Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN ARTICLE REVIEW:

DE EP B REAT HING EXE RCIS E DA N AC TIVE RAN GE OF


M OTIO N E FEKTIF MENURUNKAN DYSPNEA PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE

DISUSUN:
NUR LATIFAH ISMI F 20901700060
NURUL FATIMAH 20901700061
HASTO ARIF F 2090170006
ZULIFAH 2090170006

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
BAB I

A. Latar Belakang
Penyakit j antung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi
penyebab nomor satu kematian di dunia dengan diperkirakan akan terus
meningkat hingga mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Yancy, 2013; Depkes,
2014). Masalah tersebut juga menjadi masalah kesehatan yang progresif
dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di Indonesia (Perhimpunan
Dokter Kardiovaskuler, 2015).
Penatalaksanaan yang di gunakan dalam kasus ini salah satunya adalah farmakologi yang
dilakukan seperti pemberian glikosida jantung, terapi diuretik, d an t er ap i vas od
il at or. Pen at al a ks an aa n no n farmakologi yang dapat dilakukan yaitu edukasi,
ex- ercise dan peningkatan kapasitas fungsional. Salah satu penyelesaian
masalah dyspnea yang dapat dilakukan dengan pemberian oksigenasi untuk
menurunkan laju pernafasan. Pemberian posisi dan breathing exercise dapat
dilakukan untuk mengurangi usaha serta meningkatkan fungsi otot pernafasan.
Latihan fisik yang dapat ditoleransi juga menjadi penatalaksanaan dalam
meningkatkan perfusi jaringan dan memperlancar sirkulasi (Smeltzer, 2008; Sani,
2007)
Hal yang mendasari pengangkatan tema ini dalam review artikel yang kami
lakukan adalah, deep breathing and active range of motion efektif untuk
menurunkan dypsnea pada pasien congestive heart failure, serta Salah satu
breathing exercise yang dapat dilakukan adalah deep breathing exercise yaitu
aktivitas keperawatan yang berfungsi meningkatkan kemampuan otot-otot
pernafasan untuk meningkatkan compliance paru dalam meningkatkan fungsi ventilasi
dan memperbaiki oksigenasi (Smelzer, 2008; Price,2006), namun tindakan
keperawatan ini belum banyak diketahui dan dilaksanakan di RSI. Sultan Agung,
serta intervensi ini sepenuhnya melakukan intervensi secara mandiri terhadap
rehabilitasi jantung. Sehingga perlu adanya transfer knowledge oleh akademisi
terhadap praktisi.
B. Tujuan
a. Untuk transfer knowledge akademisi terhadap praktisi yang ada dilahan
b. Untuk penerapan intervensi mandiri perawat terhadap pasien dipsnea dengan
CHF

Anda mungkin juga menyukai