbomer Penambahan beberapa zat atau sistem

934-natrium alginat, karbomer 934-natrium a. Propilen glikol dan etanol


CMC, HPMC K4M-natrium alginat, HPMC Pelepasan obat dari gel dengan gelling agent
K4M-natrium CMC, dan natrium alginat- HPMC dan karbomer telah diteliti oleh
natrium CMC. Kombinasi HPMC K4M dan
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 8
Rupal et al. (2010), di mana hasil penelitian pelepasan obat menurun jika propilen glikol

menunjukkan bahwa propilen glikol ditambahkan hingga 20%. Pada gel dengan

mempengaruhi kemampuan pelepasan obat. HPMC sebagai gelling agent, penambah

Pada penelitian ini digunakan empat gelling propilen glikol 5% meningkatkan

agent yaitu HPMC, karbomer, natrium kemampuan pelepasan obat namun jika

alginat dan natrium CMC. Terdapat 17 ditambahkan propilen glikol hingga 10%

formula yang dibuat pada penelitian ini, di pelepasan obatnya menurun. Penambahan

mana ditambahkan juga propilen glikol dan propilen glikol bisa digunakan guna

etanol yang berguna untuk melarutkan zat meningkatkan pelepasan obat, terutama jika

aktif dalam sediaan ini. Penambahan digunakan karbomer sebagai gelling agent.

propilen glikol dan etanol divariasikan b. Sistem niosom

dalam 17 formula, di mana ada formula Pengunaan sistem tertentu dapat membantu

yang tidak menggunakan propilen glikol dan HPMC dalam laju penetrasi dan

etanol, formula yang hanya ditambahkan permeabilitas membran dari sediaan. Pada

propilen glikol saja, formula yang hanya penelitian yang dilakukan Hapsari et al.

ditambahkan etanol, dan formula yang (2012), terdapat sistem niosom yang

ditambahkan propilen glikol dan etanol. dimaksudkan untuk mendapatkan pelepasan

Namun yang diuji lebih lanjut hanya obat yang bertahap. Zat aktif dalam

delapan formulasi dengan gelling agent formulasi ini yaitu natrium diklofenak, obat

karbomer, HPMC, natrium alginat dan golongan analgesik yang jika dikonsumsi

natrium CMC. Kedelapan formulasi ini secara oral dapat menimbulkan nyeri

memiliki homogenitas zat aktif yang baik, gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal

namun pada uji in vitro terdapat perbedaan dan ulser gastrointestinal. Risiko itu dapat

kemampuan pelepasan obat. Gel dengan dikurangi dengan membuat natrium

karbomer sebagai gelling agent merupakan diklofenak menjadi sediaan gel topikal.

gel yang paling baik, kemampuan pelepasan Natrium diklofenak diaplikasikan secara

obatnya meningkat dengan penambahan lokal diharapkan pelepasan obat yang

propilen glikol hingga 10%, namun bertahap sehingga efek yang dirasakan dapat
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 9
lebih lama lagi. Maka dari itu sediaan dibuat KESIMPULAN

dengan menggabungkan sistem niosom


HPMC dan karbomer memiliki sifat yang
dengan HPMC sebagai gelling agent.
berbeda yaitu pH di mana gel yang dihasilkan
Sediaan gel dibuat dengan dua macam
HPMC stabil pada pH 3-11 sedangkan
formulasi, di mana salah satu tidak
karbomer gel akan terbentuk saat pH 6-8, suhu
menggunakan sistem niosom dalam
air saat pembentukan di mana HPMC butuh air
formulanya. Didapatkan hasil jika sediaan
dengan suhu tinggi sedangkan karbomer
gel dengan sistem niosom memiliki laju
membutuhkan air dengan suhu ruang. HPMC
penetrasi dan permeabilitas membran obat
dan karbomer memiliki sifat yang sama yaitu
yang lebih rendah dari sediaan gel tanpa
harus dihindari dari garam dan surfaktan karena
sistem niosom. Dengan rendahnya laju
akan menurunkan viskositas gel yang
penetrasi dan permeabilitas membran maka
dihasilkan, serta konsentrasi yang terlalu tinggi
efek analgesik dari natrium diklofenak dapat
akan meningkatkan viskositas yang dihasilkan.
lebih lama dirasakan oleh pemakai.
Karbomer dan HPMC digabungkan untuk
c. Selulosa nitrat
beberapa tujuan yaitu untuk menutupi
Penambahan zat tambahan tertentu dapat
kekurangan dari karbomer di mana jika terlalu
meningkatkan kemampuan pelepasan obat
tinggi konsentrasi karbomer maka gel baru
dari HPMC, salah satu zatnya yaitu selulosa
akan terbentuk pada pH yang asam, dan untuk
nitrat. Patel et al. (2015) menyatakan bahwa
mendapatkan sediaan gel dengan sifat fisika
HPMC merupakan gelling agent dari
yang lebih baik. Penambahan zat seperti
polimer hidrofilik yang baik, jika
propilen glikol, selulosa nitrat, atau
dibandingkan dengan hidroksi
penggabungan dengan sistem niosom dapat
propilselulosa (HPC) dan metil selulosa
mengatur kemampuan pelepasan obat dari gel
(MC). Dengan zat aktif propanolol HCl,
dengan HPMC dan karbomer sebagai gelling
didapatkan pelepasan obat maksimum pada
agent-nya.
formula dengan HPMC sebagai gelling

agent dengan penambahan selulosa nitrat DAFTAR PUSTAKA

sebagai membran pengendali laju.


Farmaka
Volume 4 Nomor 3 10
Arikumalasari, J., I GNA, D., & NPAD, W. reservoir-type transdermal delivery
(2013). Optimasi Hpmc Sebagai Gelling system. The Pharma Innovation Journal
agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit 2015, 3(12), 44-49.
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).
Jurnal Farmasi Udayana, 2(3). Quinones, D., & Ghaly, E. S. (2008).
Formulation and characterization of
Buchan, B., Kay, G., Heneghan, A., Matthews, nystatin gel. Puerto Rico health sciences
K. H., & Cairns, D. (2010). Gel journal, 27(1).
formulations for treatment of the
ophthalmic complications in cystinosis. Rupal, J., Kaushal, J., Mallikarjuna, S. C., &
International journal of pharmaceutics, Dipti, P. (2010). Preparation and
392(1), 192-197. evaluation of topical gel of valdecoxib.
International Journal of Pharmaceutical
Deshpande, J. M., and Shah, P. B. (2012). Sciences and Drug Research, 2(1), 51-
Formulation and Development pH 54.
induced in-situ gelling system of an anti
infective drug for sustained ocular drug Tanwar, Y. S., & Jain, A. K. (2012).
delivery. Journal of Pharmaceutical Formulation and evaluation of topical
Science and Bioscientific research diclofenac sodium gel using different
(JPSBR) 2(5), 238-244. gelling agent. Asian Journal Of
Pharmaceutical Research And Health
Gupta, A., Mishra, A. K., Singh, A. K., Gupta, Care, 4(1).
V., & Bansal, P. (2010). Formulation and
evaluation of topical gel of diclofenac Taurina, W., and Andrie, M. (2013).
sodium using different polymers. Drug Formulation of Lengkuas Rhizome
Invention Today, 2(5), 250-253. (Alpinia galanga L.) Extract's Gel as
Antifungal with Hidroxy Prophyl Methyl
Hapsari, M., Purwanti, T., dan Rosita N. (2012) Cellulosae (HPMC) and Karbomer Base.
Penetrasi natrium Diklofenak Sistem Traditional Medicine Journal, 18(3),
Niosom Span 20 - Kolesterol Dalam 157-161.
Basis Gel HPMC 4000. PharmaScientia,
1(2), 44-57. Shu, M. (2013). Formulasi Sediaan Gel Hand
Sanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan
Huichao, W., Shouying, D., Yang, L., Ying, L., 0, 5% dan 1%. CALYPTRA: Jurnal
& Di, W. (2014). The application of Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
biomedical polymer material hydroxy 2(1).
propyl methyl cellulose (HPMC) in
pharmaceutical preparations. Journal of Sudjono, T. A., Honniasih, M., & Pratimasari,
Chemical and Pharmaceutical Research, Y. R. (2012). Pengaruh Konsentrasi
6(5), 155-160. Gelling agent Karbomer 934 dan HPMC
Pada Formulasi Gel Lendir Bekicot
Joshi, S. C. (2011). Sol-Gel behavior of (Achatina Fulica) Terhadap Kecepatan
hydroxypropyl methylcellulose (hpmc) Penyembuhan Luka Bakar Pada
in ionic media including drug release. Punggung Kelinci. Pharmacon
Materials, 4(10), 1861-1905. Pharmaceutical Journal of Indonesia,
13(1), 6-11.
Malik, P. H., & Satyananda, S. (2014). pH-
induced in situ gelling system of an anti- Suhaime, I. H. B., Tripathy, M., Mohamed, M.
infective drug for sustained ocular S., & Majeed, A. B. A. (2012). The
delivery. Journal of Applied Pharmaceutical Applications of
Pharmaceutical Science, 4(01), 101-104. Carbomer. Asian Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research,
Patel, M. N., Bharadia, P. D., & Patel, M. M. 2(2), 1-12.
(2015). Effect of gelling agents & rate
controlling membranes on permeability Verma, A., Singh, S., Kaur, R., and Jain, U.
of propranolol hydrochloride through K.. (2013). Formulation and Evaluation of
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 11
Clobetasol Propionate Gel. Asian Journal
of Pharmaceutical and Clinical Research,
6(5).

Anda mungkin juga menyukai