Sterilisasi alat bedah bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada alat-
alat bedah. Dengan menghilangkan mikroba maka jaringan yang tersentuh dengan alat akan tetap
steril. Teknik sterilisasi alat bedah, yaitu pertama alat bedah tumpul, seperti pinset, scalpel, dan
alis forceps disusun di atas pembungkus atau koran yang sudah dibuka di atas meja. Kemudian
pembungkus alat bedah dilipat dengan rapi agar alat bedah terbungkus seluruhnya. Sterilisasi
dilakukan menggunakan autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit. Setelah 15 menit di
dalam autoclave, alat bedah dikeluarkan, lalu dimasukkan ke nierbeken yang sudah disterilisasi
juga pada autoclave. Untuk alat bedah tajam, seperti gunting, blade, dan needle diletakkan pada
wadah, lalu direndam dengan campuran larutan iodine dan alkohol 70%.
Teknik laparotomi
Preoperasi
Sebelum dilakukan laparotomi, hewan harus dipuasakan selama 6 – 12 jam. Setelah itu,
dilakukan penghitungan dosis atropin sulfat untuk premedikasi serta ketamin dan xylazine
sebagai anastesi. Lalu, diperiksa berat badan, pulsus, suhu dan membran mukosa sebelum
diberikan premedikasi dan anastesi. Alat meja bedah diberi underpad agar tidak banyak
mengotori tempat bedah. Hewan di handling dengan benar saat pemberian atropin sulfat sebagai
premedikasi secara subkutan agar hewan menjadi tenang, dan ditunggu selama 10-15 menit.
Setelah hewan tenang, hewan diberi anastesi ketamin dan xylazine secara IM. Dilakukan restrain
dengan cara mengikat keempat kaki hewan coba menggunakan tali dan dikeluarkan lidah hewan
coba dan mulut ditutup (tidak rapat) dengan kapas atau kasa. Sementara itu, Operator bersiap
siap dengan menyeterilkan diri dan dengan menggunakan glove steril serta APD lainnya. lalu,
dipasang duk operasi tepat pada bagian abdomen hewan lalu dijepit dengan towel klem pada
kulit dan duk. Pada situs operasi yang sudah bersih dari bulu, diberikan iodine untuk desinfektan.
Dilakukan incisi sepanjang kurang lebih 3 cm pada daerah median abdomen dengan blade,
diikuti penyayatan subcutan dan kemudian penyayatan linea alba. Incisi yang ada diperluas
dengan menggunakan gunting tajam-tumpul. Setelah terbuka seluruh lapisan, rongga yang
terbuka ditahan dengan menggunakan allis forceps dan retractor agar tetap terbuka. Setelah
selesai, rongga diberikan nacl fisiologis. Dilakukan penjahitan pada bagian yang disayat
sebelumnya dengan 3 lapis jahitan dengan menggunakan cat gut absorbable pada bagian dalam
dan non-absorbable pada bagian luar luka. Jahitan pertama pada bagian linea alba dengan pola
jahitan simple interrupted. Jahitan kedua pada bagian subkutan dengan pola jahitan simple
continuous. Jahitan ketiga pada bagian kulit dengan pola jahitan simple interrupted. Setelah
dijahit, diberikan antibiotik Nebacetin pada bagian jahitan agar tidak terjadi infeksi dan
mempercepat kesembuhan luka. Luka ditutup dengan kassa steril, lalu difiksasi dengan hypafix,
kemudian dipakaikan gurita sebagai tersier bandage. Diamati suhu dan pulsus hewan coba setiap
15 menit hingga nilai dari suhu dan pulsus dianggap normal.
Difiksasi dengan
hypafix, kemudian
dipakaikan gurita