Nomor : 0424/PS.1.2/IV/2015
Tentang
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas dankeamanan pelayanan pasien, maka diperlukan
adanyaPanduan Pelayanan Pasien Gawat Darurat di RumahSakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II.b.
b. Bahwa sesuai butir a diatas perlu menetapkan KeputusanDirektur Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah YogyakartaUnit II tentang Panduan Pelayanan Pasien GawatDarurat
Mengingat :
RSPKUMUHAMMADIYAHYOGYAKARTAUNITII
Jl.Wates Km 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta – 55294Telp. (0274) 6499706, IGD (0274) 6499118Fax.
(0274) 6499727,e-mail:pkujogja2@yahoo.co.id
II
ii
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Sleman
PENDAHULUAN
tugasyang menantang, dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem
traumayang bisa terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam sejak
traumayang terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah trauma).
tidakadekuat dan / atau rusaknya pusat regulasi batang otak), atau keduanya.
Cedera penyebab kematian dini mempunyai pola yang dapat diprediksi (mekanismec
edera, usia, sex, bentuk tubuh, atau kondisi lingkungan). Tujuan penilaian awaladalah
masing. Yang akan dibicarakan berikut ini antara lain adalah petunjuk umumdalam
kegiatan penanggulangan gawat darurat seharihari maupun dalam bencana diatur dala
mSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT S/B) yang harusditerapkan oleh
semua fihak termasuk masyarakat awam, dibagi kedalamsubsistem pra rumah sakit,
rumah sakit dan antar rumah sakit.Proses pengelolaan bencana diatur dalam
PB / SatlakPB, namun bisa juga pada penegak hukum seperti pada kasus kriminal / te
rorisme atau penyanderaan. Kelompok lain bisa membantu pemegang kendali. Jaring
Akan menentukan petugas dan sarana apa yang diperlukan ditempat kejadian :
gawatdarurat dan penyelamat baik lokal atau regional. Korban yang tersebar
pada banyak lokasi sering terjadi. Diperlukan koordinasi luas antar instansi.
Triase
atau penyakit (berdasarkan yang paling mungkin akan mengalami perburukan klinisse
memilih berdasar prioritas atau penyebab ancaman hidup. Tindakan ini berdasarkan p
Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba / berad
a ditempat dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena statustriase
pasien dapat berubah. Bila kondisi memburuk atau membaik, lakukanretriase. Triase
harus mencatat tanda vital, perjalanan penyakit pra RS, mekanismecedera, usia, dan
berat, tanda vital tidak stabil, dan kelainan jatung-paruyang diderita sebelumnya.
Survei primer membantu menentukan kasus mana yangharus diutamakan dalam satu
pasien berkurang.Di institusi kecil, pra RS, atau bencana, sumber daya dan tenaga tid
gankondisi. Proses ini berakibat pasien cedera serius harus diabaikan hingga
ini tidak ada standard nasional baku untuk triase. Metode triase yangdianjurkan bisa
Tag Triag
oleh petugastriase untuk mengindentifikasi dan mencatat kondisi dan tindakan medik
terhadapkorbane
Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan
tidakmungkin diresusitasi.
penilaiancepat serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap hidup
yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwadalam
yangluas (misal : cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan
respirasi,fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher
Prioritas Keempat (Biru) yaitu kelompok korban dengan cedera atau penyaki
dantransportasi, dan
Resusitasi ditempat
yangmemerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin diselamatkan
dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak memerlukantransport
Sistim METTAG atau sistim tagging dengan kode warna yang sejenis
pusat pelayanan, pasien dengan masalah mengancam jiwa dan cedera sistem
Kuning.Disini tidak ada resusitasi dan C-spine control.Satu pasien maks. 60 detik.
Segera pindah kepasien berikut setelah tagging.Pada sistem ini tag tidak diisi,
kecuali jam dan tanggal. Diisi petugas berikutnya.*) tenaga dan fasilitas pusat
waktu, peralatan dan persediaan, ditindaklebih dulu. Ketua Tim Medik mengatur Sub Tim
Triase dari Tim Tanggap Pertama(First Responders) untuk secara cepat menilai dan men
(Umumnya tim tidak mempunyai tugas hanya sebagai petugas triase, namun
RHA).
4. Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia
o Petugas Komunikasi.
o Petugas Ekstrikasi/Bahaya.
o Petugas Perawatan.
o Sektor Bencana.
o Sektor Triase.
o Sektor Transportasi.
Utama terlebihdahulu.
TRANSPORTASI KORBAN
seriussampai kerumah sakit yang sesuai dalam periode emas hingga tindakan
PERIMETER
Perimeter Terluar.Mengontrol kegiatan keluar masuk lokasi. Petugas
sekitarlokasi bencana yang disebut Zona Panas. Ditentukan jalur yang dinyatakan
tidak amantanpa izin. Faktor lain yang mempengaruhi kemantapan Zona Panas
antaranyalontaran material, api, jalur listrik, bangunan atau kendaraan yang tidak
Keamanan
evakuasi, bahan berbahaya dll. Bila petugas keamanan melihat keadaan berpotensi
Tim Tanggap Pertama dapat bekerja bersama secara cepat danefektif dibawah satu
PENILAIAN AWAL
diketakui pada awal proses. Bila tenaga terbatas jangan lakukan urutanlangkah-
langsung, edema, bendaasing dan akibat penurunan kesadaran. Tindakan bisa hanya
sumber perdarahan eksternal. Lihat vena leher apakah terbendung atau kolaps,
sesuaiindikasi.
pemeriksaanmotorik. Tentukan adakah cedera kepala atau kord spinal serius. Periksa
Pupilyang tidak simetris dengan refleks cahaya terganggu atau hilang serta
Bilausaha inspirasi terganggu atau diduga lesi tinggi kord leher, lakukan
intubasiendotrakheal.
Pada saatyang sama mulai tindakan pencegahan hipotermia yang iatrogenik biasa
terjadidiruang ber AC, dengan memberikan infus hangat, selimut, lampu pemanas,
rsama survei primer. Pasang lead ECG dan monitor ventilator, segera
bila urethracedera (darah pada meatus, ekimosis skrotum / labia major, prostat
sebelumkateterisasi
sudahlengkap, dan prosedur resusitatif serta tindakan bedah sudah selesai. Usaha
bantuan pernafasan dan oksigenasi bila perlu, serta memberikan resusitasi cairan
atau produk darah.Pasien dengan cedera multipel perlu beberapa liter kristaloid
organvital, serta keluaran urin. Berikan darah bila hipovolemia tidak terkontrol
produkdarah, operasi. Titik capai resusitasi adalah tanda vital normal, tidak ada
ada buktidisfungsi end-organ. Parameter (kadar laktat darah, defisit basa pada gas
daraharteri) bisa membantu.
Survei Sekunder
faseresusitasi. Pada saat ini kenali semua cedera dengan memeriksa dari kepala
hingga jari kaki. Nilai lagi tanda vital, lakukan survei primer ulangan secara cepat
caririwayat, termasuk laporan petugas pra RS, keluarga, atau korban lain.Bila pasien
cedera, kemungkinan luka bakar atau cedera karena suhudingin (cold injury),
Periks setiap bagian tubuh atas adanya cedera, instabilitas tulang, dan nyeri pada
palpasi.Periksa lengkap dari kepala hingga jari kaki termasuk status neurologisnya.
menuntun penilaian awal. Saat serta urutan pemeriksaan adalah penting namun tidak
Paling penting adalah jenis dan x-match darah yang harus selesai dalam 20
dan pemeriksaan laboratoriumumum lainnya kurang berguna saat 1-2 jam pertama
PENUTUP
.Indonesia adalah super market bencana. Semua petugas medis bisa terlibat
gawat daruratmedis baik dalam keadaan bencana atau sehari-hari. Semua petugas
RUJUKAN
athttp://www.vgernet.net/bkand/state/multiple.htm
Download
of 15