Anda di halaman 1dari 4

Nama: Lusi Naufal Salimah

Kelas : KIMIA 2A

Narasumber: 1. Prof. Ir. Husaini, M.Sc.

2. Prof. Ris. Dr. Ir Datin

TUGAS RESUME KIMDAS 2

“ENERGI DAN MINERAL”

Mineral adalah padatan senyawa kimia (senyawa anorganik) homogen atau


bahan dari dari alam, di luar minyak dan gas bumi yang bisa, yang memiliki
komposisi kimia dan bentuk teratur (sistem kristal). Contoh; galena (Pbs), sfalerit
(ZnS), kaseterit (SnO2). Bentuk mineral tergantung reaktifitasnya terhadap
lingkungan contoh,nya, FeS, FeO, Fe2O3, Al2SiO3 dan lain-lain. Sesuai UU no. 4
2009 mineral dibagi menjadi 4 bagian yaitu mineral logam dan bukan logam, batuan
dan mineral energi. Mineral logam adalah mineral yang unsur utamanya mengandung
logam dan memiliki kilap logam dan umumnya bersifat penghantar panas dan listrik
yang baik contohnya, emas dan perak. Mineral bukan logam adalah mineral yang
unsur utamanya terdiri atas bukan logam contohnya, bentonit, kalsit (batu kapur).
Energi contohnya, batubara. Pengolahan mineral tergantung pada jenis, sifat kimia
dan fisik mineral. Pengolahan secara fisika melalui peremukan, penggerusan dan
peningktan kadar. Ada pula yang melalui sorting (sifat optik), magnetik separation
dan electrostatic separation. Bauksit dari sumber daya di Indonesia mencapai 80.13 %
dan memiliki karakteristik seperti, alumunium (gibbsite), silikon (quartz), iron
(hematite), titanium (anatase). Penggunaan bahan yang mengandung aluminium dan
bauksit untuk koagulan. Dan dengan cara ini juga warna limbah dapat ditangani.
Tahapan alumina pertama penghalusan, pelarutan penyaringan dan hasilnya akan
bercampur dengan larutan tertentu. Proses bayer ditemukan tahun 1888 oleh seorang
ahli kimia Jerman yang bernama kartf Josept Bayern. Pembuatan tawas atau PAC
bubuk salah satu bahannya dari Al(OH)3 beratnya 71,43 kg dengan kadar Al2O3 98%.
Apabila persamaan reaksinya ditambahkan bauksit maka akan menghasilkan
ammonia akan yang akan member pelarut ferosulfat yang lebih tinggi. Pembuatan
zeolit sintetik dari tailing bauksit 935-40% Al2O3) contoh, pembuatan detergen.
Penggunaan alumina dalam industry seperti, keramik. Teknologi pengolahan dan
pemurnian emas secara umum pertama dengan cara amalgamasi contohnya, emas
yang memiliki kadar > 20 µ ditambah dengan air raksa menggunakan amalgamator
yang diisi bola besi. Kedua, dengan cara sianidasi yaitu proses reaksi perak dengan
larutan NaCN dan dialiri oleh oksigen.

Mineral bukan logam diremuk dan digerus dan kemudian akan diklasikasi
menjadi flotasi atau felsfar, leaching atau kaolit, aktivasi atau bentorati, modiikasi
dan feletasi zeolit, magnetik atau kuarsa pengelolaannya dengan cara dicuci
dan konsentrasi gravitasi contohnya, gelas. Kalsinasi atau batu gamping
pengolahannya dengan cara digerus dan kalsinasi contohnya, bahan bangunan. Zeolit
digunakan untuk pertanian, industri dan lingkungan. Pengolahan bentonit seperti,
preparasi yaitu bentonit yang diremuk dan digerus dengan ukuran 200 mesh. Dengan
cara kimia untuk aktifasi Ca-bentonit salah satu contohnya, penjernihan minyak sawit
yang kemudian akan menjadi Na-bentonit. Bentonit halus (Ca) direaksikan dengan
asam sulfat pada tergantung pada karakteristik bahan baku yang akan direaksikan
dengan ion Na (Na2CO3) menjadi sodium – bentonit. Bleahcing minyak CPO
“(minyak goring) yang akan menghasilkan reaktor. Spesifikasi (Api) bentonit untuk
lumpur pemboran volume filtrat maksimum dengan ukuran 200 merssebanyak 15,
residunya sebanyak 4 dan kandungan air maksimumnya sebanyak 10. Batu kapur
digunakan untuk bahan bangunan (industry semen CaO 50-55 %, industri keramik,
logam dan kimia. Pengolahan batu kapur padam (slaking) yaitu CaO + H2O
Ca(OH)2 dan batu kapur ringan (karbonatasi) yaitu Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O.
Indonesia masih tergantung kepada energi fosil sehingga > 50 % kebutuhan
BBM sudah impor. Batubara merupakan sumber energi fosil yang strategis namun
Indonesia hanya memproduksi sebagian saja atau batuan sedimen organik padat alami
yang berasal dari proses akomodasi salah satunya melalui proses pembusukan.
Padahal batubara sendiri dapat diolah menjadi bahan bakar (padat, cair dan gas). Zat
lainnya terdiri dari zat organik yang tersebar secara terpisah-pisah diseluruh tubuh
batubara. UU no.2009 kebutuhan dalam negeri terus meningkat dan pembangunan
daerah berkelanjutan. Batuan terbagi menjadi 3 tapi rumus kimianya kurang spesifik.
Sumber daya dan daya cadangan batubara paling banyak terdapat di daerah Sumatera
Barat, Kalimantan Timur dan Selatan, Surabaya dan Jawa (daerah rawa) sesuai
dengan kalor perubahan batu bara secara kimia terjasi pada senyawa yang komplek
sedangkan secara fisika terjadinya warna yang gelap akibat pembentukan batubara.
Pemanfaatan sumber energi pada batubara salah satunya sebagai energy konvesional .
Batubara dibuat dari bahan seperti, gambut-antrasityang akan diubah menjadi kokas.
Faktor yang mempengaruhi pembentukkan batubara pertama sejarah dan prosesnya,
waktu, tekanan, temperatur, perbedaan jenis batubara yang tergantung pada
materialnya.

Parameter kualitas batubara secara kimia dengan menganalisis dan melihat


nilai kalornya. Sedangkan secara fisika dengan melihat nilai,berat jenis dan gray king
assay yang digunakan untuk menentukan tipe kokas. Klasifikasi batubaru berdasarkan
ASTM COOL (zat terbang, karbon padat dan nilai kalor BTU). Indonesia memiliki
peringkat rendah dalam meproduksi batubara karena kadarabu dibwah 10 %, kadar
berlerang sebanyak 0.1, PLTU sekarang bernilai 5000 diatas batu bara rendah, nilai
kalor < 11.000 btw/Ib sesuai PP.45 2003 dan kerugian paling utama dapat terbakar
sendiri dengan tanda munculnya asap.tahapan TBB yaitu pemanasan boiler dan
menghasilkan stim. Pengelolaan batubara pertama Blending yaitu pencampuran
antara dua atau lebih batubara yang diperoleh secara langsung dari tambang. Kedua
dan ketiga, digerus dan dicuci, dan yang terakhir upgrading yaitu proses pengurangan
kadar. Pemanfaatan abu terbang seperti, pembuatan bata bangunan, mineral pengisi
dalam hamparan aspal. Pembakaran batubara siklon (cyclo burner), berbentuk silinder
dibakar hingga 30 mesh, dengan cara tangensial. Kokas pengecoran membuat proyek
pembuatan Fe semakin meningkat dan batubara mengkokas di Indonesia tidak
tersedia. Karbonaktif umumnya dibuat dari batok kelapa secara komersialhingga
pabriknya meningkat secara terus menerus. Karakteristiknya seperti, ukuran granule
kadarnya air < 5 %, dan kadar abu 10 %. Teknologi sasol merupakan salah satu
pabrik pencairan batubara secara komersial dan memproduksi BBM 160.000 hari.
Teknologi BCL merupakan proses pencairan batubara secara langsung meskipun
dalam peringkat paling rendah. Tantanga industri pencairan batubara salah satunya
memerlukan investor untuk mengembangkan teknologi yang akan dikembangkan
sesuai zamannya. Gas dari batubara gasifikasinya sesuai konversi yang akan
dijadikan sebuah produk gas dalam sebuah reaktor. Gasifikasi batubara untuk gas
engine sesuai dengan konversi yang akan dijadikan sebuah produk gas dalam sebuah
gas engine yang digunakan untuk pembangkit listrik. Underground coal gasification
akan mengonversikan batubara insitu tanpa gasifier dan akan menjadi sebuah gas, dan
akan direaksikan dengan pereaksi yang diijeksikan. Salah satu syaratnya yaitu
memiliki ketebalan 5 meter dan kadar abu + air < 60%. Batubara kualitas tinggi
untuk diekspor dan yang rendah untuk kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu,
teknologinya harus ditingkatkan sesuai kemampuan.

Anda mungkin juga menyukai