Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker dengan keganasan

yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan tingkat sosial ekonomi

rendah.Penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit dalam stadium

lanjut (IIB-IIIB) sehingga diperlukan pengobatan lebih lanjut.(1) Kanker serviks

adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma

Virus) yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal dan tidak terkendali dari sel-

sel tubuh atau tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim (serviks).(2)

Penyakit keganasan ini merupakan ancaman penyakit yang sangat menakutkan

bagi wanita dan merupakan penyakit kanker dengan tingkat keganasan yang tinggi

sehingga menempati urutan pertama di Indonesia.(3) Oleh karena itu, diperlukan

suatu metode pengobatan yang salah satunya adalah dengan cara radiasi atau

kemoradioterapi.

Radioterapi adalah jenis pengobatan kanker yang menggunakan radiasi

tingkat tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Radiasi ini dapat

mempengaruhi sel-sel normal. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga

proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pengobatan radioterapi

diantaranya adalah radiosensitivitas sel kanker terhadap radiasi, poliferasi sel

1
2

(pertumbuhan atau perkembangbiakan sel yang sangat pesat untuk menghasilkan

jaringan baru), sifat dari sel kanker, derajat diferensiasi dan lain sebagainya.(4)

Kemoterapi adalah metode pengobatan yang bersifat sistemik dengan

menggunaan obat–obat sitotoksik/ anti kanker dalam terapi kanker. Kemoterapi

bekerja membunuh dengan cepat sel-sel yang membelah. Sel ini termasuk sel

kanker yang terus membelah membentuk sel yang baru serta sel sehat yang

pembelahannya cepat seperti pada sel tulang, saluran pencernaan, sistem

reproduksi dan folikel rambut. Sel kanker mempunyai kemampuan untuk

memperbanyak diri, dengan kemampuan tersebut akhirnya mematikan sel awalnya

yang normal kemudian melakukan ekspansi ke jaringan sekitarnya. Setiap sel

tumor harus dimatikan namun setiap sesi kemoterapi hanya membunuh sebagian

sel kanker yang ada, sehingga diperlukan sesi yang berulangkali untuk membunuh

keseluruhan jumlah sel kanker. Kemoradioterapi adalah pengobatan yang

mengkombinasikan antara pemberian obat-obat sitostatika yang dapat membunuh

sel kanker, dan menggunakan radiasi tingkat tinggi yang bertujuan untuk

menghancurkan sel-sel kanker. (5)

MNK (Mitogen Activated Protein Kinase) adalah salah satu keluarga protein

yang terlibat dalam fungsi seluler seperti pertumbuhan sel, poliferasi, diferensiasi,

motilitas, dan kelangsungan hidup sel. Berbagai sistem normal didalam tubuh dan

patologisnya diatur oleh protein ini, tergantung pada jenis sel, stimulasi apoptosis,

dan agen kemoterapi.(6) Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian ini

dengan menggunakan protein MNK sebagai biomarker untuk mengetahui ekspresi


3

protein MNK pada sel kanker serviks dan menghubungkannya dengan respon

kemoradioterapi.

Protein MNK mempunyai peranan penting dalam poliferasi sel yaitu

mengontrol siklus sel. MNK terdiri dari Mnk 1 dan Mnk 2, yang pada awalnya di

temukan pada dua sekat bebas, sebagai substrat dari Erk 1 dan Erk 2. Protein

MNK berperan pada perbaikan kerusakan DNA dan sintesis DNA, diferensiasi sel,

serta program kematian sel.(7) Ekspresi protein MNK dapat diamati dengan teknik

imunohistokimia.

Atas dasar dan latar belakang di atas, penelitian dilakukan untuk menilai

dan mengetahui ekspresi protein MNK dan menghubungkannya dengan respon

kemoradioterapi. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi keberhasilan pengobatan

dengan kemoradioterapi pada penderita kanker serviks stadium lanjut (IIB-IIIB).

Metode penelitian ini menggunakan metode pewarnaan imunohistokimia dengan

prinsip pengikatan antigen-antibodi. Penilaian dilakukan dengan melihat intensitas

warna pada sitoplasma dan inti sel kanker yang terdapat pada sediaan

mikroskopik. Secara kuantitatif menggunakan teknik IRS (imuno reaktif score)

dan semi kuantitatif dengan menghitung nilai Indeks MNK yang diamati

menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 10 x 40.(8)


4

I.B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan ekspresi protein MNK secara semi kuantitatif dan

kuantitatif pada kanker serviks sebelum tindakan kemoradioterapi?

2. Bagaimana hasil pendeteksian protein MNK secara semi kuantitatif dan

kuantitatif pada respon kemoradioterapi?

I.C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan ekspresi protein MNK secara semi

kuantitatif dan kuantitatif pada kanker serviks sebelum tindakan

kemoradioterapi.

2. Untuk mengetahui nilai protein MNK secara semi kuantitatif dan

kuantitatif terhadap respon kemoradioterapi.

I.D. Manfaat Penelitian

Protein MNK sebagai biomarker pada biopsi jaringan kanker serviks sebelum

kemoradioterapi merupakan salah satu cara untuk memprediksi keberhasilan

pengobatan kemoradioterapi pada penderita kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai