Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

Skenario Blok
(10)

Kelompok

Tutor :
Desliana (Moderator) 04121401091
Yesi Eka Molita (sekretaris meja) 04121401055
Novalia Arisady 04121401042
Vina Chanthyca Ayu 04121401043
Marisabela Oktaviani Lintang 04121401056
Elzan Zulqad Maulana 04121401029
Risfandi A.R 04121401090
Muhammad Ramzie 04121401019
Norfariedzuan A. 04121401102
Mandeep Singh 04121401104
Nur Annisa Faradhina 04121401034
Sangeethaa Kusalakumaran 04121401101
Indarwati 04121401030
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 3

KEGIATAN TUTORIAL …………………………………………………… 4

SKENARIO …………………………………………………………………… 5

KLARIFIKASI ISTILAH ………………………………………………………

IDENTIFIKASI MASALAH ……………………………………………….….

PRIORITAS MASALAH …………………………………………………….…

HIPOTESIS ……………………………………………………………………..

ANALISIS MASALAH ………………………………………………………..

KERANGKA KONSEP ………………………….….….….….….….….….….

TOPIK PEMBELAJARAN ………………………………………………….….

SINTESIS ………………………………………………………………………..

KESIMPULAN …………………………………………………………………

SARAN …………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….

[2]
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial
Skenario Blok ” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah
kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih
kepada :

1. Allah SWT, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,
2. tutor kelompok,
3. teman-teman sejawat FK Unsri,
4. semua pihak yang telah membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah
SWT. Aamiin.

Palembang, 2013

Tim Penyusun

[3]
KEGIATAN TUTORIAL

Tutor :

Moderator : Ima Desliana

Sekretaris Meja : Yesi Eka Molita

Pelaksanaan : 23 September 2013

07.30-10.00 WIB

Peraturan selama tutorial :

1. Mengangkat tangan terlebih dulu bila ingin menyampaikan atau menyanggah


pendapat.
2. Berbicara setelah dipersilakan oleh moderator.
3. Tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi elektronik, tablet, laptop, dan
lain-lain kecuali untuk kepentingan tutorial.

[4]
 SKENARIO
Nyonya Yani 40 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan demam, sesak nafas,
dan berat badan (BB) turun sejak 6 minggu yang lalu.
Keluhan ini di sertai menggigil, berkeringat dan anorexia yang terus memburuk.
Ia juga merasa nyeri punggung yang menetap sejak 4 minggu sebelum masuk
rumah sakit.Selama ini ia sudah sering mengeluh sesak nafas jika berjalan cukup
jauh, tetapi sesak semakin lama semakin berat. Saat masuk rumah sakit BB telah
turun 5 kg. Sewaktu kecil ia menderita reumatic fever dengan gejala
pembengkakan sendi dan demam sehingga harus di rawat (di rumah) selama 3
bulan Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa nyonya yani menderita
endokarditis . Pemeriksaan fisik : RR: 28 x/m, Suhu : 39 c .Pemeriksaan spesifik :
Auskultasi : murmur diastolik dengan nada rendah, pada didi kiri terdapat suara
pembukaan katup mitral yang keras (loud opening snap) Pemeriksaaan
penunjang : Kultur darah : streptococcus beta hemolyticus group A
Echocardiography : stenosis mitral (pada apex jantung)

 KLARIFIKASI ISTILAH
 Anorexia: keadaan dimana seseorang sangat takut terhadap kegemukan meskipun
berat badan kurang
 Menggigil: perasaan dingin disertai dengan getaran tubuh. Menggigil dapat
berkembang setelah terpapar lingkungan yang dingin atau menyertai demam.
 Rheumatic fever :reaksi imflamasi yang melibatkan jantung dan juga katup
jantung
 Endokarditis :perubahan peradangan proliferatif dan eksodatif pada endokardium
 Compos mentis : sadar sepenuhnya dapat menjawab semua pertanyyaan
sekelilingnya
 Murmur diastolik :murmur jantung yang terdengar selama periode diastolik
akibar regurgitasi katup semilunaris atau perubahan aliran darah melalui katup
atrium ventrikel
 Stenosis mitral :penyempitan pada katup mitral (atrioventrikular sinistrum)
 Streptokokus beta hemolisis group A : bakteri Gram-positif bentuk bundar yang
tumbuh dalam rantai panjang dan merupakan penyebabinfeksi Streptococcus Grup
A
 EKG (Ecocardiografi) :perekam grafik variasi potensial elektrik yang disebabkan
oleh kegiatan listrik otot jantung dan dideteksi pada permukaan tubuh
sebagai metode untuk mempelajari kerja otot jantung

[5]
 IDENTIFIKASI MASALAH
MASALAH KONSEN

1. Nyonya Yani 40 tahun, masuk


rumah sakit dengan keluhan
demam, sesak nafas, dan
berat badan (BB) turun sejak 6
minggu yang lalu.

2. Keluhan ini di sertai menggigil,


berkeringat dan anorexia yang
terus memburuk.

3. Ia juga merasa nyeri


punggung yang menetap
sejak 4 minggu sebelum
masuk rumah sakit.

4. Selama ini ia sudah sering


mengeluh sesak nafas jika
berjalan cukup jauh, tetapi
sesak semakin lama semakin
berat.

5. Saat masuk rumah sakit BB


telah turun 5 kg.

6. Sewaktu kecil ia menderita


reumatic fever dengan gejala
pembengkakan sendi dan
demam sehingga harus di
rawat (di rumah) selama 3 bln

[6]
7. Dokter yang
memeriksa
mengatakan bahwa
nyonya yani menderita
endokarditis

8. Pemeriksaan fisik : RR:


28 x/m, Suhu : 39 c

9. Pemeriksaan spesifik :
Auskultasi : murmur
diastolik dengan nada
rendah, pada didi kiri
terdapat suara
pembukaan katup
mitral yang keras (loud
opening snap)

10. Pemeriksaaan
penunjang : Kultur
darah : streptococcus
beta hemolyticus
group A,
Echocardiography :
stenosis mitral (pada
apex jantung)

 PRIORITAS MASALAH
4.1

 HIPOTESIS
5.1 Ny. Yani,40 tahun menderita penyakit Endokarditis dan rheumatic heart disease akibat
pernah terinfeksi bakteri streptococcus beta hemoliticus sehingga menyebabkan

[7]
rheumatic fever waktu kecil dan saat tua terjadi penyimpangan reaksi Autoimunin yang
menyerang jantung dan terdapat factor genetic yang menerima penyakit tersebut

 ANALISIS MASALAH
Kalimat 1
a) Bagaimana mekanisme dari?
1. demam:
2. akibat penyerangan dari infeksi Streptococcus beta hemoliticus yang mengandung
protein m dan N asetil glukosamin pada dinding sel bakteri tersebut yang mirip
dengan protein myosin dan tropomiosin pada jantung sehingga mengaktifkan auto
imun yaitu reaksi imun tersebut akan menyebabkan seolah olah terdapat protein
asing membuat adanya pajanan pada makrofag , monosit mengakibatkan reaksi
fagositosis yang merangsang endogen pirogen yaitu IL-1 masuk kedalam ruang
perivaskular OVLT melalui jendela kapiler untuk merangsang sel untuk
memproduksi prostaglandin E-2 (PGE-2); secara difusi masuk kedalam regio
preoptik hipotalamus anterior untuk menyebabkan demam atau bereaksi dalam
serabut saraf dalam OVLT kemudian merangsang mekanisme kompleks
peningkatan thermostatic set-point yang akan memberi isyarat serabut saraf eferen,
terutama serabut simpatis untuk memulai menahan panas (vasokonstriksi) dan
produksi panas (menggigil).
3. sesak napas:
 Bertambahnya beban/kerja pernapasan à overworked otot pernapasan. Dalam
gagal jantung kiri (stenosis mitral) jantung tidak lagi mampu memompa

darah untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh akibat katup yang


tertutup akibat serangan auto imun mengakibatkan inflamasi yang
lama kelamaan fibrosis sehingga katup tertutup, berlakunya kongesti lokal
pada vena pulmonary dan kapilar. Tekanan kapilar pulmonal> 25 mmHg à
eksudasi cairan dari dinding alveolar à paru2 lebih rigid (tidak elastis) à > beban
kepada otot respiratory
 Berkurangnya kapasitas vital disebabkan oleh kongesti vena pulmonary jarang
sekali hydrothorax atau ascites
 Refleks hiperventilasi. Pulmonary stretch receptor meregang secara abnormal
disebabkan oleh kongesti paru

[8]
 Penyempitan bronkial. Penyempitan disebabkan oleh spasme atau cairan yang
timbul akibat gagal jantung.
 Hypoxaemia dan retensi CO2.

b) Kenapa berat badan bisa turun sejak 6 minggu yang lalu?

Kalimat 2
a) Bagaimana mekanisme?
4. (a) menggigil : akibat adanya reaksi fagositosis pada mekanisme demam
yang merangsang endogen pirogen yaitu IL-1 masuk kedalam ruang perivaskular
OVLT melalui jendela kapiler untuk merangsang sel untuk memproduksi
prostaglandin E-2 (PGE-2); secara difusi masuk kedalam regio preoptik
hipotalamus anterior untuk menyebabkan demam atau bereaksi dalam serabut
saraf dalam OVLT kemudian merangsang mekanisme kompleks
peningkatan thermostatic set-point yang akan memberi isyarat serabut saraf eferen,
terutama serabut simpatis untuk memulai menahan panas (vasokonstriksi) dan
produksi panas (menggigil).
5. (b) anoreksi
6. (c) berkeringat peningkatan thermostatic set-point yang akan memberi isyarat
serabut saraf eferen, terutama serabut simpatis untuk memulai menahan panas
(vasokonstriksi) dan produksi panas (menggigil) saat reaksi infeksi selesai tubuh
mulai melakukan homeostasis penurunan termostat setpoint ke normal
vasodilatasi akibatnya adanya penguapan air di dalam tubuh
7.
b) Bagaimana langkah pengobatan dari anoreksia
Pengobatan untuk anorexia nervosa mencoba untuk mengatasi tiga bidang utama.

1. Mengembalikan seseorang untuk berat badan yang sehat,


2. Mengobati gangguan psikologis yang berkaitan dengan penyakit
3. Mengurangi atau menghilangkan perilaku atau pikiran yang awalnya mengarah pada makan
teratur.

Jika anoreksia nervosa tidak diobati, komplikasi serius seperti sebagai kondisi jantung dan
gagal ginjal dapat innitiate dan akhirnya menyebabkan kematian.

1. A. Dietary

 Suplemen zinc telah ditunjukkan dalam berbagai penelitian bermanfaat dalam pengobatan
AN bahkan pada pasien tidak menderita defisiensi seng, dengan membantu meningkatkan
berat badan.
 Asam lemak esensial: Asam Asam lemak omega-3 docosahexaenoic acid (DHA) dan
eicosapentaenoic acid (EPA) telah terbukti bermanfaat bagi berbagai gangguan
neuropsikiatri. Ada melaporkan peningkatan pesat dalam sebuah kasus yang parah AN

[9]
diobati dengan etil-asam eicosapentaenoic (E-EPA) dan mikronutrienDHA dan EPA
suplemen telah terbukti menjadi manfaat di banyak gangguan komorbid AN termasuk:
perhatian. defisit / hyperactivity disorder (ADHD), autisme, gangguan depresi utama (PDK),
gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian borderline. Percepatan penurunan kognitif dan
gangguan kognitif ringan (MCI) berkorelasi dengan tingkat jaringan menurunkan DHA /
EPA, dan suplemen telah meningkatkan fungsi kognitif.
 Nutrisi konseling
 Nutrisi Terapi Medis; (MNT) juga disebut sebagai Terapi Gizi adalah pengembangan dan
penyediaan perawatan gizi atau terapi berdasarkan penilaian rinci sejarah medis seseorang,
sejarah psikososial, pemeriksaan fisik, dan sejarah diet

B. Obat

 Olanzapine: telah terbukti efektif dalam mengobati aspek-aspek tertentu AN termasuk untuk
membantu menaikkan indeks massa tubuh dan mengurangi obsessionality, termasuk pikiran
obsesif tentang makanan

C. Terapi

 Terapi perilaku kognitif (CBT) CBT adalah sebuah pendekatan berbasis bukti yang dalam
studi sampai saat ini telah terbukti berguna pada remaja dan orang dewasa dengan anoreksia
nervosa

c) Bagaimana keterkaitan antara anorexia dengan penurunan berat badan


Selera makan dikontrol oleh “pusat lapar” atau “pusat makan” di nuklei
hipotalamus lateral (LHN), dihambat oleh “pusat kenyang” yang berlokasi di
nuklei ventromedial (VMN) hipotalamus. Mediator kimia yang dihasilkan oleh
rangsangan vagal atau simpatetik pada reseptor perifer dan pusat memberikan
masukan pada LHN dan VMN yang akan merubah selera makan. Rangsangan
pada LHN secara langsung akan memicu perangsangan psikik untuk mencari
dan menelan pakan dan menyebabkan hewan makan dengan lahap.
Sedangkan rangsangan pada VMN menyebabkan hewan merasa kenyang,
bahkan dalam keadaan ada rangsangan yang secara normal menimbulkan
lapar. Pusat kenyang dipercaya menghambat pusat lapar. Lesi neuronal yang
merusak VMN menyebabkan hewan tidak tertarik terhadap pakan dan
mengakibatkan hilang berat (weight loss) secara progresif

Kalimat 3
a) Apa yang menyebabkan nyeri punggung yang menetap (mekanisme)

Kalimat 4
a) Kenapa dapat terjadinya sesak napas saat berjalan cukup jauh? 9,6,3

Kalimat 5

[10]
a) Bagaimana Etiologi dari Rheumatic fever 10,7,4
b) Bagaimana patogenesis dari Rheumatic fever 11,8,5
c) Apa sajakah komplikasi dari Rheumatic fever 12,9,6
d) Bagaimana hubungan riwayat Rheumatic fever ini dengan gejala yang di
hubungkan sekarang 13,10,7

Kalimat 6
a) Bagaimana identifikasi penyebab penyakit yang dideritanya 1,11,8
b) Bagaimana patofisiologi dari endokarditis 2,12,9
c) Bagaimana prognosis dari endokarditis 3,13,10
d) Bagaimana penatalaksanaan dari endokarditis 4,1,11
e) Bagaimana cara pencegahan agar tidak terinfeksi endokarditis 5,2,12

Kalimat 7
a) Bagaimana interprestasi dari pemeriksaan fisik 6,3,13
b) Apa mekanisme dari mur mur diastolik sama stenosis mitral 7,4,11
c) Jelaskan morfologi dari streptococcus beta hemolyticus group A
MORFOLOGI
Streptococcus pyogenes adalah salah satu jenis bakteri Streptococcus beta
hemolitikus grup A, yaitu Streptococcus yang dapat menyebabkan terjadinya
hemolisis sel darah merah yang disertai dengan pelepasan
hemoglobin. Streptococcus pyogenes adalah bakteri Gram positif, non-spora, bersifat
fakultatif anaerob, dan selnya berbentuk bulat dengan diameter 0.6-1 μm. Biasanya
struktur tersusun dalam bentuk rantai yang panjangnya beragam atau pasangan sel.
Streptococcus pyogenes mudah tumbuh dalam media BAP. Penambahan glukosa
dalam konsentrasi 0.5% akan meningkatkan pertumbuhannya, tetapi menyebabkan
penurunan daya lisisnya terhadap sel darah merah. Dalam lempeng agar yang
diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam akan membentuk koloni kecil abu-
abuan,bentuknya bulat, pinggir rata pada permukaan media, koloni tampak seperti
setitik cairan.
Streptococcus bersifat anaerob fakultatif, hanya beberapa jenis yang bersifat anaerob
obligat. Pada perbenihan biasa, pertumbuhannya kurang subur jika ke dalamnya tidak
ditambahkan darah atau serum. Streptococcus hemolyticus meragi glukosa dengan
membentuk asam laktat yang dapat menghambat pertumbuhannya. Tumbuhnya akan
subur bila diberi glukosa berlebih dan diberikan bahan yang dapat menetralkan asam
laktat yang terbentuk.Tes katalase negatif untuk Streptococcus, ini dapat membedakan
dengan Staphylococcus di mana tes katalase positif.
Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah,bakteri ini dibagi dalam:
a. hemolisis tipe alfa, membentuk warna kehijau-hijauan dan hemolisis sebagian
disekeliling koloninya, bila disimpan dalam peti es zona yang paling luar akan
berubah menjadi tidak berwarna.

[11]
b. Hemolisis tipe beta, membentuk zona bening di sekeliling koloninya, tak ada sel
darah merah yang masih utuh, zona tidak bertambah lebar setelah disimpan dalam peti
es.
c. Hemolisis tipe gamma, tidak menyebabkan hemolisis.Untuk membedakan
hemolisis yang jelas sehingga mudah dibeda-bedakan maka dipergunakan darah kuda
atau kelinci dan media tidak boleh mengandung glukosa. Streptococcus yang
memberikan hemolisis tipe alfa juga disebut Streptoccocus viridans. Yang
memberikan hemolisis tipe beta disebut Streptococcus hemolyticus dan tipe gamma
sering disebut sebagai Streptococcus anhemolyticus.

d) Bagaimana klasifikasi dari streptococcus beta hemolyticus group A


GROUP A STREPTOCOCCI
(S. PYOGENES)
Sifat Pertumbuhan
pH 7.4--7.6; Suhu pertumbuhan 37 C
Media isolasi primer: (+) Darah;
Rendah O2 Æ Mengapa ?
–– Oksidasi Intraseluler: Æ Produksi H2O2
––Katalase (--) Æ H2O2 menumpuk Æ Toksik
–– Darah Æ (+) Katalase Æ Meningkatkan
pertumbuhan aerob
–– Terlihat gambaran Beta--hemolisis
Morfologi:
–– φ 0.6
-- 1 μm
–– Dinding sel Æ (+) M--Protein spesifik Æ
Kapsul
Fisiologi
–– anaerobik fakultatif
–– Homofermentan Æ Lactic acid
–– Tidak mampu sintesis beberapa asam Amino
Æ perlu media kaya
Pemeriksaan Laboratorium:
37 C, 16--24 jam pada LAD (Lempeng Agar
Darah)
–– Koloni: Keruh keabuan
–– Diameter: 0.5 mm
–– Dikelilingi daerah Beta--hemolisis:(Meningkat jika
ditanam di bawah permukaan atau O2 tekanan rendah)
Peka terhadap bacitracin
(Tidak pada grup hemolitik beta yang lain)

[12]
Katalase Negative (pada Staphylococcus Æ
positif)
e) Bagaimana patogenesis dari streptococcus beta hemolyticus group A

[13]
 KERANGKA KONSEP

 TOPIK PEMBELAJARAN
8.1

YANG YANG HARUS BAGAIMA


YANG SAYA TIDAK
TOPIK SAYA DIBUKTIKAN NA SAYA
TAHU
TAHU KEMBALI BELAJAR
TEXTBOOK,
INTERNET,
JURNAL

 SINTESIS
9.1.

 KESIMPULAN

 SARAN

 DAFTAR PUSTAKA
www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2008/ppgb_2008_afif_siregar.pdf

http://id.scribd.com/doc/14763632/Patofisiologi-Demam-Rematik-Dan-Penyakit-Jantung-Rematik

Guyton C.A., Hall E.J. 1997. Pengaturan Suhu. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC.
1141-1155.

[14]
Ganong F.W. 2003. Temperature Regulation. Review of Medical Physiology. 21st edition. San
Francisco. Lange Medical Book Mc Graw Hill. 254-259.

http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Streptococcus_2007.pdf

[15]

Anda mungkin juga menyukai