Disusun Oleh
KELOMPOK 14
KABUPATEN MALANG
2
RUAS JALAN PERKOTAAN (URBAN ROAD)
A. HASIL PENGUKURAN
1. Nama Ruas Jalan : Jl. Tunjung Tirto I Singosari Kabupaten Malang
2. Tipe ruas jalan : 2 jalur – 2 lajur – Tak terbagi
3. Kondisi Lingkungan : Komersiil/Pelayanan Umum
4. Titik A (awal studi): STA 0 +600
5. Titik F (akhir studi) : STA 1 +900
6. Panjang ruas jalan (yang ditinjau) : 1300 Meter
Gambar 1 Lay Out Ruas Jl. Tunjung Tirto I Singosari Kabupaten Malang
7. Lebar ruas jalan (yang ditinjau)
a. STA 1 + 095,5 : Lebar perkerasan 9,12 meter, lebar bahu kiri 0,37 meter, lebar
bahu kanan 0,43 meter, Lebar jalur lalulintas 8,60 meter .
(Gambar 4 Penampang Melintang Titik Tinjau Jl. Tunjung Tirto STA 1 + 095,5
Potongan I – I, skala 1 : 100).
b. STA 0 + 800 : Lebar perkerasan 9,15 meter, lebar bahu kiri 2,5 meter, lebar bahu
kanan 4.6 meter, Lebar jalur lalulintas 8,50 meter.
(Gambar 2 Penampang Melintang Jl. Tunjung Tirto STA 0 + 800 Potongan II –
II, skala 1 : 100)
c. STA 1 + 225 : Lebar perkerasan 9.11 meter, lebar bahu kiri 1,4 meter, lebar bahu
kanan 1 meter, Lebar jalur lalulintas 8,60 meter, lebar saluran irigasi (sisi kanan)
0,9 .
(Gambar 3 Penampang Melintang Jl. Tunjung Tirto STA 1 + 225 Potongan III –
III, skala 1 : 100).
d. STA 1 + 765 : Lebar perkerasan 9,15 meter, lebar bahu kiri 0,4 meter, lebar bahu
kanan 0,6 meter, Lebar jalur lalulintas 8,60 meter, lebar saluran irigasi (sisi kiri)
2,1 meter – sisi kanan 0,9 meter .
(Gambar 4 Penampang Melintang Jl. Tunjung Tirto STA 1 + 765 Potongan IV –
IV, skala 1 : 100).
8. Arus lalulintas : Dua Arah
9. Volume arus lalu lintas
Lokasi pengukuran volume arus lalu lintas di titik E pada STA 1 + 095,5 Volume
arus lalu lintas yang diukur dibedakan menurut jenis kendaraan, yaitu kendaraan
3
ringan (LV – Light Vehicle), kendaraan berat (HV – Heavy Vehicle) dan sepeda motor
(MC – Motor cycle). Pengukuran volume arus lalu lintas dilakukan dengan periode
15 menitan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2017 jam 10.30 – 13.30 Hasil
pengukuran volume arus lalu lintas disajikan pada tabel 1.
4
Kend.
Kend. Kend. Kend. Kend.
Pejalan Ber Kend. Jumlah Pejalan Jumlah Total
keluar- Ber Lam keluar-
kaki henti/ lambat (kejadian) kaki (kejadian) (kejadian)
masuk henti bat masuk
parkir
0 1 0 6 7 4 1 0 6 11 18
10.30 – 10.45
10.45 – 11.00 0 3 1 15 18 10 1 1 10 22 40
11.00 – 11.15 1 1 0 10 12 4 1 6 10 21 33
11.15 – 11.30 1 0 2 5 8 6 1 2 13 22 30
11.30 – 11.45 4 1 0 5 10 4 0 1 4 9 19
11.45 – 12.00 1 0 0 4 5 3 0 5 8 16 21
12.00 – 12.15 0 0 2 6 8 1 0 3 9 13 21
12.15 – 12.30 1 1 0 11 13 3 0 3 6 12 25
12.30 – 12.45 1 1 2 5 9 4 0 2 14 20 29
12.45 – 13.00 2 0 0 5 7 4 0 1 9 14 21
13.00 – 13.15 0 1 1 5 7 4 0 5 7 16 23
13.15 –13.30 0 0 0 5 5 1 0 5 13 19 24
Jam Kend. Jarak 50 meter Jarak 250 meter Jarak 850 meter
5
Waktu Pergerakan (detik) Waktu Pergerakan (detik) Waktu Pergerakan (detik)
6
44 4.4 3.1 19.74 20.21 61.14 55.45
45 4.06 4.8 17.48 20.97 59.48 67.23
46 4.12 5.63 21.24 16.36 61.08 51.91
47 4.13 2.48 16.93 20.43 61.11 62.88
12.45 -
48 3.73 3.44 15.5 19.43 61.24 63.34
13.00
49 5.05 4.21 15.6 16.7 48.19 65.76
50 4.97 5.25 23.4 18.4 60.06 56.78
51 5.31 5.63 19.11 20.94 61.57 66.91
52 4.26 2.48 20.03 21.93 59.71 52.44
13.00 -
53 4.71 3.44 25.04 17.69 61.23 57.65
13.15
54 4.86 4.21 20.33 19.65 56.85 53.83
55 5.07 5.25 15.06 20.88 61.12 67.18
56 4.58 3.52 21.09 16.82 59.25 61.32
57 4.86 2.9 16.14 11.48 60.02 61.44
13.15 -
58 5.59 4.03 21.43 16.24 61.31 60.82
13.30
59 3.81 6.13 17.71 18.17 58.83 58.21
60 3.93 5.1 20.11 21.46 61.31 59.49
B. ANALISA
1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maksimum – Jam Puncak
Untuk mendapatkan volume arus lalu lintas maksimum/jam puncak, terlebih dahulu
sistem satuan volume arus lalu lintas diseragamkan/dikonversikan. Satuan volume
arus lalu lintas kendaraan persatuan waktu dikonversi menjadi satuan mobil
penumpang (smp) persatuan waktu. Konversi dilakukan dengan cara mengalikan
volume arus lalu lintas (kendaraan persatuan waktu) – tabel 1 dengan nilai ekivalen
mobil penumpang (emp) - tabel 4.
Tipe ruas Jl. Tunjung Tirto 1 STA 0+600 s/d 1+900 adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2
UD), dengan Lebar jalur Lalu lintas 8,6 m, serta volume arus lalu lintas kedua arah
2848,3 kendaraan/jam (tabel 1), maka emp untuk kendaraan berat (HV) adalah 1,2
sedangkan emp untuk sepeda motor (MC) adalah 0,25
Tabel 4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
Arus lalu lintas emp
Tipe Jalan
(Kend/jam) HV MC
0 1,3 0,40
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD) **)
≥ 3700 1,2 0,25
7
0 1,3 0,50 1) 0,40 2)
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD) **)
≥ 1800 1,2 0,35 1) 0,25 2)
Keterangan: *) Arus lalu lintas per jalur **)
Arus lalu lintas total dua arah
1) 2)
Lebar jalur Lalu lintas Wc ≤ 6 m. Lebar jalur Lalu lintas Wc > 6 m.
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
Hasil konversi sistem satuan volume arus lalu lintas menjadi smp persatuan waktu
dikemukakan pada tabel 5.
Arah A – F Arah F – A
Jumlah total
Jam Jumlah Total
Kend. Kend. Sepeda Kend. Kend. Sepeda (smp/ (kend./15
(smp/ 15 (smp/ jam)
ringan berat motor Ringan Berat motor 15 menit)
menit)
menit)
0 1 6 0 7 4 1 6 18
10.30 – 10.45
0 3 15 1 18 10 1 10 40
10.45 – 11.00
1 1 10 0 12 4 1 10 33
11.00 – 11.15
1 0 5 2 8 6 1 13 30 121
11.15 – 11.30
4 1 5 0 10 4 0 4 19 122
11.30 – 11.45
1 0 4 0 5 3 0 8 21 103
11.45 – 12.00
0 0 6 2 8 1 0 9 21 91
12.00 – 12.15
1 1 11 0 13 3 0 6 25 86
12.15 – 12.30
1 1 5 2 9 4 0 14 29 96
12.30 – 12.45
2 0 5 0 7 4 0 9 21 96
12.45 – 13.00
0 1 5 1 7 4 0 7 23 98
13.00 – 13.15
0 0 5 0 5 1 0 13 24 97
13.15 – 13.30
Berdasar rincian tabel 5, diketahui volume arus lalulintas maksimum kedua arah
1568.55 smp/jam, terjadi pada pukul 11.30-12.30
Dengan demikian jam puncak arus lalulintas adalah pukul 11.30-12.30
8
Tipe Kejadian Hambatan Samping Simbol Faktor Bobot
Pejalan kaki PED 0,5
Kendaraan berhenti PCV 1,0
Kendaraan keluar + masuk EEV 0,7
Kendaraan lambat SMV 0,4
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
Total 193
Berdasar Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping (tabel 7), total 193
kejadian dan mengacu Kelas Hambatan Samping Jalan Perkotaan (tabel 8), maka
ruas Jl. Tunjung Tirto 1 STA 0+600 s/d 1+900 masuk dalam kelas hambatan samping
(SFC) Rendah (L)
9
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (50 m) STA 0+670,5 – 0+720,5 , maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan sesaat - spot speed) dihitung dengan membagi panjang/jarak
(50) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan Km/jam, disajikan pada tabel 9
kolom 4 dan kolom 8.
Tabel 9 Kecepatan Sesaat Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Tunjung Tirto 1 STA0+600
– 1+900
Arah A – F Arah F – A
Jam Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik) (Km/jam) (detik) (Km/jam)
1 6.04 29.80 4.21 42.76
2 4.59 39.22 3 60.00
10.30 – 10.45 3 4.65 38.71 4.7 38.30
4 4.4 40.91 3.1 58.06
5 4.06 44.33 4.8 37.50
6 4.12 43.69 5.63 31.97
7 4.13 43.58 2.48 72.58
10.45 – 11.00 8 3.73 48.26 3.44 52.33
9 5.05 35.64 4.21 42.76
10 4.97 36.22 5.25 34.29
11 5.31 33.90 5.63 31.97
12 4.26 42.25 2.48 72.58
11.00 – 11.15 13 4.71 38.22 3.44 52.33
14 4.86 37.04 4.21 42.76
15 5.07 35.50 5.25 34.29
16 4.58 39.30 3.52 51.14
17 4.86 37.04 2.9 62.07
11.15 – 11.30 18 5.59 32.20 4.03 44.67
19 3.81 47.24 6.13 29.36
20 3.93 45.80 5.1 35.29
21 5.31 33.90 4.47 40.27
22 5.57 32.32 4.99 36.07
11.30 – 11.45 23 4.07 44.23 4.15 43.37
24 3.99 45.11 5.15 34.95
25 5.96 30.20 3.22 55.90
26 5.56 32.37 4.69 38.38
27 4.64 38.79 5.46 32.97
11.45 – 12.00 28 4.53 39.74 2.89 62.28
29 4.87 36.96 2.46 73.17
30 6.03 29.85 3.45 52.17
31 4.11 43.80 4.51 39.91
32 5.44 33.09 4.33 41.57
12.00 – 12.15 33 4.58 39.30 4.73 38.05
34 7.92 22.73 4.13 43.58
35 4.93 36.51 4.07 44.23
36 4.94 36.44 4.11 43.80
37 4 45.00 3.19 56.43
12.15 – 12.30 38 3.26 55.21 4.28 42.06
39 3.26 55.21 4.03 44.67
40 4.07 44.23 4.59 39.22
12.30 – 12.45 41 6.04 29.80 4.21 42.76
42 4.59 39.22 3 60.00
43 4.65 38.71 4.7 38.30
10
44 4.4 40.91 3.1 58.06
45 4.06 44.33 4.8 37.50
46 4.12 43.69 5.63 31.97
47 4.13 43.58 2.48 72.58
12.45 – 13.00 48 3.73 48.26 3.44 52.33
49 5.05 35.64 4.21 42.76
50 4.97 36.22 5.25 34.29
51 5.31 33.90 5.63 31.97
52 4.26 42.25 2.48 72.58
13.00 – 13.15 53 4.71 38.22 3.44 52.33
54 4.86 37.04 4.21 42.76
55 5.07 35.50 5.25 34.29
56 4.58 39.30 3.52 51.14
57 4.86 37.04 2.9 62.07
13.15 – 13.30 58 5.59 32.20 4.03 44.67
59 3.81 47.24 6.13 29.36
60 3.93 45.80 5.1 35.29
Kecepatan rata-rata 39.21 Kecepatan rata-rata 45.95
Kecepatan rata-rata (kedua arah) 42.58 Km/jam
Dengan demikian diketahui, kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas
arah A - F: 39.21 Km/jam, sedangkan arah F - A: 45.95 Km/jam. Adapun kecepatan
sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah 42.58 Km/jam.
11
Tabel 10 Kecepatan Berjalan Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl………....................
Arah A – F Arah F – A
Jam Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik) (Km/jam) (detik) (Km/jam)
1 17.96 50.11 1 15.45 58.25
2 22.16 40.61 2 18.24 49.34
10.30 – 10.45 3 21.56 41.74 3 22.86 39.37
4 16.34 55.08 4 16.75 53.73
5 16.72 53.83 5 16.51 54.51
6 17.33 51.93 6 15.71 57.29
10.45 – 11.00 7 16.43 54.78 7 14.96 60.16
8 20.46 43.99 8 17 52.94
9 19.94 45.14 9 18.43 48.83
10 22.05 40.82 10 24.73 36.39
11 22.05 40.82 11 24.73 36.39
12 17.93 50.20 12 18.77 47.95
11.00 – 11.15 13 16.72 53.83 13 19.66 45.78
14 19.43 46.32 14 15.73 57.22
15 14.73 61.10 15 28.22 31.89
16 18.52 48.60 16 21.64 41.59
17 17.22 52.26 17 21.81 41.27
11.15 – 11.30 18 14.92 60.32 18 17.38 51.78
19 19.23 46.80 19 22.02 40.87
20 28.48 31.60 20 18.82 47.82
21 21.46 41.94 21 17.33 51.93
22 22.24 40.47 22 23.4 38.46
11.30 – 11.45 23 21.3 42.25 23 23.4 38.46
24 19.23 46.80 24 22.02 40.87
25 28.48 31.60 25 18.82 47.82
26 22.05 40.82 26 24.73 36.39
27 17.93 50.20 27 18.77 47.95
11.45 – 12.00 28 16.72 53.83 28 19.66 45.78
29 14.92 60.32 29 17.38 51.78
30 19.23 46.80 30 22.02 40.87
31 21.26 42.33 31 16.69 53.92
32 18.15 49.59 32 15.32 58.75
12.00 – 12.15 33 18.72 48.08 33 15.67 57.43
34 19.3 46.63 34 17.89 50.31
35 21.37 42.12 35 20.46 43.99
36 21.31 42.23 36 20.88 43.10
37 19.57 45.99 37 19.23 46.80
12.15 – 12.30 38 21.12 42.61 38 20.88 43.10
39 14.56 61.81 39 23.51 38.28
40 19.75 45.57 40 20.77 43.33
41 19.98 45.05 41 19.89 45.25
42 14.6 61.64 42 22.65 39.74
12.30 – 12.45 43 22.8 39.47 43 18.37 48.99
44 19.74 45.59 44 20.21 44.53
45 17.48 51.49 45 20.97 42.92
46 21.24 42.37 46 16.36 55.01
47 16.93 53.16 47 20.43 44.05
12.45 – 13.00 48 15.5 58.06 48 19.43 46.32
49 15.6 57.69 49 16.7 53.89
50 23.4 38.46 50 18.4 48.91
51 19.11 47.10 51 20.94 42.98
52 20.03 44.93 52 21.93 41.04
13.00 – 13.15 53 25.04 35.94 53 17.69 50.88
54 20.33 44.27 54 19.65 45.80
55 15.06 59.76 55 20.88 43.10
13.15 – 13.30 56 21.09 42.67 56 16.82 53.51
57 16.14 55.76 57 11.48 78.40
12
58 21.43 42.00 58 16.24 55.42
59 17.71 50.82 59 18.17 49.53
60 20.11 44.75 60 21.46 41.94
Kecepatan rata-rata 47.55 Kecepatan rata-rata 47.42
Kecepatan rata-rata (kedua arah) 47.48 Km/jam
Dengan demikian diketahui, Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus lalu
lintas arah A - F: ……. Km/jam, sedangkan arah F - A: ……. Km/jam. Adapun
Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah …….
Km/jam.
13
29 58.78 52.06 29 54.22 56.44
30 59.68 51.27 30 59.22 51.67
31 56.46 54.20 31 69.04 44.32
32 61.21 49.99 32 51.6 59.30
12.00 – 12.15 33 56.07 54.57 33 78.64 38.91
34 61 50.16 34 56.13 54.52
35 55.87 54.77 35 73.61 41.57
36 47.54 64.37 36 54.45 56.20
37 61.27 49.94 37 55.87 54.77
12.15 – 12.30 38 61.52 49.74 38 59.67 51.28
39 61.15 50.04 39 64.55 47.41
40 59.48 51.45 40 52.07 58.77
41 61.21 49.99 41 54.23 56.43
42 61.53 49.73 42 58.22 52.56
12.30 – 12.45 43 47.54 64.37 43 60.72 50.40
44 61.14 50.05 44 55.45 55.18
45 59.48 51.45 45 67.23 45.52
46 61.08 50.10 46 51.91 58.95
47 61.11 50.07 47 62.88 48.66
12.45 – 13.00 48 61.24 49.97 48 63.34 48.31
49 48.19 63.50 49 65.76 46.53
50 60.06 50.95 50 56.78 53.89
51 61.57 49.70 51 66.91 45.73
52 59.71 51.25 52 52.44 58.35
13.00 – 13.15 53 61.23 49.98 53 57.65 53.08
54 56.85 53.83 54 53.83 56.85
55 61.12 50.07 55 67.18 45.55
56 59.25 51.65 56 61.32 49.90
57 60.02 50.98 57 61.44 49.80
13.15 – 13.30 58 61.31 49.91 58 60.82 50.31
59 58.83 52.01 59 58.21 52.57
60 61.31 49.91 60 59.49 51.44
Kecepatan rata-rata 47.55 Kecepatan rata-rata 47.42
Kecepatan rata-rata (kedua arah) 47.48 Km/jam
Dengan demikian diketahui, kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu lintas
arah A - F: ……. Km/jam, sedangkan arah F - A: ……. Km/jam. Adapun kecepatan
tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah ……. Km/jam.
14
Tipe ruas Jl. ...................................... adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan
mengacu jenis kendaraan ........................, serta berdasar tabel 12 maka kecepatan
arus bebas dasar (FV0) adalah ........................
Tabel 12 Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Jalan Perkotaan (FVo)
Kecepatan Arus
Tipe Jalan Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Semua Kendaraan
Ringan (LV) Berat (HV) (MC) (Rata – rata)
Empat Lajur Terbagi (4/2
D) atau Dua Lajur Satu 57 50 47 55
Arah (2/1 D)
Empat Lajur Tak Terbagi
53 46 43 51
(4/2 UD)
Enam-lajur terbagi
(6/2D) atau Tiga-lajur 61 52 48 57
satu-arah(3/1)
Dua-lajur tak-terbagi
44 40 40 42
(2/2 UD)
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
Tabel 13 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FVw).
Lebar jalur lalu lintas efektif
Tipe Jalan FVw (km/jam)
(Wc) - (meter)
Per lajur
3,00 -4
Empat lajur terbagi atau 3,25 -2
Jalan satu arah 3,50 0
3,75 2
4,00 4
Per lajur
3,00 -4
3,25 -2
Empat lajur tak terbagi
3,50 0
3,75 2
4,00 4
15
Total
5 -9,5
6 -3
7 0
Dua-lajur tak-terbagi 8 3
9 4
10 6
11 7
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
Tabel 14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping (FFV SF)
Jalan Dengan Bahu / Kerb
Faktor penyesuaian untuk hambatan samping
Kelas dan lebar bahu
Tipe Jalan hambatan Lebar bahu efektif rata rata Ws (m)
samping
0.5 m 1.0 m 1.5 m 2m
Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Empat lajur terbagi 4/2 D Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Empat lajur tak terbagi 4/2 Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
UD Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,93 0,97 0,99 1,02
Tinggi 0,87 0,93 0,94 0,98
Sangat tinggi 0,80 0,88 0,90 0,95
Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
Dua-lajur tak-terbagi 2/2 Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
UD Sedang 0,91 0,93 0,96 0,99
atau Jalan satu-arah Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan 2014
(sumber: ............................) sebagai berikut:
Tabel 15 Jumlah Penduduk Kota Malang
No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
1 2010
16
2 2011
3 2012
4 2013
5 2014
Sumber: .............................................
Berdasar Tabel 15, pertumbuhan penduduk diestimasikan sebagai berikut:
(uraian perhitungan pertumbuhan penduduk)
Tabel 16 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVcs)
Ukuran Kota (Juta Penduduk) Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota
< 0,1 0,90
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
b. Kapasitas Jalan
Kapasitas ruas jalan dihitung dengan persamaan,
C = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs
Tipe ruas Jl. ................................................. adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD),
maka kapasitas dasar (Co) ruas jalan tersebut berdasar tabel 17 adalah
sebesar ..................... smp/jam (kedua arah)
Tabel 17 Kapasitas Dasar (Co) Untuk Jalan Perkotaan
Tipe Jalan Kapasitas Dasar Catatan
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah 1650 Per lajur
Empat Lajur tak terbagi 1500 Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi 2900 Total dua arah
17
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
Berdasar perbandingan volume arus lalu lintas (hasil estimasi di atas) dan tabel 19,
maka faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp) adalah …………
18
Pemisah arah SP % - % 50 – 50 55 – 45 60 – 40
Empat lajur 4/2 1.00 0.985 0.97
FCsp
Dua lajur 2/2 1.00 0.97 0.94
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan 2014
(tabel 15), beserta tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata …. %/tahun, dimana telah
diprakirakan jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2017 adalah ………. Jiwa.
Mengacu tabel 21, maka faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCcs)
adalah .....................
19
<0,1 0,86
0,1-0,5 0,90
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
>3,0 1,04
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
Berdasar faktor-faktor yang telah ditetapkan, dengan demikian kapasitas ruas jalan
(C), adalah:
C = …….. × …….. × …….. × …….. × …….. smp/jam.
c. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung dengan persamaan, DS = Q/C.
Dimana arus lalu lintas (Q) = ……. smp/jam, sedangkan kapasitas didapat (C) =
……. smp/jam. Maka nilai DS = …….
20
Gambar 5 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Untuk Jalan 2/2 UD
Gambar 6 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Jalan Banyak Lajur Dan Satu Arah
C. PEMBAHASAN
…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..
…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..
…………..…………..…………..…………..…………..…………..
DAFTAR PUSTAKA
21
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum RI.
Hobbs, FD, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan Ir.
Suprapto TM, Msc, dan Ir. Waldijono, 1995. Jogjakarta: Gadjah Mada University
Press.
Morlok, Edward K, 1978. Perencanaan Teknik dan Perencanaan Transportasi.
Terjemahan Ir. Johan Kelanaputra Hainim, 1984. Jakarta: Erlangga.
22