Eges Triwahyuni
ABSTRAK
terbimbing (penemuan terbimbing) dalam dan (3) sikap ilmiah, misalnya rasa ingin tahu,
kegiatan pembelajaran. Dalam pendekatan hati-hati, obyektif dan jujur (Bundu, 2006: 11).
diskoveri terbimbing siswa diarahkan untuk 2.2. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah
mendapatkan suatu kesimpulan dari Dasar
serangkaian aktifitas yang dilakukan, sehingga Bidang studi IPA adalah program untuk
seolah-olah siswa menemukan sendiri menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan tersebut (Asy’ari, 2006: 51). pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
Pembelajaran seperti ini sesuai dengan amanat ilmiah pada peserta didik serta rasa mencintai
pembelajaran IPA yang dirumuskan dalam dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha
kurikulum tingkat satuan pendidikan, Esa beserta ciptaan-Nya (Samatowa, 2006:
Depdiknas, 2006 yang berbunyi 102). Menurut Blough, et al (dalam Samatowa,
Pembelajaran IPA sebaiknya 2006: 147), pembelajaran IPA di sekolah dasar
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah perlu didasarkan pada pengalaman untuk
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan membantu siswa belajar IPA,
kemampuan berpikir, bekerja dan mendeskripsikan, dan menjelaskan hasil kerja
bersikap ilmiah serta dan prosedurnya. Tujuan pembelajaran IPA
mengkomunikasikannya sebagai aspek adalah membantu siswa memperoleh ide,
penting kecakapan hidup. Oleh karena pemahaman, dan keterampilan (life skill)
itu, pembelajaran IPA di SD/MI esensial sebagai warga negara. Life skill
menekankan pada pemberian esensial yang perlu dimiliki siswa adalah
pengalaman belajar secara langsung kemampuan menggunakan alat tertentu,
melalui penggunaan dan pengembangan kemampuan mengamati benda dan lingkungan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. sekitarnya, kemampuan mendengarkan,
Pembelajaran dengan pendekatan kemampuan berkomunikasi secara efektif,
diskoveri terbimbing merupakan pembelajaran menanggapi dan memecahkan masalah secara
yang banyak melibatkan siswa dalam kegiatan efektif.
belajar mengajar. Dalam pembelajaran ini, Pengertian IPA
siswa dapat belajar melalui pengalaman KTSP 2006 (2006: 46) menjelaskan
langsung (Learning by doing) sehingga dapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
memperkuat daya ingat siswa. Penelitian ini berhubungan dengan cara mencari tahu
bertujuan untuk menguji kesesuaian penerapan tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
pendekatan diskoveri terbimbing dalam upaya bukan hanya penguasaan kumpulan
meningkatkan mutu pembelajaran IPA. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
Melalui penelitian ini diharapkan pendekatan konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
diskoveri terbimbing mampu mengatasi merupakan suatu proses penemuan.
permasalahan rendahnya pemahaman siswa Sebagaimana kita ketahui, dalam pembelajaran
terhadap konsep IPA. IPA ditandai dengan adanya proses, produk,
dan sikap ilmiah. Keberhasilan kegiatan
Kajian Pustaka pembelajaran dapat diketahui salah satunya
Hakikat IPA dari pemahaman siswa terhadap konsep IPA.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau biasa Konsep baru yang diterima oleh siswa harus
disebut juga dengan sains merupakan berhubungan dengan konsep yang telah
terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris, yaitu diperoleh siswa sebelumnya. Guru harus
natural science. Menurut Hendro Darmojo mampu mengembangkan materi pelajaran
(dalam Samatowa, Usman, 2006: 2), IPA yang berhubungan dengan konsep yang telah
membahas tentang gejala-gejala alam yang dipahami siswa sebelumnya. Hal ini untuk
disusun secara sistematis yang didasarkan memudahkan siswa dalam memahami materi
pada hasil percobaan dan pengamatan yang pelajaran yang baru didapatnya.
dilakukan oleh manusia. Terdapat tiga Pengertian Konsep dan Dimensi Konsep
komponen penting dalam IPA, yaitu: (1) Dahar, RW (1989: 79) menyatakan
produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, bahwa konsep-konsep merupakan dasar bagi
hukum, dan teori, (2) proses ilmiah, misalnya proses-proses mental yang lebih tinggi untuk
mengamati, mengklasifikasikan, memprediksi, merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-
merancang, dan melaksanakan eksperimen, generalisasi. Untuk memecahkan masalah,
seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan
Eges, Pengaruh Pemahaman Konsep IPA Melalui Pendekatan Diskoveri Terbimbing 3
yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan memuji dan membesarkan hati siswa yang
pada konsep-konsep yang diperolehnya. bergiat dalam proses penemuan, dan
Konsep IPA berdasarkan bentuknya dapat membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip
dibagi menjadi tiga, yaitu klasifikasi, dan generalisasi atas hasil temuannya.
berkorelasi, dan teoretis. Sedangkan (Suryosubroto, 1999).
berdasarkan tingkatannya, konsep IPA dibagi
menjadi dua, yaitu: konkret dan abstrak. Metode Penelitian
Pemahaman konsep IPA Penelitian ini menggunakan metode
Pada umumnya hasil belajar dapat eksperimen yang melibatkan dua kelompok,
dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu: yaitu satu kelompok eksperimen dan satu
ranah kognitif, psikomotor dan afektif. kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
Pemahaman sebagai salah satu indikator diberikan perlakuan pengaruh pemahaman
proses pembelajaran berada pada aspek konsep IPA melalui pendekatan diskoveri
kognitif. Dengan merujuk pada tulisan Gulo terbimbing Terhadap hasil belajar siswa kelas
(dalam Sudraja, 2008) dapat dijelaskan bahwa V SDN Wringinagung 1 Kecamatan Jombang
pemahaman merupakan kegiatan mental Kabupaten Jember. Kelompok kontrol
intelektual yang mengorganisasikan materi diberikan perlakuan pembelajaran
yang telah diketahui. Pemahaman konsep IPA konvensional dengan metode ceramah dan
berarti suatu proses mental intelektual untuk Tanya jawab pada mata pelajaran IPA.
mengakomodasikan konsep IPA yang baru Dalam penelitian ini, peneliti
diterima dan diasimilasikan dengan berkolaborasi dengan guru bidang studi IPA.
pengetahuan yang telah ada sehingga Kehadiran penulis mutlak diperlukan dalam
membentuk struktur kognitif yang baru. Siswa keseluruhan kegiatan penelitian. Peneliti
dikatakan paham apabila indikator-indikator berkerja sama dengan guru bidang studi untuk
pemahaman tercapai. mencari permasalahan yang muncul dalam
Pengertian Diskoveri Terbimbing kegiatan pembelajaran kemudian bersama-
Asy’ari (2006:51) menyatakan sama mencari alternatif pemecahannya. Lokasi
pendekatan diskoveri (penemuan) terbimbing penelitian ini adalah bertempat di SDN
merupakan pendekatan dimana siswa Wringinagung 1 kecamatan Jombang
diarahkan untuk mendapatkan suatu kabupaten Jember. Sedangkan sebagai objek
kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang penelitian ini adalah siswa kelas V dengan
dilakukan sehingga siswa seolah-olah jumlah 29 siswa. Jenis data yang diperoleh
menemukan sendiri pengetahuan tersebut. dalam penelitian ini meliputi: data
Dengan pendekatan ini, siswa dihadapkan keterlaksanaan pendekatan diskoveri
kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki terbimbing, data aktivitas siswa, data
dan menarik kesimpulan. pemahaman konsep IPA, dan data peningkatan
Pembelajaran melalui penemuan pemahaman konsep IPA.
terbimbing mengikuti langkah-langkah Metode Pengumpulan Data
berikut, yaitu: identifikasi kebutuhan siswa, Penelitian ini menggunakan metode
seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, Teknik pengumpulan data yang digunakan
pengertian konsep dan generalisasi yang akan dalam penelitian ini adalah melalui observasi,
dipelajari, seleksi bahan dan problema/tugas- tes dan dokumentasi. Metode tes ini digunakan
tugas, membantu memperjelas tugas/problema oleh peneliti untuk mengetahui hasil belajar
yang akan dipelajari dan peranan masing- siswa setelah dilakukan proses pembelajaran,
masing siswa, mempersiapkan setting kelas yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
dan alat-alat yang diperlukan, mengecek psikomotor.
pemahaman siswa terhadap masalah yang akan Analisis Data
dipecahkan dan tugas-tugas siswa, memberi Adapun langkah-langkah analisis data
kesempatan pada siswa untuk melakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
penemuan, membantu siswa dengan 1. Uji Prasyarat
informasi/data, jika diperlukan oleh siswa, Uji prasyarat digunakan untuk
mempimpin analisis sendiri (self analysis) memenuhi persyaratan yang harus ada
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan sebelum melakukan uji statistik mengenai
mengidentifikasi proses, merangsang rataan. Uji yang dilakukan adalah uji
terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa, normalitas dan uji homogenitas.
4 INOVASI, Volume XIX, Nomor 1, Januari 2017
Hasil belajar pre-test dan post-tes kelas Hasil belajar pre-test dan post-tes kelas
eksperimen mengalami peningkatan. Nilai kontrol yang menggunakan pendekatan
Siswa terendah mengalami peningkatan, konvensional (ceramah) terhadap pemahaman
setelah guru menerapkan pendekatan diskoveri konsep IPA tidak mengalami peningkatan, Hal
terbimbing di kelas V ada peningkatan ini karena siswa di kelas tidak termotivasi
signifikan nilai terendah siswa meningkat untuk melakukan ujicoba. Metode ceramah
menjadi 19,5%, dan nilai tertinggi siswa kelas merupakan metode pembelajaran konvensional
V mengalami peningkatan 10%. Oleh karena dan siswa akan merasa bosan untuk menerima
itu pemahaman konsep IPA dengan penerapan materi yang hanya berasal dari satu sumber.
pendekatan diskoveri terbimbing yang Dengan hasil penerapan diskoveri terbimbing
dilakukan guru kelas bisa memacu pola belajar menunjukkan hasil yang lebih baik
siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, sehingga dibandingkan dengan pendekatan secara
siswa mampu melakukan ujicoba dengan konvensional (ceramah). Hal ini sejalan
penemuan-penemuan baru baik dikelas dengan penelitian oleh Khamdun (2010) yang
maupun diluar kelas. berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA
Di kelas eksperimen dari siswa 29 yang Melalui Inkuiri Terbimbing Pada Siswa SDN 1
mendapatkan nilai 55 ada 16 anak, nilai 60 ada Ngembalrejo Bae Kudus dengan hasil yang
2 anak, nilai 65 ada 2 anak, nilai 70 ada 5 sama mengalami peningkatan yang signifikan.
anak, setelah guru menerapkan pendekatan Hasil penelitian Shen (2007) yang berjudul
diskoveri terbimbing di kelas V ada Pembelajaran Penemuan Terbimbing IPA di
peningkatan signifikan dari siswa 29 yang SD untuk meningkatkan hasil belajar ditinjau
mendapatkan nilai 55 ada 5 anak meningkat dari Kemandirian Siswa dengan hasil yang
11%, nilai 60 ada 2 anak meningkat 0%, nilai sama mengalami peningkatan yang signifikan.
65 ada 2 anak meningkat menjadi 0%, nilai 70 2. Hasil tes Materi dengan konsep IPA
ada 7 anak meningkat 2%, nilai 80 ada 4 anak melalui pendekatan diskoveri
meningkat 4%, nilai 90 ada 5 anak meningkat terbimbing Terhadap hasil belajar siswa
5%, nilai 100 ada 5 anak meningkat 5% kelas V SDN Wringinagung 1
Kecamatan Jombang Kabupaten Jember
Selisih Rerata
Uraian Peningkatan (%)
(Post-Pre test)
Pre-test
Eksperimen 16.286 23.457 %
Post-test
Pre-test
Kontrol 0.714 1.048 %
Post-test
Pada hasil tes materi dengan konsep terbimbing yang dilakukan oleh guru kelas
IPA melalui pendekatan diskoveri terbimbing dapat memacu pola belajar siswa menjadi
Terhadap hasil belajar siswa kelas V kelompok lebih aktif dan kreatif, sehingga ketika siswa
eksperimen jelas terlihat ada peningkatan melakukan tes materi mampu mengerjakan
sebesar 23.45% , begitu juga untuk hasil tes dengan maksimal. Penggunaan metode
materi dengan konsep IPA melalui pendekatan diskoveri terbimbing oleh guru kelas dalam
diskoveri terbimbing Terhadap hasil belajar menjelaskan konsep IPA terhadap siswa amat
siswa kelas V kelompok kontrol juga penting, terbukti dengan metode ini ternyata
mengalami peningkatan sebesar 1.048%. pemahaman siswa tentang konsep IPA
Sehingga diketahui pada kelompok meningkat bermakna.
eksperimen, terhadap hasil tes materi dengan 3. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar
konsep IPA melalui pendekatan diskoveri Siswa
terbimbing Terhadap hasil belajar siswa kelas Keaktifan belajar siswa adalah kegiatan
V berpengaruh signifikan. Hal ini siswa selama proses pembelajaran berlangsung
menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA melalui pengamatan di kelas eksperimen dari
dengan penerapan pendekatan diskoveri 29 siswa ada 10 anak yang sungguh-sungguh
6 INOVASI, Volume XIX, Nomor 1, Januari 2017