MakalahInalumZakarias UnikaSantoThomas
MakalahInalumZakarias UnikaSantoThomas
Diajukan kepada :
PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO)
Cq. PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jl. SM. Raja No 198 Medan
1. Judul Makalah:
HYBRID ENERGI PENDUKUNG PEMBANGKIT LISTRIK MIKRO HYDRO
DI ALIRAN SUNGAI ASAHAN
Abstrak
Pembangunan pilot proyek pembangkit listrik tenaga mikro hydro di aliran sungai
asahan sebagai salah satu bentuk mengatasi krisis listrik di Provinsi Sumatera Utara.
Tersedianya Kombinasi dari penggunaan listrik tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga
micro hidro mampu mengatasi krisis energi, tenaga yang tidak stabil, dan mengurangi
pencemaran lingkungan, dan optimalisasi keberadaan sungai Asahan sebagai sumber
energy listrik di Provinsi Sumatera Utara.
Abstrac
Construction of the pilot project of micro hydro power plants in the watershed
shavings as one of the forms overcome power crisis in the province of North Sumatra .
Availability of a combination of the use of wind power , solar power and micro hydro
power is able to overcome the energy crisis , the power is not stable , and reduce
environmental pollution , and optimization of the river where shavings as a source of
electrical energy in the province of North Sumatra
1
Persoalan utama yang dihadapi saat ini adalah satu unit pembangkit listrik PLTGU
Belawan milik PT PLN yang masih disita Kejaksaan karena bermasalah. "Pembangkit
listrik berkapasitas 180 MW ini sudah lama tidak dioperasikan dan sampai sekarang masih
terkatung katung. Waspada Online, Jumat, 31 Oktober 2014 pukul 15:12
http://www.waspada.co.id/
Dari permasalahann listrik ini muncul masalah baru lainnya dimana Badan Penanaman
Modal dan Provinsi (BPMP) Sumatera Utara mengejar target realisasi investasi Rp. 13,1
Triliun tetapi terkendala karena krisis Medan Energi (Harian Tribun Medan, Selasa, 4
November 2014, halaman 8).
Usaha-usaha yang dilakukan diantaranya mencari solusi pembangkit listrik yang
ramah lingkungan misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLMTH), karena
masalah listrik merupakan suatu masalah yang sampai saat ini dialami masyarakat
Sumatera Utara yaitu masalah pemadaman listrik yang bisa berlangsung hingga tiga jam
dalam sehari. Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa sudah tentu
menjadi perhatian kita untuk sesegera mungkin memikirkan pengembangan energi listrik
di Sumatera Utara. Perlu penanganan yang serius dari berbagai pihak. Karena saat ini
kebutuhan energi listrik di Sumut mencapai kurang lebih 1.650 megawatt per hari.
Sedangkan PT PLN (Persero) hanya mampu menyuplai kurang lebih 1.500 megawatt per
hari. Akibatnya Sumatera Utara devisit energi listrik sebesar 150 megawatt per hari.
Dimana kebutuhan Listrik di Sumut bertambah sekitar 7 sampai dengan 10 persen per
tahun. Solusi yang diharapkan adalah "Membangun pembangkit listrik tenaga mini hidro
adalah salah satu alternative”. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro jadi alternatif,
Waspada Online, Sabtu, 1 November 2014 pukul 08:07 http://www.waspada.co.id/.
Dengan potensi sungai asahan yang mempunyai debit air yang cukup deras dan
daerah aliran sungai cukup ideal untuk membuat PLTMH, maka dapat memberikan solusi
buat kekurangan energy listrik, dan sangat kaya dengan sumber energi terbarukan. Potensi
yang ada tersebut dapat menghasilkan sebuah proyek pembangkit listrik Tenaga Air
(PLTA Asahan), seperti pada gambar 1. Sumber air PLTA berasal dari air Danau Toba
yang mempunyai sumber air yang cukup besar. Pada Gambar 2. Disampaikan peta lokasi
PLTA Asahan dengan aliran sungai yang mencapai 150 km.
Sebuah PLTMH akan menghasilkan listrik sangat tergantung pada debit air
sungai, dimana semakin besar debit air akan semakin besar pula listrik yang dihasilkan,
demikian pula sebaliknya. Untuk membantu menghasilkan listrik yang tetap, maka
diperlukan integrasi dengan sumber listrik lainnya yang bersifat ramah lingkungan.
2
Berdirinya sebuah PLTMH yang didukung oleh energy hybrid akan memberikan
kontribusi bagi masyarakat apabila dapat digunakan secara tetap, tidak naik-turun,
sehingga sangat diperlukan pengontrol battery dalam menyimpan dan mensuplai energy.
Motivasi peneliti dalam makalah ini adalah salah satu mengwujudkan untuk
penyediaan listrik yang tetap, dan membantu pemerintah mengatasi krisis energy di
Sumatera Utara.
Gambar 1. PLTA Asahan sebagai sebuah asset daerah penghasil devisa negara
3
3. Permasalahan, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai
3.1.Permasalahan
Sungai Asahan mempunyai debit antara 60 m3/detik pada musim kemarau hingga
lebih dari 180 m3/detik pada musim penghujan. Aliran air Sungai Asahan yang berasal
dari Danu Toba in tentu berfluktuasi, sehingga energy yang diperoleh akan berubah
sesuai debit air. Disisi lain energy listrik yang digunakan hampir pasti pengunaaannya
tetap sesuai kebutuhan. Maka diperlukan tersedianya energy listrik dengan besaran
yang tetap menjadi kendala terbesar. Tentu permasalahannya adalah bagaimana
mengontrol daya listrik tersuplai dengan besaran yang tetap dengan memanfaatkan
hybrid energy surya dan angin pada pembangkit listrik tenaga mikro hydro, seperti
gambar 3 dan gambar 4.
Gambar 3. Hybrid energy surya dan angin mendukung pembangkit listrik mikro hydro
Gambar 4. Krontroller pengirian battery pada hybrid energy surya dan angin mendukung
pembangkit listrik mikro hydro
4
3.2.Tujuan
Adapun tujuan dari riset ini adalah mengintegrasikan teknologi tenaga angin dan
surya sebagai alternatif energy terbarukan, dengan memaksimalkan pemanfaatan
sumber energy mikro hydro pada alisran sungai asahan, dengan maksud pengamanan
pasokan energy.
4. Landasan Teori
4.1. Prinsip kerja PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro)
Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu air sumber
energi, turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan
dengan ketinggian tertentu melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di
rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi
mekanik berupa berputarnya poros turbin. Putaran poros turbin ini akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Secara skematis ditunjukkan pada gambar 5.
5
Cara kerja PLTMH sebagai berikut:
a. Aliran sungai dibendung agar mendapatkan debit air ( Q) dan tinggi jatuh air (H),
kemudian air yang dihasilkan disalurkan melalui saluran penghantar air menuju
kolam penenang,
b. Kolam penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan pada bagian paling bawah
di pasang turbin air.
c. Turbin air akan berputar setelah mendapat tekanan air ( P ), dan perputaran turbin
dimanfaatkan untuk memutar generator,
d. Setelah mendapat putaran yang constan maka generator akan menghasilkan
tegangan listrik, yang dikirim kekonsumen melalui saluran kabel distribusi.
Daya teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan
generator, yang diformulasikan sebagai berikut :
𝑃 = 9,81 . 𝜌. 𝑄. 𝐻. 𝞰𝑻. 𝞰𝑮
Dimana : 𝞰T : Efisiensi Turbin antara ( 0,8 s/d 0,95)
𝞰G : Efisiensi Generador ( 0,8 s/d 0,95)
Perkiraan beban tersambung, dinyatakan persamaan :
6
Dimana :
ns = Kecepatan medan putar (rpm)
f = Frekuensi (Hz)
p = Jumlah kutub motor induksi
Kecepatan putar rotor tidak sama dengan kecepatan medan putar, perbedaan tersebut
dinyatakan dengan slip :
Dimana :
s = slip
ns = kecepatan medan putar stator (rpm)
nr = kecepatan putar rotor (rpm)
Sehingga daya maksimum yang di hasilkan dirumuskan :
7
Persamaan ini merupakan tenaga dari aliran udara secara bebas. Tidak semua tenaga ini
dapat diambil karena ada aliran udara yang lewat melalui kincir (hanya dinding tegak lurus
arah angin yang dapat mengambil 100% energi aliran angin). Sehingga kita harus
menurunkan persamaan baru yang lebih praktis untuk kincir angin,seperti pada gambar 6.
8
4.3. Pembangkitan energi listrik pada sel surya
Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi berdasarkan efek fotolistrik, atau
disebut juga efek fotovoltaik, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang
gelombang tertentu yang jika energinya lebih besar daripada energi ambang
semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari pita
valensi (N) menuju pita konduksi (P) dan meninggalkan hole pada pita valensi,
selanjutnya dua buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan. Aliran elektron-
hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui penghantar akan
menghasilkan arus listrik.
Ditinjau dari konsep struktur kristal bahannya, terdapat tiga tipe utama sel surya,
yaitu sel surya berbahan dasar monokristalin, poli (multi) kristalin, dan amorf. Ketiga tipe
ini telah dikembangkan dengan berbagai macam variasi bahan, misalnya silikon, CIGS,
dan CdTe. Berdasarkan kronologis perkembangannya, sel surya dibedakan menjadi sel
surya generasi pertama, kedua, dan ketiga. Generasi pertama dicirikan dengan
pemanfaatan wafer silikon sebagai struktur dasar sel surya; generasi kedua memanfaatkan
teknologi deposisi bahan untuk menghasilkan lapisan tipis (thin film) yang dapat
berperilaku sebagai sel surya; dan generasi ketiga dicirikan oleh pemanfaatan teknologi
bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya berefisiensi tinggi dengan konsep
tandem atau multiple stackes. Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya
generasi pertama, yakni sekitar 90% (2008). Di masa depan, generasi kedua akan makin
populer, dan kelak akan mendapatkan pangsa pasar yang makin besar. European
Photovoltaic Industry Association (EPIA) memperkirakan pangsa pasar thin film akan
mencapai 20% pada tahun 2010. Sel surya generasi ketiga hingga saat ini masih dalam
tahap riset dan pengembangan, belum mampu bersaing dalam skala komersial.
10
5. Riset Terdahulu
Potensi Sungai Asahan khususnya di sekitar Desa Tangga, Kecamatan Bandar Pulau,
Kabupaten Asahan (Gambar 10), merupakan sumber daya alam menghasilkan energy
listrik di hulu Sungai Asahan melewati Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan.
Kondisi sungai dengan alur sungai yang dipenuhi dengan batu-batuan ditambah aliran
sungai yang sangat deras. Derasnya arus air sungai Asahan yang berkecepatan 60 s/d 120
meter kubik per detiknya sehingga dapat menghasilkan listrik :
Gambar 10. Potensi aliran sungai Asahan di Desa Tangga, Kec. Aek Songsongan
Dari data meteorologi dan geofisika (BMKG) selama bulan oktober 2014 diperoleh:
Tabel 1. Data Kecepatan Angin
Kelas Kecepatan Angin Istilah Keterangan
(m/detik)
1 0 – 0.5 Angin Reda siang hari
2 0.6 - 1.7 Angin sepoi-sepoi Pagi-siang
1.8 – 3.3 Angin Lemah Siang
3
3.4 – 5.2 Angin Sedang Sore – malam
4 5.3 – 7.4 Angin Tegang Malam
5 7.5 – 9.8 Angin Keras Malam
11
PA = 0.5 x 1,2 x 6,28 m2 x 0.35 x 2,5³ x 0.8 x 0.95
= 564,2 Watt = ± 0,5 kWatt
Radiasi Surya di daerah kecamatan Songsongan Kabupaten Asahan, cukup baik dengan
kisaran IS = 100 - 855 watt/m2 Intensitas minimum terjadi pada pagi dan sore hari,
sedangkan Intensitas maksimum terjadi pada siang hari Maka energy listrik yang dapat
dihasilkan adalah
𝑃𝑆 = 𝐼𝑥𝐴𝑆
𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑆 = 850 𝑥16 𝑚2 = 13.6 kWatt
𝑚2
Sehingga total energy listrik yang dihasilkan pada table 2, sesuai kombinasi energy pada
gambar 11.
Gambar 11. Hybrid Power System yang didesain dengan kapasitas listrik 1 Mwatt
12
6. Metodologi Riset
Merujuk pada tujuan, ruang lingkup, dan keluaran yang diharapkan maka metodologgi
riset yang digunakan dalam kegiatan ini, sesuai gambar 12.
Gambar 12. Metodologi riset yang dilakukan untuk Rancang-Bangun Hybrid Energi
Keamanan suplai energy menjadi focus utama, sesuai sumber daya yang dihasilkan
dan terpasang, sehingga tidak menganggu pasokan energy, sehingga penggunaan energy
terbarukan dapat merupakan pilihan utama untuk pemenuhan energy terutama diadaerah
aliran sungai Asahan.
Upaya ini merupakan pemanfaatan enegy terbarukan untuk daerah-daerah
terpencil, sebagai pilto project/model green energy. Upaya ini juga mendorong
pertumbuhan kawasan-kawasan potensial yang masih tertinggal tetapi dapat juga
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya ini dapat terwujud dengan usaha dari
pihak-pihak terpanggil, misalnya PLTA. Asahan ini.
13
7. Analisis dan Pembahasan
Analisis sistem diawali dengan sistem pengendali energy yang disajikan pada
gambar 13, algoritma sistem pengendalian hybrid energy.
Input :
Debit Air : Q
Kecepatan Angin : VA
Radiasi Surya : IS
Ya Ya
VA ≥ 2.5 m/det IS ≥ 100 w/m2 P=PMH+PA+PS
tidak
tidak P=PMH+PA
Ya
IS ≥ 100 w/m2 P=PMH+PS
tidak
P=PMH
Karena kapasitas daya yang dihasilkan 1 Mw, maka sebagai pengontrol pada
battery adalah energy yang ihasikan. Apabila lebih dari 1 Mw akan disimpan ke ke battery
dan jika kurang dari 1 Mw akan disupali dari battery.
14
7.1. Perhitungan daya listrik
Secara teoritis daya listrik yang dapat dihasilkan dari tenaga mikro hydro disajikan
mengikuti persamaan berikut:
Daya Teoritis (P) = Debit Air (Q) x Head (H) x konstanta gravitasi (g)
Dengan P dalam kW, Q dalam m3/s dan g = 9,81 m/s2
Atau;
P = 9,81 x Q x H (kW)
Dari beberapa referensi dapat diketahui bahwa untuk sistem pembangkit kecil,
sebagai acuan kasar dapat digunakan harga Et = 50% (http://www.itdg.com) Dari hasil
pengukuran yang telah dilaksanakan di atas maka dapat dihitung potensi mikrohidro yang
dapat dihasilkan:
Misalkan Head (H)min = rata-rata 3 meter
Pnetto (minimum) = 9,81 x 60 x 3,00 x 56%
= 988,848 kW∞ 1 MW
15
7.2. Mekanisma Turbin Angin
Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan menggabungkan beberapa
turbin angin sehingga menghasilkan listrik ke unit penyalur listrik. Listrik dialirkan
melalui kabel transmisi dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan
sebagainya. Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain yang umum
adalah jenis turbin dua bilah. Jadi, bagaimana turbin angin menghasilkan listrik? Turbin
angin bekerja sebagai kebalikan dari kipas angin. Bukannya menggunakan listrik untuk
membuat angin, seperti pada kipas angin, turbin angin menggunakan angin untuk
membuat listrik.
Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang
dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Turbin untuk pemakaian umum
berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk
perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.
Jenis turbin angin, dibagi menjadi jenis turbin angin propeler dan turbin angin Darrieus.
Kedua jenis turbin inilah yang kini memperoleh perhatian besar untuk dikembangkan.
Turbin angin propeler adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal seperti baling-
baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus diarahkan sesuai dengan
arah angin yang paling tinggi kecepatannya. Turbin angin Darrieus merupakan suatu
sistem konversi energi angin yang digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak.
Turbin angin ini pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun 1920. Keuntungan
dari turbin angin jenis Darrieus adalah tidak memerlukan mekanisme orientasi pada
arah angin (tidak perlu mendeteksi arah angin yang paling tinggi kecepatannya) seperti
pada turbin angin propeler.
Untuk membuat kincir angin, pada prinsipnya dapat digunakan generator jenis
apapun asal kondisinya bagus dan dayanya cocok. Jadi alternator mobil juga bisa dipakai.
Pada sebagaian besar jenis alternator mobil, tidak menggunakan magnet permanen tetapi
menggunakan magnet listrik ( elektromagnet ). Untuk mengaktifkan elektromagnet
tersebut diperlukan listrik arus searah ( DC ) yang bisa diperoleh dari akumulator ( aki ).
Mengenai cara pembuatan, ada beberap hal yang musti mendapat perhatian khusus.
Pertama, daya dari kincir angin musti lebih besar daripada daya generator ( alternator ).
Yang kedua, jika kecepatan kerja ( RPM ) dari kincir berbeda jauh dengan kecepatan kerja
( RPM ) dari generator ( alternator ) maka poros kincir dan poros generator tidak bisa
disambung secara langsung. Jika RPM kincir lebih tinggi daripada RPM generator, maka
16
diperlukan sistem pereduksi. Jika RPM kincir lebih rendah daripada RPM generator, maka
diperlukan sistem multiplikasi.
Untuk kelas sederhana ( hasil maks 500 watt ) bahan yang perlu dipersiapkan yaitu
- Bahan untuk baling - baling untuk diameter 1 m s/d 1,7 m
- Altenator mobil atau generator khusus tenaga angin.
- Tower ( bisa dari apa saja yang penting aman dan kuat )
- Kabel listrik sesuai kebutuhan
- Dioda untuk 12 volt sebanyak 2 buah
- Baterai atau aki mobil setidaknya kapasitas 45 AH
- Inverter untuk 600 watt
Misalnya panel surya yang akan digunakan adalah berukuran 110 WP, maka
kebutuhan modul surya adalah nilai kebutuhan watt peak tersebut dibagi dengan nilai daya
panel surya, yaitu 2.720 : 110 = 24,73 — dibulatkan keatas menjadi 25 modul surya.
jadi modul surya yang dibutuhkan adalah 5 modul surya dengan ukuran 110 WP. Apabila
digunakan ukuran modul surya yang memiliki daya yang berbeda, maka faktor
pembaginya menyesuaikan dengan besaran watt peak dari modul surya.
Battery yang digunakan adalah battery yang khusus untuk solar system, dari jenis Seak
Lead Acud (SLA) atau Valve Regulated Lead Acid (VRLA). Ukuran battery ditentukan
berdasarkan tegangan dalam satuan Volt (V) dan daya dalam satuan Ampere Jam (AH),
dipasaran yang umum digunakan adalah battery dengan daya 12V atau 24 Volt.
Kebutuhan battery harus juga mempertimbangkan hari otonomi, atau hari-hari dimana
matahari tidak bisa terbit karena cuaca, biasanya diperhitungkan agar system tetap aktif
walaupun cuaca mendung, sehingga PV system tidak bisa mengkonversi daya matahari
adalah selama 3 hari, karenanya kebutuhan daya perhari harus dikalikan dengan 3.
Disamping itu juga harus diperhitungkan faktor efesiensi battery dan pada saat pemakaian
battery tidak boleh dipakai sampai semua daya habis. Kapasitas Battery = (Total daya x 3)
17
/ (0,85 x 0,6 x 12) = (1000*3) / (0,6 x 0,85 x 12) = 490,1961 AH. Dan Apabila battery
yang digunakan adalah battery 12V 200AH, maka jumlah battery yang dibutuhkan =
490,1961/200 = 2,45 ∞ 3 battery
Perlu diperhatikan adalah angka Isc (short circuit current), nilainya dikalikan dengan
jumlah panel surya, hasilnya merupakan nilai berapa nilai minimal dari charge controller
yang dibutuhkan Daya solar charge controller = 25 x 7,5 = 187.5 A. Jadi Solar Charge
Controller harus memiliki daya minimal 187.5A
8. Kesimpulan
PLTMH dialiran sungai Asahan yang didukung oleh hybrid energy angin dan surya
akan menghasilkan listrik dengan kapasitas yang tetap, maka diperlukan integrasi dengan
sumber listrik lainnya yang bersifat ramah lingkungan. Mendirikan sebuah PLTMH yang
didukung oleh energy hybrid akan memberikan kontribusi bagi masyarakat apabila dapat
digunakan secara tetap, tidak naik-turun, sehingga sangat diperlukan pengontrol battery
dalam menyimpan dan mensuplai energy.
Kombinasi dari penggunaan listrik tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga micro hidro
mampu mengatasi krisis energi dan mengurangi pencemaran lingkungan, dan optimalisasi
keberadaan sungai Asahan sebagai sumber energy listrik di Provinsi Sumatera Utara,
dapat menjadi sebuah pilot proyek.
18
10. PENUTUP
PLTMH sangat diperlukan untuk mengatasi kebutuhan akan kekurangan listrik di
Provinsi Sumatera Utara, tetapi perlu kiranya didukung oleh sumber daya hybrid energi
lainnya yang ramah lingkungan untuk menghasil energy yang tetap terjamin sesuai
kapasitasnya. Ucapan Terimakasih disampaikan kepada . PT. INDONESIA ASAHAN
ALUMINIUM (PERSERO) dan PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA c.q.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, yang berinisiatip dan melemparkan
ide membuat seminar.
Medan, 10 November 2014
Dr. Zakarias Situmorang, MT
Johanes Andriano Situmorang
DAFTAR PUSTAKA
Harian Tribun Medan, Selasa, 4 November, 2014 halaman 8. Badan Penanaman Modal
dan Provinsi (BPMP) Sumatera Utara mengejar target realisasi investasi Rp. 13,1 Triliun
M. Rif’an, Sholeh HP, Mahfudz Shidiq; Rudy Yuwono;Hadi Suyono dan Fitriana S, 2012
“Optimasi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Matahari di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Brawijaya, Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro jadi alternatif, Waspada Online, Sabtu, 1
November 2014 pukul 08:07 http://www.waspada.co.id/.
Situmorang, Z., Retantyo Wardoyo, 2006, Desain Hybrid Intelligence Fuzzy Controller
untuk Alat Pengering Kayu Tenaga Panas Surya, Media Unika Tahun. 18 No. 60 (Mei-
Juni) 2006, ISSN 0852 – 1832, hal. 375 - 396.
Situmorang, Z., Retantyo Wardoyo., Sri Hartati., Jazi Eko Istiyanto, 2008b., . The
Schedule of Optimal Fuzzy Controller Gain with Multi Model Concept for a Solar
Energy Wood Drying Process Kiln, International Conference on Power Control And
Optimization (PCO-2008), Chiengmai, Thailand, 18-20, July 2008.
Situmorang, Z, 2012, Sistem pengendali cerdas tenaga surya berbasis algoritma genetika,
laporan penelitian hibah bersaing, DIKTI.
Situmorang, Z, 2014, Sistem pengering tenaga surya dengan Jaringan Saraf Tiruan,
laporan penelitian hibah bersaing, DIKTI.
SK Menteri Pekerjaan Umum, No. 145/KPTS/M/2013 “Pola Pengelolaaan Sumber Daya
AirWilayah Sungai Toba Asahan”.
S. N. Dewi, R. J. Akbar, Viva News, Jum'at, 31 Oktober 2014, 14:10,
http://news.viva.co.id/
Surya Bagaskara, Sardono Sarwito, Indra Ranu Kusuma, 2008, Analisa Pemanfaatan
Turbin Angin Sebagai penghasil Energi Listrik Alternatif di Pulau Panggang Kepulauan
Seribu, Tugas Akhir, Teknik Perkapalan ITS Surabaya.
Turnip, A, Demi.S, Hariyadi dan Hanif F, 2014, Peran LIPI dalam pembangunan Samosir
menuju swadaya Energy, UPT Balai Pengembangan Instrumentasi LIPi Bandung
Waspada Online, Jumat, 31 Oktober 2014 pukul 15:12 http://www.waspada.co.id/
19
Johanes A.Situmorang
1. Nama Lengkap Dr. Zakarias Situmorang, MT
2. Tempat & Tanggal Lahir Binjai, 14 April 1965
Dosen di Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
3. Pekerjaan
Dosen Pasca Sarjana Fasilkom-TI USU
4. Bidang Keahlian Ilmu Komputer dan Sistem kontrol
Jl. Setiabudi No. 479-F Tanjungsari Medan, 20132
5. Alamat Perguruan Tinggi
Telp/Fax 061-8210161/061-8213269
Jl. Anyelir No. 3 Kompleks Kejaksaaan, Simpang Selayang –
Medan
6. Alamat Rumah Lengkap Telp/Fax 061-8365745
Hp 08126479840
Email zakarias65@yahoo.com
7. Pendidikan Strata-1 dari USU, Strata-2 dari ITB dan Strata-3 dari UGM.
1. Koordinator Tim ICTPura Prov.Sumatera Utara, 2011-2013
2. Wakil ketua wilayah Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan
lmu Komputer (APTIKOM) Wilayah I Sumatera Utara – Aceh
Priode 2011-2015
8. Organisasi Ilmiah/Profesi
3. Ketua Umum Ikatan Intelektual Harapan Anak Negeri Batak
(Ihan-Batak) 2104-2017
4. Anggota Aktif “Indonesia Computer Electronics and
Instrumentation Support Society” indoCEISS
1. Sistem Pengendali Cerdas Tenaga Surya dengan Algoritma
Genetika’ 2013
9. Karya Ilmiah Penelitian
2. Sistem Pengering Tenaga Surya Berbasis Jaringan Saraf Tiruan,
2014.
20