Kelas : KIMIA 2A
Mineral bukan logam diremuk dan digerus dan kemudian akan diklasikasi
menjadi flotasi atau felsfar, leaching atau kaolit, aktivasi atau bentorati, modiikasi
dan feletasi zeolit, magnetik atau kuarsa pengelolaannya dengan cara dicuci
dan konsentrasi gravitasi contohnya, gelas. Kalsinasi atau batu gamping
pengolahannya dengan cara digerus dan kalsinasi contohnya, bahan bangunan. Zeolit
digunakan untuk pertanian, industri dan lingkungan. Pengolahan bentonit seperti,
preparasi yaitu bentonit yang diremuk dan digerus dengan ukuran 200 mesh. Dengan
cara kimia untuk aktifasi Ca-bentonit salah satu contohnya, penjernihan minyak sawit
yang kemudian akan menjadi Na-bentonit. Bentonit halus (Ca) direaksikan dengan
asam sulfat pada tergantung pada karakteristik bahan baku yang akan direaksikan
dengan ion Na (Na2CO3) menjadi sodium – bentonit. Bleahcing minyak CPO
“(minyak goring) yang akan menghasilkan reaktor. Spesifikasi (Api) bentonit untuk
lumpur pemboran volume filtrat maksimum dengan ukuran 200 merssebanyak 15,
residunya sebanyak 4 dan kandungan air maksimumnya sebanyak 10. Batu kapur
digunakan untuk bahan bangunan (industry semen CaO 50-55 %, industri keramik,
logam dan kimia. Pengolahan batu kapur padam (slaking) yaitu CaO + H2O
Ca(OH)2 dan batu kapur ringan (karbonatasi) yaitu Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O.
Indonesia masih tergantung kepada energi fosil sehingga > 50 % kebutuhan
BBM sudah impor. Batubara merupakan sumber energi fosil yang strategis namun
Indonesia hanya memproduksi sebagian saja atau batuan sedimen organik padat alami
yang berasal dari proses akomodasi salah satunya melalui proses pembusukan.
Padahal batubara sendiri dapat diolah menjadi bahan bakar (padat, cair dan gas). Zat
lainnya terdiri dari zat organik yang tersebar secara terpisah-pisah diseluruh tubuh
batubara. UU no.2009 kebutuhan dalam negeri terus meningkat dan pembangunan
daerah berkelanjutan. Batuan terbagi menjadi 3 tapi rumus kimianya kurang spesifik.
Sumber daya dan daya cadangan batubara paling banyak terdapat di daerah Sumatera
Barat, Kalimantan Timur dan Selatan, Surabaya dan Jawa (daerah rawa) sesuai
dengan kalor perubahan batu bara secara kimia terjasi pada senyawa yang komplek
sedangkan secara fisika terjadinya warna yang gelap akibat pembentukan batubara.
Pemanfaatan sumber energi pada batubara salah satunya sebagai energy konvesional .
Batubara dibuat dari bahan seperti, gambut-antrasityang akan diubah menjadi kokas.
Faktor yang mempengaruhi pembentukkan batubara pertama sejarah dan prosesnya,
waktu, tekanan, temperatur, perbedaan jenis batubara yang tergantung pada
materialnya.