Anda di halaman 1dari 53

Elek t r on ik a D a y a

PRAKTIKUM I
PENYEARAH 1 FASA ½ GELOMBANG

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang
2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 1 fasa ½ gelombang
3. Menghitung ripple faktor, form faktor, dan effisiensi / parameter penyearah dan dapat
membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara praktek
4. Dapat memperbaiki tegangan ripel pada penyearah satu fasa dengan memasang rangkaian
Beban
filter (menggunakan kapasitor)
5. Mengetahui sifat-sifat dari jenis filter dalam kaitannya dengan perubahan beban yang
digunakan

2. Pendahuluan

Beban

Penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC 1 fasa ½ gelombang dibentuk dari satu diode.
Bentuk penyearah ini adalah bentuk penyearah yang paling sederhana dan jarang digunakan
untuk keperluan industry. Di bawah ini penyearah 1 fasa ½ gelombang dengan beban resistif.
D1
A K

Vd V2  Vm sin t
V1 V2 R
Vr


Gambar Rangkaian penyearah 1 fasa ½ gelombang
1
Elek t r on ik a D a y a

Gelombang tegangan :
V
Vm V 2 tegangan input
0 t ( )
 2  V2  Vm sin t 
Vr
 V2  Vm sin  
0 t ( )
 2 V r tegangan ouput di beban R
T
i
Vr
0 t ( )
i Arus ouput di beban R, i
 2 R
Vd
 2
t ( ) Vd tegangan di dioda
0
Vm


Vdc   Vm sinθd (θ); T  2
1
Tegangan KeluarRata-rataan
T 0

Tegangan output efektif (tegangan output RMS),


1/2
1  
Vrms    Vm sin θ  d (θ)  ; T  2
2

T 0 

Parameter Penyearah :
1. Besaran keluaran penyearah komponen DC terdiri dari :
a. Tegangan rata-rata keluaran penyearah (Vdc)
b. Arus rata-rata keluaran penyearah ( Idc)
c. Daya keluaran penyearah ( Pdc)
Dimana Pdc  Vdc.Idc
2. Besaran keluaran penyearah komponen efektif (rms) terdiri dari :
a. Tegangan keluaran efektif penyearah (Vrms)
b. Arus keluaran efektif penyearah ( Irms)

2
Elek t r on ik a D a y a

c. Daya keluaran AC ( Pac)


Dimana Pac  Vrms.Irms
3. Efisiensi (Rasio penyearahan) yang menggambarkan keefektifan pennyearah :
Pdc
Efisiensi ( ) 
Pac
4. Tegangan keluaran penyearah merupakan kombinasi dari 2 komponen, masing–
masing komponen mempunyai besaran komponen DC besaran komponen AC
atau ripel.
a. Tegangan efektif (tegangan rms) komponen AC dirumuskan sbb:

Vac  V 2 rms  V 2 dc

b. Faktor Bentuk (Form Faktor) disingkat FF diukur dari bentuk tegangan keluaran
penyearah yang dirumuskan sbb:
Vrms
FF 
Vdc
c. Faktor Ripel (Riple Factor) disingkat RF diukur dari besaran tegangan ripel
keluaran penyearah yang dirumuskan sbb:

  Vrms 2  Vac
RF 
RF   
  Vdc 
 1 
  FF 2  1; atau Vdc
 

Filter Kapasitor

Untuk memperbaiki gelombang output penyearah agar tegangan ripelnya lebih halus maka
pada beban dipasang kapasitor secara parallel. Pemasangan kapasitor pada penyearah ini
disebut filter.
D

Vp Vs R C

3
Elek t r on ik a D a y a

Bentuk gelombang tegangan outpu penyearah menjadi:

V Vr
Vr 2

Vm Vdc

0
t1 t2  T 2 t 3 t4

Gelombang tegangan penyearah dengan filter Kapasitor


Pada gelombang tegangan penyearah 1 fasa ½ gelombang jika dipasang capasitor sebagai
filter, pada gelombang tegangan tersebut akan menjadi seperti pada gambar gelombang
seperti tgersebut di atas. Dimana dioda penyearah mulai konduksi dari t1 dan berhenti
konduklsi pada t2, selama t1-t2 dioda bekerja untuk menyalurkan arus ke beban dan
mengisi kapasitor. Pada saat t2-t3 arus beban dicatu dari arus yang disimpan di dalam
kapasitor (Discharge capasitor).
Cara menghitung secara praktis penggunaan kapasitor :
C = besar kapasitor dalam satuan Farad
Q = muatan capasitor dalam Coulomb

Q  C.V
Q I .t  C.V
t = waktu (dalam perhitungan ini antara puncak pulsa)
t = waktu perioda gelombang (T)
T = 1/f
1
C
f .V

4
Elek t r on ik a D a y a

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 1 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah), Amper meter (2 buah), Volt meter (2 buah)
4. Modul Dioda silicon 700V/5 Amper (1 modul)
5. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
6. Kapasitor Elektrolit (ELCO) 1000 uF (1 buah)
7. Kabel penghubung (1 set), Saklar (2 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan


Ch1
Ch2
S2
D1
A1 A2
S1 R
V1 V2
E1 E2

5. Langkah Kerja :
Ch1
Ch2
A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!! S2

B. Langkah percobaan : A2
1. Buat rangkaian A 1
percobaan D1
seperti pada gambar D2
S1
2. Pasang oschilloscope prop1 di ch1 dan prop 2 di ch2 R
V1 dan saklar S2 ON (tertutup)
3. Saklar S1 OFF (terbuka) V2
E1 E2
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
D3 D4
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)

5
Elek t r on ik a D a y a

7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke trafo
9. Amati tegangan V1 dan V2 (masukkan data ke tabel percobaan 1)
10. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 1)
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter
12. Ulangi step percobaan no. 9 dengan arus yang berbeda (sesuai isi tabel 1)
13. Step berikutnya pengisian tabel 2
14. Atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban geser)
15. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
16. ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 2
17. Gambar bentuk gelombang input dahn outout, Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2
masukkan dalam table percobaan 2
18. OFF-kan saklar S1dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan output
19. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 3
20. Gambar bentuk gelombang input dahn outout
21. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table percobaan 3

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1
1.5
2

6
Elek t r on ik a D a y a

Tabel II (beban R dan filter kapasitor)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1
1.5
2

Tabel III (beban R dan filter Induktor)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1
1.5
2

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah dilihat dari gambar
gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output penyearah
dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil pengukuran
oscilloscope.
3. Apa saja yang mempengaruhi harga Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori yang
telah diuraikan sebelumnya.
4. Bandingkan harga 𝝶 , Form Faktor, Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori yang
telah diuraikan sebelumnya.

7
Elek t r on ik a D a y a

5. Gambarkan semua bentuk gelombang input dan outputnya pada berbaga kondisi pada
kertas milimeter.
6. Berapa besar tegangan reverse voltage minimal yang bisa digunakan dioda untuk
menyearahkan 1 fasa ½ gelombang bila tegangan AC nya = 220 volt ?
7. Bagaimanakah pengaruh filter kapasitor terhadap gelombang tegangan jika beban
bertambah besar?
8. Bagaimanakah pengaruh filter inductor terhadap gelombang tegangan jika beban
bertambah besar?
9. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

8
E l e k t r o n ik a D a ya

PRAKTIKUM II
PENYEARAH 1 FASA GELOMBANG PENUH

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh
2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 1 fasa gelombang penuh
3. Menghitung ripple faktor, form faktor, dan effisiensi / parameter penyearah dan
dapat membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara praktek
4. Dapat memperbaiki tegangan ripel pada penyearah satu fasa gelombang penuh
dengan memasang rangkaian filter (menggunakan kapasitor)
5. Mengetahui sifat-sifat dari jenis filter dalam kaitannya dengan perubahan beban yang
digunakan

2. Pendahuluan

Simbol

Beban

Ragkaian penyearah tegangan 1 fasa gelombang penuh dapat dibentuk dengan


menggunakan trafo CT (centre tap) dengan dua diode seperti gambar di bawah ini
D1
A K i
Beban 
V2 Vd1

V1 CT R Vr

V3 D2
A K 
Vd 2

Penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan trafo cetre tap (CT)

1
E l e k t r o n ik a D a ya

Gelombang tegangan :

V
V 2 ,V 3 , tegangan input

0
Vm  V2  V3  Vm sin t 
t ( )
 2  V2  V3  Vm sin  

Vr

V r tegangan ouput di beban R


Vm
0
 t ( )
2
T
Vd
t ( )
0 Vd1 tegangan di diode D1
2Vm 2Vm
Vd 1 Vd 2 Vd 2 tegangan di diode D2

Bentuk rangkaian penyearah 1 fasa gelombang penuh yang lainnya ditunjukkan pada gambar di
bawah ini yaitu menggunakan 4 dioda dan umumnya disebut bridge rectifier.

i

D1 D2
Vs  VmSin
a
Vs b R Vr

D3 D4


Penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda.

2
E l e k t r o n ik a D a ya

Gelombang tegangan :

V
V s = tegangan input

0
Vm
 Vs  Vm sin t 
t ( )
 2  Vs  Vm sin  
T
Vr

Vm V r tegangan ouput di beban R


0
 2
t ( )
D 1, D 4  ON D 2, D 3  ON
Vd

t ( ) Vd1, d 4 tegangan di diode D1, D4


0
V V
m m

Vd 2, d 3 tegangan di diode D2, D3

Vd 1, d 4 Vd 2 , d 3

Besar tegangan output (keluaran) rata-rata:



1
Vdc   Vm sinθd (θ); T 
T 0

Tegangan output efektif (tegangan output RMS),

1/2
1  
Vrms    Vm sin θ  d (θ)  ; T 
2

T 0 

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 1 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah)
4. Amper meter (2 buah)
5. Volt meter (2 buah)

3
Ch2
E l e k t r o n ik a D a ya Ch1 S2

A2
6. Modul Dioda silicon A700V/5
1 Amper (1 modul)
D1 D2
S1
7. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah) R
8. V1
Kapasitor Elektrolit (ELCO)-Polar 1000 uF (1 buah) V2
E1 E2
9. Kabel penghubung (1 set)
D3 D4
10. Saklar (2 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan 1


Ch1
Ch2
S2
D1
A1 A2
E2 V1 S1 R
E1 V2
E2 D2

Gambar rangkaian Percobaan 2


Ch2
Ch1 S2

A2
A1 D1 D2
S1
R
V1 V2
E1 E2
D3 D4

5. Langkah Kerja :
Ch1
Ch2
A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!! S2
D1
B. Langkah percobaan 1: A1 A2
E2 V1 S1 R
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 1
E1 V2
E2di ch1 dan prop
2. Pasang oschilloscope prop1 D2
2 di ch2

4
E l e k t r o n ik a D a ya

3. Saklar S1 OFF (terbuka) dan saklar S2 ON (tertutup)


4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke trafo
9. Amati tegangan V1 dan V2 (masukkan data ke tabel percobaan 1)
10. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 1)
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter
12. Ulangi step percobaan no. 9 dengan arus yang berbeda (sesuai isi tabel 1)
13. Step berikutnya pengisian tabel 2
14. Atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban geser)
15. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
16. ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 2
17. Gambar bentuk gelombang input dahn outout, Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2
masukkan dalam table percobaan 2
18. OFF-kan saklar S1dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan output
19. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 3
20. Gambar bentuk gelombang input dan outout
21. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table percobaan 3

C. Langkah percobaan 2:
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 2
2. Pasang oschilloscope prop1 di ch1 dan prop 2 di ch2
3. Saklar S1 OFF (terbuka) dan saklar S2 ON (tertutup)
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)

5
E l e k t r o n ik a D a ya

7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
Volt, masukkan tegangan sumber ke trafo
8. Amati tegangan V1 dan V2 (masukkan data ke tabel percobaan 4)
9. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 4)
10. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter
11. Step berikutnya pengisian tabel 5
12. Atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban geser)
13. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
14. ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 5
15. Gambar bentuk gelombang input dahn outout, Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2
masukkan dalam table percobaan 5
16. OFF-kan saklar S1dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan output
17. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 6
18. Gambar bentuk gelombang input dan outout
19. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table percobaan 6

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel 1 (beban Resistiv)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1.5
2

6
E l e k t r o n ik a D a ya

Tabel 2 (beban R dan filter kapasitor)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1.5
2

Tabel 3 (beban R dan filter Induktor)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1.5
2

Tabel 4 (beban Resistiv)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1.5
2

Tabel 5 (beban R dan filter kapasitor)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1.5
2

7
E l e k t r o n ik a D a ya

Tabel 6 (beban R dan filter Induktor)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1.5
2

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah dilihat dari gambar
gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output
penyearah dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil
pengukuran oscilloscope.
3. Apa saja yang mempengaruhi harga Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori
yang telah diuraikan sebelumnya.
4. Bandingkan harga 𝝶 , Form Faktor, Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori
yang telah diuraikan sebelumnya.
5. Gambarkan semua bentuk gelombang input dan outputnya pada berapa kondisi pada
kertas milimeter.
6. Berapa besar tegangan reverse voltage minimal yang bisa digunakan dioda untuk
menyearahkan 1 fasa gelombang penuh pada gambar percobaan 1 dan pada gambar
percobaan 2 ?
7. Bagaimanakah pengaruh konfigurasi penyearah 1 fasa 1/2gelombang dan gelombang
penuh terhadap tegangan ripelnya?
8. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

8
E l e k t r o n ik a D a ya

PRAKTIKUM III
PENYEARAH 3 FASA ½ GELOMBANG

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian penyearah 3 fasa setengah gelombang
2. Mengetahui dan dapat membentuk gelombang tegangan penyearah 3 fasa ½ gelombang
3. Menghitung ripple faktor, form faktor, dan effisiensi / parameter penyearah dan dapat
membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara praktek
4. Dapat memperbaiki tegangan ripel pada penyearah 3 fasa dengan memasang rangkaian
filter (menggunakan kapasitor)

2. Pendahuluan
Simbol penyearah 3 fasa ½ gelombang:
R

T
Beban

Jika tegangan 3 fasa seperti yang diterangkan di atas akan disearahkan dengan system
penyearakan 3 fasa ½ gelomnag, maka bentuk rangkaian penyearah 3 fasa ½ gelombang yang
mencatu daya ke beban resistif digambarkan sbb:

D1
R A K

Vd
D2
S

D3
T R

Gambar Rangakaian penyearah 3 fasa ½ gelombang


1
E l e k t r o n ik a D a ya

Gambar gelombang tegangan DC hasil penyearah 3 fasa ½ gelombang adalah sbb:


FasaR FasaS FasaT
V
Tegangan
input
(AC 3 fasa)
0  2 

0 t1 t2 t3 t4
V
Tegangan
Vm output (DC)
0 
T
D3 - ON

D1 - ON D2 - ON D3 - ON D1 - ON

Gambar gelombang Output penyearah 3 fasa ½ gelombang


Besar tegangan output rata-rata dari gambar di atas :
t
1 2
Vdc   Vm sinθd (θ), 2
T  (t 2  t1)  (1500  300 )  1200 
T t1 3
1/2
 1 t2 
Vrms    Vm sin θ  d (θ)  ;
2

 T t1 

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 3 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah)
4. Amper meter (2 buah)
5. Volt meter (3 buah)
6. Modul Dioda silicon 700V/5 Amper (1 modul)
2
E l e k t r o n ik a D a ya

7. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)


8. Kapasitor Elektrolit (ELCO) 1000 uF (1 buah)
9. Kabel penghubung (1 set)
10. Saklar (1 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan


Ch1
D1
R R
A1
A K

Vd
V1 V2
Ch2
D2
S
A2
S
S1

V3
D3 R
T T

N N

5. Langkah Kerja :

A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!

B. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di ch1 dan prop 2 di ch2
3. Saklar S1 OFF (terbuka)
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter V1 dipasang pada range tegangan AC 450 V

3
E l e k t r o n ik a D a ya

7. Volt meter V2 dipasang pada range tegangan AC 30 V dan V3 tegangan DC pada range
30 V)
8. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
Volt.
9. Masukkan tegangan sumber ke trafo
10. Amati tegangan V2 dan V3 (masukkan data ke tabel percobaan 1)
11. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 1)
12. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter
13. Ulangi step percobaan no. 9 dengan arus yang berbeda (sesuai isi tabel 1)
14. Step berikutnya pengisian tabel 2
15. Ulangi step percobaan no. 9 dengan D2 diambil (OFF-kan)
16. Isi table percobaan II, atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban
geser)
17. Step berikutnya pengisian tabel 3
18. Ulangi step percobaan no. 9 dengan saklar S1-ON, gambar bentuk gelombang input dan
output.
19. Ukur tegangan V2, V3, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 3

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1
1.5
2

4
E l e k t r o n ik a D a ya

Tabel II (Dioda 2- OFF)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
1
1.5
2

Tabel III (Dengan kapasitor/S1-ON)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
1
1.5
2

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah dilihat dari gambar
gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output penyearah
dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil pengukuran
oscilloscope.
3. Apa saja yang mempengaruhi harga Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori yang
telah diuraikan sebelumnya.
4. Bandingkan harga 𝝶 , Form Faktor, Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori yang
telah diuraikan sebelumnya.
5. Gambarkan semua bentuk gelombang input dan outputnya pada berbagai kondisi pada
kertas milimeter.
6. Berapa besar tegangan reverse voltage minimal yang bisa digunakan dioda untuk
menyearahkan 3 fasa ½ gelombang bila tegangan AC nya = 380 volt ?

5
E l e k t r o n ik a D a ya

7. Bagaimanakah pengaruh filter kapasitor terhadap gelombang tegangan jika beban


bertambah besar?
8. Bagaimanakah pengaruh filter inductor terhadap gelombang tegangan jika beban
bertambah besar?
9. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

6
E l e k t r o n ik a D a ya

PRAKTIKUM IV
PENYEARAH 3 FASA GELOMBANG PENUH

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian penyearah 3 fasa gelombang penuh
2. Mengetahui dan dapat membentuk gelombang tegangan penyearah 3 fasa gelombang
penuh
3. Menghitung ripple faktor, form faktor, dan effisiensi / parameter penyearah dan dapat
membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara praktek
4. Dapat memperbaiki tegangan ripel pada penyearah 3 fasa dengan memasang rangkaian
filter (menggunakan kapasitor)

2. Pendahuluan
Simbol penyearah 3 fasa gelombang penuh:

S Beban
T

Umumnya catu daya arus searah dengan daya besar yang digunakan di industri adalah penyearah
3 fasa gelombang penuh. Keuntungan menggunakan penyearah gelombang penuh 3 fasa ini
adalah tegangan yang dihasilkan besar dan ripel tegangannya kecil dan mempunyai efisiensi
tinggi.
K

D1 D2 D3 Vd

R A

S
R

D4 D5 D6

Rangakaian penyearah 3 fasa gelombang penuh

1
E l e k t r o n ik a D a ya

Gambar gelombang tegangan DC hasil penyearah 3 fasa gelombang penuh seperti pada di bawah
ini:
V FasaR FasaS FasaT

Tegangan input
(AC 3 fasa)
0  2 

0 t1 t2 t3 t4 t5
V
T Tegangan
Vm output (DC)
0

D3 dan D4 - ON
D2 dan D4 - ON
D2 dan D6 - ON

D1 dan D5 - ON
D3 dan D5 - ON
D1 dan D6 - ON
D3 dan D5 - ON

D1 dan D5 - ON

Bentuk gelombang tegangan output penyearah 3 fasa gelombang penuh

Cara kerja penyearah 3 fasa gelombang penuh adalah sbb:


1. Penghantar netral (N) pada penyearah ini tidak diperlukan .
2. Pada saat t0-t1 (t1 sama dengan sudut 300) tegangan fasa T lebih tinggi dari tegangan fasa
lainnya dan tegangan fasa S lebih rendah dari fasa lainnya, sehingga kaki Anoda diode D3
dan D5 tegangannya lebih tinggi dari kaki Katoda. Dengan demikian diode D3 dan D5 pada
kondisi forward biased (konduksi) sehingga arus mengalir dari fasa T ke beban menuju ke
fasa S. Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada system tegangan 3 fasa dengan
besar tegangan antara fasa T dan S pada saat:
- t0 (f = 00) adalah : Vts = vt + (- vs )

Vts = (Vfm Sin (f-2400)) + (- Vfm Sin (f-1200))

2
E l e k t r o n ik a D a ya

1 1
Maka Vts = (Vfm Sin (-2400)) + (- Vfm Sin (-1200)) = Vfm( 3 3)
2 2
Vfm = tegangan fasa masimum
Vts  Vfm 3; Vts  Vf . 2. 3  V L . 2 ; Vts  Vf . 2. 3  V L . 2

Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat f = 00 didapat

tegangan Vts sebesar VTS  2.VL (merupakan tegangan line maksimum)

- t1 (f = 300) adalah : Vts = vt + (- vs )

Vts = (Vfm Sin (300-2400)) + (- Vfm Sin (300-1200))

Vts = Vfm (Sin (-2100) - Sin (-900)) = Vfm(0.5+1)


Vts = Vfm 1.5
VL V
Vf  tegangan fasa maksimum Vfm  L x 2
3 3
Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat f = 300

VL
didapat tegangan Vts sebesar VTS  x 2 x1.5  1.22VL
3
3. Pada saat t1-t2 (ditinjau pada sudut 600) tegangan fasa R lebih tinggi dari tegangan fasa
lainnya dan tegangan fasa S lebih rendah dari fasa lainnya, sehingga kaki Anoda diode D1
dan D5 tegangannya lebih tinggi dari kaki Katoda. Dengan demikian diode D1 dan D5 pada
kondisi forward biased (konduksi) sehingga arus mengalir dari fasa R ke beban menuju ke
fasa S. Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada system tegangan 3 fasa dengan
besar tegangan antara fasa R dan S pada saat:
- f = 600 adalah : VRS = vr + (- vs )

VRS = (Vfm Sin (f)) + (- Vfm Sin (f-1200))

1 1
Maka VRS = (Vfm Sin 600)) + (- Vfm Sin (-600)) = Vfm( 3 3)
2 2
Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat f = 600

didapat tegangan VRS sebesar VRS  2.VL (merupakan tegangan line maksimum)

3
E l e k t r o n ik a D a ya

- T2 (f = 900) adalah : VRS = vr + (- vs )

VRS = (Vfm Sin (900)) + (- Vfm Sin (900-1200))

VRS = Vfm (1 - Sin (-300)) = Vfm(1+0.5)


VRS = Vfm 1.5
Kalau tegangan fasa diganti dengan menggunakan tegangan line pada saat f = 900

VL
didapat tegangan VRS sebesar VRS  x 2 x1.5  1.22VL
3
4. Pada saat t2-t3 tegangan fasa R lebih tinggi dari tegangan fasa lainnya dan tegangan fasa T
lebih rendah dari fasa lainnya, sehingga kaki Anoda diode D1 dan D6 tegangannya lebih
tinggi dari kaki Katoda. Dengan demikian diode D1 dan D6 pada kondisi forward biased
(konduksi) sehingga arus mengalir dari fasa R ke beban menuju ke fasa T. Tegangan pada
beban sama dengan tegangan line pada system tegangan 3 fasa dengan besar tegangan antara
fasa R dan T pada saat:
- f = 1200 adalah : didapat tegangan VRT sebesar VRT  2.VL

- Pada saat t3 f = 1500 didapat tegangan VRT sebesar VRT  1.22VL

5. Demikian peninjauan bentuk gelombang output dari penyearah akan berulang setiap saat dan
akan mempunyai nilai tegangan maksimum ( VL 2 ) pada sudut kelipatan 600 dan mempunyai

nilai tegangan minimum ( 1.22VL ) pada setiap periode 600.

Tegangan keluaran (output) penyearah 3 fasa gelombang penuh yang ditunjukkan pada gambar
di atas adalah dalam bentuk tegangan searah dengan nilai :
Tegangan Rata-rata :
t
1 2 
Vdc   Vm sin(θ - 300 )d (θ), T  (t 3  t 2)  (1500  900 )  600 
T t1 3
Tegangan Efektif (Vrms) :
1/2
 1 t2 
Vrms    Vm sin θ  d (θ)  ;
2

 T t1 
4
E l e k t r o n ik a D a ya

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 3 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah)
4. Amper meter (2 buah)
5. Volt meter (3 buah)
6. Modul Dioda silicon 700V/5 Amper (1 modul)
7. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
8. Kapasitor Elektrolit (ELCO) 1000 uF (1 buah)
9. Kabel penghubung (1 set)
10. Saklar (1 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan


Ch1
R R
A1 Ch2

V1 A2
V2 K

D1 D2 D3 Vd

S A
S1
S

V3 R C
T T

D4 D5 D6

5
E l e k t r o n ik a D a ya

5. Langkah Kerja :

A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!

B. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di ch1 dan prop 2 di ch2
3. Saklar S1 OFF (terbuka)
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter V1 dipasang pada range tegangan AC 450 V
7. Volt meter V2 dipasang pada range tegangan AC 30 V dan V3 tegangan DC pada range
50 V)
8. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
Volt.
9. Masukkan tegangan sumber ke trafo
10. Amati tegangan V2 dan V3 (masukkan data ke tabel percobaan 1)
11. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 1)
12. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di
oscilloscope ke dalam kertas millimeter
13. Ulangi step percobaan no. 9 dengan arus yang berbeda (sesuai isi tabel 1)
14. Step berikutnya pengisian tabel 2
15. Ulangi step percobaan no. 9 dengan D2 diambil (OFF-kan)
16. Isi table percobaan II, atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban
geser)
17. Step berikutnya pengisian tabel 3
18. Ulangi step percobaan no. 9 dengan saklar S1-ON, gambar bentuk gelombang input
dan output.
19. Ukur tegangan V2, V3, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 3

6
E l e k t r o n ik a D a ya

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
0.5
1
1.5
2

Tabel II (Dioda 2- OFF)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
1
1.5
2

Tabel III (Dengan kapasitor/S1-ON)


Input AC Output DC
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper)
1
1.5
2

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah dilihat dari gambar
gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.

7
E l e k t r o n ik a D a ya

2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output penyearah
dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil pengukuran
oscilloscope.
3. Apa saja yang mempengaruhi harga Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori yang
telah diuraikan sebelumnya.
4. Bandingkan harga 𝝶 , Form Faktor, Ripple Faktor dari hasil pengukuran dan teori yang
telah diuraikan sebelumnya.
5. Gambarkan semua bentuk gelombang input dan outputnya pada berbagai kondisi pada
kertas milimeter.
6. Berapa besar tegangan reverse voltage minimal yang bisa digunakan dioda untuk
menyearahkan 3 fasa gelombang penuh bila tegangan AC nya = 380 volt ?
7. Bagaimanakah pengaruh filter kapasitor terhadap gelombang tegangan jika beban
bertambah besar?
8. Bagaimanakah pengaruh filter inductor terhadap gelombang tegangan jika beban
bertambah besar?
9. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

8
Elek t r on ik a D a y a

PRAKTIKUM V
PENYEARAH 1 FASA ½ GELOMBANG TERKONTROL

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang terkendali
2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 1 fasa ½ gelombang terkendali
3. Dapat membandingkan perhitungan tegangan output fingsi sudut trigger thyristor antara
teori dan praktek
4. Mengetahui pengaruh tegangan output terhadap pergeseran sudut trigger

2. Pendahuluan

Beban
a

Penyearah tegangan terkontrol yang akan merubah tegangan AC konstan menjadi tegangan DC
variable membutuhkan komponen elektronika daya jenis Thyristor (SCR) atau disebut Thyristor
control fasa. Dimana dengan mengatur sudut fasa tegangan trigger thyristor maka dapat
mengatur sudut konduksi dari thyristor. Besarnya tegangan keluaran arus searah (DC) tergantung
dari posisi sudut trigger yang bergerak dari sudut 1800 sampai dengan sudut 00 pada saat
gelombang input tegangan AC pada daerah positiv. Jika gelombang tegangan input negativ,
maka tegangan output DC menjadi 0 Volt dan posisi tegangan trigger tidak bisa mempengaruhi
besarnya tegangan output DC nya. Secara otomatis bahwa jika tegangan input mencapai 0 Volt
maka Thyristor (SCR) akan off dan peristiwa ini disebut komutasi atau line commutation.

1
Elek t r on ik a D a y a

Pada sudut trigger 1800 tegangan output DC nya sama dengan 0 Volt sebaliknya jika sudut
tegangan trigger 00 maka tegangan outputnya menjadi maksimum.

Penyearah AC ke DC terkontrol ini disebut juga AC-DC Converter. Sudut tegangan trigger a

bisa diatur dari sudut 0 - 180o dengan persamaan tegangan keluaran sbb :

Vdc( )   Vm sinθd (θ); T  2
1
T
Vm
Dengan tegangan keluaran bisa bervariasi dari 0 Volt sampai dengan
 Volt.
Di bawah ini gambar penyearah 1 fasa ½ gelombang terkontrol dengan beban resistif.

Th

E1 E2 V R E2  Vm sin t

Gambar Rangkaian penyearah 1 fasa ½ gelombang

Gelombang tegangan :

Vin Vi n tegangan input


Vm
0 t ( )
 2  Vin  Vm sin t 
 Vin  Vm sin  
Vg

 2
V g tegangan trigger
0 t ( )

Vout
0 t ( ) Vout Tegangan ouput beban
 2
T beban R,
2
Elek t r on ik a D a y a

Tegangan output efektif (tegangan output RMS),

1/2
1  
Vrms( )    Vm sin θ  d (θ)  ; T  2
2

T 0 
1/2 1/2
 1   1 
Vm 
    sin 2       sin 2 
Vrms( )  
2
 ; 
2
  f ( );
2      
   

Vm
Maka : Tegangan efektif out put penyearah : Vrms( )  f   ; dan
2
Vm
Arus efektif pada beban resistif : Irms( )  f   ;
2.R

Penyearah terkontrol ini menyebabkan adanya pergeseran sudut antara arus beban terhadap
tegangan input yang disebut Power Faktor (Cos f) meskipun beban tersebut berbentuk resistif.

Power factor (PF) adalah perbandingan antara input daya aktiv dan daya input semu yang
dirumuskan sbb :

(PF) = Daya input aktiv /daya input semu

Vm
Pin( semu )( )  xIrms( )
2

Arus output penyearah sama dengan arus input sehingga :

Vbeban(rms)( )
2

Daya pada beban (Prms): Pbeban(rms)( ) 


R

Pbeban(rms)( )
Sehingga power factor (PF) menjadi : PF ( ) 
Pin( semu )( )

Vbeban(rms)( )
2
x 2
Atau sebesar : PF ( ) 
RVmxIbeban
. (rms)( )
3
Elek t r on ik a D a y a

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 1 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah), Amper meter (2 buah), Volt meter (2 buah)
4. Modul Thyristor 700V/5 Amper (1 modul)
5. Modul Kontrol (1 modul)
6. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
7. Kabel penghubung (1 set), Saklar (2 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan

Rangkaian
trigger

A1 A2
Th

E1 E2 V1 V2 R

5. Langkah Kerja :

A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!

B. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di rangkaian input dan prop 2 di rangkaian output

4
Elek t r on ik a D a y a

3. Off kan rangkaian trigger


4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke trafo
9. On-kan rangkaian trigger
10. Atur sudut trigger dari sudut 1800 dan Amati tegangan V1 dan V2 serta amati arus A1
dan A2 (masukkan data ke table percobaan )
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output DC Sudut trigger
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper) (0 )
180
150
120
90
60
30

5
Elek t r on ik a D a y a

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah terkontrol dilihat dari
gambar gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output penyearah
terkontrol dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil
pengukuran oscilloscope.
3. Buat grafik Vout=f (sudut a)

4. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

6
Elek t r on ik a D a y a

PRAKTIKUM VI
PENYEARAH 1 FASA GELOMBANG PENUH TERKONTROL

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh terkendali
2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 1 fasa gelombang penuh terkendali
3. Dapat membandingkan perhitungan tegangan output fungsi sudut trigger thyristor antara
teori dan praktek
4. Mengetahui pengaruh tegangan output terhadap pergeseran sudut trigger
5. Dapat menghitung Power factor akibat pergeseran arus beban yang disebabkan
pergeseran sudut trigger thyristor

2. Pendahuluan

Beban

Model penyearah yang umumnya digunakan untuk pengaturan tegangan 1 fasa adalah model
penyearah gelombang penuh model jembatan (bridge rectifier). Penyearah 1 fasa gelombang
penuh terkontrol yang menggunakan 2 buah thyristor dan 2 buah diode disebut penyearah
setengah terkontrol juga disebut single phase semiconverter. Kedua thyristor dapat diatur sudut
triggernya secara bersamaan maupun secara sendiri-sendiri. Dalam hal pengontrolan sudut
trigger secara bersamaan (dengan sudut control yang sama), maka didapat persamaan tegangan
output sbb:

1
Elek t r on ik a D a y a


Vdc( )   Vm sinθd (θ); T  
1
T

Vm
Sehingga output penyearah menjadi : Vdc ( )  (1  cos  );

Pada thyristor 1 (Th1) sudut tegangan trigger a bisa diatur dari sudut 0 - 180o dan sudut

tegangan trigger thyristorn2 (Th2) sudut tegangan trigger diatur dari p+a sampai dengan 2p.

Di bawah ini gambar penyearah 1 fasa ½ gelombang terkontrol dengan beban resistif.

G1 G2
A2
A1
Th1 Th2

v1  Vm sin t
V1 V2 R

D1 D2

Gambar Rangkaian penyearah 1 fasa gelombang penuh terkontrol

Gelombang tegangan :
Vin Vi n tegangan input
Vm
0 t ( )
 2  Vin  Vm sin t 
 Vin  Vm sin  
Vg

 2
V g tegangan trigger
0 t ( )

Vout
0 a  t ( ) Vout Tegangan ouput beban
 2
T beban R,
2
Elek t r on ik a D a y a

Tegangan output efektif (tegangan output RMS),


1/2
1  
Vrms( )    Vm sin θ  d (θ)  ; T 
2

T 0 
1/2 1/2
 1   1 
Vm      sin 2       2 sin 2 
Vrms( )  
2
 ;    f ( );
2     
   

Vm
Maka : Tegangan efektif out put penyearah : Vrms( )  f   ; dan
2
Vm
Arus efektif pada beban resistif : Irms( )  f   ;
2.R

Penyearah terkontrol ini menyebabkan adanya pergeseran sudut antara arus beban terhadap
tegangan input yang disebut Power Faktor (Cos f) meskipun beban tersebut berbentuk resistif.

Power factor (PF) adalah perbandingan antara input daya aktiv dan daya input semu yang
dirumuskan sbb :
(PF) = Daya input aktiv /daya input semu

Vm
Pin( semu )( )  xIrms( )
2
Arus output penyearah sama dengan arus input sehingga :

Vbeban(rms)( )
2

Daya pada beban (Prms): Pbeban(rms)( ) 


R

Vbeban(rms) 2 f 2 ( ) 
Pbeban(rms)( )   
2R

Pbeban(rms)( )
Sehingga power factor (PF) menjadi : PF ( ) 
Pin( semu )( )

Atau sebesar : PF ( )  f ( )
3
Elek t r on ik a D a y a

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 1 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah), Amper meter (2 buah), Volt meter (2 buah)
4. Modul Thyristor 700V/5 Amper (1 modul)
5. Dioda modul (1 modul)
6. Modul Kontrol (1 modul)
7. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
8. Kabel penghubung (1 set), Saklar (2 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan

Rangkaian
trigger

A2
A1
Th1 Th2

220 V V1 36 V V2 R

D1 D2

Modul Trigger Thyristor

A2
220 V A1
Th1 Th2

V1 V2
G1

Fuse
K1
R
Saklar G2

D1 D2
K2

Potensio

4
Elek t r on ik a D a y a

5. Langkah Kerja :

A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!


B. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di rangkaian input dan prop 2 di rangkaian output
3. Off kan rangkaian trigger
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan > 36 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder > 36
Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke rangkaian trigger
9. On-kan rangkaian trigger
10. Atur sudut trigger dari sudut 1800 dan Amati tegangan V1 dan V2 serta amati arus A1
dan A2 (masukkan data ke table percobaan )
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output DC Sudut trigger
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper) (0 )
180
150
120
90
60
30

5
Elek t r on ik a D a y a

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah terkontrol dilihat dari
gambar gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output penyearah
terkontrol dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil
pengukuran oscilloscope.
3. Buat grafik Vout=f (sudut a)

4. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

6
Elek t r on ik a D a y a

PRAKTIKUM VII
PENYEARAH 3 FASA ½ GELOMBANG TERKONTROL

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan dapat:
1. Merangkai rangkaian penyearah tiga fasa setengah gelombang terkontrol
2. Membuat rangkaian penyearah 3 fasa 1/2 gelombang terkontrol dan dapat menerangkan
prinsip kerjanya.
3. Bisa menghitung besar tegangan, efisiensi dan parameter lainnya keluaran (output)
penyearah tiga fasa terkontrol
4. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 3 fasa ½ gelombang terkontrol
5. Mengetahui pengaruh tegangan output terhadap pergeseran sudut trigger

2. Pendahuluan

T a
Beban

N a

Kebutuhan akan daya listrik searah (Tegangan DC) teragantung dari besar kecilnya beban yang
akan dicatu oleh penyearah tersebut. Untuk kebutuhan daya arus searah yang besar umumnya
digunakan penyearah 3 fasa. Penyearah tegangan terkontrol 3 fasa (3 Phase AC to DC
Controller) mempunyai tegangan output yang lebih sempurna yaitu tegangan ripelnya lebih

1
Elek t r on ik a D a y a

halus, Dengan menggunakan thyristor 3 buah yang dikontrol dengan sudut trigger a yang sama

dan pergeseran sudut secara bersamaan maka tegangan output penyearah ini akan bergerak dari
tegangan 0 sampai dengan maximum.

Di bawah ini gambar rangkaian penyearah 3 fasa ½ gelombang terkontrol dengan beban resistif,
sbb:
G1
Th1
R
A K
G2
Th2
S

G3
Th3
T R

Tegangan antara fasa R ke fasa S. atau antara fasa R ke fasa T, atau antara fasa S ke T disebut
tegangan line (tegangan line ke line) disingkat V L. Tegangan antara fasa R atau S atau T ke
Netral (N) disebut tegangan fasa (Vf).

Vr-s = Vr-t = Vs-t = VL (tegangan line), Vr-N = Vs-N = Vt-N = Vf (tegangan fasa)

VL  Vf . 3

Persamaan tegangan 3 fasa


a. Tegangan fasa R, vr = Vm Sinf

b. Tegangan fasa S, vs = Vm Sin (f-1200)

c. Tegangan fasa T, vt = Vm Sin (f-2400)

Gelombang tegangan 3 fasa yang disearahkan dengan penyearah ½ gelombang seperti di bawah
ini :

2
Elek t r on ik a D a y a

VmSin VmSin(  1200 ) VmSin(  2400 )

Vm
0  2 Be nt uk

t e ga n ga n 3 fa s a

Be nt uk t e ga n ga n
0  t ri gge r de n ga n sudut φ
= 90 0
ϕ
v

Be nt uk t e ga n ga n
 out put
0
T

Gelombang tegangan 3 fasa yang terkontrol pada sudut trigger 900

Tegangan keluaran (output ) penyearah tergangtung dari besar sudut trigger (φ). Sudut trigger
pada system penyearah ini efektif bekerja dari sudut 180 0 sampai dengan sudut 300 , sebih kecil
dari sudut 300 besar tegangan output akan tetap sama. Dengan demikian tegangan Searah
difomulasikan menjadi :
3
𝑇=
2𝜋

Adapun tegangan efektiv keluaran menjadi :

𝜋
1 2
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛 𝜑 𝑑 (𝜑)
𝑇 𝜑

3
Elek t r on ik a D a y a

Penyearah terkontrol ini menyebabkan adanya pergeseran sudut antara arus beban terhadap
tegangan input yang disebut Power Faktor (Cos f) meskipun beban tersebut berbentuk resistif.

Power factor (PF) adalah perbandingan antara input daya aktiv dan daya input semu.
(PF) = Daya input aktiv /daya input semu

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 3 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah), Amper meter (2 buah), Volt meter (2 buah)
4. Modul Thyristor 700V/5 Amper (1 modul)
5. Modul Kontrol (1 modul)
6. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
7. Kabel penghubung (1 set), Saklar (2 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan


Rangkaian
trigger

Ch1
R
A1
R Th1
V1 V2 Ch2

S
A2
S Th2

T T R V3
Th3

N N

A. Langkah Kerja :

B. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!

4
Elek t r on ik a D a y a

C. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di rangkaian input dan prop 2 di rangkaian output
3. Off kan rangkaian trigger
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 50 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 18
Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke trafo
9. On-kan rangkaian trigger
10. Atur sudut trigger dari sudut 1800 dan Amati tegangan V1 dan V2 serta amati arus A1
dan A2 (masukkan data ke table percobaan )
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter

5. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output DC Sudut trigger
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper) (0 )
180
150
120
90
60
30
0

5
Elek t r on ik a D a y a

6. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter penyearah terkontrol dilihat dari
gambar gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output penyearah
terkontrol dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil
pengukuran oscilloscope.
3. Buat grafik Vout=f (sudut a)

4. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!

CATATAN : SEBAIKNYA ALAT UKUR TEGANGAN DAN ARUS


MENGGUNAKAN “THRUE RMS”

6
Elek t r on ik a D a y a

PRAKTIKUM VIII
KONTROL TEGANGAN AC 1 FASA
(DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC)

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian Kontrol Tegangan Arus Bolak-balik (AC) 1 fasa
2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan dari keluaran Kontrol Tegangan Arus Bolak-
balik (AC) 1 fasa
3. Dapat membandingkan perhitungan tegangan output VS sudut trigger TRIAC antara teori
dan praktek
4. Mengetahui pengaruh tegangan output terhadap pergeseran sudut trigger

2. Pendahuluan

Kontrol tegangan arus bolak-balik (AC) banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
maupun di Industri sebagai contoh : control pada lampu belajar yang cahayanya dapat diatur,
system pengaturan pemanas air di industry dll. Penerapan tegangan AC terkontrol yang akan
a AC variable. Kontrol ini disimbolkan sbb :
merubah tegangan AC konstan menjadi tegangan

Beban

a
Pengatur atau control tegngan AC ke AC ini membutuhkan komponen elektronika daya jenis
TRIAC atau bisa dibentuk dari dua buah thyristor yang dihubungkan anti paralel. Dimana
dengan mengatur sudut fasa tegangan trigger maka dapat mengatur sudut konduksi dari TRIAC
atau hyristor. Tegangan keluaran AC tergantung dari lebar sempitnya sudut fasa tegangan trigger
dan akan padam (off) dengan sendirinya jika tegangan inputnya mencapai tegangan 0 Volt.

1
Elek t r on ik a D a y a

Tegangan input akan mencapai 0 Volt jika tegangan fasanya sama dengan tegangan netralnya
atau disebut line commutation, atau pada saat tegangan sudut trigger mencapai sudut 1800.

Triac
E1 E2 R

Bentuk tegangan outpu dari control tegangan AC ini jika gate (G) ditriger di sudut θ = kurang
dari 900 maka bentuk tegangan outputnya menjadi :

Vin
Vm  Vin  Vm sin t 
0 t ( )
 2

Vg
V g tegangan trigger
0  2
t ( )

Vout
0 Vout
 t ( )
2
T

Tegangan output di beban R berupa tegangan AC dengan besaran efektiv :

[ ∫ ∫ ] ; T  2

[ ∫ ]

2
Elek t r on ik a D a y a

3. Peralatan Yang digunakan:


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 1 buah)
2. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
3. Trafo isolasi (1 buah), Amper meter (2 buah), Volt meter (2 buah)
4. Modul TRIAC 700V/5 Amper (1 modul)
5. Modul Kontrol (1 modul)
6. Resistor variable (beban geser) 20 Ohm/5 Amper (2 buah)
7. Kabel penghubung (1 set), Saklar (2 buah)

4. Rangkaian Percobaan :

Gambar Rangkaian Percobaan

Rangkaian
trigger

A1 A2
Triac
E1 E2 V1 V2 R

5. Langkah Kerja :

A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!

B. Langkah percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. Pasang oschilloscope prop1 di rangkaian input dan prop 2 di rangkaian output
3. Off kan rangkaian trigger
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi 20 Ohm)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus AC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan AC)

3
Elek t r on ik a D a y a

7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24
atau 36 Volt.
8. Masukkan tegangan sumber ke trafo
9. On-kan rangkaian trigger
10. Atur sudut trigger dari sudut 1800 dan Amati tegangan V1 dan V2 serta amati arus A1
dan A2 (masukkan data ke table percobaan )
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope
ke dalam kertas millimeter

6. Tabel hasil pengukuran

Tabel I (beban Resistiv)


Input AC Output AC Sudut trigger
No
V1 (Volt) A1 (Amper) V2 (Volt) A2 (Amper) (0 )
180
150
120
90
60
30

7. Tugas dan pertanyaan:


1. Dari data yang diperoleh, hitung parameter-parameter Tegangan AC terkontrol dilihat
dari gambar gelombang tegangan dan penunjukan volt dan amper meter.
2. Bandingkan pada setiap hasil pengukuran voltmeter dan amperemeter output Tegangan
AC terkontrol dengan hasil perhitungan yang didasarkan pada bentuk gelombang hasil
pengukuran oscilloscope.
3. Buat grafik Vout/Vin = f (sudut a)

4. Berikan kesimpulan percobaan yg telah dilakukan!!!!


4
Elek t r on ik a D a y a

Anda mungkin juga menyukai