METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dipilih secara acak kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah didapat
dua kelompok, kemudian dilakukan test awal pemahaman konsep terhadap kedua
selanjutnya dilakukan tes akhir pemahaman konsep, sedangkan angket minat akhir
sekolah dasar.
44
45
Kontrol O1 X1 O2
Eksperimen O3 X2 O4
guru yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Seperti pada umumnya di
sekolah dasar (SD), kedua guru tersebut adalah wali kelas yang mengajarkan mata
masing-masing.
sarjana pendidikan. Disamping itu, kedua guru tersebut juga belum mempunyai
adalah kedua guru tersebut adalah satu grup dalam Kelompok Kerja Guru (KKG)
dan sama-sama aktif dalam aktifitas KKG. Hal ini memungkinkan adanya kedua
kelas yang diuji memiliki kesamaan dan dapat dikatakan homogen. Perbedaannya
dapat dikatakan bahwa kedua guru tersebut mempunyai kualifikasi yang sama
B. Subjek Penelitian
Maluku Utara, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VI. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari sampai dengan Maret 2009.
terdiri dari 41 orang siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah kelas IV A
terdiri dari 38 orang siswa. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Sains/IPA
dan 38 orang pada kelas kontrol, yang diambil sebagai sampel dalam penelitian
adalah 38 orang dari kelas eksperimen dan 38 orang dari kelas kontrol. Hal ini
yang mengikuti pretest tidak mengikuti posttest karena tidak masuk sekolah.
Demikian juga sebaliknya, beberapa orang siswa yang mengikuti posttest tidak
ikut pada saat pretest. Sehingga untuk mencegah terjadinya kekosongan data
(missing value) dalam pengolahan data, peserta yang memiliki data yang tidak
pembelajaran. Hal ini juga dilakukan untuk memperoleh tingkat pemahaman awal
menggunakan teknik sampling tetapi semua siswa kelas VI (kedua kelas) dijadikan
sebagai subyek. Dari kedua kelas yang dijadikan sebagai subyek penelitian
merupakan kelas yang homogen, dimana tidak ada pemisahan kelas siswa seperti
kelas unggul. Kelas kontrol mempelajari materi bumi dan alam semesta dengan
C. Prosedur Penelitian
pembelajaran IPA SD, dan buku-buku yang relevan yang membahas tentang bumi
dan alam semesta dan teori belajar yang akan dijadikan sebagai sumber dan
Kerja Siswa (LKS), soal tes, dan angket. Selanjutnya soal tes diujicobakan pada
siswa kelas 1 SMP Negeri 2 Kota Ternate tahun pelajaran 2008/2009 yang telah
mempelajari materi bumi dan alam semesta. Ujicoba yang diadakan dengan
1. Tahap Persiapan
2) Menentukan permasalahan
2. Tahap Pelaksanaan
pembelajaran menyangkut:
1) Pengenalan konsep dasar tentang materi “Bumi dan alam semesta” kepada
siswa.
mengikuti pembelajaran.
3. Tahap Penyelesaian
Secara keseluruhan prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2
Data
Analisis Data
Kesimpulan
D. Instrumen Penelitian
pemahaman konsep, dan alat non tes berupa angket untuk mengukur minat
dalam memahami konsep pengetahuan siswa dari materi yang sedang dipelajari.
“Bumi dan Alam Semesta“. Tes ini dirancang berdasarkan standar isi mata
pelajaran IPA sekolah dasar. Tes pemahaman konsep dikonstruksi dalam bentuk
tes obyektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah pilihan
Dari empat pilihan jawaban hanya ada satu jawaban yang benar atau
paling benar. Pensekoran untuk soal pilihan berganda adalah nilai 1 untuk jawaban
yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Pengembangan instrumen soal
pemahaman konsep didasarkan pada ranah kognitif pada taksonomi Bloom yang terdiri
yang terdiri dari perasaan, sikap, perhatian dan manafaat. Untuk jelasnya dapat
tes yang baik berupa soal pilihan berganda. Tes soal pilihan berganda yang baik
biasanya memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang layak, daya pembeda yang
kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogyanya tes
sebagai berikut:
1) Validitas Tes
Alat tes (instrumen) dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Akdon, 2008). Validitas
setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian, diuji dengan menggunakan
penafsiran, jika thitung > ttabel , berarti data valid, dan jika thitung < ttabel berarti data
tidak valid. Dari 60 item soal pilihan ganda yang direncanakan sebagai alat
pengukuran pemahaman konsep siswa, setelah dilakukan uji coba diperoleh hasil
Tingkat
No. Soal Total %
Validitas
1, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23,
24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39,
Valid 44 73.33
40, 42, 42, 45, 46, 47, 48, 51, 52, 53, 54, 55, 56,
57, 58, 59
Tidak 2, 7, 8, 9, 13, 14, 17, 19, 25, 26, 34, 41, 44, 49,
16 26.67
Valid 50, 60
Total 60 100
diperoleh validitas tes sebesar 0,95 dan tingkat korelasi 0,91. Dari 60 item soal
yang diujicoba diperoleh 44 soal yang valid atau sebesar 73,33%. Sedangkan 16
soal lainnya tidak valid atau sebesar 26,67%. Untuk melihat hasil uji validitas per
Berdasarkan hasil uji validitas soal pilihan ganda dapat disimpulkan, bahwa
soal pilihan berganda yang dapat digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data
pemahaman konsep adalah soal-soal yang valid yaitu sebanyak 44 item soal atau
2) Reliabilitas Tes
adalah: 1) Butir-butir soal evaluasi harus homogen, dan 2) Jenis evaluasi (tes)
harus merupakan “power test” dan bukan “speed test”. Perhitungan realibilitas tes
didapatkan reliabilitas instrumen adalah: r11 = 0,93 lebih besar dari r tabel = 0,20,
maka semua item soal yang dianalisis dengan menggunakan metode Kuder
Lampiran C4
3) Daya Pembeda
rendah). Tanda negatif pada indeks diskriminasi (D) digunakan jika sesuatu soal
rendah dan anak bodoh memperoleh nilai tinggi. Hal ini diukur dengan rumus
daya pembeda.
Dari hasil uji coba soal pilihan berganda, setelah dilakukan uji beda
Berdasarkan hasil uji daya pembeda seperti pada Tabel 3.5 diperoleh
jumlah soal dengan kategori jelek adalah sebanyak 15 soal atau 25% dari jumlah
seluruh soal. Daya pembeda dengan kategori cukup sebanyak 7 soal atau 11,67%,
55
kategori baik sebanyak 16 soal atau 26,67% dan kategori baik sekali sebanyak 22
soal atau 36,67% dari jumlah keseluruhan soal yang diujicobakan. Dengan
demikian jumlah soal yang dapat dipakai berdasarkan kategori daya pembeda
adalah sebanyak 45 soal, yaitu jumlah seluruh soal dengan kategori cukup, baik
dan baik sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran C2.
Tabel 3.3 Hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap alat ukur pemahaman
konsep
Kategori Batasan Nomor Soal Jumlah %
Jelek 0.00 ≤ D ≤ 0.20 2, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 17, 15 25,00
19, 25, 34, 41, 49, 50, 60
Cukup 0.20 ≤ D ≤ 0.40 12, 15, 22, 26, 44, 47, 58 7 11,67
Baik 0.40 ≤ D ≤ 0.70 1, 4, 18, 21, 23, 28, 30, 16 26,67
31, 35, 36, 37, 39, 42, 43,
52, 59
Baik sekali 0.70 ≤ D ≤ 1.00 3, 5, 10, 11, 16, 20, 24, 22 36,67
27, 29, 32, 33, 38, 40, 45,
46, 48, 51, 53, 54, 55, 56,
57
Jumlah 60 100
4) Tingkat Kesukaran
sukar, sedang dan mudah. Untuk mengukur taraf kesukaran butir soal dalam
menentukan apakah butir soal itu termasuk dalam kelompok soal mudah, soal
jumlah soal dengan kategori sukar adalah sebanyak 40 item soal atau 66,67% dan
jumlah soal dengan kategori sedang adalah sebanyak 20 item soal atau 33,33%.
Sedangkan untuk soal dengan kategori mudah adalah tidak ada (nol). Dengan
demikian dari 60 item soal yang diujicobakan terdiri dari soal dengan kategori
sukar dan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran C3.
Tabel 3.4 Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran terhadap alat ukur pemahaman
konsep
Kategori Batasan No. Soal Jumlah %
Soal sukar 0.00 ≤ P ≤ 0.30 2, 3, 5, 6, 11, 12, 13, 40 66,67
14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 22, 25, 26, 27, 32,
34, 35, 36, 37, 38, 39,
41, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52,
57, 58, 60
Soal sedang 0.30 ≤ P ≤ 0.70 1, 4, 7, 8, 9, 10, 21, 23, 20 33,33
24, 28, 29, 30, 31, 33,
40, 53, 54, 55, 56, 59
Soal mudah 0.70 ≤ P ≤ 1.00 - 0 0
Jumlah 60 100
maupun angket pernyataan minat siswa dapat disimpulkan bahwa soal pilihan
berganda yang dapat dipakai baik dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran adalah sebanyak 44 soal. Namun karena dianggap terlalu
banyak untuk ukuran anak sekolah dasar, maka jumlah soal yang dipakai adalah
sebanyak 30 soal dari 44 soal yang memenuhi standar pengujian. Alasan lain
57
adalah dengan jumlah soal 30 butir tersebut telah mewakili indikator dan
judgement oleh ahli atau pakar untuk dipakai sebagai alat untuk memperoleh data
pengembangan angket mengacu pada aspek sains berbasis budaya lokal dan
aspek sains itu sendiri yang terkait dengan materi bumi dan alam semesta.
Likert, dimana setiap siswa pada kelas eksperimen diminta untuk menjawab
pernyataan dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor dibedakan atas pernyataan
positif dan pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif, skor untuk jawaban
Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak
Setuju (STS) = 1, sebaliknya skor untuk pernyataan negatif jawaban Sangat Setuju
(SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat Tidak Setuju (STS) = 4.
variabel dapat sama atau tidak sama. Untuk melakukan uji-t diperlukan data yang
berskala interval atau rasio. Yang dimaksud dengan sampel berpasangan ialah
tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda atau dengan menggunakan interval
perlakuan dan pengujian kedua dilakukan setelah perlakuan. Oleh karena itu
dilakukan uji data homogenitas dan uji data normalitas untuk memastikan data
dengan membandingkan antara probobalitas sig dengan nilai alpha (α). Jika nilai
probabilitas sig lebih besar dari nilai alpha (α) maka tidak signifikan, sebaliknya
jika nilai probablitas sig lebih kecil dari nilai alpha (α) maka signifikan.
59
dan uji homogenitas. Untuk menguji normalitas dan homogenitas data dengan
1. Uji Normalitas
data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan.
Salah satu syarat untuk menggunakan uji komparatif (Uji-t) adalah data
berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, pengujian data dengan
menggunakan uji-t tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu sebelum data diolah
Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas (sig) > alpha (α), maka hasil tes
H0: angka signifikan (Sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
H1: angka signifikan (Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
terbesar dan varians terkecil dengan menggunakan tabel (Akdon, 2008). Adapun
Langkah pertama: mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan
rumus:
Varians besar
Fhitung =
Varians kecil
Langkah kedua: Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan kriteria Jika
Fhitung < F tabel, maka varians – varians adalah homogen, dengan demikian uji
dengan Analisis Non Parametric Test yaitu dengan menggunakan Two Related
dengan membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alpha (α), dengan
kriteria jika angka signifikan (Sig) lebih besar dari α (0,05), maka H0 ditolak,
sebaliknya jika angka signifikan (Sig) lebih kecil dari α (0,05), maka H0 diterima.
menggunakan bantuan pendekatan hirarki statistik. Data hasil tes siswa sebelum
yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain
faktor (N-Gain).
S post − S pre
g= (Meltzer, 2002)
S maks − S pre
Keterangan:
Kriteria tingkatan gain adalah jika g > 0,7, maka tingkatan gain dinyatakan
dalam kategori tinggi, jika 0.3 ≤ g ≤ 0.7 maka tingkatan gain dinyatakan dalam
kategori sedang dan jika g < 0.3 maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori
rendah.
Jika data tidak homogen dan tidak berdistribusi normal, maka sebaiknya
data diuji dengan statistik non parametrik, yaitu dengan menggunakan Uji
Wilcoxon. Uji Wilcoxon memperhalus uji tanda dengan cara menyertakan selisih
memberi rangking terhadap selisih pasangan (Xi, Yi), sesuai dengan urutan
masing-masing. Harga mutlak selisih (Xi, Yi), yang terkecil diberi skor 1,
62
berikutnya diberi skor dua, demikian selanjutnya sampai skor ke-n. Untuk harga
tiap skor tersebut. Jumlah rangking bertanda positif (+) dan rangking bertanda
negatif (-). Nilai besaran statistik yang diperoleh dari analisis data Wilcoxon
adalah statistik j, yaitu dengan jumlah harga mutlak terkecil (Siregar, 2005).
pengujian Wilcoxon.