Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia
merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi.
Pada masing-masing jenis kelamin mempunyaiperbedaan sistem reproduksi,
yaitu antara pria dan wanita. Struktur luar darisistem reproduksi pria terdiri dari
penis, skrotum (kantung zakar) dan testis(buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari
vas deferens, uretra, kelenjarprostat dan vesikula seminalis
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi
dan fisiologi sistem reproduksi, maka perlulah kiranya disusun sebuah makalah yang
berisi materi tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi. Makalah ini disusun
juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.
1.2 Tujuan
a. Menjelaskan anatomi fisiologi organ reproduksi wanita.
b.Menjelaskan anatomi fisiologi organ reproduksi pria.
c. Menjelaskan Payudara
d.Menjelaskan Fisiologi Alat reproduksi wanita
e. Menjelaskan hubungan ovarium dan gonadotropin hormone
f. Menjelaskan kehamilan dan laktasi
g.Menjelaskan factor hormone dalam reproduksi wanita
1.3 Metode Penulisan
Adapun metode yang yang kami lakukan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Pengumpulan sumber melalui studi di perpustakaan
2. Mencari literature di internet
1.4 . Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kelompok ini adalah sebagai berikut:

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria terdiri atas:


1. Organ reproduksi ekternal, yaitu:
a. Penis
Penis terdiri dari 3 bagian akar, badan dan glans penis yang membesar yang
banyak mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk
tempat keluar urine dan semen serta sebagai organ korpulasi. Kulit penis tipis
dan tidak berambut kecuali di dekat akar. Organ. Prepusium (kulup) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali
diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis. Badan
penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris, dua korpus kavernosum
dan satu korpus spongiosum ventral di sekitar uretra.

2
Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid)
yang diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan
dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia. Korpus
kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang
membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk
prosuksi spermatozoa. Dua kantong scrotal, setiap scrotal berisi satu testis
tunggal, dipisahkan oleh septum internal. Otot Dartos adalah lapisan serabut
dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
2. Organ reproduksi internal
a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci). Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang
membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi
sekitar 250 lobulus. Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya
spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium germinal khusus melapisi
tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian mengandung sperma; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi
speerma yang sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang
memiliki fungsi endokrin.
b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4–6 M) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6
minggu. Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur
sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.

3
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal
berkontraksi untuk mendorong sperma kedalam duktus deferen.
c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda
spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf
SSO, otot-otot kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen
meninggalkan skrotum, menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal.
Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung
dengan duktus ejaculator.
d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung
dektus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator
panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk
bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga
bagian :
1. Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih,
menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 – 2 cm. bagian ini dikelilingi
sfingter uretra eksternal.
3. Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil berspons
(kospus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis
sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans penis.
f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang
bermuara ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa
yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi

4
sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma
yang meninggalkan tubuh).
g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi
prostat bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus
prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas
vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan
optimum pada pH 6,0 – 6,5. Kelenjar prostat membesar pada saat remaja dan
mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak
laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70
tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang
mengganggu perkemihan.
h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa
yang mengandung mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan
melindungi serta ditambahkan pada semen.

5
2.2 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas:
1. Organ ekternal

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.

6
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian
bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.
Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada
clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu
orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii
kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat
fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal
terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan
robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut
parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang
tampak pada wanita pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul
di rongga genitalia interna.

7
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada
haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina
terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix
uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3
anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah ruptur.

8
2. Organ internal

Terdiri dari:
a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi
konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus,
cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya
perubahan dan pelepasan dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk
lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.

9
b. Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian
luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang
ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar
mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat
kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk
garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi
siklus haid.
c. Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke
anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.
d. Ligamenta penyangga uterus
Terdiri dari Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

10
1). Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan
dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua
lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut
parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan
ureter.
2). Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba,
kedua ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium
mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen
ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami
hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3). Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan
ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
4). Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding
panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi
tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
5). Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum
mengelilingi rektum.
6). Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta
arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
1). Arteri uterina

11
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju
ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus
dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria
ovarica.
2). Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo
pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang
sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke
dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.
f. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari
ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa,
muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri
dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum
dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-
beda pada setiap bagiannya.
1). Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
2). Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum,
dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding
tuba bagian ini.
3). Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya,
melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum

12
yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam
tuba.
4). Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
g. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh
darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran
ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna
folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan
pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan
ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap
arteri renalis.
h. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak
diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9
cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan
sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras
disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan
mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.
Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks
lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah
vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria

13
hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina
adalah :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
- Alat untuk bersenggama
- Jalan lahir pada waktu bersalin

2.3 Anatomi Payudara (Mamae)

Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi
fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan pada laki-
laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae mencapai
perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi) setelah
melahirkan bayi.
a. Struktur
Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang
tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot pektoralis
mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran
payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan
bukan pada jumlah glandular aktual. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20
lobus mayor, setiap lobus dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar

14
menjadi sinus lakteferus (ampula). Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan
dipisahkan oleh ligamen suspensorium cooper (berkas jaringan ikat
fibrosa).Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori. Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar
sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola. Pada payudara terdapat 3
bagian utama yaitu:
1) Korpus (badan), bagian yang membesar
2) Areolar, bagian yang kehitaman ditengah
3) Papilla atau Putting, bagian yang menonjol dipuncak payudara
b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
1) Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang
arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan
vena supervisial yang menuju vena kava superior. Universitas Sumatera Utara
2) Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola
adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari
payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).
c. Fisiologi Payudara Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang
dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak
melalui masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan
progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus.
Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara
akan mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu
pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga
terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar
akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh
duktus baru. Adanya sekresi hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana

15
alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2005).

2.4 Fisiologi Alat Reproduksi Wanita


Berdasarkan fisiologinya alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu:
a. Fungsi seksual, yang berperan adalah vulva clan vagina. Kelenjar pada vulva
yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat
sanggama. Selain itu, vulva clan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir
b. Fungsi hormonal, yaitu peran indung telur dan rahim didalam
memperlahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-perubahan
fisik dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat
hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan hormon-harmon
wanita yaitu estrogen dan progesteron. Dalam masa kanak-kanak indung telur
belum menunaikan fungsinya dengan baik. Manakala indung teiur mulai
berfungsi, yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif
menghasilkan hormone-hormon wanita. Hormon-hormon ini mengadakan
interaksi dengan hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak.
Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada Wanita diantaranya
pertumbuhan payudara, kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan
disusul rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya terjadilah haid yang pertama
kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Mula-mula haid datang
tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang
wanita masuk kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kurang lebih 30
tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche dan 1 sampai 3 tahun setelah
menarche berlangsung dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas. Setelah
masa reproduksi wanita masuk kedalam masa klimakterium yaitu masa yang
menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. "semula haid sedikit,
kemudian datang 1-2 bulan sekali atau tidak teratur dan akhirnya berhenti
sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka dikatakan wanita

16
mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai
gejala-gejala panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan psikis yaitu
emosi yang labil. Pada saat ini terjadi pengecilan alat-alat reproduksi dan
kerapuhan tulang.
c. Fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan)

2.5 Hubungan Ovarium dan Gonadotropin Hormon


Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Ovarium mempunyai tiga fungsi yaitu, memproduksi ovum, memproduksi
hormone estrogen dan memproduksi progesterone.
Gonadotropin merupakan hormon yang diproduksi oleh aktivitas sel pada ovari
dan testis. Gonadotropin sangat berperan dalam kesuburan. Hal yang terpenting
adalah Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH),
yang keduanya disekresikan oleh kelenjar pituitari. Jenis gonadotropin yang lain
adalah hormon hCG (human Chorionic Gonadotrophin) yang diproduksi oleh
plasenta pada awal kehamilan. Beberapa gonadotropin digunakan untuk
penyembuhan terhadap kemandulan.
Efek Hormon Ovarium
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu
dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Efek
hormon pada tubuh manusia:
- Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan
bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh
feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).

17
- Perubahan Psikologis yaitu perilaku feminin dan maskulin, sensivitas,
mood/suasana hati.
- Perubahan Sistem Reproduksi pematangan organ reproduksi, produksi organ
seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
Pada wanita terdapat releasing factor (RF) yang dikeluarkan dari hipotalamus ke
hipofisis yang merangsang pengeluaran. Follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH), keduanya dikeluarkan dari hipofisis anterior.
 Hormone estrogen
Disekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus latum dan plasenta,
sebagian kecil oleh korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan
folikel ovarium dan meningkatkan tuba uterine dan jumlah otot uterus dan
kadar protein kontraktil uterus. Estrogen mempengaruhi organ endokrin
dengan menurunkan sekresi FSH, dalam beberapa keadaan menghambat
sekeresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH .Efek dari hormone
estrogen adalah: Mempertahankan fungsi otak, Mencegah gejala menopause
(seperti hot flushes) dan gangguan mood, meningkatkan pertumbuhan dan
elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan
pembuluh darah), Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk
tubuh wanita yang feminine, memproduksi sel pigmen kulit, mempengaruhi
sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap
lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu
menahan air.
 Hormone progesterone
Hormone ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang bertanggung
jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan
vagina. Efek hormone progesteron adalah: Mengatur siklus haid,
mengembangkan jaringan payudara, menyiapkan rahim pada waktu
kehamilan, melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker

18
endometrium.menyeimbangan elektolit, dan meningkatan sekresi air dan
natrium.
 FSH (follicle stimulating hormone)
Hormone ini mulai ditemukan pada gadis berumur 11 tahun dan jumlahnya
terus-menerus bertambah hingga dewasa. FSH ini dibentuk oleh lobus anterior
kelenjar hipofise. Pambentukan FSH ini akan berkurang pada
pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup, suatu keadaan
yang terjadi pada kehamilan. FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga berpengaruh pada
peningkatan hormon estrogen pada wanita.
 LH (luteinizing hormone)
LH bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari
folikel de graff. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari
progesterone dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang
cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan
produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH
dapat merangsang terjadinya ovulasi.
 Prolaktin (luteotropin, LTH)
Hormone ini ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak
pada urine wanita hamil, masa laktasi dan menopause dibentuk oleh sel alfa
(asidofil) dari lobus anterior kelenjar hipofise. Hormon ini berfungsi untuk
memulai dan mempertahankan produksi progesterone dari corpus luteum dan
memproduksi ASI.
 Hormon Gonadotropik (Hormon perangsang folikel yang berasal dari
FSH)
Hormon ini merangsang perkembangan folikel de graaf di dalam ovarium dan
pembentukan spermatozoa di dalam testis.

19
2.6 Kehamilan dan Laktasi
 Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Saifudin, 2006).
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya
sang bayi (Monika, 2009).
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4
sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz,
Wiknjosastro dan Waspodo, 2007. p. 89).
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah
sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu
rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah
pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),
penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini
berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai
(Bobak, 2005, p. 74).
Berikut ini adalah hormon-hormon yang diproduksi selama kehamilan, berikut
fungsi dan dampak yang dihasilkannya :
 BHCG (Beta Human Corionic Gonadotropin)
Hormon yang terbentuk pada awal kehamilan ini diproduksi oleh sel-sel
kehamilan sebelum terbentuknya plasenta. Produksi hormon ini biasanya
tinggi pada awal-awal kehamilan.

20
Fungsinya : Menjadi indikator untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui
air seni. Itulah mengapa, pada awal kehamilan, kebanyakan alat tes kehamilan
akan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine.
Dengan demikian, alat tes kehamilan akan mengindikasikan terjadinya
kehamilan atau kebanyakan orang menyatakan bahwa hasil tesnya positif.
Hormone ini untuk mempertahankan kehamilan sehingga janin bisa menempel
dalam rahim ibu. Dengan berkembangnya kehamilan dan mulai terbentuknya
plasenta, terutama pada usia kehamilan 14-16 minggu, plasenta mulai
mengambil alih fungsi BHCG dengan menghasilkan hormon progesteron.
Dampak : Kadar BHCG yang tinggi dalam darah menyebakan mual muntah
(morning sickness). Kadar BHCG yang kurang pada masa awal kehamilan
dapat membahayakan janin. Biasanya akan menyebabkan terjadinya flek-flek,
bahkan bisa menyebabkan keguguran.
 Progesteron
Kadar hormon progesteron pada tubuh ibu akan semakin tinggi seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
Fungsi : Sama dengan BHCG, yakni mempertahankan kehamilan layaknya
penguat. Hormone ini juga menyebabkan rahim tidak berkontraksi sehingga
tidak terasa kencang. Namun, seiring dengan semakin meningkatnya hormon
progesteron, hormon prostaglandin yang merangsang kontraksi pada
persalinan juga mengalami peningkatan, dan Menyiapkan payudara untuk
menyusui setelah persalinan kelak.
Dampak : Kadar hormon progesteron yang kurang pada trimester awal dan
kedua dapat menimbulkan keluhan pecahnya ketuban atau terjadinya
kontraksi sebelum waktunya bersalin. Akibatnya, dapat menyebabkan
terjadinya kelahiran prematur. Dapat mengembangkan pembuluh darah
sehingga menurunkan tekanan darah. Itulah mengapa, ibu sering pusing saat
hamil. Hormone progesterone menyebabkan otot-otot menjadi lemas,
terutama otot saluran pencernaan ibu, yang mengakibatkan timbul keluhan,

21
seperti : mual muntah, perasaan begah, dan susah buang air besar.
Progesterone dapat mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu,
meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernapasan, mual dan menurunnya
gairah berhubungan intim selama hamil.
 Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh ovarium.
Fungsi : Mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan histologi pada vagina, mempengaruhi
pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol
pelepasan LH dan FSH, menjadikan otot-otot uterus sensitif, mengendorkan
serviks, vagina, vulva, menimbulkan kontraksi pada rahim, memperkuat
dinding rahim demi mengatasi kontraksi saat persalinan, melembutkan
jaringan tubuh agar jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lentur sehingga
tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat, berperan penting dalam menjaga
kesehatan sistem genital, organ reproduksi, dan payudara.
Dampak : Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga
mengakibatkan terjadinya penimbunan cairan yang menyebabkan
pembengkakan. Dengan peningkatan hormon ini, ibu hamil sering merasa
sakit punggung, dapat juga menyebabkan varises.
 HPL (Human Placental Lactogen)
Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan hormon protein.
Fungsi : Merangsang pertumbuhan janin, menyebabkan perubahan dalam
metabolisme tubuh.
Berperan penting dalam produksi ASI.
Dampak : Memberikan perubahan terhadap payudara berupa pembesaran pada
payudara serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh. Kadar
HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.

22
 Prostaglandin
Produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Dihasilkan oleh rahim.
Fungsi : Meningkatkan kontraksi uterus.
Dampak : Berkurangnya hormon prostaglandin dapat menyebabkan
kehamilan lewat waktu.
 Oksitosin.
Hormon ini timbul akibat meningkatnya hormon prostaglandin. Kadar
oksitosin secara bertahap meningkat pada saat proses persalinan dan mencapai
puncaknya pada saat persalinan.
Fungsi : Sebagai pencetus kontraksi. Hormon ini bekerja untuk memaksa
rahim agar berkontraksi sehingga terjadi persalinan, menumbuhkan rasa cinta
ibu terhadap bayinya, membantu proses persalinan, membantu produksi ASI
setelah persalinan.
Dampak : Seperti halnya hormon prostaglandin, berkurangnya hormon
oksitosin dalam tubuh dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu. Akibatnya,
ibu membutuhkan induksi dengan obat-obatan perangsang hormon untuk
mempermudah persalinan.
 MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)
Fungsi : Merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit.
Dampak : Menggelapkan warna puting susu dan daearah di sekitarnya.
Pigmentasi kecokelatan pada wajah, bagian perut, dan garis dari pusar ke
simpisis (linea nigra).
 Laktasi
Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang
membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi
yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.

23
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat
ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir
susu yang berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh
hormonal bekerja melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita
memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem
payudara.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-
garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari
kehamilan bulan 7-8 memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya
menyusui bayi. Dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu
khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik
dan puting tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi.
Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai
berikut : Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi
hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:
 Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran.
 Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal
berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone (LH)
 Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin
merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini
memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, dan meningkat selama
kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada ahir proses persalinan
akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur menurun

24
sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya prolaktin. Peningkatan
prolaktin akan menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam
hari dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
 Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin
juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju
saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk
ejection reflex.
 Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga
diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

2.7 Faktor Hormon dalam reproduksi Wanita


Perubahan yang terjadi selama pubertas, baik pemunculan karakter seks primer
maupun sekunder, semuanya diregulasi neurohormon. Ada banyak hormon yang
mengatur hal tersebut, dan cara kerjanya saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan
saat pubertas pada wanita yaitu:
1) Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
2) Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang
dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH.
3) Estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas
FSH dan LH.
 Gonadotopin-releasing hormone (GnRH)
GnRH adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh hipotalamus, yang
menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior. Di hipotalamus sendiri
pengeluaran GnRH diatur oleh nukleus arkuata. Neuron pada nukleus arkuata

25
memiliki kemampuan untuk memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke
hipofisis.
 Gonadotropin
Gonadotropin pada wanita meliputi Follicle-stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH). Baik FSH dan LH disekresikan oleh kelenjar
hipofisis anterior pada usia antara 9-12 tahun. Efek dari sekresi hormon tersebut
adalah siklus menstruasi yang terjadi pada usia sekitar 11-15 tahun. Periode ini
dikatakan pubertas sedangkan siklus menstruasi pertama disebut menarche. FSH
dan LH bekerja menstimulasi ovarium dengan berikatan pada reseptor FSH dan
reseptor LH. Reseptor yang teraktivasi akan meningkatkan laju sekresi sel,
pertumbuhan, dan proliferasi sel.
 Follicle-stimulating hormone (FSH)
FSH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein, diproduksi di sel
gonadotrop hipofisis, distimulasi oleh hormon aktivin dan dihambat oleh hormon
inhibin. FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi saat
pubertas, dan reproduksi. Pada wanita, FSH menstimulasi maturasi sel-sel
germinal, menstimulasi pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel granulosa dan
mencegah atresia folikel. Pada akhir fase folikular kerja FSH dihambat oleh
inhibin dan pada akhir fase luteal aktivitas FSH kembali meningkat untuk
mempersiapkan siklus ovulasi berikutnya, demikian seterusnya. Kerja FSH juga
dihambat oleh estradiol (estrogen) yang dihasilkan oleh folikel matang sehingga
menyebabkan folikel tersebut dapat mengalami ovulasi sedangkan folikel lainnya
mengalami atresia.
 Luteinizing hormone (LH)
LH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein heterodimer,
diproduksi di sel gonadotrop hipofisis dan kerjanya tidak dipengaruhi oleh
aktivitas aktivin, inhibin, dan hormon seks. Pada saat FSH menstimulasi
pertumbuhan folikel, khususnya sel granulosa, maka pengeluaran estrogen akan
memicu munculnya reseptor untuk LH. LH akan berikatan pada reseptornya

26
tersebut dan estrogen akan mengirim umpan balik positif untuk mengeluarkan
lebih banyak lagi LH. Dengan semakin banyaknya LH, maka akan memicu
ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel sekaligus mengarahkan pembentukan
korpus luteum. Korpus luteum yang terbentuk akan menghasilkan progesteron
yang berguna pada saat implantasi.
 Estrogen
Pada wanita yang sedang tidak hamil, estrogen diproduksi di ovarium dan
korteks adrenal, sedangkan pada wanita hamil estrogen juga diproduksi di
plasenta. Ada tiga macam estrogen yang terdapat dalam jumlah signifikan: β-
estradiol, estrone, dan estriol. β-estradiol banyak diproduksi di ovarium
sedangkan estrone lebih banyak diproduksi di korteks adrenal dan sel-sel teka.
Adapun estriol adalah turunan β-estradiol dan estrone yang sudah dikonversi di
hati. Karena β-estradiol memiliki potensi estrogenik 12 kali lebih kuat dibanding
estrone dan 80 kali lebih kuat dari estriol, maka β-estradiol dikatakan sebagai
estrogen mayor.
Efek dari estrogen adalah menstimulasi proliferasi seluler dan pertumbuhan
organ seks dan jaringan lainnya terkait reproduksi.
 Progestin
Progestin terpenting adalah progesteron. Pada wanita yang sedang tidak hamil,
progesteron diproduksi oleh korpus luteum pada paruh terakhir siklus ovarium.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi ekternal dan internal.
Organ reproduksi eksternal yaitu penis dan scrotum. Sedangkan organ reproduksi
internal yaitu testis, epididimis, duktus deferen, duktus ejaculator, uretra, vesika
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bolbouretra.
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi ekternal dan internal.
Organ reproduksi eksternal yaitu Vulva, mons pubis, labia mayor, labia minor,
clitoris, vestibulum, orificium vagina,vagina, dan perineum. Sedangkan organ
reproduksi internal yaitu uterus, tuba fallopy, vagina, ovarium
Pada payudara terdapat 3 bagian utama yaitu: Korpus (badan), bagian yang
membesar, Areolar, bagian yang kehitaman ditengah, dan Papilla atau Putting, bagian
yang menonjol dipuncak payudara. Berdasarkan fisiologinya alat reproduksi wanita
mempunyai 3 fungsi, yaitu: fungsi seksual, fungsi hormonal, dan fungsi reproduksi
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga
dari bulan ke-7 sampai ke-9. Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan
pengeluaran ASI yang membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik,
kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan bayiLaktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan
pengeluaran ASI yang membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik,
kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

28
Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan saat pubertas
pada wanita yaitu: Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh
hipotalamus, Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH, Estrogen dan
progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas FSH dan LH.

29
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC


Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
(EGC). Jakarta
Sjamsuhidajat R, de Jong W., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 22. Jakarta. EGC
Guyton, AC. Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11.Jakarta. EGC
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6. Jakarta.
EGC
Saifuddin. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

30

Anda mungkin juga menyukai