Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.

Bandung, 30 Agustus 2018


Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................2


Daftar Isi ......................................................................................................................3
BAB I : Pendahuluan ...................................................................................................4
a. Sejarah Singkat Pancasila .................................................................................4
BAB II : Pembahasan ...................................................................................................5
a. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ............................................................. 5
b. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila Sebagai
Suatu Kesatuan Sistematis Dan Logis ........................................................6
c. Pengetahuan Sistem Filsafat Pancasila dan
Perbandingan Dengan Filsafat Lainnya ......................................................7
d. Pengertian Sistem dan Unsur-Unsur Sistem Pancasila ...............................8

BAB III : Penutup


a. Kesimpulan ......................................................................................................9
b. Daftar Pustaka .................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

a. Sejarah Singkat Pancasila

Pancasila adalah sebuah ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Adapun 5 dasar/asas yang ada pada Pancasila yang tercantum pada paragraf ke-
4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Kata Lahirnya Pancasila merupakan judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam
sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1
Juni 1945. Dalam pidato tersebut muncul rumusan awal serta konsep Pancasila pertama kalinya,
yang dikemukakan sendiri oleh Soekarno sebagai dasar negara. Selanjutnya BPUPKI
membentuk panitia untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar, dan
terbentuklah Panitia Sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA
Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad
Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin yang ditugaskan untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai Dasar Negara dan menjadikannya sebagai teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Rumusan Pancasila tersebut akhirnya dicantumkan dalam Mukadimah Undang-
Undang Dasar 1945, yang disahkan sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh BPUPKI.

Sejak zaman dulu Burung Garuda telah dianggap mulia sehingga Garuda menjadi simbol
nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila. Lambang negara
Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang
negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan, perisai
berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis diatas pita yang dicengkeram oleh garuda yang artinya
adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

3
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat dapat berupa jati diri bangsa Indonesia
sebagai konteksnya, misal pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Pancasila sebagai Jati diri bangsa Indonesia


Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa
Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsut-unsur kebudayaan luar yang sesuai
sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal tersebut
dapat dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa
materialisme karena nilai-nilai Pancasila sudah ada dan hidup sejak zaman dulu yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dan
dirumuskan dari sumber nilai utamanya yaitu:
Nlai-nilai yang bersifat fundamental, unicersal, mutlak dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa
yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab suci.
Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai yang luhur
budaya mastarakat.
Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian dari sistem itu sendiri yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling kerjasama untuk sati tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu keratuan peradaban, dalam arti
setiap sila meruapakan unsur dari kesatuan Pancasila. Ileh karena itu, Pancasila meruapak suatu
ksatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri senrdiri, terlepas
dari saila-sila lainnya. Disamping itu, diantara sila satu dengan yang lain tidak saling
bertentangan.
Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarki Dan Berbentuk Piramidal

4
Hirarki dan Piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan
untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas dan juga dalam
hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi
sidarnya dari sila-sila sebelumnya. Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap
silanya pada landasan, yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil. Oleh karena itu, hakikat itu
harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat bangsa Indonesia. Dengan demikianlah sila
pertama adalah sifat dan keadaan negra harus sesuai dengan hakikat Tuhan: sila dedua bersifat
dan keadaan negera harus sesuai dengan hakikat manusia, sila keriga sifat dan keadaan negara
harus satu, sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, dan
sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakiat adil.
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis Piramidal juga memiliki sifat
saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap sila
terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasikan oleh keempai sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang
mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut: “SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA ADALAH BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
BERPERSATUAN INDONESIA, BERKERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /PERWAKILAN DAN
BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

b. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila Sebagai Suatu Kesatuan Sistematis Dan


Logis
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian
secara mendasar dan menyeluruh. Dengan demikian, filsafar Pancasila akan mengungkapkan
konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melaikan bagi
manusia pada umumnya.
Aspek Ontologis
Ontologi menurut Runes, merupakan teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi.
Sementara Aristoteles menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan
disamakan artinya dengan metafisika. Kesimpulannya ontologi merupakan bidang filsafat yang
menyelidiki makna yang ada, sumber yang ada, jenis ada, dan hakikat ada, termaksud ada alam,
manusia, metafisika dan kesemertaan atau kosmologi.
Aspek Epistemologi
Epistemologi merupakan bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan

5
pemikiran membentuk budaya, sebagaimana manusi mengerahui bahwa ia tahu atau mengerahui
bahwa sesuatu itu pengetrahuan menjadi pentelidikan epistemologi. Dalam hal ini, terdapat tiga
hal yang menjadi fokus Pancasila dalam dasar epistemology.
Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber pengetahuan ini
berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat, kebudayaan dan religious.
Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi Pancasila yang
bersifat unversal atau dapat diterjemakan menjadi esensi Pancasila yang dapat dijadikan tolak
ukur dalam bernegara dan sumber tertib hukum.
Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui
kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga bersumner dari
isi rohani seseorang selain Pancasila juga mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal
manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan
fisik dan mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia.
Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaatm oikiran dan ilmu/teori. Menurut Brameld,
aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki:
Tingkah laku moral, yang berwujud etika.
Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan.
Sosio politik yang berwufud ideologi.
Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termaksud estetika, etika, ketuhanan dan
agama.

c. Pengetahuan Sistem Filsafat Pancasila dan Perbandingan Dengan


Filsafat Lainnya
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian secara mandasar dan menyeluruh. Adapun perbandingan Filsafat Pancasila dengan
Filsafat lainnya yaitu sebagai berikut:
Filsafat Komunisme
Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oleh satu
kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan. Semua hal
diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak
berasal dari suara rakyat, namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu
berada.
Filsafat Liberalisme

6
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya
benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan
benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa teranggu oleh orang
lain, namun apabila tidak merasa terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.
Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara orang
yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka
berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.

d. Pengertian Sistem dan Unsur-Unsur Sistem Pancasila


Keseluruhan arti filsafat meliputi berbagai masalah yang dapat dikelompokkan menjadi
dua macam yakni sebagai berikut:
Filsafat sebagai Produk yang mencakup pengertian:
Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf
dari zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau system filsafat tertentu misalnya:
nasionalisme, rasionalisme, hedonisme dan lain sebagainya.
Filsafat sebagai suatu jenis Masalah yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang bersumber pada akal
manusia.
Filsafat merupakan suatu kumpulan paham yang tidak hanya diyakini, ditekuni dan
dipahami sebagai suatu sistem nilai namun lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu
proses yang dinamis dengan menggunakan metode tersendiri.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pancasila adalah sebuah ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Adapun 5 dasar/asas yang ada pada Pancasila yang tercantum pada paragraf ke-
4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis Piramidal juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap sila
terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasikan oleh keempai sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang
mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut: “SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA ADALAH BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
BERPERSATUAN INDONESIA, BERKERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /PERWAKILAN DAN
BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

8
Daftar Pustaka

https://suparman11.wordpress.com/2014/10/22/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
http://blogenas.blogspot.com/2013/01/sejarah-singkat-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai