Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah sebuah ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Adapun 5 dasar/asas yang ada pada Pancasila yang tercantum pada paragraf ke-
4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Kata Lahirnya Pancasila merupakan judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam
sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1
Juni 1945. Dalam pidato tersebut muncul rumusan awal serta konsep Pancasila pertama kalinya,
yang dikemukakan sendiri oleh Soekarno sebagai dasar negara. Selanjutnya BPUPKI
membentuk panitia untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar, dan
terbentuklah Panitia Sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA
Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad
Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin yang ditugaskan untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai Dasar Negara dan menjadikannya sebagai teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Rumusan Pancasila tersebut akhirnya dicantumkan dalam Mukadimah Undang-
Undang Dasar 1945, yang disahkan sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh BPUPKI.
Sejak zaman dulu Burung Garuda telah dianggap mulia sehingga Garuda menjadi simbol
nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila. Lambang negara
Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang
negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan, perisai
berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis diatas pita yang dicengkeram oleh garuda yang artinya
adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Hirarki dan Piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan
untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas dan juga dalam
hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi
sidarnya dari sila-sila sebelumnya. Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap
silanya pada landasan, yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil. Oleh karena itu, hakikat itu
harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat bangsa Indonesia. Dengan demikianlah sila
pertama adalah sifat dan keadaan negra harus sesuai dengan hakikat Tuhan: sila dedua bersifat
dan keadaan negera harus sesuai dengan hakikat manusia, sila keriga sifat dan keadaan negara
harus satu, sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, dan
sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakiat adil.
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis Piramidal juga memiliki sifat
saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap sila
terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasikan oleh keempai sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang
mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut: “SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA ADALAH BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
BERPERSATUAN INDONESIA, BERKERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /PERWAKILAN DAN
BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
5
pemikiran membentuk budaya, sebagaimana manusi mengerahui bahwa ia tahu atau mengerahui
bahwa sesuatu itu pengetrahuan menjadi pentelidikan epistemologi. Dalam hal ini, terdapat tiga
hal yang menjadi fokus Pancasila dalam dasar epistemology.
Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber pengetahuan ini
berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat, kebudayaan dan religious.
Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi Pancasila yang
bersifat unversal atau dapat diterjemakan menjadi esensi Pancasila yang dapat dijadikan tolak
ukur dalam bernegara dan sumber tertib hukum.
Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui
kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga bersumner dari
isi rohani seseorang selain Pancasila juga mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal
manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan
fisik dan mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia.
Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaatm oikiran dan ilmu/teori. Menurut Brameld,
aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki:
Tingkah laku moral, yang berwujud etika.
Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan.
Sosio politik yang berwufud ideologi.
Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termaksud estetika, etika, ketuhanan dan
agama.
6
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya
benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan
benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa teranggu oleh orang
lain, namun apabila tidak merasa terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.
Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara orang
yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka
berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila adalah sebuah ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Adapun 5 dasar/asas yang ada pada Pancasila yang tercantum pada paragraf ke-
4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis Piramidal juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap sila
terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasikan oleh keempai sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang
mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut: “SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA ADALAH BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
BERPERSATUAN INDONESIA, BERKERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /PERWAKILAN DAN
BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
8
Daftar Pustaka
https://suparman11.wordpress.com/2014/10/22/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
http://blogenas.blogspot.com/2013/01/sejarah-singkat-pancasila.html