Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)

OLEH :

NI GUSTI AYU YOGI SWARI

P07120015054

Tingkat II.2

SEMESTER IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

TAHUN 2017
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Riskesdas, 2013).
Periode antenatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan
dibagi atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3
dari bulan ketuju sampai 9 bulan (Pelayanan kesehatan material dan neonatal
(Doengoes, 2001).
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang
bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan
wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat
(Mochtar, 2010). Selain itu pelayanan antenatal adalah untuk mencegah
adanya komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi
sedini mungkin (Saifuddin, dkk, 2012).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya,
2011).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal care
adalah suatu tindakan perawatan dan pengawasan yang dilakukan oleh tenaga
medis seperti dokter, bidan dan perawat untuk mencegah masalah yang
kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui persalinan dengan sehat dan
aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan
status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Adapun tujuan asuhan
antenatal antara lain:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social
ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan secara selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan nomal dengan pemberian
ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Saifudin Abdul Bari, 2002)

2. Tanda dan Gejala


a. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.

9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.

10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas

a) Pipi : - Cloasma gravidarum


Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.

b) Perut : - Striae livide


Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh
estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.

b. Probabilitas (Bukti Objektif)


1) Pertumbuhan dan perubahan uterus
2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut (Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber : Mocthar, 1998

3. Penyebab
Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus
(persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak
± 3 cc yang didalamnya terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ±
100-120 juta setiap cc. Jika pada saat ini terjadi ovulasi, maka fertilasi
berlangsung. Jika tidak terjadi ovulasi maka kehamilan tidak akan terjadi.
Maka jelas bahwa koitus saat masa ovulasi yang dapat menghasilkan
kehamilan. Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi,
sedangkan sel mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selam 1-3 hari.
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dari persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoa) yang disebut zygote
4. Pathway
Trimester I

Konsepsi

fertilitas

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pd
Ibu

Perubahan Perubahan
psikologis fisiologis

Krisis situasional,
GIT S. S. Urinaria
ketidakstabilan
hormon cardiovaskular

Instabilitas hormon Penekanan


Peningkatan
Ansietas vesika urinaria
TD
Asam lambung
meningkat Frekuensi BAK
Sakit Kepala
meningkat

Mual dan muntah Nyeri


Gangguan
eleminasi urine
Perub. Nutrisi
kurang dari
Kebersihan
kebutuhan tubuh
genital menurun

Kelembapan
meningkat

Resiko Infeksi
Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologis

Krisis
S. Endokrin S. S. S. respirasi Situasional
cardiovasku Muskuloske
ler letal
Inotropik Desakan Uterus Proses adaptasi

Aldosteron BB Janin ke Daifragma


meningkat Meningkat
hiperpegmi Persiapan
ntasi Ekspansi Paru anggota baru
Retensi H₂O tidak maksimal dlm keluarga
Postur Tubuh
dan Na⁺ Berubah
Perub.
Body image Gangguan Pola
Ansietas
Vol. plasma Lordosis Nafas
perubahan
meningkat Berlebihan peran

Perub. Cardiac TD Nyeri


Output meningkat

Resiko Cidera Sakit kepala


janin &
Maternal
Nyeri
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologi

Persiapan
Pembesaran Sistem Endokrin melahirkan
Uterus

Primi : Kurang
Retensi H₂O pengetahuan
Perub. Skelet Menekan paru dan Na⁺
dan Persendian
Ansietas

Perub. Pusat Ekspansi Paru Urine output Vasokontriks


gravitasi tubuh menurun menurun, i pembuluh
vol plasma darah
meningkat,
Menekan Gangguan Pola tekanan
Sekitar saraf Nafas hidrostatik
TD
menurun
meningkat

Pelepasan meningkat
mediator nyeri
Edema Hipertfentrik
(prostagladin
Ekstremitas el
dan histamine)

Kelebihan Penurunan
Nyeri Volume Cairan Cardiac
Output

Resiko cidera
janin dan
maternal
5. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Bagaimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada
vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat
juga disebabkan oleh hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan
jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1
dan penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik
atau 90 diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas
tekanan darah sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB)
setiap kali ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari
batas-batas tersebut di atas disebabkan karena penimbunan (retensi)
air dan disebut “praxoedema”.
b. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
1) Inspeksi
a. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b. Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
c. Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
d. Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba,
Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae
gravidarum atau bekas luka.
e. Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f. Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha
2) Palpasi
Untuk menentukan :
a) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
c) Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold
a. LEOPOLD I
Tujuan : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang
terdapat di fundus.
Cara leopold I adalah :
• Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
• Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah
muka penderita
• Rahim di bawah ke tengah
• Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan
mengikuti bentuk uterus
• Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk,
ukuran konsistensi dan gerakan janin
• Tentukan tinggi fundus uteri
• Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak
fundus uteri.
• Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan.
• Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong
atau kepala atau kosong)
a. Bila kepala :bulat, keras dan
dapat digerakkan (baloemen).
b. Bila bokong :lunak, bentuk tidak
spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak
dapat digerakkan serta fundus terasa penuh.
c. Bila letak lintang :palpasi di daerah
fundus akan terasa kosong.
d. Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar

Pusat
i. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi
fundus uteri 1 – 2 jari di atas symphisis
ii. Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus
uteri pertengahan symphisis
iii. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus
uteri 3 jari di bawah pusat
iv. Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus
uteri setinggi pusat
v. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi
fundus uteri 3 jari di atas pusat
vi. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi
fundus uteri pertengahan prosesus xipoideus dan
pusat
vii. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi
fundus uteri 3 jari di bawah prosesus xipoideus
viii. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus
uteri pertengahan antara prosesus xipoideus dan
pusat
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36
mg), setelah bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi
karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul. Pada
seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan
dalam cm, yang diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter
umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).
c. LEOPOLD II

Tujuan : Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan


di mana letaknya bagian-bagian kecil
Cara melakukanLeopold II :
• Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai
disamping kiri dan kanan umbilikus.
• Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin nantinya.
• Tentukan bagian-bagian kecil janin.
c. LEOPOLD III

Tujuan : Untuk menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP


(Pintu Atas Panggul) atau belum.
Cara melakukan Leopold III :
• Menggunakan satu tangan saja
• Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
• Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
• Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan.
• Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan
ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.

d. LEOPOLD IV

Tujuan: Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk


PAP
Cara melakukan Leopold IV :
• Pemeriksa menghadap kearah kaki klien
• Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
• Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah
abdomen dan coba untuk menekan kea rah pintu atas
panggul
• Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian
bawah ke rongga panggul.
• Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari
bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar
dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul
(PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi
yang berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima.
Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga.
Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit
atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan
oksigen). Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan
mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian
dikalikan 4.

Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
Dijumlahkan Interpretasi
I III V 4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur,
bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak
teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia

(2) Bising tali pusat


Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang
karena posisi atau sering mengubah sikap ibu.
(3) Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b) Dari ibu
(1) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
(2) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
(3) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus
ibu. (Mohctar, 2008)

6. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada
kondisi – kondisi diperlukan tanda pasti hamil,letak anak tidak dapat
ditentukan dengan jelas dengan palpasi,mencari sebab dari hidraamnion
dan untuk menentukan kelainan anak.
b. Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010)
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Normal Terkait

Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine

Bening/negative

Glukosa Warna hijau Kuning, Diabetes


dalam urin orange,
coklat

VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis

Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization

Golongan A B O AB - Ketidakcocokan ABO


Darah

HIV - + AIDS

Rubella Negatif Positif Anomali pada janin


jika ibu terinfeksi

Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing


ova/telur
cacing dan
parasit

2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)


3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)
7. Diagnosis / Kriteria Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan
adalah tanda pasti kehamilan :

a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan
dengan funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah
110-120 kali permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
c. Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata
adanya kehamilan.
8. Penatalaksanaan
Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling
sedikitnya 4 kali kunjungan pada periode antenatal :

a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)


b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 – 28 minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah
minggu 36)
Kunjungan Waktu Infomasi penting
Trimester I Sebelum 14 a) Membangun hubungan saling percaya
minggu antara petugas kesehatan dengan ibu
hamil
b) Mendeteksi masalah dan menanganinya
c) Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat, dsb.)
Trimester II 14 – 28 f) Sama seperti di atas , ditambah
minggu kewaspadaan khusus mengenai pre-
eklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala
pre-eklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester III 28 - 36 g) Sama seperti di atas, ditambah palpasi
minggu abdominal untuk mengetahui apakah
kehamilan ganda
Trimester IV sesudah h) Sama seperti di atas, ditambah deteksi
minggu 36 letak bayi tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah
sakit

Untuk memberikan pelayanan kepada Ibu hamil yang harus dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan, standar pelayanan antenatal ini yang dikenal
dengan 10 T yang sudah direkomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak
tahun 2009. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai
berikut :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan Tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan aTas)
4. Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca
persalinan
9. Komplikasi
Yang sering ditemukan pada antenatal care :

a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan
10. Informasi pada Periode Antenatal
a. Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal) yang akan terjadi :
1) Peningkatan berat badan
2) Breast change
3) Penurunan tenaga
4) Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I
5) Rasa panas
6) Varises
7) Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya,
seperti :
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala luar biasa
3) Gangguan penglihatan
4) Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
5) Nyeri abdomen
6) Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
f. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatan gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
g. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya
dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
h. Memberikan zat besi
i. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Anamnesa
1) Keluhan Utama/ Alasan ke Poliklinik
2) Keluhan saat Dikaji
3) Riwayat obstetri, meliputi :
a) Riwayat Menstruasi : Usia menarch, banyaknya menstruasi, siklus
menstruasi, lamanya menstruasi, HPHT, keluhan saat menstruasi
b) Riwayat pernikahan : menikah berapa kali, lama perkawinan
c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
• Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan
dan penolong persalinan
• Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan
• Komplikasi pada bayi
d) Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus : GAPAH, UK, TP (Tafsiran Persalinan;
ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasarkan HPTP dapat digunakan rumus
Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun
disesuaikan), ANC kehamilan sekarang
e) Riwayat kontrasepsi
Akseptor KB, Jenis KB, Lama penggunaan KB, Masalah dalam
penggunaan KB
4) Riwayat Penyakit
• Riwayat penyakit klien
• Riwayat penyakit keluarga
5) Pola Kebutuhan Sehari-hari
1. Bernafas
Mengkaji frekuensi pernafasan ibu sebelum dan sesudah hamil,
apakah ibu mengalami sesak nafas atau kesulitan bernafas saat
hamil
2. Nutrisi (makan dan minum)
Mengkaji asupan nutrisi makanan ibu sebelum dan sesudah
hamil, mengkaji pola makan dan minum ibu sebelum dan
sesudah hamil
3. Eliminasi (BAB&BAK)
Mengkaji BAB pasien sebelum dan sesudah hamil, apakah
lancar atau tidak, warna dan konsistensi feses. Mengkaji BAK
pasien sebelum dan sesudah hamil, frekuensi BAK, warna dan
bau urin.
4. Gerak badan
Mengkaji pasien apakah sering melakukan gerak badan dan
mengikuti kelas ibu hamil
5. Istirahat dan Tidur
Mengkaji lamanya pasien tidur dan apakah ada gangguan saat
tidur sebelum dan sesudah hamil, dan penghantar tidur pasien
6. Berpakaian
Mengkaji pasien apkah menggunakan pakaian yang sopan dan
nyaman, apakah pasien sering mengganti pakaian dalam
pasien.
7. Rasa Nyaman
Mengkaji pasien apakah pasien mengalami nyeri atau tidak
selama kehamilan.
8. Kebersihan Diri
Mengkaji pasien berapa kali pasien mandi dalam satu hari dan
berapa kali melakukan vulva hygine dalam sehari.
9. Rasa Aman
Mengkaji pasien apakah selama kehamilan ini mendapat rasa
aman dari keluarga, suami maupun kerabat
10. Pola Komunikasi/ Hubungan dengan Orang Lain
Mengkaji pasien apakah selama kehamilan ini mendapat
dukungan dan tetap berinteraksi dengan baik pada keluarga,
suami maupun kerabat dekat.
11. Ibadah
Mengkaji bagaimana pasien meyakini kehamilannya ini dalam
kepercayaannya
12. Produktivitas
Mengkaji pasien apakah selama hamil pasien tetap melakukan
pekerjaannya sebagai IRT atau pekerja lainnya.
13. Rekreasi
Mengkaji pasien apakah pasien selama hamil sering melakukan
rekreasi.
14. Kebutuhan belajar
Mengkaji pasien apakah pasien mengerti dan memahami
mengenai kehamilan yang sedang pasien alami.
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
1. GCS : Eye, Motorik, Verbal
2. Tingkat kesadaraan
3. Tanda tanda vital : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi, Suhu
4. BB, TB, dan LILA
Head to toe :
1. Kepala
Wajah : pucat, cloasma, sclera, conjugtiva
Leher : pembesaran limphe node, pembesaran kelenjar tiroid
Telinga
2. Dada
Payudara
Areola : Putting (menonjol/tidak)
Tanda dimpling/retraksi
Pengeluaran ASI
Jantung
Paru-paru
3. Abdomen
Linea & Striae
Pembesaran sesuai UK
Gerakan janin dan kontraksi
Luka bekas operasi
Ballottement
Leopold I : Kepala/Bokong/Kosong dan TFU
Leopold II : Kanan : Punggung/Bagian kecil/ bokong/kepala
Kiri : Punggung/Bagian kecil/ bokong/kepala
Leopold III : Presentasi kepala/bokong/kosong
Leopold IV : Bagian masuk PAP (kovergen/divergen/sejajar)
Penurunan kepala
Kontraksi
DJJ dan bising usus
4. Genetalia dan perineum
Kebersihan
Keputihan dana karakteristik
Hemoroid
5. Ekstremitas
• Atas : oedema, varises dan CRT
• Bawah : Oedema, varises, CRT dan Refleks
7) Data Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan USG
8) Diagnosis Medis
9) Pengobatan
2. ANALISA DATA (DIAGNOSA KEPERAWATAN)
A. Trimester I
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Risiko kekurangan volume cairan
3) Ansietas
B. Trimester II
1) Ansietas
2) Konstipasi
3) Gangguan citra tubuh
4) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
5) Risiko kekurangan volume cairan
6) Gangguan eliminasi urin
7) Ketidakefektifan pola nafas
C. Trimester III
1) Kurang pengetahuan
2) Ansietas
3) Nyeri akut
4) Gangguan eliminasi urin
3. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Ketidakseimbangan NOC : NIC
nutrisi kurang dari Nutritional status: food and fluid Nutrition Management
kebutuhan tubuh intake a. Kaji adanya alergi makanan
Nutritional status:nutrient intake b. Kolaborasi dengan ahli gizi
Kriteria hasil: untuk menentukan jumlah
a. Adanya peningkatan berat badan kalori dan nutrisi yang
b. BB ideal sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien
badan c. Anjurkan pasien untuk
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi meningkatkan intake Fe
Tidak ada penurunan BB yang berarti d. Berikan makanan yang
terpilih
Nutrition monitoring
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya penurunan
BB
c. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
e. Monitor jumlah nutrisi dan
kalori
d. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah, dan cavitas oral
e. Catat lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Resiko kekurangan NOC : NIC:
volume cairan Fluid Balance Fluid Management
Hydration a. Timbang popok/pembalut
Nutritional Status : Food and Fluid jika diperlukan
Intake b. Pertahankan catatan intake
Kriteria Hasil : dan output yang akurat
a. Mempertahankan urine output c. Monitor status hidrasi
sesuai dengan usia dan BB, BJ (kelembaban membrane
urine normal, HT normal mukosa, nadi adekuat,
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh tekanan darah ortostatik),
dalam batas normal jika diperlukan
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, d. Monitor vital sign
elastisitas turgor kulit baik, e. Monitor masukan
membrane mukosa lembab, tidak makanan/cairan dan hitung
ada rasa haus yang berlebihan intake kalori harian
f. Kolaborasikan pemberian
cairan IV
g. Monitor status nutrisi
h. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
i. Dorong masukan oral
j. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
k. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
l. Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
m. Kolaborasi dengan dokter
n. Atur kemungkinan tranfusi
o. Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia Management
a. Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan
b. Pelihara IV line
c. Monitor tingkat Hb dan
Hematokrit
d. Monitor tanda vital
e. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
f. Monitor berat badan
g. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
h. Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan
i. Monitor adanya tanda gagal
ginjal
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction/Penurunan
keperawatan selama .....x 24 jam Kecemasan
diharapakan kecemasan menurun atau 1. Tenangkan klien.
pasien dapat tenang dengan kriteria : 2. Berusaha memahami
Anxiety Self-control/Kontrol Cemas keadaan klien.
1. Menyingkirkan tanda kecemasaan. 3. Berikan informasi tentang
2. Menurunkan stimulasi lingkungan diagnosa, prognosis, dan
ketika cemas. tindakan.
3. Menggunakan teknik relaksasi 4. Kaji tingkat kecemasan dan
untuk menurunkan cemas. reaksi fisik pada tingkat
4. Melaporkan penurunan kebutuhan kecemasan.
tidur adekuat. 5. Gunakan pendekatan
5. Tidak ada manifestasi perilaku dengan sentuhan (permisi)
kecemasan. verbalisasi.
Coping/Koping 6. Temani klien untuk
1. Memanajemen masalah. mendukung keamanan dan
2. Mengekspresikan persaan dan menurunkan rasa takut.
kebebasan emosinal. 7. Instruksikan pasien untuk
3. Memelihara kestabilan finansial. menggunakan teknik
4. Menggunakan suport sosial. relaksasi.
Keterangan Penilaian NOC 8. Berikan pengobatan untuk
1. Tidak dilakukan sama sekali menurunkan cemas dengan
2. Jarang dilakukan cara yang tepat.
3. Kadang dilakukan Coping
4. Sering dilakukan Enhancement/Peningkatan
5. Selalu dilakukan Koping (5230)
1. Hargai pemahaman pasien
tentang proses penyakit.
2. Gunakan pendekatan yang
tenang dan memberikan
jaminan.
3. Sediakan informasi aktual
tentang diagnosa,
penanganan dan prognosis.
4. Dukung keterlibatan
keluarga dengan cara yang
tepat.
5. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi
positif untuk mengatasi
keterbatasan dan mengelola
gaya hidup atau perubahan
peran.
4 Kurang pengetahuan NOC NIC
Knowledge : disease process Teaching : disease process
Knowledge : health behavior a. Berikan penilaian tentang
Kriteria Hasil : tingkat pengetahuan pasien
a. Pasien dan keluarga menyatakan tentang proses penyakit yang
pemahaman tentang penyakit, spesifik.
kondisi, prognosis dan program b. Jelaskan patofisiologi dari
pengobatan. penyakit dan bagaimana hal
b. Pasien dan keluarga ,mampu ini berhubungan dengan
melaksanakan prosedur yang anatomi dan fisiologi,
dijelaskan secara benar. dengan cara yang tepat.
c. Pasien dan keluarga mampu c. Gambarkan tanda dan gejala
menjelaskan kembali apa yang yang biasa muncul pada
dijelaskan perawat/ tim kesehatan penyakit, dengan cara yang
lainnya. tepat.
d. Gambarkan proses penyakit
dengan cara yang tepat.
e. Identifikasi kemungkinan
penyebab dengan cara yang
tepat.
f. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi
dengan cara yang tepat.
g. Hindari jaminan yang
kosong.
h. Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara
yang tepat.
i. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit.
j. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan.
k. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second option
dengan cara yang tepat, atau
diindikasikan.
l. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal
dengan cara yang tepat.
m. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan
dengan cara yang tepat.

5 Konstipasi NOC: NIC :


Bowl Elimination Manajemen konstipasi
Hidration 1. Identifikasi faktor-faktor
Setelah dilakukan tindakan yang menyebabkan
keperawatan selama …. konstipasi konstipasi
pasien teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda-tanda ruptur
Pola BAB dalam batas normal bowel/peritonitis
Feses lunak 3. Jelaskan penyebab dan
Cairan dan serat adekuat rasionalisasi tindakan pada
Aktivitas adekuat pasien
Hidrasi adekuat 4. Konsultasikan dengan
dokter tentang peningkatan
dan penurunan bising usus
5. Kolaburasi jika ada tanda
dan gejala konstipasi yang
menetap
6. Jelaskan pada pasien
manfaat diet (cairan dan
serat) terhadap eliminasi
7. Jelaskan pada klien
konsekuensi menggunakan
laxative dalam waktu yang
lama
8. Kolaburasi dengan ahli gizi
diet tinggi serat dan cairan
9. Dorong peningkatan
aktivitas yang optimal
10. Sediakan privacy dan
keamanan selama BAB
6 Gangguan citra tubuh NOC : NIC :
Body image Body Image Enhancement
Self esteem 1. Kaji secara verbal dan non
a. Body image positif verbal respon klien terhadap
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan tubuhnya
personal 2. Monitor frekuensi
c. Mendiskripsikan secara faktual mengkritik dirinya
perubahan fungsi tubuh 3. Jelaskan tentang
d. Mempertahankan interaksi sosial pengobatan, perawatan,
kemajuan, dan prognosis
penyakit
4. Dorong klien
mengungkapkan
perasaannya
5. Identifikasi arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
6. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
7 Risiko NOC NIC
ketidakefektifan Circulation status Peripheral sensation
perfusi jaringan Tissue perfusion : cerebral management
perifer Kritria hasil: a. Monitor adanya daerah
Mendemonstrasikan status sirkulasi tertentu yang hanya peka
yang ditandai dengan: terhadap
a. Tekanan systole dan diastole panas/dingin/tajam/tumpul
dalam rentang yang diharapkan b. Instruksikan keluarga untuk
b. Tidak ada ortostatik hipertensi mengobservasi kulit jika ada
c. Tidak ada tanda-tanda peningkatan lesi atau laserasi
tekanan intracranial (tidak lebih c. Batasi gerakan pada kepala,
dari 15 mmHg) leher, dan punggung
Mendemonstrasikan kemampuan d. Monitor kemampuan BAB
kognitif yang ditandai dengan: e. Kolaborasi pemberian
a. Berkomuniakasi dengan jelas adn analgetik
sesuai dengan kemampuan f. Monitor adanya
b. Menunjukkan perhatian, tromboplebitis
konsentrasi dan orientasi g. Diskusikan mengenai
c. Memproses informasi penyebab perubahan sensasi
d. Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motori
cranial yang utuh : tingkat kesadaran
membaik, tidak ada gerakan-gerakan
involunter

8 Ketidakefektifan pola NOC : NIC :


nafas Respiratory status: Ventilation Airway Management
Respiratory status: Airway patency 1. Buka jalan nafas, guanakan
Vital sign Status teknik chin lift atau jaw
Kriteria Hasil : thrust bila perlu
1. Mendemonstrasikan batuk efektif 2. Posisikan pasien untuk
dan suara nafas yang bersih, tidak memaksimalkan ventilasi
ada sianosis dan dyspneu (mampu 3. Identifikasi pasien perlunya
mengeluarkan sputum, mampu pemasangan alat jalan nafas
bernafas dengan mudah, tidak ada buatan
pursed lips) 4. Pasang mayo bila perlu
2. Menunjukkan jalan nafas yang 5. Lakukan fisioterapi dada jika
paten(klien tidak merasa tercekik, perlu
irama nafas, frekuensi pernafasan 6. Keluarkan sekret dengan
dalam rentang normal, tidak ada batuk atau suction
suara nafas abnormal) 7. Auskultasi suara nafas, catat
3. Tanda Tanda vital dalam rentang adanya suara tambahan
normal (tekanan darah, nadi, 8. Lakukan suction pada mayo
pernafasan) 9. Berikan bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status
O2
Terapi Oksigen
1. Bersihkan mulut, hidungdan
secret trakea
2. Pertahankan jalan nafas yang
paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Observasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
7. Monitor adanya kecemasan
pasienterhadap oksigenasi
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya
fluktuasitekanan darah
3. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernapasan
abnormal
10. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
13. Identifikasi penyebabdari
perubahan vital sign
9 Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
selama 2 x 24 jam, diharapkan nyeri  Pain Management
yang dirasakan pasien berkurang  Analgesic Administration
dengan kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri
Pain Level secara komprehensif
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu termasuk lokasi,
penyebab nyeri, mampu karakteristik, durasi,
menggunakan teknik frekuensi, kualitas dan faktor
nonfarmakologi untuk mengurangi presipitasi
nyeri, mencari bantuan) 2. Anjurkan pasien untuk
2. Ekspresi wajah pasien rileks dan beristirahat di tempat tidur
tenang 3. Kontrol lingkungan yang
3. Menyatakan rasa nyaman setelah dapat mempengaruhi nyeri
nyeri berkurang seperti suhu ruangan,
4. Tekanan darah dan nadi dalam pencahayaan dan kebisingan
batas normal ( TD Normal : 120/80 4. Kurangi faktor presipitasi
mmHg, Nadi Normal : 60-80 x nyeri
/dari enit) 5. Ajarkan tentang teknik non
5. Skala nyeri 0 dari 0-10 yang farmakologi: napas dalam,
diberikan relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin
6. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
7. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
8. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
10 Gangguan eliminasi NOC NIC
urin a. Urinary elimination Urinary Retention Care
b. Urinary Continuence a. Lakukan penilain kemih
Setelah diberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
selama 2 x 24 jam, diharapkan b. Pantau balance cairan.
elimanasi urine pasien baik, dengan c. Pantau tingkat distensi
kriteria hasil: kandung kemih dengan
a. Kandung kemih kosong secara palpasi dan perkusi
penuh.
b. Intake cairan dalam rentang
normal.
c. Balance cairan seimbang

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi mengacu pada intervensi keperawatan

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi mengacu pada implementasi keperawatan.
C. DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Bari Saiffudin, ed. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustak Sarwono
Prawirohardjo

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) dan Laporan Nasional 2013. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rusman. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. Jakarta:
EGC

NANDA International. 2015. Diagnosa Keperawatan Defisinisi dan Klasifikasi


2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC

Saifuddin,dkk.2012.Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatus. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2014.Buku Ajar Fundamental


Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta:EGC
Denpasar, .......................................2017

Mengetahui
Pembimbing Praktek Mahasiswa

NIP. NIM.

Mengetahui
Pembimbing Akademik

NIP:

Anda mungkin juga menyukai