Jurnal Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

REDESAIN KAWASAN GELANGGANG OLAH RAGA KABUPATEN BADUNG

DI DESA MENGWI

Nyoman Hari Sukayasa


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa
Email : harisukayasa@gmail.com

ABSTRAK

Olah raga merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia yang sudah menjadi
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi yang bermanfaat baik untuk jasmani maupun rohani.
Kegiatan olah raga yang ada dapat berupa olah raga sebagai profesi, hobi, rekreasi, maupun
prestasi. Provinsi Bali dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang banyak mencetak
prestasi di kancah nasional. Sebut saja saat PON XIX Tahun 2016 di Jawa Barat, Bali
berhasil memperoleh peringkat ke-6 dari 34 provinsi seIndonesia. Menanggapi hal tersebut,
Bapak Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta mengatakan bahwa prestasi saat PON XIX
sudah sangat membanggakan, mengingat fasilitas olah raga di Bali belum merata dan
sebagian besar belum masuk standar nasional. Salah satu fasilitas penunjang untuk kegiatan
olah raga adalah adanya Gelanggang Olah Raga (GOR) pada tiap kota/kabupaten. Salah satu
GOR terbesar di Bali adalah GOR Kabupaten Badung yang dibangun di Desa Mengwi. Di
kawasan GOR Kabupaten Badung ini terdapat fasilitas untuk olah raga sepak bola, atletik,
basket, voli, tenis meja, bulu tangkis, judo, karate, pencak silat, panjat tebing, tenis lapangan,
tribun sepak bola, gudang peralatan, zona religi dibagian Timur dan Barat kawasan. Entrance
kawasan ini ada di tiga titik, yaitu di bagian Timur lapangan yang berupa candi bentar, bagian
Utara dan Barat GOR yang langsung menuju ke tempat parkir. Dari segi tata letak, bangunan
GOR basket dan GOR bulu tangkis berdekatan sehingga mengganggu sirkulasi pejalan kaki.
Selain itu ada beberapa fasilitas yang tak layak pakai seperti kantor pengurus tarung derajat,
tribun penonton yang dinilai kurang berfungsi dengan baik, kapasitas parkir yang belum
memadai, toilet yang tak layak pakai, pedestrian yang tergenang air, utilitas yang kurang
terurus dan penempatan tandon air yang merusak visual bangunan. Serta ada rencana dari
Disdikpora untuk memperluas GOR bulu tangkis yang dinilai sudah tidak layak pakai
dikarenakan tribun penonton yang jebol dan lantai lapangan yang sudah hancur. Dari
berbagai permasalahan yang terjadi dikawasan tersebut, dibutuhkan suatu pemecahan
masalah dengan mendesain ulang ( redesain) kawasan GOR Kabupaten Badung di Desa
Mengwi, Kec. Mengwi, Kab. Badung agar menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Diharapkan dengan redesain kawasan GOR Kabupaten Badung di Desa Mengwi dapat
meningkatkan aktifitas olah raga masyarakat dan mampu menjadi salah satu daya tarik
wisatawan di daerah Mengwi. Membangun citra kawasan GOR Kabupaten Badung di Desa
Mengwi yang bersih, aman, dan nyaman.

Kata Kunci : Olah raga, PON XIX, fasilitas olah raga, GOR Kab. Dati II Badung, Desa
Mengwi.
PENDAHULUAN merupakan suatu wilayah dimana di
dalamnya tersedia beberapa penunjang
Olah raga merupakan salah satu
kegiatan olah raga seperti lapangan sepak
bagian dari kehidupan manusia yang sudah
bola, lapangan bulu tangkis, tennis, basket
menjadi kebutuhan hidup yang harus
dan seterusnya. Di masa ini Gelanggang
dipenuhi. Dalam olah raga manusia dapat
Olah Raga tidak hanya dijadikan sebagai
menemukan manfaat baik jasmani maupun
pusat olah raga namun juga sebagai sarana
rohani. Kegiatan olah raga yang ada dapat
rekreasi untuk masyarakat. Salah satu
berupa olah raga sebagai profesi, hobi,
GOR terbesar di Bali adalah GOR
rekreasi, maupun prestasi. Membicarakan
Kabupaten Badung yang dibangun di Desa
tentang prestasi, Provinsi Bali dikenal
Mengwi pada saat pemindahan Pusat
sebagai salah satu provinsi di Indonesia
Pemerintahan Kabupaten Badung yang
yang banyak mencetak prestasi di kancah
dikarenakan kebakaran Pusat
nasional. Sebut saja saat PON XIX Tahun
Pemerintahan Kabupaten Badung di
2016 di Jawa Barat, Bali berhasil
Lumintang.
memperoleh peringkat ke-6 dari 34
Dari kunjungan ke Disdikpora, penulis
provinsi seIndonesia. Menanggapi hal
mendapatkan informasitentang GOR
tersebut, Bapak Wakil Gubernur Bali, I
Kabupaten Badung merupakan GOR yang
Ketut Sudikerta mengatakan bahwa
secara langsung dikelola oleh Disdikpora
prestasi saat PON XIX sudah sangat
Badung. Kebijakan ini tertuang dalam
membanggakan, mengingat fasilitas olah
Surat Keputusan Bupati Nomor :
raga di Bali belum merata dan sebagian
1279/01/HK/2010 tentang Penetapan
besar belum masuk standar nasional.
Status Penggunaan Gedung Olah Raga
Beliau menjelaskan pihak Pemprov Bali
beserta Barang Inventaris lainnya Milik
tengah berusaha membangun fasilitas olah
Pemerintah Kabupaten Badung kepada
raga bertaraf internasional. Sehingga
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
kedepan masyarakat Bali bisa terfasilitasi
Kabupaten Badung dan KONI Kabupaten
dengan baik dalam kegiatan berolah raga,
Badung sebagai pendukung Operasional
sekaligus menjaring minat dan bakat
Pengelolaan Gedung Olah Raga beserta
generasi muda serta menarik minat
Barang Inventaris lainnya Milik
wisatawan. Salah satu fasilitas penunjang
Pemerintah Kabupaten Badung. Serta ada
untuk kegiatan olah raga adalah adanya
rencana dari Disdikpora untuk memperluas
Gelanggang Olah Raga (GOR) pada tiap
GOR bulu tangkis yang dinilai sudah tidak
kota/kabupaten. Gelanggang Olah Raga
layak pakai dikarenakan tribun penonton
yang jebol dan lantai lapangan yang sudah terurus. Dari berbagai permasalahan yang
hancur. Di kawasan GOR Kabupaten terjadi dikawasan tersebut, dibutuhkan
Badung ini terdapat fasilitas untuk olah suatu pemecahan masalah dengan
raga sepak bola, atletik, basket, voli, tenis mendesain ulang ( redesain) kawasan GOR
meja, bulu tangkis, judo, karate, pencak Kabupaten Badung di Desa Mengwi, Kec.
silat, panjat tebing, dan tenis lapangan. Mengwi, Kab. Badung agar menjadi lebih
Dikawasan GOR ini juga terdapat tribun baik dari keadaan sebelumnya. Diharapkan
penonton untuk sepak bola yang tingginya dengan redesain kawasan GOR Kabupaten
mencapai 3 lantai, gudang peralatan, dan Badung di Desa Mengwi dapat
meningkatkan aktifitas olah raga
obor olimpiade. Entrance kawasan ini ada
masyarakat dan mampu menjadi salah satu
di tiga titik, yaitu di bagian Timur daya tarik wisatawan di daerah Mengwi.
lapangan yang berupa candi bentar, bagian Membangun citra kawasan GOR
Kabupaten Badung di Desa Mengwi yang
Utara dan Barat GOR yang langsung
bersih, aman, dan nyaman.
menuju ke tempat parkir. Dari segi tata
letak, bangunan GOR basket dan GOR HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
bulu tangkis berdekatan sehingga
mengganggu sirkulasi pejalan kaki. Selain Berdasarkan kebutuhan ruang yang
itu ada beberapa fasilitas yang tak layak dibutuhkan untuk fasilitas di kawasan
pakai seperti kantor pengurus tarung GOR Kab. Badung ini dapat ditentukan
luasan yang diperlukan ini :
derajat, tribun penonton yang dinilai Fungsi Utama 13.386,82 m²
kurang berfungsi dengan baik, kapasitas Fungsi Penunjang 978,94 m²
Fungsi Servis 3.487,6 m²
parkir yang belum memadai, toilet yang
Total 17.909,76 m²
tak layak pakai, pedestrian yang tergenang
air, utilitas yang kurang terurus dan Koefisien Dasar Bangunan yang
ditetapkan didaerah Badung adalah 40%,
penempatan tandon air yang merusak
sedangkan luasan Kawasan GOR Kab.
visual bangunan. Dikawasan GOR ini Badung yaitu 4,7 ha.
terdapat 2 zona religi yang terletak di
LOKASI SITE
Barat Laut dan Timur Laut kawasan, yang
menjadi tepat kegiatan upacara keagamaan Kawasan GOR Kab. Badung berlokasi
bila ada aktifitas di kawasan GOR. di Jl. Danau Buyan, Desa Mengwi,
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Penataan zona religi dibagian Barat Laut
sangat bagus, namun penataan di zona
religi bagian Timur Laut kurang
diperhatikan sehingga terlihat kurang
beberapa ornament ditambahkan sebagai
pelengkap bangunan.

KONSEP DASAR

Konsep dasar yang direncanakan pada


Redesain Kawasan GOR Kabupaten
Badung di Desa Mengwi ini adalah
“Arsitektur Sportif”, dimana penerapan
konsep dasar ini harus mampu mengatasi
berbagai permasalahan iklim dan
lingkungan serta menciptakan kawasan
untuk keperluan olahraga yang dapat
memunculkan sportifitas.

TEMA RANCANGAN

Tema yang akan digunakan dalam


Redesain Kawasan GOR Kabupaten
Badung di Desa Mengwi ini adalah
Regionalism . Pendekatan Arsitektur
Regionalism yang memiliki arti suatu
proses perencanaan dan perancangan suatu
karya arsitektural yang selalu
menggunakan teori-teori atau prinsip dasar
atau konsep berdasarkan langgam
arsitektur era pasca modern yang
cenderung menonjolkan unsur-unsur lokal
dari suatu tempat (daerah) dimana sebuah
bangunan itu didirikan. Bentuk bangunan
yang mencirikan budaya bali dengan
penerapan material batu bata merah dan
DOKUMENTASI GAMBAR
KONSEP ENTRANCE

Bentuk dasar entrance berupa angkul-angkul yang dimaksudkan untuk melestarikan


arsitektur lokal dan memadukannya dengan kesan “modern” serta kombinasi dari gaya
bebadungan yang mempunyai ciri khas menggunakan material batu bata merah dan
pengulangan pemasangan “rhytm”. Penggunaan bentuk dasar angkul-angkul bertujuan
memberikan kesan gagah dan terbuka.

POLA MASA DAN SIRKULASI

Konsep sirkulasi site adalah konsep yang digunakan dalam mengatur sirkulasi
kendaraan dan pejalan kaki yang ada didalam site. Dengan tujuan untuk mendapatkan
sirkulasi yang efektif dan optimal dalam menunjang segala aktifitas dalam site dan juga untuk
mendapatkan pola pergerakan didalam site yang mampu memberikan pengarahan yang tepat
bagi aktifitas yang diwadahi. Sirkulasi yang digunakan dalam Redesain Kawasan GOR
Kabupaten Badung adalah sirkulasi Linier dan campuran.
Sirkulasi Kendaraan Masuk
Sirkulasi Kendaraan Keluar
Sirkulasi Emergency

KONSEP RUANG LUAR

Konsep penataan ruang luar bertujuan untuk meningkatkan kualitas visual atau
pandangan dalam lingkungan site. Pada konsep ruang luar ini direncanakan menggunakan
beberapa vegetasi yang membantu penghawaan alami dan menambah visual seperti
penggunaan pohon kamboja yang merupakan maskot Kabupaten Badung, dan penggunaan
pohon akasia yang memberikan kesejukan didalam site dengan karakteristiknya yang berakar
tunggang sehingga tidak merusak perkerasan.
KONSEP TAMPILAN BANGUNAN

Bentuk dari Gedung Olah Raga mengambil bentuk dasar bangunan Bali yaitu kepala,
badan, kaki, dan dipadukan dengan gaya bebadungan yang terkesan modern yang
menggunakan material batu bata merah. Serta penerapan cross ventilation yang berfungsi
sebagai penghawaan alami dan memberikan kesan transparan.

Kepala

Badan

Kaki

Material Bata Merah Pasangan Bata Menyilang Kombinasi Paras Jogja

KONSEP RUANG DALAM

Pada lapangan bulu tangkis bahan penutup lantai menggunakan 5 lapis bahan yang
merupakan standar BWF, lapis pertama adalah bahan berteknologi pengisap untuk
mengurangi mobilitas, lapis kedua dan keempat yaitu lapisan penyiraman berbutir padat,
lapisan ketiga merupakan serat fiberglas, lapisan kelima adalah lapisan anti slip setebal 5mm.
Dinding lapangan finishing cat putih untuk memberikan kesan netral, rangka atap baja
dengan sistem rangka batang yang bertujuan membuat ruangan lebih luas dan bahan penutup
atap menggunakan bahan membran agar beban atap tidak terlalu berat.
Tempat duduk toping Pembatas Kaca Lantai beton memberikan
papan kayu kesan “kejujuran”

KONSEP STRUKTUR

Upper Struktur menggunakan material baja


dengan sistem rangka batang

Super Struktur menggunakan sistem rangka


dengan material beton bertulang, kolom dan
balok

Sub Struktur menggunakan pondasi foot plat


dan pondasi menerus
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Makasar : Graha Ilmu

Anonim. 2016. Atlet Bali Raih Posisi 6 di PON XIX Jawa Barat.
https://beritabali.com/read/2016/09/30/201609300005/Atlet-Bali-Raih-Posisi-6-di-
PON-XIX-Jawa-Barat.html

Anonim. 2017. Public Address Sound System. http://sainstek.com/2017/09/15/public-address-


sound-system/

Anonim. Kelurahan Desa Mengwi. 2017. Profil Desa Mengwi.

Ching, Francis.D.K. 2007. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga

Curtis, William. 1985. Regionalism in Architecture. Editor Robert Powel. Singapura:Concept


Media

Departemen Pekerjaan Umum. SNI-03-3647-1994. Standar Tata Cara Perencanaan Teknik


Bangunan Gedung Olah Raga. Bandung. 1994

Frick H, FX Bambang Suskiyanto. 1998. Dasar-dasar Eko-arsitektur. Yogyakarta : Kanisius

Hakim, Rustam. 2011. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara

James C Snyder dan Anthony J Catanese. 1994. Pengantar Arsitektur. Erlangga

Mustika, Meidayanti. 2012. Utilitas 2. Buku Ajar. Universitas Warmadewa. Tidak Diterbitkan

Neufert. Ernest. 2002. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga

Pemerintah Kabuapten Badung. Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 26 Tahun 2013
tentang Rencana Tata Ruang atau Wilayah Kabupaten Badung Tahun 2013-2033
(Kawasan Peruntukan Pariwisata). Bali. 2013

Pemerintah Kabupaten Badung. Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 3 Tahun 2016
Mengenai Penampilan Luar Bangunan Gedung. Bali. 2016

Runa, Wayan. 2011. Materi Kuliah Konservasi Arsitektur. Buku Ajar. Universitas
Warmadewa

Santoso, Eko Jalu. 2010. The Art of Life Revolution. Elex Media Komputindo
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. New York : Van Nostrand Reinhold
Company

Surat Keputusan Bupati Nomor : 1279/01/HK/2010 tentang Penetapan Status Penggunaan


Gedung Olah Raga beserta Barang Inventaris lainnya Milik Pemerintah Kabupaten
Badung kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Badung dan
KONI Kabupaten Badung. Bali. 2010
Wondoamiseno, R.A. 1991. Regionalisme dalam Arsitektur Indonesia : Sebuah harapan.
Yogyakarta : Yayasan Rupadatu.

Anda mungkin juga menyukai