PENDAHULUAN
mengolah, dan menarik kesimpulan atas jawaban suatu masalah dengan menguji
kecocokan antara teori dengan fakta di dunia nyata. Penelitian ilmiah pada
harus mencari jalan keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang
relevan. Dugaan atau perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis.
Namun jika ada pertanyaan tentang apa yang diteliti, maka jawabannya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh
karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa adanya variabel dan
dalam penelitian tersebut. Namun terkadang banyak hal yang menyebabkan salah
pengertian mengenai variabel dan hipotesis dalam suatu penelitian. Dalam makalah
1
ini akan mengupas tentang variabel dan hiposesis untuk meminimalisir terjadinya
hal tersebut.
ini yaitu:
yaitu :
2
7. Menjelasakan jenis-jenis hipotesis ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variabel
Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari (Kerlinger dalam
Sugiyono, 2012: 38). Sedangkan menurut Margono (2010: 133) variabel adalah
konsep yang mempunyai variasi nilai. Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Misalnya, berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok
orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Sedangkan menurut
Sugiyono (2012:38) bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
variabel penelitian adalah suatu objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan dari
hasil penelitian.
yaitu :
4
2. Membedakan satu objek dengan objek yang lain dalam satu populasi
3. Dapat diukur
1. Variabel Independen
2. Variabel dependen
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel ini biasanya disebut sebagai variabel
3. Variabel Moderator
Contoh: Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akan semakin kuat bila
guru manpu menciptakan iklim kelas yang sangat baik, sebaliknya semakin rendah
5
bila guru kurang menciptakan iklim kelas yang baik. Dalam kasus seperti ini
variabel iklim kelas merupakan variabel moderator bagi pengaruh variabel motivasi
4. Variabel Intervening
hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
Contoh: Pengaruh belajar terhadap prestasi siswa. Rajin tidaknya siswa itu belajar
secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi siswa. Dia dikatakan tidak
langsung karena cara belajar siswa berpengaruh langsung terhadap hasil belajar,
belajar siswa. Dengan demikian diantara pengaruh belajar terhadap prestasi belajar
5. Variabel Kontrol
6
Variabel kuantitatif juga terdiri atas dua kelompok, yaitu :
1. Variabel diskrit (discrete), yaitu variabel kuantitatif yang tidak memiliki nilai
angka pecahan. Misalnya: Jarak tempat tinggal dengan sekolah adalah 7 km.
Sesungguhnya jarak tersebut tidak tepat 8 km, tetapi berada di antara 7,9 km
pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota
yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota
Misalnya :
Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat
7
dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari
2. Skala Ordinal
urutan, pangkat atau jabatan. Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan
atau diberi peringkat.Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu
variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan
hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal ini
dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan Stadium
III lebih berat daripada Stadium II.Tetapi kita tidak bisa menentukan secara
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju.
Dsb.
3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
8
pasti.Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada
skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya tidak
dapat dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai
Contoh :
Temperature / suhu tubuh : sebagai skala interval, suhu 360Celcius jelas lebih
panas daripada suhu 240Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.
Skala ratio adalah skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi
nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak (mempunyai nilai NOL
ABSOLUT).
Misalnya :
Tinggi badan : sebagai skala ratio, tinggi badan 180 cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 cm terhadap tinggi badan 120 cm, hal ini juga dapat
dikatakan hahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 cm.
Denyut nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali
denyut nadinya.
Berat badan
9
Dari uraian di atas jelas bahwa skala ratio, interval, ordinal dan nominal
berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari yang paling rinci ke yang kurang rinci.
skala ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki skala interval, ordinal dan
nominal. Skala interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki skala ordinal dan nominal,
transformasi skala ratio dan interval menjadi ordinal atau nominal. transformasi ini
dikenal sebagai data reduction atau data collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat
menerapkan metode statistik tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam
Sebaliknya skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah menjadi interval
atau ratio. Skala nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai dummy
variable (variabel rekayasa). Misalnya : pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2
untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya
kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari
1. Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi
mandiri.
10
Korelasi simetris terjadi karena :
Kebetulan.
Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari
Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan
2. Korelasi Asimetris
Korelasi Asimatris ialah korelasi antara dua variable dimana variable yang
satu bersifat mempengaruhi variable yang lain (variable bebas dan variable terikat).
arterosklerosis.
Korelasi Timbal Balik adalah korelasi antar dua variable yang antar keduanya
2.2 Hipotesis
11
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo = di bawah;
terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat
kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Namun apabila ternyata
tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru. Secara ilmiah, dugaan ini
disebut hipotesis.
baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
12
2.2.2 Jenis-jenis hipotesis
1. Hipotesis penelitian
Hipotesis Nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling
hubungan antara dua variable atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak
adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Contoh:.
STAD terhadap proses belajar bidang studi kimia sub pokok bahasan termokimia”.
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk
13
hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan
asosiatif.
1. Hipotesis Deskriptif
Contoh:
Negeri?
b. Kepala desa ingin mengetahui sikap penduduk desanya. Kepala desa ingin
14
2. Hipotesis Komparatif
masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampel
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh :
a. Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery. Penjual ingin
mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery.
- Rumusan masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau
stawbery?
- Ho : tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa
- H1 : ada perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat berasa coklat
atau strawberry.
b. Peneliti ingin mengetahui manfaat mind map terhadap hafalan siswa di suatu
SMA. Peneliti berasumsi akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum
- Rumusan masalah : Apakah akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan
- Ho: Tidak ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind
- Ha: Ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map
15
3. Hipotesis Asosiatif
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh :
b. Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah ada
- Rumusan masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat
- Ho: tidak ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang
anak.
- Ha : ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
Menurut Putri (2013), Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang
16
2. Hipotesis harus dapat diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini
ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu
1. Penentuan masalah
timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat
diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah
perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah
17
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua
kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer,
observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat
masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian,
merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba
3. Pengumpulan fakta
Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu
4. Formulasi hipotesis
Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak
dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan
tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah apel jatuh dari pohon ketika
Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan
seketika itu pula dilihat hipotesisnya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesis
istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesis terbukti
cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika
usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis,
18
dan jika usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang
6. Aplikasi/penerapan
Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah
ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Variabel penelitian adalah suatu objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
2. ciri-ciri dari variable yaitu mempunyai variasi nilai, membedakan satu objek
dengan objek yang lain dalam satu populasi, dan dapat diukur.
interval, rasio
5. Korelasi antar variabel yaitu korelasi simetris, asimetris, dan timbal balik.
pernyataan.
7. Jenis jenis hipotesis yaitu hipotesis penelitian atau alternatif dan hipotesis nol
20
10. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum yaitu penentuan masalah,
hipotesis, aplikasi/penerapan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22