Anda di halaman 1dari 1

Sabtu, 21 April 2018

Saya akan sangat bahagia jika saya memiliki sebuah pemikiran yang
STATIS, tidak DINAMIS. Sangat tidak mungkin karena pada hakikatnya
manusia itu adalah mahluk yang sangat mudah menerima sebuah
perubahan. Mereka dapat melewati sebuah perubahan yang kecil bahkan
besar sekalipun. Dari tahun ke tahun pasti ada sebuah perubahan, dan
dari sekian banyak perubahan yang paling bahaya itu salah satunya adalah
perubahan sikap. Konsisten itu mudah tapi saya tidak konsisten. Mengapa?

Sudah jeelaas sikapku selalu berubah dari detik ke detik, menit ke menit,
jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke
tahun. Semua orang pasti ingin konsisten termasuk saya sendiiri.

Semua yang ada dalam pikiran saya sebenarnya tidak pernah sama dengan
kenyataan yang saya alami. Apa karena pikiran saya sudah dipenuhi
dengan berbagi fantasi yang kekanak-kanakan? Sekarang, saya hanya bisa
berusaha agar pikiran saya selalu jernih.

Saya juga pernah sakit hati, semua orang pasti pernah mengalaminya. Saya
benci orang yang suka mengintimidasi, mendiskriminasikan saya dengan
yang lainnya. Mereka selalu berasumsi bahwa kita ini tidak tahu apa-apa
setelah kita belajar tentang suatu hal, mereka langsung mengecap kita
bodoh dan tidak berguna. Apa sepenuhnya kita salah, tidak! Mereka tidak
berpikir bahwa di dalam diam kita ada sebuah rahasia, dan kami tidak
berani memberitahu mereka. Karena itu hanya akan membuat salah satu
dari mereka sedih dan marah. Mereka berpikir bahwa kita tidak pernah
mendengarkan apa yang mereka sampaikan, padahal yang mereka
sampaikan sangatlah jauh hingga kami tidak tahu bagaimana caranya kami
bersikap untuk menjawab sebuah pertanyan yang tidak kami kenal.

Anda mungkin juga menyukai