A. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama.(Stuart & Gail, 2007).
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang detruktif dan maladaktif. Kekuatan kelompok ada pada
kontribusi dari tiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya. Kelompok
berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain,
untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Terapi aktifitas kelompok merupakan terapi manual, rekreasi, dan tekhnik kretif
yang sering dipakai sebagai terapi tambahan untuk memfasilitasi pengalaman
seseorang serta meningkatkan respon sosial serta harga diri (Yosep, 2007).
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi
perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan
riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi
kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar 60,4%. (Direja, 2011)
Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon
klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil jika: 1) kelompok
menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab bersama, 2) menunjukkan partisipasi aktif
semua anggotanya, 3) mencapai tujuan kelompok, 4) menunjukkan teerjadinya
komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.
Perilaku kekerasan atau agresif dan respon terhadap marah menurut
Berkowitz,1993 dan Maramis,1998 dalam buku Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa
karya Direja 2011 merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis .Sedangkan kemarahan merupakan ekspresi
1
dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman (Berkowitz,1993). Respon
terhadap marah dapat dilakukan dalam tiga cara yaitu :mengungkapkan secara verbal,
menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif
sedang dua cara yang lain adalah destruktif dengan melarikan diri atau menantang akan
menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini di pakai terus menerus maka
kemarhan akan di ekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan tampak sebagai
depresi dan psikomatik atau agresif atau mengamuk (Maramis,1998).
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan yaitu menyerang atau
menghindar (flight or flight) pada keadaan ini respon fisiologi timbul karena kegiatan
system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epinephrinyang menyebabkan tekanan
darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil meleba, sekresi HCL meningkat,
konstipasi, kewaspadaan meningkat serta disertai ketegangan otot. Seperti rahang
terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan di sertai reflek yang cepat. (Direja
,2011)
B. TUJUAN
1. Kien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahan
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah )
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
C. SETTING
1. Ruang Kelas GB 3.5
2. Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
= co leader
= observer
= klien
= fasilitator
2
D. TATA TERTIB
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara terapi aktivitas kelompok
dilaksanakan. Anggota wajib memberi tahu leader jika tidak bisa hadir.
3. Peserta berpakaian bersih, rapi dan sudah mandi
4. Peserta dilarang makan, minum, dan merokok selama kegiatan
5. Peserta tidak boleh meninggalkan tempat sebelum dan selama TAK
berlangsung
6. Jika ada peserta yang hendak BAK dan BAB di persilahkan untuk ke toilet
didampingi oleh fasilitator dan meminta izin kepada Leader
7. Jika ingin mengajukan pertanyaan, peserta mengacungkan tangan dan
berbicara setelah di persilahkan leader.
8. Jika ada anggota melakukan hal-hal yang mengganggu jalannya TAK, maka
anggota tersebut dikeluarkan dari kegiatan terapi.
E. Pengorganisasian
I. Pelaksanaan
Tempat : UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan
Hari /tanggal : Senin, 8 juni 2015
Waktu : 35 menit
4
F. ALAT
1. Papan tulis/ whiteboard
2. Spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan harian klien
5. Lembar observasi
6. Name tag
7. Kursi/bangku
8. Bola
9. Musik/ Laptop
10. Speaker
G. METODE
1. Diskusi dan Tanya Jawab
2. Bermain peran / simulasi
3. Dinamika kelompok
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien prilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menyiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis
Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai name tag)
Menanyakan nama dan panggilan semua klien satu persatu dan diberi name
tag
b. Evaluasi /validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan klien
c. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan
Menjelaskan aturan main yaitu :
o Menjelaskan mekanisme permainan
5
o Menjelaskan pengalaman saat marah
o Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
o Bila ingin keluar kelompok klien harus seizin leader TAK
o Lama kegiatan yaitu ± 35 menit
3. Tahap Kerja
a. Perkenalan
- Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh leader untuk
memulai menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan
kegiatan dalam kelompok
- Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu
mengangkat/ menunjukkan tangannya
- Bila klien ingin keluar minum, BAB/BAK harus minta izin leader dan ditemani
oleh fasilitator
- Pada akhir perkenalan perawat menanyakan nama perawat yang di tunjukkan
oleh leader
b. Permainan
1. Menejelaskan kegiatan yaitu musik dari laptop akan dinyalakan dan bola di
edarkan sesuai arah jarum jam (kea rah kanan) pada saat musik berhenti maka
peserta yang memegang bola memperkenalkan dirinya mulai dari nama
lengkap, nama panggilan, hobi, penyebab perilaku kekerasan, tanda gejala,
dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
2. Musik dihidupkan dan Perawat atau tim terapis untuk mencontohkan teknik
permainan
3. Hidupkan musik dalam laptop dan edarkan bola searah jarum jam
4. Pada saat musik dimatikan peserta yang memegang bola mendapat giliran
untuk menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi, penyebab perilaku
kekerasan, tanda gejala, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
5. Tulis nama panggilan penyebab perilaku kekerasan, tanda gejala, dan akibat
dari perilaku kekerasan yang dilakukan pada kertas observasi dan papan tulis
white board oleh obeserver
6. Ulangi point 3, 4, dan 5 sampai semua peserta mendapat giliran, beri pujian
untuk tiap keberhasilan peserta dengan memberi tepuk tangan.
6
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberikan reinforcemet positif terhadap perilaku klien yang positif
b. Tindak Lanjut
Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab ; tanda
dan gejala ; serta akibat perilaku kekerasan
Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala ; perilaku
kekerasan dan akibat yang belum diceritakan
Memasukkan kegiatan mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
c. Kontrak yang Akan Datang
Menyepakati untuk belajar cara baru yang sehat untuk mengendalikan atau
mencegah perilaku kekerasan
Menyepakati waktu dan tempat untuk TAK berikutnya.
7
BAB II
PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi
perawat professional dalam menangani klien dengan masalah gangguan jiwa khususnya
gangguan dalam perilaku kekerasan dalam bentuk terapi aktivitas kelompok : stimulus
persepsi. Semoga bermanfaat bagi rekan petugas kesehatan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1996. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan penyakit jiwa, Jilid
Depkes RI. 2000. Keperawataan jiwa: teori dan tindakan keperawatan jiwa. Jakarta:
depkes RI
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Nuha
Medika
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC.
Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.