Anda di halaman 1dari 5

BAB I

A. PENDAHULUAN
Al-Qur'an adalah permulaan Islam dan manifestasinya yang terpenting. Al-Qur'an petunjuk
bagi umat manusia, juga penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara hak,
kebenaran, dan basil, kepalsuan. Al-Qur'an petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
tugasnya sebagai khalifah Allah di bumf. Al-Qur'an adalah dunia tempat Muslim hidup. Al-
Qur'an adalah serat yang membentuk tenunan kehidupannya; ayat-ayat Al-Qur'an benang
yang menjadi rajutan jiwanya. Al-Qur'an ibarat sebuah permata yang memancarkan cahaya
yang berbedabeda sesuai dengan sudut pandang masing-masing pembacanya.

Al-Qur'an adalah kitab suci untuk pedoman hidup manusia sepanjang masa. Ia mengandung
ajaran yang relevan untuk kehidupan manusia kapan saja dan di mana saja. Sebagian besar
berupa norma-norma pokok umum, Sebagian kecil berupa ketetapan hukum yang rind dan
mengikat umatnya. Ijithad untuk menetapkan hukum dalam segala bentuk selalu terbuka
sejauh tidak menyimpang dari norma-norma pokok tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

B. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Manusia bertanggung jawab atas perbuatannya
sebagai individu maupun kelompok. Seseorang tidak memikul tanggung jawab orang lain, begitu juga
suatu kelompok tidak menanggung kesalahan kelompok lain. Manusia tidak dituntut
pertanggungjawaban atas apa yang tidak diketahuinya. Ia dimintai pertanggungjawaban atas segala
yang telah diketahui dan yang diberi kesempatan untuk mengetahuinya melalui rasul-rasul Allah.
Tidak semua di alam gaib tertutup bagi pengetahuan manusia. Apa yang kepadanya diberikan
kesempatan untuk mengetahuinya, itulah yang akan dituntut pertanggungjawabannya. Sebagian
manusia demikian saleh dan baik sehingga Allah memberi mereka tugas jauh di luar kemampuan
manusia umumnya. Namun, mereka membutuhkan energi tambahan untuk menunaikan tugas berat
tersebut. Allah menciptakan manusia sebaik-baik bentuk penciptaan. Manusia hanyalah
bagian sangat kecil dari penciptaan ini. Manusia diminta merenungkan dirinya sendiri yang
mulanya begitu remeh. Bahan yang membentuknya, lepas dari kehidupannya, hanya
segumpal tanah atau tanah liar. Bahan itu ialah tahap pertama, tetapi bahan itu pun ticlak jadi
dengan sendirinya; ia diciptakan Allah. Tuhan membawa manusia ke dunia sebagai makhluk
tak berpengetahuan. Dia menciptakan pendengaran, penglihatan dan jantung hati untuk
membantu manusia selama hidup.1

1
Ali Issa Othman,Manusia menurut al ghazali, Pustaka,Bandung,1981

1
Al-Qur'an menyebut manusia sebagai makhluk terpuji dan makhluk tercela. Itu tidak berarti
manusia dipuji dan dicela dalam waktu yang bersamaan, melainkan bahwa dengan fitrah
yang telah disiapkan baginya, manusia dapat menjadi makhluk yang relatif sempurna dan
dapat pula menjadi makhluk yang serbakurang. Dengan kesiapan fitrahnya yang khan,
manusia merupakan makhluk termulia dibandingkan makhluk-makhluk lain yang berada di
langit dan di bumi, baik bernyawa maupun tidak bernyawa.2

C. TUJUAN AL-QUR’AN BAGI MANUSIA


Allah menurunkan Al-Qur'an untuk menyelamatkan manusia. Al-Qur'an berkepentingan
dengan diri kita sendiri, karena di dalam diri kita sesungguhnya ada "orang-orang yang kafir"
(kafirun), "orang-orang yang mempersekutukan Allah" (musyrikun), "orang-orang yang
munafik" (munafiqun), dan "orang-orang yang aniaya" (zhalimun); bahwa para nabi
merupakan pencerminan intelek dan hati nurani kita; bahwa setiap hari semua kisah-kisah
dalam Al-Qur'an terulang dalam diri kita; bahwa Mekkah adalah jantung kita; dan bahwa
zakat, puasa, haji, dan jihad merupakan kebajikan-kebajikan yang tersembunyi maupun
terang-terangan.

Al-Qur'an bertujuan membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta
menetapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi 1bhan seru sekalian alam. Al-
Qur'an mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Umat manusia merupakan satu
umat yang seharusnya dapat bekerja sama dalam pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan
tugas kekhalifahan. Al-Qur'an bertujuan menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja
antarsuku atau bangsa, tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat,
naturan dan supernatural, kesatuan ilmu, iman dan rasio, kesatuan kebenaran, kesatuan
kepribadian manusia, kesatuan kemerdekaan dan determinisme, kesatuan sosial, politik dan
ekonomi, yang semuanya berada di bawah satu keesaan, yaitu keesaan Allah SWT. Al-Qur'an
mengajak manusia berpikir dan bekerja sama dalam bidang kehidupan berimasyarakat dan
bernegara melalui musyawarah dan mufakat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan. Al-
Qur'an bertujuan membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit, dan
penderitaan hidup serta pemerasan manusia atas manusia dalam bidang sosial, ekonomi,
politik dan agama. Al-Qur'an memaduan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih
sayang, dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok kehidupan masyarakat
manusia. Al-Qur'an memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan
falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatan wasathan yang menyeru kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran. Al-Qur'an menekankan peranan ilmu dan teknologi
guna menciptakan satu peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan
paduan Nur Ilahi.

2
IBID

2
Al-Qur'an memiliki tiga jenis petunjuk bagi manusia. Pertama, doktrin, yang memberikan
pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya. la mengandung
segala pelajaran yang diperlukan manusia untuk mengetahui siapa dirinya, di mana ia berada,
dan ke mana ia pergi. Kedua, petunjuk yang menyerupai ringkasan sejarah manusia
sepanjang zaman dan segala cobaan yang menimpa mereka. AI-Qur'an adalah petunjuk
tentang kehidupan manusia, yang dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian,
yang dimulai dari Dia dan kembali kepada Dia. Ketiga, Al-Qur'an berisi sesuatu yang dapat
disebut "magi" agung dalam arti metafisis. Ayat Al-Qur'an mengandung kekuatan yang
berbeda dari apa yang kita pelajari secara rasional.

Sebagai kitab suci terakhir untuk seluruh manusia hingga akhir zaman, Al-Qur'an
menghadapi masyarakat dengan kebudayaan dan peradaban yang terns berkembang dan
maju. la mengandung ayat-ayat kealaman dan kemasyarakatan yang dapat dijadikan
pedoman, motivasi dan etika dalam rekayasa masyarakat dan rekayasa teknik. Rekayasa
masyarakat adalah penciptaan tatanan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi objektif
setiap komunitas masyarakat dengan tetap bersendi pada prinsip-prinsip umum yang
ditetapkan Al-Qur'an. Substansi ajaran Al-Qur'an tidak bermaksud menciptakan masyarakat
yang seragam di seluruh belahan bumi sepanjang masa, tetapi memberikan prinsip umum
yang memungkinkan terwujudnya poly keseimbangan hidup di dalam masyarakat, dan
mewujudkan suasana ketenteraman hidup di bawah rida Tuhan; terciptanya baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur.

Al-Qur'an adalah kitab suci untuk segala waktu dan tempat. Al-Qur'an dari waktu ke waktu
menghadapi realitas masyarakat manusia di segala tempat yang berubah-ubah. Al-Qur'an
memberikan norma-norma, bukan sistem hukum. Norma-norma itulah yang menjadi ukuran
seluruh hukum yang berlaku dalam masyarakat umat manusia, baik hukum positif, moral,
susila, ataupun adat kebiasaan. Hukum yang begitu lugs jangkauannya niscaya memiliki
flexibility sehingga ia sesuai untuk segala tempat dan masa. Flexibility ini diberikan AI-
Qur'an dengan rnenyatakan segala sesuatu yang diperintalikan harus dikerjakan dan segala
sesuatu yang dilarang harus ditinggalkan. Al-Qur'an memberikan norma-norma dasar belaka,
karena itu dalam menentukan jenis hukuman Al-Qur'an pun memberikan dasar yang umum
pula, dengan menyatakan bahwa hukuman untuk suatu perbuatan jahat haruslah sebanding
dengan perbuatan itu. Dengan adanya dasar yang bersifat umum ini, tiap-tiap masyarakat
manusia dalam segala waktu dan tempat dapat memikirkan dan mengadakan jenis hukuman
yang sesuai dengan keadaannya masing-masing.

Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai "reformasi besar" kemanusiaan dengan kekuatan yang
memengaruhi setiap jiwa. Dia menjadikan manusia sebaik-baik umat setelah lama
terbelakang dan tertinggal. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah yang bila dipelajari akan
membantu kits menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian
berbagai problem hidup. Al-Qur'an yang dihayati dan diamalkan akan menjadikan pikiran
(cipta), rasa, dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi
stabilitas dan ketenteraman hidup pribadi dan masyarakat. Ketika Nabi saw. ditanya tentang
apa yang beliau lakukan agar terus dikenang oleh generasi-generasi sesudahnya, beliau
menjawab, "Membaca Al-Qur'an."

3
BAB III

KESIMPULAN

Allah menurunkan Al-Qur'an untuk menyelamatkan manusia. Al-Qur'an berkepentingan


dengan diri kita sendiri, karena di dalam diri kita sesungguhnya ada "orang-orang yang kafir"
(kafirun), "orang-orang yang mempersekutukan Allah" (musyrikun), "orang-orang yang
munafik" (munafiqun), dan "orang-orang yang aniaya" (zhalimun); bahwa para nabi
merupakan pencerminan intelek dan hati nurani kita; bahwa setiap hari semua kisah-kisah
dalam Al-Qur'an terulang dalam diri kita; bahwa Mekkah adalah jantung kita; dan bahwa
zakat, puasa, haji, dan jihad merupakan kebajikan-kebajikan yang tersembunyi maupun
terang-terangan.

Al-Qur'an memiliki tiga jenis petunjuk bagi manusia. Pertama, doktrin, yang memberikan
pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya. la mengandung
segala pelajaran yang diperlukan manusia untuk mengetahui siapa dirinya, di mana ia berada,
dan ke mana ia pergi. Kedua, petunjuk yang menyerupai ringkasan sejarah manusia
sepanjang zaman dan segala cobaan yang menimpa mereka. AI-Qur'an adalah petunjuk
tentang kehidupan manusia, yang dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian,
yang dimulai dari Dia dan kembali kepada Dia. Ketiga, Al-Qur'an berisi sesuatu yang dapat
disebut "magi" agung dalam arti metafisis. Ayat Al-Qur'an mengandung kekuatan yang
berbeda dari apa yang kits pelajari secara rasional.

4
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’anul karim dan terjemahnya

Ali Issa Othman,Manusia Menurut Alghozali,Pustaka Bandung,1981.

Anda mungkin juga menyukai