Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber

daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber

daya alam non-hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber

daya non-hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat

beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian

pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya

mineral tersebut antara lain : minyak bumi, emas, batu bara, perak, timah, dan

lain-lain. Sumber daya itu diambil dan dimanfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia.

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam

pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar besarnya

untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian hidup sekitar.

Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan

penambangan bahan galian industri. Penambangan bahan galian mineral sejauh

ini yang dikenal dalah kelompok besi (FE) seperti mangan, krom, nikel,

molibdenum, tungsten, vanadium, alumunium dan titanium. Mineral lainnya

yang berperan dalam industri adalah kelompok non-besi seperti tembaga, timah

hitam, seng, timah putih, magnesium dan kaolin.

Secara geologi wilayah Indonesia mempunyai potensi sebagai kaolin

terkemuka di dunia, karena telah banyak diketahui daerah-daerah penghasil kaolin

1
sehingga bukan cuma akan memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi sangat

mungkin sebagai pengekspor kaolin ke luar negri.

Nama kaolin berasal dari kauling, bahasa Cina yang berarti pegunungan

tinggi yang merupakan nama gunung dekat Jauchau Fa, China, yang tanah

lempungnya telah diambil sejak beberapa abad lalu (Sukandarrumidi, 1999).

Kaolin terjadi akibat adanya proses alterasi mineral feldspar, adanya larutan

hidrothermal dan proses pelapukan. Batuan sumber (source rock) sebagai

sumber bahan mineral kaolin adalah batuan yang dominan mengandung

aluminium silikat atau feldspar.

Secara umum kaolin berwarna putih kekerasan 2-2,5, bersifat plastis

dengan daya hantar listrik dan panas yang rendah dan berat jenis antara 2,60-

2,63 kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku

utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin seperti

kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas yang rendah, serta

sifat-sifat lainnya. Kaolin dalam industri kertas, digunakan sebagai pelapis dan

pengisi agar permukaan menjadi kuat dan halus. Karena sifat daya hantar panas

dan listrik yang rendah, sehingga kaolin dapat digunakan untuk peralatan

barang-barang tahan api dan digunakan sebagai penyekat (isolator) dalam

kelistrikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang adapun rumusan masalah dalam makalah ini

yaitu:
1. Apakah pengertian kaolin ?
2. Bagaimana keterdapatan kaolin ?
3. Bagaimana sumber daya dan cadangan kaolin ?
4. Bagaimana sifat kimia dan fisika kaolin ?

2
5. Apa saja jenis-jenis kaolin ?
6. Bagaimana tahap penambangan kaolin ?
7. Bagaimana teknologi pengolahan ?
8. Apa saja kegunaan kaolin ?
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penulisan makalah ini

yaitu:

1. Menjelaskan pengertian kaolin


2. Mengetahui keterdapatan kaolin
3. Mengetahui sumber daya dan cadangan
4. Menjelaskan sifat kimia dan fisika kaolin
5. Mengetahui jenis-jenis kaolin
6. Menjelaskan tahap penambangan kaolin
7. Menjelaskan teknologi pengolahan
8. Menjelaskan kegunaan kaolin

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Kaolin

Istilah kaolin diambil dari nama sebuah pegunungan di Cina, yaitu

”kauling” yang artinya pegunungan tinggi. ”Kauling” kemudian populer

dikalangan para penambang Cina yang menambang tanah lempung untuk

3
pembuatan keramik, patung, guci, dan berbagai perkakas lainnya seperti piring,

teko, dan cangkir. Beberapa negara lainnya menyebut kaolin dengan istilah ”Cina

Clay”.

Gambar 2.1 Kaolin

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan

kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.

Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat (2H 2O.Al2O3.2SiO2),

dengan disertai beberapa mineral penyerta.

Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses

pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik, mineral-

mineral potas aluminium silika dan feldspar diubah menjadi kaolin. Proses yang

terjadi karena alterasi hidrothermal merupakan yang banyak berperan dalam

proses terbentuknya kaolin (kaolinisasi), sebagai contoh reaksi adalah sebagai

berikut :

K2O Al2O3 6SiO2 + CO2 + H2O K2CO3 + Al2O3 2SiO2 2H2O + 4SiO2
Feldspar larut Kaolin Silika

Pada reaksi pembentukan kaolin dari feldpar akibat pengaruh larutan

hidrothermal seperti reaksi di atas dapat dilihat bahwa komponen H 2O masuk ke

feldspar dan K2O (+ sebagian SiO2) keluar. Transfer unsur dari larutan

4
hidrothermal pada suhu dan tekanan tertentu akan menyebabkan perubahan

mineralogi dan tekstur batuan dinding. Endapan kaolin ada dua macam yaitu:

1. Kaolin residual

Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya,

belum mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion,

mineral murni.

2. Kaolin sedimenter

Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm

cekungan, kristal tidak teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih

halus dan plastis. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit,

nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air

lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.

2.2 Keterdapatan Kaolin

Keterdapatan kaolin saat ini tersebar hingga di 20 propinsi, antara lain

Bangka Belitung, Bengkulu, Irian Jaya Barat, Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Kepulauan Riau, Lampung, NTT, NTB, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

2.3 Sumber Daya dan Cadangan

Potensi sumber daya kaolin di Indonesia sebesar 732,857 juta ton

(sumber daya hipotetik 591,989 juta ton, terduga 31,530 juta ton, indikasi

97,149 juta ton, dan terukur sebanyak 12,189 juta ton). Jumlah sumber daya

kaolin tersebar di 20 propinsi, antara lain Bangka Belitung, Bengkulu, Irian

5
Jaya Barat, Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, NTT, NTB,

Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan

Sumatera Utara. Propinsi dengan jumlah sumber daya terbesar adalah

Kalimantan Barat 181,173 juta ton, Bengkulu 162,500 juta ton, dan Sumatera

Utara 91,800 juta ton. (Pusat Sumber Daya Geologi, 2009).

Penyebaran dan kandungan endapan kaolin yang terdapat di Kabupaten

Bengkayang (Kalimantan Barat) cukup bervariatif yaitu : di Kecamatan

Capkala (Mandor dan Pangkalan Batu) kadar SiO 2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan

Al2O3 19-23%; Kecamatan Monterado kadar SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan

Al2O3 16-26%; dan Kecamatan Lumar kadar SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan

Al2O3 14-25% (Laporan Pendataan Potensi Tambang Tahun 2010, Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang).

Endapan kaolin potensial berupa endapan residual dari hasil pelapukan

batuan beku asam/granit di Kabupaten Bengkayang terdapat di sekitar Dusun

Bukitbatu, Desa Pawangi, Kecamatan Capkala. Potensi kaolin di daerah ini

dengan sebaran sekitar 1.800 hektar mempunyai sumber daya yang tercatat

sebesar 180.000.000 ton. (Laporan Eksplorasi Umum Endapan Ballclay di

Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat Oleh : Zulfikar, Sodik

Kaelani, Djadja Turdjaja, Pusat Sumber Daya Geologi).

2.4 Sifat Kimia Dan Fisika Kaolin

1. Sifat Kimia

Secara kimia, kaolin mempunyai rumus Al 2O3 2SiO4.2H2O. Kaolin

merupakan salah satu contoh dari tanah liat yang high grade, lunak dan tidak

6
plastis. Mineral kaolin yaitu kaolinite, nackrite, deckite. Endapan kaolin terjadi

dari hasil pelapukan dan dikomposisi batuan beku dan batuan metamorf yang

kaya akan aluminium silikat seperti Grannite, Gneisses, Quartz porphysry. Kaolin

merupakan mineral lempung yang mempunyai dua struktur atom dasar, yaitu

alumina-magnesia octahedron dan silica tetrahedron.

2. Sifat Fisika

Kaolin mempunyai sifat yang khas, yaitu : Warna dari kaolin yaitu putih,

kuning, abu-abu putih, jingga, abu-abu, atau kemerah-merahan. Kekerasan (skala

Mohs) 2 – 2,5, berat jenis 2,60 – 2,63, daya hantar listrik dan panas rendah,

belahan sempurna pada satu arah (001), dan bersifat anisotropik.

2.5 Jenis-Jenis Kaolin

1. Kaolinit

Mineral ini termasuk ke dalam kategori kaolin yang terdiri atas kepingan

silika tetrahedra dan kepingan aluminium oktahedra. Kedua kepingan tersebut

terikat satu sama lain sehingga terbentuk suatu lapisan yang satu kesatuan.

Ikatan keduanya merupakan ikatan hidrogen yang sulit dipisahkan. Karena

ikatannya yang kuat, mineral ini tergolong stabil sehingga air tidak bisa

menerobos masuk di antara kedua kepingan tersebut. Ketiadaan air di antara

kedua kepingan tidak dapat menyusutkan atau pun mengembangkan sel

satuannya.

2. Nakrit

Nakrit adalah mineral langka dari kelas mineral silikat. Nacrite

merupakan mineral lempung yang bersifat polimorf dengan kaolinit. Nacrite

mengkristal dalam sistem kristal monoklinik dalam kelompok ruang Cc (grup

7
ruang nomor 9). Nakrit terbentuk dalam rongga endapan hidrotermal . Ini

mengkristal dalam sistem kristal monoklinik dengan komposisi

(Al₂Si₂O₅(OH)₄), yaitu kristal-kimia suatu phyllosilicate aluminium dengan

ion hidroksida ((OH) 2- ) sebagai anion tambahan.

3. Dikrit
4. Halloysit

Halloysite adalah mineral lempung aluminosilikat dengan rumus empiris

Al₂Si₂O₅ (OH)₄. Konstituen utamanya adalah aluminium, silikon, dan

hidrogen. Halloysite biasanya terbentuk oleh perubahan hidrotermal mineral

alumino-silikat.

2.6 Tahap penambangan kaolin

Proses penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 2 cara bergantung

kondisi endapan, yaitu:

1. Cara tambang terbuka (open pit)

Pada cara ini, pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan alat-alat

secara manual ataupun alat mekanis seperti bulldoser, scraper, Lapisan kaolin

dapat digali dengan excavator lalu dimuat langsung ke dalam truk untuk diangkut

ke pabrik pengolahan.

2. Cara tambang semprot (hydraulicking)

Pada cara ini, endapan kaolin yang telah dikupas tanah penutupnya disemprot

dengan menggunakan monitor. Hasil penyemprotan berbentuk lumpur (campuran

kaolin dengan air). Lumpur tersebut dipompakan ke tempat pengolahan melalui

pipa- pipa. Cara penambangan dengan menggunakan kombinasi pompa dan

hydraulicgiant (monitor). Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial

8
dilakukan dengan menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang

berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau giant.

Tekanan aliranairyang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan

keadaan materia yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai

tekanan sampai 10 atm. Untuk memperbesar produksi biasanya :

a. Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama

disatu permuka kerja;

b. Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser Untuk

mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi

pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika

digunakan cara penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air, baik

untuk sperasi penambangan maupun untuk proses pengolahannya

(konsentrasi).

2.7 Teknologi Pengolahan

Teknologi pengolahan mineral kaolin dilakukan dengan beberapa tahap

yaitu mineral pengganggu dalam kaolin antara lain adalah oksida besi, pasir

kuarsa, oksida titanium dan mika. Pengolahan kaolin adalah untuk membuang

mineral pengganggu, dan untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat

keputihan (brightness) yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat

lain. Proses pengolahan kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor

serta spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk hal khusus dengan persyaratan ketat,

misal untuk bahan pengisi (filler) atau pelapis (coating) pengolahan dilakukan

secara khusus pula.

9
Proses pengolahan kaolin dapat dilakukan dengan bermacam cara, sesuai

spesifikasi yang diinginkan. Tahapan pengolahan yang umum antara lain

adalah: pencucian, pemisahan, pengecilan ukuran dan pengayakan, Proses

pengolahan kaolin dapat dilihat dari proses penambangannya, ada dua cara

penambangan kaolin Cara tambang terbuka (open pit) dan dengan Cara

tambang semprot (hydraulicking).

1. Tambang Terbuka (open pit)

Gambar 2.2 Pengolahan Kaolin Pada Tambang Terbuka

Adapun proses pengolahan tambang terbuka di lakukan dengan beberapa


cara yaitu sebagai berikut :

10
a. Jika menggunakan penambangan tambang terbuka maka setelah sampai
pabrik pengolahan kaolin tersebut dimasukkan ke hopper dengan bantuan
tenaga manusia atau loader. Untuk penampungan sementara dan
pengumpan ke unit pencucian (classifier).
b. Setelah itu Rotary screen Di gunakan untuk menyaring kotoran (rumput,
akar dan batu-batu) pada unit pencucian, atau untuk sizing. Selanjutnya
melalui Classifier Untuk mencuci kaolin , yang dilengkapi dengan screw,
setalah itu dialirkan menggunakan pompa dan pipa menuju bak
penampung untuk proses selanjutnya.
2. Penambangan Semprot (hydraulicking).

Jika menggunakan penambangan semprot cara pengolahannya tidak jauh

berbeda dengan penambangan tambang terbuka. Mulai dengan lapisan tanah

disemprot dengan air tekanan tinggi sehingga hancur, menghasilkan cairan

yang sudah mengandung Kaolin , Cairan yang mengandung Kaolin disaring

lewat beberapa tahap yang ketat, melewati mesh dipakai untuk memisahkan

kaolin dari mineral pengganggu seperti besi oksida, pasir kuarsa, titanium

oksida, dan mika. tidak ada lagi tambahan bahan lainnya

Kemudian, cairan yang mengandung Kaolin ini disaring dengan alat yang

disebut, Sluice box suatu alat sederhana yang berfungsi untuk memisahkan

mana yang benar-benar Kaolin dan mana yang pasir. Dari kedua proses tersebut

Selanjutnya, semua cairan yang sudah mengandung Kaolin yang sudah

dipisahkan dari kandungan pasir, dimasukkan ke dalam sumur penampungan.

Setelah proses pemisahan selesai kaolin diendapkan di tempat pengolahan

selama tiga hari sebelum dilanjutkan keproses pengeringan guna untuk

mengurangi kadar airnya.

Cairan Kaolin murni ini kemudian dialirkan dan dimasukkan kedalam

mesin press untuk memisahkan dan mengeringkan kaolin dari kandungan

11
airnya menjadi Kaolin gumpal. Setelah masuk kedalam mesin press akan

menghasilkan kaolin gumpal, ini merupakan salah satu produk jadi, selain dari

Kaolin dalam bentuk tepung. Jadi, Cake ini dapat langsung dijual kepada

pelanggan yang memang membutuhkan Kaolin gumpal sebagai salah satu

bahan dasar produksinya, atau dapat juga diproses lebih lanjut menjadi Kaolin

tepung.

Jika ingin diproses lebih lanjut untuk menjadikannya Kaolin tepung,

Kaolin gumpal ini dimasukkan kedalam oven. Kaolin cake / gumpal

dipanaskan ke dalam oven pengering dengan suhu 800 - 1000 derajat celsius,

Setelah proses pengeringan, gumpalan ini digiling sehingga menjadi butiran-

butiran halus (mesh 325, dan mesh 200). Untuk selanjutnya, Kaolin tepung

yang sudah jadi dan siap untuk dijual.

2.8 Kegunaan Kaolin

Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku

utama maupun sebagai bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat

Kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya pengantar listrik/panas yang

rendah, serta sifat lainnya.

Dalam banyak industri, Kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis (coater),

pengisi (filler), barang-barang tahan api dan isolatir. Penggunaan Kaolin yang

utama adalah dalam industri kertas, Keramik, Cat, Karet/ban, Plastik, Semen,

Pestisida, Pupuk/fertilizer, Absorbent, Kosmetik, Pasta gigi, Detergent, Tekstil.

1. Penggunaan kaolin dalam industri kertas

Pada industri kertas, Kaolin berfungsi sebagai pengisi dan pelapis.

Sebagai pengisi Kaolin berfungsi untuk mengisi pori-pori kertas dan sebagai

12
pelapis Kaolin berfungsi melapis permukaan kertas sehingga halus, cerah tidak

tembus cahaya dan dapat dicetak. Diindustri kertas kaolin digunakan hanya

untuk pelengkap.

2. Penggunaan kaolin dalam industri keramik

Pada industri keramik, kaolin digunakan sebagai bahan body maupun

bahan glasir untuk meningkatkan kualitas warna produk menjadi lebih cerah.

Kaolin digunakan sebagai bahan baku utama untuk membuat "white ware"

(barang-barang berwarna putih), "wall tile" (ubin dinding), "insulatir" (alat

pelekat), refraktori, "face brick" (bila memerlukan warna putih).

3. Penggunaan kaolin dalam industri karet

Pada industri karet, Kaolin digunakan sebagai campuran latek, yang

dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifatnya antara lain : kekuatan, ketahanan

terhadap abrasi kekakuannya. Selain itu kaolin juga digunakan sebagai bahan

vulkanisir untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan karet

4. Penggunaan Kaolin dalam industri cat

Penggunaan Kaolin dalam industri cat, antara lain dikarenakan Kaolin

mempunyai sifat yang tidak mudah reaktif, dapat berfungsi sebagai lapisan

penutup yang mempunyai kekuatan tinggi. Warna Kaolin yang putih akan

memudahkan untuk merubah warna seperti apa yang diinginkan, sehingga

mengurangi jumlah bahan-bahan pewarna. Mempunyai suspensi yang baik, juga

mempunyai variasi ukuran butir yang besar, yang akan dapat dipergunakan dalam

berbagai industri cat untuk membuat cat berwarna cemerlang.

5. Penggunaan kaolin Industri plastik

13
Kaolin digunakan untuk membuat permukaan plastik menjadi rata dan

membuat plastik resisten terhadap serangan zat-zat kimia

6. Penggunaan kaolin Industri fiberglass

Kaolin digunakan sebagai penguat dalam fiberglass yaitu untuk

memperbaiki proses integrasi fiber terhadap produk yang penguatannya

menggunakan plastik.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran materi maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan

kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak

keputihan. Endapan kaolin ada dua macam yaitu kaolin residual dan kaolin

sedimenter.

2. Keterdapatan kaolin saat ini tersebar hingga di 20 propinsi.

3. Potensi sumber daya kaolin di Indonesia sebesar 732,857 juta ton (sumber

daya hipotetik 591,989 juta ton, terduga 31,530 juta ton, indikasi 97,149 juta

ton, dan terukur sebanyak 12,189 juta ton).

4. Sifat Kimia kaolin yaitu mempunyai rumus Al2O3 2SiO4.2H2O yang juga

contoh dari tanah liat yang high grade, lunak dan tidak plastis. Sedangkan

sifat fisika kaolin mempunyai sifat yang khas, yaitu Warna dari kaolin yaitu

putih, kuning, abu-abu putih, jingga, abu-abu, atau kemerah-merahan.

Kekerasan (skala Mohs) 2 – 2,5, berat jenis 2,60 – 2,63, daya hantar listrik

dan panas rendah, belahan sempurna pada satu arah (001), dan bersifat

anisotropik.
5. Jenis kaolin ada empat yaitu kaolinit, nakrit, dekrit dan halloysit.
6. Tahap penambangan kaorlin ada dua yaitu cara tambang terbuka (open pit)

dan cara tambang semprot (hydraulicking).


7. Teknologi pengolahan bertujuan untuk membuang mineral pengganggu, dan

untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat keputihan (brightness) yang

15
tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lain. Proses pengolahan

kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor serta spesifikasi yang

dibutuhkan. Tahapan pengolahan yang umum antara lain adalah: pencucian,

pemisahan, pengecilan ukuran dan pengayakan.


8. Kegunaan kaolin diantaranya dalam industri kertas, keramik, karet, cat,

plastik dan fiberglass.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung

jawabkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://suarageologi.blogspot.com/2014/11/potensi-kaolin-di-indonesia.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kaolin

https://caryos.wordpress.com/2008/02/03/%E2%80%9Ceksplorasi-dan-
penambangan-kaolin-sebagai-bahan-galian-industri-di-daerah-ketandan-kec-
selogiri-kab-wonogiri%E2%80%9D/
http://www.academia.edu/19646666/KAOLIN

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3227870/mengenal-kaolin-
bahan-baku-kosmetik-yang-diekspor-ke-negeri-jiran
Hidayah, R., A., 2005. Studi Genesa Kaolin dan Pemanfaatannya. Institut Sains &
Teknologi Akprind: Yogyakarta.

Janu, S., 2017. Teknik Pengolahan Mineral Kaolin. http://sigitjanuprasetyo.blog-


spot.com/2017/03/teknik-pengolahan-mineral-kaolin.html. Diakses 2
September 2018.

Zafar, M., Cation Exchange Capacity. Departemen of Soil & Environmental


Sciences.

17

Anda mungkin juga menyukai