Oleh
Febriyanto
NIM. 070 500 127
Laporan ini di susun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL),
yang telah di laksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 1 Maret 2010
sampai dengan 20 April 2010 di PT. Perkebunan Nusantara XIII (persero) kebun
dan PMS Samuntai, Kec. Long Ikis, Kab. Paser, Propinsi Kalimantan Timur
Menyetujui
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat berkumpul bersama-
sama dalam menjalankan Praktek Kerja Lapang hingga saat ini tanpa nya
kekurangan satu apapun. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan
kami Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan kesehatan dan
keselamatan kepa kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
Adapun maksud dari penyusunan laporan PKL ini adalah untuk memenuhi
kelancaran dalam penulisan Laporan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi
Samarinda dan seluruh staf akademik yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Kerja Lapang.
6. Ibu Ernita Obeth, SP, M. Agribuss selaku dosen penguji Praktek Kerja
Lapang ( PKL )
(persero) samuntai.
11. Bpk. Haris Seregar selaku pembimbing lapangan sekaligus Mandor Lab.
12. Bapak Ibu dan seluruh staf pabrik pengolahan kelapa sawit di samuntai
13. Bapak dan Ibu Staff kantor Distrik PT. Perkebunan Nusantara XIII
Tabara
17. Bapak – bapak Staff kantor Afdeling I Beringin Perkebunan Tabara
19. Bapak Haris Siregar selaku mandor laboratorium, pengolahan minyak dan
22. Bapak Widodo dan Bapak Pohan selaku Kepala Laboratorium Pengolahan
di Pabrik Samuntai
Pabrik Samuntai
25. Bapak dan Ibu warga Tritura Samuntai Rt 12 dan 13 yang telah menerima
26. Bapak Sukono selaku Ketua RT, Keluarga Bang Iwan dan Bang Rahman
28. Teman – teman PKL (Samsuni, Febriyanto, Rusli dan Syauni Arsyad) dan
29. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
pihak atas partisipasi dan bimbingannya. Semoga apa yang telah di berikan
kepada kami mendapatkan balasan pahala dari ALLAH SWT. Amin! Kami
menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini kami buat untuk dapat dijadikan
acuan pada praktek yang akan datang maupun untuk panduan para pembaca
laporan ini.
Penulis
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
Jumlah Berondolan............................................................................... 14
10. Lampiran 10. Gambar Oil Storage tank ( Tangki Timbun ) ............... 91
17. Lampiran 17. Gambar minyak kasar yang berada di deoling pond .... 95
21. Lampiran 21. Skema Proses Pengolahan Buah Sawit PTP. N XIII
(Persero) .............................................................................................. 98
23. Lampiran 23. Skema Proses Pengolahan Biji Kernel Sawit ............... 100
24. Lampiran 24. Sistem Pengolahan Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit
25. Lampiran 25. Struktur Organisasi Kebun TABARA tahun 2009....... 102
27. Lampiran 27. Struktur Organisasi Kantor Distrik KAL-TIM (DKT) . 104
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas utama industri perkebunan yang
komoditas yang lain seperti komoditas kakao yang sampai saat ini produksi
pengolahan masih kalah bagus dengan komoditas kelapa sawit, sampai saat ini
kelapa sawit menjadi sangat terkenal bagi kalangan industri setelah industri
pertambangan. Dengan ini untuk Meningkatkan nilai tambah dari satu komoditas
proses pengolahan dalam bentuk bahan mentah, menjadi bahan setengah jadi
rantai pengolahan di dalam negeri, hal ini diharapkan berdampak positif terhadap
memperoleh tenaga kerja yang terampil perlu disiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu mengembangkan sumber daya alam yang ada.
Pahan,Yung. 2000.
yang telah lama berkecimpung di dunia industri kelapa sawit. Perusahaan ini telah
1
berperan dalam menyumbang devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat
Di Indonesia juga pada saat ini merupakan perkebunan kelapa sawit yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi apabila dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan
baik. Dengan perkembangan kelapa sawit ini, maka akan membuka peluang kerja
yang sangat besar bagi tenaga kerja terampil dibidang perkebunan khususnya
kelapa sawit. Untuk menjadi tenaga kerja yang terampil diperlukan suatu
kemampuan dari seseorang yang tidak hanya memiliki latar belakang pendidikan
lapangan (praktek), sehingga nantinya mampu menjadi tenaga kerja yang terampil
dewasa ini merupakan komoditas primadona; luasnya terus berkembang dan tidak
Perkebunan sawit yang semula hanya di Sumatra Utara dan daerah istimewa Aceh
saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain; Sumatra Barat,
2
Perkebunan kelapa sawit membutuhkan penanganan dan pengelolaan yang
Dengan cara demikian tujuan pemerintah untuk menjadikan minyak sawit sebagai
salah satu industri non migas yang handal di negara kita tentu akan terwujud.
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Minyak yang berasal dari hewan
disebut minyak hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut nabati.
Kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh subur di daerah
tropis. Daging buah (mesocarp) kelapa sawit dapat menghasilkan minyak bila
diolah.
minyak sawit CPO, juga menghasilkan produk sampingan berupa biji inti sawit
(kernel). Selain itu juga menghasilkan limbah baik padat (abu, cangkang serta
padatan lain), cair (minyak dan air), serta limbah gas, dan fraksional hasil
sudah mulai membuka diri dengan persaingan global melalui PMA (Penanaman
Modal Asing) disamping tersedianya lahan yang sesuai dan cukup luas, komoditi
ini sangat menarik minat investor karena produksi perhektar yang tinggi
kemudian biaya produksi yang relatif rendah, harga di pasaran yang menggiurkan
3
pola komsumsi masyarakat dunia dari yang sintetis ke alami, sehingga produk
Mutu minyak sawit CPO ditentukan beberapa hal antara lain adalah: panen,
meningkatkan hasil pengolahan dengan kriteria panen dan cara panen yang
pengaruh kondisi yang sedang berlangsung pada waktu usaha itu dilakukan,
antara lain: fluktuasi harga jual komoditas yang berlaku dipasar dan kenaikan
harga jual produksi., kenaikan upah dan sebagainya. Maka manajemen kelapa
sawit yang baik adalah penglolaan yang baik, terorganisir, tersusun, terarah serta
terkendali dalam batas fungsi produksi yang bertumpu pada faktor-faktor sumber
daya manusia (tenaga kerja), sumber daya alam (iklim, tanah topografi) dan
Indonesia saat ini adalah semakin meningkat pada khusunya perkebunan kelapa
sawit, maka dengan meperhatikan hal tersebut secara dinamisasi peru sahaan akan
dapat menambah persentase permintaan tenaga kerja, dan secara langsung juga
tenaga kerja yang terampil dan mandiri. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut
4
akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan dan memperoleh gelar
B. Tujuan
dengan praktek yang di lakukan di kebun dan di Pabrik Samuntai (pasam) PT.
3. Mengetahui standar mutu CPO dan Kernel di Pabrik Minyak Sawit (Pasam)
Pabrik Samuntai.
internasional.
dilakukan baik pada saat di lokasi kebun maupun di pabrik kelapa sawit
5
yang baik kepada pihak perusahaan. Disamping dari hal diatas mahasiswa
sampai Tanggal 20 April 2010. Praktek Kerja Lapang dimulai di Pabrik Kelapa
Sawit Samuntai (Pasam) pada tanggal 1 Maret 2010 Sampai dengan 10 April
2010 dan pada Tanggal 11 April 2010 sampai Tanggal 15 April 2010 Praktek
praktek kerja lapang di kebun TABARA pada tanggal 11 April 2010 s/d 15 April
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didirikan pada tgl. 11 Maret
1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 tahun 1996 dan akte notaris
Harun Kamil, SH No.46 tanggal 11 Maret 1996 Dan telah disahkan oleh Menteri
tambahan berita negara RI No. 81,Pada awal operasinya (Maret s/d Juli 1996)
tersebut akan direhab maka Kantor Direksi berpindah sementara waktu ke Kantor
PT. POS Indonesia selama tahun 1996 s/d 1998. Kemudian setelah pembangunan
gedung Kantor Direksi yang baru selesai maka hingga saat ini Kantor Direksi
Eks PTP yaitu PTP VI, VII, XII, XIII, XVIII, XXIV-V, XXVI DAN XXIX yang
agroindustri. Komoditas utama yang dikelola PTPN 13 yaitu Kelapa Sawit dan
Karet. Arah pengembangan Kelapa Sawit dilakukan melalui usaha horisontal dan
mengingat luas wilayah Kalimantan dengan iklim tropis sepanjang tahun masih
7
terbuka untuk memperluas areal perkebunan. Sedang pengembangan yang bersifat
2001. Salah satu produk dari PTB adalah Manajemen telah menetapkan Strategic
berbasis ilmu pengetahuan standar kelas dunia. Dalam proses Transformasi Bisnis,
seluruh karyawan merupakan bekal dalam menyambut masa depan PTPN 13.
Masa depan tersebut dapat diungkapkan dalam dua kata: sehat dan kelas dunia.
Dan ada juga searah laen tentang berdiri nya PT. Perkebunan Nusantara XIII
(Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri berdasarkan
8
1996 tentang penyertaan modal Negara RI untuk pendirian Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Perkebunan Nusantara XIII (lembaran Negara tahun 1996 nomor 24)
dan bergerak dibidang agribisnis dengan komoditi Kelapa sawit dan Karet.Akta
Notaris Harun kamil, SH No. 46 tanggal 11-22 Juli 1996 tentang pendirian
perusahaan perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara 13. Berita Acara Serah
Terima Asset dan Personil Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV, VIII, IX, XI,
dan XII (Persero) kepada Direksi PT. Perkebunan Nusantara 13 (Persero) tanggal
Kalimantan Timur, dimana PMS Rimba Belian adalah salah satu unit usaha yang
Visi Perusahaan
dunia.
Misi Perusahaan
Karet dan Produk Turunannya yang mampu bersaing di Pasar Global serta
Values Perusahaan
9
2. Kami selalu menghasilkan Produk Berkualitas
TBS/jam dan dibangun diatas tanah seluas 9,2 ha yang lokasinya terletak di :
Desa : Samuntai
Kabupaten : Pasir
Produk yang dihasilkan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit dengan
B. 1. KEBIJAKAN MUTU
yang memenuhi spesifikasi teknis SNI 01-2901-1992 (CPO) dan SNI 01-
10
4. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia dengan kompetensi
B. 2. SASARAN MUTU
1. Umum
7. Mutu Limbah : BOD 100 ppm, COD 350 ppm, TSS 250 ppm, Lemak
11
III. RANGKAIAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
A Pemanenan.
1. Tujuan
mendapatkan jumlah TBS yang maksimal dan menjaga kualitas TBS agar
2. Dasar teori
baik.
pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen di
tentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak
bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA) minimal. (Fauzi. Y dkk, 2008).
12
buah, persentase produksi, dan kondisi CPO yang akan dihasilkan sesuai
dipanen apabila telah memenuhi kriteria yaitu fraksi 1, 2 dan 3. Dasar kriteria
13
Kriteria matang panen untu mengetahui banyaknya minyak dalam tiap
tandan buah kelapa sawit dan juga untuk mengetahui kualitas buahnya maka
Tidak ada buah yang lepas dari tandan atau membrondol dan buah sawit
2. Fraksi 0 - Mentah
4. Fraksi 2 - Matang I
5. Fraksi 3 - Matang II
14
6. Fraksi 4 – Lewat Matang I
Buah telah habis memberondol sehingga hanya tersisa hanya tandan yang
telah membusuk
a. Alat
1. Dodos
2. Egrek
3. Parang
4. Argo
5. Karung
6. Kapak panen
7. Gancu
8. Ikat eggrek
9. Pipa eggrek
10. Pikulan
15
b. Bahan
2. Brondolan
4. Prosedur kerja
meter dipanen dengan cara berdiri alat yang digunakan dalam proses ini
panjang.
matang panen
16
7. Pelepah yang telah di potong harus di kumpulkan agar pelepah nantinya
5. Organisasi Panen
Di PTP. Nusantara XIII pada umumnya adalah 5/7 dan 6/7 dengan
5/7 = panen dilaksanakan selama buah yang terdapat pada tandan telah
membrondol.
sebagai berikut:
Hasil yang di dapat dari pemanenan berupa tandan buah segar dan
brondolan yang siap di angkut ke pabrik untuk proses lebih lanjut atau
17
oleh pihak pabrik yaitu dapat dilihat pada tabel 2. Hubungan Antara Fraksi
dipenjelasan diatas.
1) Tujuan
buah sebasar 2,5 ton/TBS, lori yang sudah terisi penuh diperkirakan
rata-rata 30 ton
2) Dasar Teori
TBS pada loading ramp tidak boleh ditahan terlalu lama karena enzim-
enzim lipase (enzin pembentuk asam) akan lebih aktif kerjanya pada TBS
yang belum direbus, apalagi jika buah tersebut luka atau terlalu matang (over
ripe), sehingga aktifitas enzim akan bertambah cepat, dan akan menaikkan
kadar FFA (Free Fatty Acid) pada CPO. untuk mengurangi kecepatan
aktifitas enzim maka bisa diterapkan seperti prinsip FIFO (First In First Out)
18
Setyamidjaja (2003) juga menambahkan bahwa sesampainya buah
perebusan yang biasanya berkapasitas 2,5-5 ton setiap lori. Lori merupakan
alat angkut atau tempat TBS yang akan direbus. Lori terbuat dari besi yang
pada bagian bawah dan dindingnya berlubang. Fungsi lubang lori adalah
untuk memudahkan keluarnya uap dan air hasil perebusan, serta agar TBS
1) Alat :
a. Gancu
b. Lori
c. Tojok
d. Mobil pengangkut,
e. Loading Ramp
2) Bahan
b. Brondolan
19
4) Prosedur Kerja
ke loading ramp.
5) Tutup kembali pintu loading ramp apabila isis lori sudah cukup
20
5) Hasil yang di capai
kapasitas Lori dalam 1 buah sebasar 2,5 ton/TBS, lori yang sudah terisi penuh
diperkirakan rata-rata 30 ton, daya tampung dari loading ramp yang memiliki
12 pintu.
C. Transportasi buah.
jumlah angkutan nya mencapai 1-2 ton untuk mobil pick up, sedangkan 7-8
ton untuk mobil truk untuk dibawa menuju ke pabrik agar kandungan ALB
b. Dasar Teori
segera diangkut ke pabrik, agar segera diolah. Buah yang tidak segera diolah
akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas/ALB (free fatty
acid) tinggi
Buah yang telah dipanen harus segera dikumpulkan dan diangkut ke TPH
21
diangkut mobil ke pabrik. Truk mulai mengangkut TBS sekitar jam 9.00 pagi
ke pabrik, semakin dekat lokasi dengan pabrik maka akan semakin cepat pula
diterima pabrik. Buah kelapa awit hasil pemanenan harus segera diangkut ke
pabrik, agar segera dapat diolah, buah yang tidak segar jika diolah akan
setelah pemanenan. ALB pada kelapa sawit diakibatkan oleh kegiatan enzim
kelapa sawit mengandung enzim lipase yang sangat aktif yang dapat
memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol bilamana struktur buah
Buah kelapa sawit yang sudah matang dan segar mengandung 0,1 %
asam lemak. Tetapi buah – buah pecah atau memar dapat mengandung ALB
sampai 50%, hanya dalam beberapa jam saja. Bahkan apabila buah dibiarkan
begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam 24 jam kandungan ALB dapat
buah. Dengan cara ini asam lemak yang terbentuk akan sedikit saja.
22
Adapun cara untuk menghindari terbentuknya ALB tersebut,
secepat mungkin. Oleh karena itu buah dari kebun harus segera diangkut
dengan alat angkutan yang tepat dan dapat mengangkut buah sebanyak-
1) Alat :
a. Truk angkut/pick up
b. Jojok
c. Gancu.
d. Karung.
2) Bahan.
2. Brondolan
d. Cara Kerja
masing-masing berkapasitas 7-8 ton untuk truk, dan 1,5-2,5 ton untuk
23
pick up. Di pabrik, sebelum buah dibongkar di loading ramp, truk
apabila dalam keadaan cuaca yang buruk atau terjadi hujan dan jalan akan
menjadi licin dan susah untuk dijangkau truk yang bermuatan besar, di
up untuk melangsir buah yang terdapat pada medan yang susah untuk di
beraspal, maka kemungkinan besar buah akan cepat terangkut dan tingkat
kehilangan minyak pada buah pun akan rendah, sehingga kerugian dalam
24
3) Memastikan bahwa buah yang diolah adalah buah yang bermutu baik
b) Dasar Teori
yang cukup atau sesuai dengan standarnya. Sehingga apabila hasil grading
tidak sesuai dengan standart tingkat kematangan buah yang diolah, maka
1. Alat : Gancu, tojok, Argo, skop, alat tulis menulis, ember, jembatan
d) Cara Kerja
sortasi oleh petugas sortasi, sementara untuk loading ramp bagian barat
25
dikhususkan untuk penimbuanan buah dari kebun inti, disini tidak lagi
dilakukan sortasi karena buah telah di sortasi oleh krani muat pada waktu
buah akan dimuat ke truk, kecuali yang terlewat dan terlihat oleh petugas.
perusahaan akan mengetahui buah-buah yang matang dan tidak matang dan
26
Sehingga apabila mendapatkan kriteria matang panen yang telah
ditentukan diatas yanitu fraksi 1, 2, dan 3 maka di dalam penyortiran di
loading ramp tidak dilakukan lagi. Adapun cara untuk menghitung
persentase kematangan buah setelah pamanenan seperti rumus berikut:
Rumus :
Jumlah buah yang disortir - Total jumlah seluruh janjangan x 100%
Target yang di dapat per orag
% Total buah normal / 1 truk = 727-350 x 100 %
650
= 58 kg
Biasanya rata-rata muatan truk mini atau mobil pick up yaitu sebanyak 350
E. Perebusan.
a) Tujuan
buah.
27
b) Dasar Teori
yaitu panas atau kalor masuk ke dalam kernel dan lapisan bawah dari TBS.
atau sekitar 40 ton. Tabung Sterilizer terbuat dari plat timah, aluminium
(Pahan, 2000).
dipanaskan dengan uap air yang bertekanan 2,8-3 kg/cm2. Setiap ton TBS
memerlukan ± 0,5 ton uap air yang dihasilkan oleh ketel uap. Tekanan uap
disini harus ketat karena jika tekanan uap tidak cukup maka persentase
buah yang tidak lepas dari tandan akan tinggi. Isi satu ketel rebusan
28
bermacam-macam, ada yang 4 untuk pabrik kecil dan ada yang 10 untuk
1) Alat
a) Sterilizer 3 buah
b) Lori
c) Transfer carriage
2) Bahan
a) TBS
b) Brondolan
d) Cara kerja
TBS yang telah ditimbun di loading ramp dan telah melalui proses
29
menghentikan kerja enzim-enzim. Perebusan dilakukan dengan sistem 3
Kg/cm
2
3,0
2,0
1,5
1,0
0,5
5 20 45-65 7,5
menit
Grafik 1 : grafik sistem 3 puncak (Triple Peak System)
kandungan air yang rendah, buah mudah lepas dari tandan, dan sedikit
Bila kapasitas lori 2,5 ton, sedangkan kapasitas steriliser 12 lori dan
jumlah sterilizer ada 3 buah maka banyaknya buah dalam sekali proses
adalah:
= 2,5 x 12 x 3 = 90 ton
24 jam x 60 menit
16 kali proses
90 menit
30
= 16 kali proses x 90 ton = 1.440 ton TBS yang direbus dalam sehari.
F. Penebahan buah.
a. Tujuan
b. Dasar Teori
dalam drum (slinder) yang berputar (thresher). Brondolan yang lepas akan
buah dari tandan dengan mesin perontok buah berupa bejana silinder
(berputar 25-35 rpm). Pada proses ini kehilangan masih mungkin terjadi
minyak yang dapat diserap oleh tandan kosong. Buah yang lepas diangkut
31
ke stasiun penggilingan (digester) melalui fruit elevator. Sedangkan tandan
membalikkan lori, hanya saja kapasitas lori yang digunakan pada sistem
ini antara 5 sampai 10 Tandan Buah Segar. Guna pembalikan ini adalah
untuk menuangkan lori agar cook fruit bunch diangkut dengan cook fruit
pengangkut ini lori yang berisi buah rebusan ini dibalikkan di atas mesin
1. Alat
a. Lori
b. Hosting Crane
c. Thresser
d. Auto Pheder
32
e. Fruit Elevator
g. Transfer Carriage.
2. Bahan
d. Cara Kerja
2) Setelah TBS selesai di rebus, TBS yang yang berada di lori-lori di tarik
proses selanjutnya.
thresser, sehingga saat buah jatuh maka proses penebahan atau proses
33
6) Buah yang telah terlepas dari tandan akan jatuh melalui sekat-
oleh Conveyor Under Thresser sebelum dibawa oleh fruit elevator untuk
7) Setelah biji terlepas dari tandanya, maka tandan kosong nya akan
sawit.
yaitu sebesar 30 ton TBS dan kapasitas lori sebesar 2,5 ton TBS.
ada lagi berondolan buah yang masih melekat pada tandan. Kecepatan
putaran yang digunakan dalam mesin ini adalah (berputar 25-35 rpm).
34
G. Pelumatan buah.
1. Tujuan
pressing sehingga daging buah dapat terpisah dari biji sawit dengan
sempurna.
2. Dasar Teori
minimal.
35
Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedemikian rupa
melebihan 1000C karena apabila itu terjadi maka minyak dan air
36
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasiannya
adalah :
dimatikan.
tertutup.
a) Alat
2. Digester
4. Screw Press
6. Fruit Elevator
37
b) Bahan
4. Cara Kerja
kempa.
antara daging dan biji, yang akan dibawa ke Screw Press untuk proses
ekstraksi minyak.
e) Suhu digester harus dijaga pada suhu 900C-95 0C agar proses berjalan
kapasitas alat sebesar 10 ton untuk digester dan screw press sebesar 10
38
ton, masing-masing mempunyai 3 biji untuk digester dan 3 biji untuk
tersebut mempunyai kapasitas alat sebesar 3,3 ton/unit dari alat digester
minyak kasar dan lumpur yang terbawa ke fat-pit dan juga karena alat
pada perusahaan ini sudah terlalu tua sehingga tidak memungkinkan unuk
digunakan karena mesin yang ada di PTP. Nusantara XIII sering rusak
sempurna.
H. Ekstraksi Minyak
1. Tujuan
2. Dasar Teori
39
lainnya. Minyak yang masih kasar ini kemudian dibawa ke tangki
1) Vibrating screen
lolos dari sand trap tank dengan ayakan 20 mesh dan 40 mesh.
kotoran yang lebih besar dari 20 mesh, akan dikeluarkan bertahap dari
ayakan.
cairan minyak kasar hasil ayakan dan penambahan suhu cairan melalui
pipa uap pemanas injeksi sekaligus membuang pasir halus yang dapat
Cairan minyak kasar dari ayakan dialirkan ke crude oil tank sisi
pertama, kemudian cairan dari sisi pertama over flow ke sisi sekat
kedua dan over flow kembali ke sekat ketiga. Pasir atau material lain
yang mengendap pada sisi pertama dan kedua dapat dibuang melalui
40
Fungsi clarifier tank ialah sebagai alat pemisah minyak dengan
bergerak keatas over flow masuk ke skimmer oil dan ditampung di wet
oil tank. Sedangkan sludge dengan berat jenis lebih berat bergerak
a) Alat
1. Screw press
2. Sandtrap
b) Bahan
a. Crude oil
b. Sludge
c. Biji
41
4. Cara Kerja
kasar (crude oil) dari daging buah (mesocarp) dan biji (nut).
bercampur biji sawit, tapi diproses kali ini hasil yang didapat oleh
proses pengepresan ini tanpa memecahkan inti sawit sehingga inti yang
c. Minyak kasar akan masuk ke dalam saluran pipa minyak yang menuju
ke crude oil tank sedangkan serat yang bercampur biji akan masuk ke
d. Kemudian minyak tadi akan masuk ke dalam sand trap tank. Sand trap
bergetar) yang terdiri atas dua tingkat yakni 20 mesh dan 40 mess.
Tujuan dari alat ini juga untuk memisahkan crude oil ( minyak kasar )
dari fibre halus (ampas) yang masih terikut oleh alat tersebut.
42
5. Hasil yang dicapai
Kapasitas mesin press adalah 10 ton. Bila kapasitas olah pabrik 60 ton/jam.
Berarti :
60 ton x 24 jam
= 120 kali
10 ton
mesin press yang beroprasi tidak mencapai 120 kali itu disebabkan oleh
alat pada perusahaan ini sudah terlalu tua sehingga tidak memungkinkan
untuk digunakan karena mesin yang ada di PTP. Nusantara XIII sering
dengan sempurna.
I. Pemurnian Minyak
1. Tujuan
Memisahkan antara minyak kasar dengan air dan lumpur sebelum
Raya (AR).
2. Dasar Teori
43
Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan sistem
o Alat
d. Purifier Tank
e. Vacuum Dryer
f. Oil Tank
o Bahan
4. Cara Kerja
a. Setelah dipisahkan dari daging buah, minyak kasar di saring dengan vibro
44
c. untuk disalurkan ke CST (Continous Setling Tank) untuk dilakukan
f. Minyak yang berada di bagian atas dialirkan ke Oil Tank untuk diproses
Dryer.
45
tangki timbun dan kemudian diangkut ke IT3M (Instalasi Tangki Timbun
Tanah Merah).
pemurnian adalah minyak yang siap disimpan di dalam tangki timbun dan
telah siap untuk dipasarkan. Minyak yang dihasilkan masih dalam bentuk
minyak sawit kasar (crude palm oil). Biasanya minyak sawit yang telah
selesai diproses akan di kirim ke berbagai tempat salah satu nya Perusahaan
yang bernama Alam raya ( AR ) yang bertempat di daerah grogot tapi dalam
1. Tujuan
kandungan ALB CPO yang di simpan tidak naik. Di PMS Samuntai sendiri
2. Dasar Teori
terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupun oleh bahan lain sehingga akan
46
menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit selama
1) Alat
2) Bahan
4 Prosedur Kerja
a) Pipa minyak sawit dari oil transfer tank ke dalam tangki timbun
c) Buka kran uap pemanas hingga suhu minyak sawit dalam tangki timbun
e) Lakukan analisa mutu minyak sawit setiap hari, setiap 2 jam sekali agar
47
f) Cek isi didalam tangki timbun setiap hari untuk mengetahui hasil
sampling.
g) Tutup kran inut dan Out lat tangki timbun melalui menhok sampai kemeja
ukur, dan catat ke dalam CPO dan tangki timbun, ulangi pengukur isis
h) Ukur suhu dibagian atas, tengah, dan bawah tangki bila tangki timbun
penuh, ukur juga suhu bagian bawah dan atas apabila isi tangki setengah
namun ukur suhu dibagian tengah jika ketinggian isi tangki timbunan
hanya 3 meter.
Dengan adanya oil storage tank/tangki timbun ini agar minyak yang
adanya alat ini juga dapat menjaga kandungan ALB pada CPO yang di simpan
tidak naik.
48
2. Pengolahan Inti Sawit
Pengolahan inti sawit di PTP. Nusantara XIII (Persero) meliputi beberapa proses
antara lain :
a. Tujuan
sawit (PKO) serta untuk mengolah ampas yang terdiri dari serabut dan biji.
b. Dasar Teori
serat dan bahan-bahan lain yang kering dan ringan terhembus ke luar melalui
cyclone, kemudian ditampung untuk dipakai sebagai bahan bakar ketel uap
(Setyamidjaja, 2003).
1) Alat
b. Depericarper
c. Blower
d. Polishing drum
49
e. Cyclone
2) Bahan
a. Serat pressan
b. Biji
d. Cara Kerja
1. Ampas yang masih bercampur dengan biji yang berasal dari mesin
CBC.
dan akan terisap ke atas oleh blower dan akan terhembus keluar oleh
cyclone.
nantinya biji tadi dapat dipecah menggunakan ripple miil, tetapi biji yang
yang didapat telah bersih dari serat. Sehingga biji tadi dapat di proses lebih
50
lanjut lagi untuk di ambil intinya. Sedangkan serabutnya di jadikan bahan
2) Pemeraman.
a. Tujuan
Mengeringkan biji agar lebih mudah dipecah saat berada di ripple mill
b. Dasar Teori
kering ini, intinya mengkerut dan mudah dilepaskan dari cangkang atau
tempurungnya
1. Alat
a. Silo Notten
b. Ripple mill
c. Polishing Drum
d. Destoner
e. Blower
51
f. Airlock Dust Cyclone
2. Bahan
a. Biji
d. Cara Kerja
3. Lalu biji akan masuk ke dalam Airlock Dust Cyclone yang berfungsi
sebagai alat untuk mengatur masuknya biji ke dalam silo ( Silo Inti ).
4. Lalu biji akan masuk ke dalam silo notten yang berfungsi sebagai
Dalam proses ini hasil yang didapat berupa biji yang telah terpisah
dengan ampasnya dan Biji yang di hasilkan adalah biji yang kering
52
3) Proses Pemecahan Biji
a. Tujuan
b. Dasar Teori
Biji yang kecil akan lebih sulit dipecah dibanding dengan biji yang
besar. Semakin banyak serat yang melekat dalam biji maka biji akan lebih
sulit dipecahkan, dan sering menghasilkan biji pecah dan inti lekat. Kadar
air biji yang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh
(Naibaho,1998).
1) Alat
a. Ripple mill
b. Blower
c. Silo notten
e. Timba inti
f. LTD I dan II
2) Bahan
a. Biji
53
d. Prosedur Kerja
penampung)
conveyer bawah sebelum ditampung oleh timba inti setelah itu kernel
yang berada di timba inti tadi akan jatuh ke dalam conveyer atas,
4) Setelah biji inti dan ampas terpisah, maka biji akan menuju ke ayakan
tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan cangkang dan kernel
basah.
54
e. Hasil yang dicapai
a. Tujuan
proses pemisahan inti dan cangkang di peroleh inti sawit yang bersih dan
b. Dasar Teori
Biji yang kecil akan lebih sulit dipecah dibanding dengan biji yang
besar. Semakin banyak serat yang melekat dalam biji maka biji akan lebih
sulit dipecahkan, dan sering menghasilkan biji pecah dan inti lekat. Kadar
air biji yang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh
(Naibaho,1998).
1. Alat
b) Blower
55
c) conveyor Cracshell
e) Timba inti
g) LTDS II
h) Clay bath
2. Bahan
a) Kernel
b) Cangkang
c) Kalsium karbonat.
d. cara Kerja
3. Jalankan Claybath
klep isap ( terletak sebelum blower ) sehingga inti pecah yang terikut
56
masing-masing memiliki tingkat 2 % terhadap contoh berdasarkan
cangkang adalah :
d. Lalu biji akan masuk ke dalam silo notten yang berfungsi sebagai
Crack Shell Conveyer dan akan dibawa naik melalui Crack Shell
menuju ke LTDS I.
dengan kalsium. Tujuan nya dari alat ini adalah untuk memisahkan antara
57
kernel inti dan biji, sedangkan kalsium bertujuan untuk mencuci agar
5) Sortasi Inti
a. Tujuan
1. Alat :
a. Ayakan
b. Karung
c. Ember
d. Tali
e. Silo Notten
2. Bahan
a. Kernel
58
c. Cara kerja
dalam gudang, kernel diambil lalu biji kadar air dan ALB nya, setelah
terlebih dahulu dengan tujuan mengurangi kadar kotoran yang ada pada
kernel.
dinyatak bersih kernel siap dikemas untuk dijual ke perusahaan lain salah
satunya perusahaan minyak kelapa sawit alam raya yang terletak di tanah
grogot.
6) Penyimpanan Inti
a) Tujuan
terangkut.
59
b) Dasar Teori
Inti sawit dapat tahan lama disimpan selama 6 bulan. Sedangkan inti
cepat. Oleh sebab itu dengan kandungan air 7% dan terdapat inti pecah
1998).
1. Alat
b. Karung.
c. Blower.
d. Ayakan.
e. Silo Notten.
g. Sekop.
2. Bahan
1. Kernel.
d) Prosedur Kerja.
60
4) Dari silo penyimpanan, kernel akan jatuh ke bawah.
petugas akan diberi sangsi, dan otomatis akan berdampak pada proses
gudang yang bersih agar tidak terserang jamur yang dapat merusak mutu
1. Tujuan
61
c. Meningkatkan nilai ekonomis limbah padat hasil proses pengolahan.
2. Dasar Teori
celah-celah ulir di bagian dalam. Kejadian ini timbul bila perebusan dan
bantingan tidak sempurna pelepasan buah sangat sulit dilakukan. Hal ini
pemisahan pada fibre cyclone. Kualitas asap pembakaran pada dapur ketel
uap dipengaruhi oleh komposisi serat tersebut. Ampas serat sekarang ini
1. Alat
1. Distributing Conveyor
62
3. Truk Pengangkut
2. Bahan
1. Tankos
4. Cara Kerja
a) Tandan kosong yang jatuh dari thresher kemudian akan dibawa oleh
Tandan kosong ini juga dapat digunakan sebagai pupuk bagi pohon
kelapa sawit. Sedangkan pada tahapan pengolahan limbah padat ini dapat
lingkungan sekitar.
63
1. Tujuan
2. Dasar Teori
(limbah padat, limbah cair, dan limbah gas) yang dapat mencemari
bagi lingkungan sekitar maka harus diolah terlebih dahulu sampai layak
untuk dibuang.
mutu limbah adalah BOD, COD, total solid, total nitrogen, minyak dan
3. Cara Kerja
64
Di pabrik samuntai (PASAM) limbah cair diolah dengan
deoling pond (tempat pengutipan sisa minyak yang masih ada) untuk
hingga mencapai kadar COD hingga 500 ppm dan BOD 250 ppm.
65
kehidupan) limbah dialirkan ke final pond (tempat menampung limbah
memiliki standar COD 300 ppm, BOD 150 ppm, TSS (total suspensed
solid) hingga 500 ppm, minyak / oil / lemak 0,0005 ppm dan pH 7 – 8.
A. Pengambilan Contoh.
kempa), sludge sparator ( minyak), drab akhir (minyak). Untuk menguji mutu
di crude oil tank, tangki timbun (storage tank) dan tangki pengangkutan di
truk. Untuk pengambilan contoh uji kadar dilakukan di vacum drier, dan
B. Pengujian
66
1. Analisis Kandungan ALB
b. Dasar Teori
satu indikator mutu minyak. Asam lemak bebas dalam minyak dapat
1. Alat
a) Beaker glass 50 ml
b) Timbanggan analitik
c) Hotplate
d) Pipet tetes
e) Biuret
67
f) Oven
g) Desicator
2. Bahan
a) CPO
b) Shellshol
c) Indikator PP
d) KOH
d. Cara kerja
dan bawah)
BxC xD
A x 100 %
E x 1000
Keterangan :
A = Kandungan ALB
68
C = Normalitas NaOH (N)
= 0,30 %
69
1. Tujuan
2. Dasar Teori
dasarnya air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara
Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi
porselin
1) Beaker glass
2) Desicator
3) Timbangan analitik
4) Oven
5) Penjepit
70
1) CPO
4. Cara Kerja
a. cawan dioven terlebih dahulu pada suhu 105 0 C selama 5-10 menit
analitik.
71
96,27
A = 0,0206 x 100
A = 2,06 %
pembuangan uap dan air kondensat yang kurang sempurna pada saat
mengetahui Kadar Air pada TBS, apabila itu terjadi maka penekanan
1. Tujuan
2. Dasar Teori
tidak dapat larut dalam n-Heksane dan petroleum ether. Kadar kotoran
72
residu kering setelah dipisahkan dari contoh dengan menggunakan
1) Erlenmeyer 250 ml
2) Hotplate
3) Desicator
4) Timbangan analitik
5) Oven
6) Penjepit
7) Washing bottle
8) Kapas
9) Kertas saring
1) CPO
2) Heptan
3) Timbal
4) Aquades
4. Cara Kerja
73
b. Kemudian kertas saring ditimbang.
sampel.
selama ½ jam.
C B
A x 100%
D
Keterangan :
74
D = Berat sampel (gram)
C B
A x 100%
D
4,5843 2,9984
A x 100 %
5,8904
1,5859
A x 100%
5,8904
A 0,2692 x 100%
A 26,92%
pada pengolahan CPO mulai dari alat sampai tenaga kerja kurang
75
6. Analisis Inti Sawit
Analisis inti sawit di PTP. Nusantara XIII (Persero) meliputi beberapa proses
antara lain :
A. Pengambilan Contoh
Titik titik untuk pengambilan contoh untuk uji inti atau kernel di pabrik
(cangkang basah), LTDS I dan LTDS II. Untuk uji mutu inti produksi
Untuk uji ALB dan kadar air inti produksi pengambilan contoh di lakukan
di gudang
B. Pengujian
a. Tujuan
b. Dasar Teori
76
jumlah kotoran yang sudah dipisahkan dari contoh. Standar kadar
1) Alat :
a) Cawan
b) Ember
c) timbangan digital
d) palu.
e) Batu/balok
2) Bahan :
a) Kernel
b) Cangkang
c) Heptan
d) Timbel
e) Kapas
f) kertas saring.
d. Prosedur Kerja
77
2. Ambil sampel dari gudang penyimpanan, sampel yang diambil
dikemas.
4. Sampel dipisahkan antara, inti utuh, inti pecah, biji utuh, dan
cangkangnya.
Perhitungan:
kadar kotoran kernel sawit = Berat Kotoran x 100%
Berat Contoh
Berat sampel = 812.30 gr
Berat cangkang = 40.01gr
% = 40.01 x 100 %
812.30
= 4,92 %
e. Hasil yang dicapai
78
melibihi standar yang ditentukan maka pihak pemerintah yang
yang bersangkutan.
a. Tujuan
Analisa kadar air mempunyai tujuan untuk mengetahui kadar
b. Dasar Teori
Air yang ada dalam inti sawit terjadi karena proses alami
1. Alat :
a. Gilingan kernel
b. Oven
2. Bahan :
79
d. Prosedur kerja
gr
jam
Perhitungan :
80
BAB IV
1. Kesimpulan
Dari hasil praktek lapang mulai dari tanggal 01 maret – 20 April 2010
kebun dan PMS Samuntai dapat di ketahui bahwa teori yang di peroleh dari
kampus dengan praktek yang di lakukan di kebun dan PMS Samuntai ternyata
ada kesamaan, karena untuk menghasilkan CPO dari kelapa sawit melalui
minyak, dan praktek yang kami dapat di PMS Samuntai juga ternyata juga
a. Pemanenan
b. Penimbunan TBS di Loading Ramp dan Lori
c. Transportasi Buah
d. Penerimaan Buah
e. Perebusan
81
f. Penebahan
g. Pelumatan Buah
h. Ekstraksi Minyak
i. Pemurnian Minyak
j. Penyimpanan Minyak/CPO
Sedangkan untuk skema dari pengolahan inti sawit yang berada di PTP.
Sawit (CPO) dan Inti Sawit yang memenuhi spesifikasi teknis SNI 01-2901-
1992 (CPO) dan SNI 01-0002-1987 (Inti Sawit), serta menerapkan SMM ISO
a. CPO : ALB
standart COD 300 ppm, BOD 150 ppm, TSS (total suspensed solid) hingga
82
2. Saran
(PERSERO), agar :
1. Adanya perbaikan jalan dan jembatan yang rusak dan berbatu sehingga dapat
Tab, sehingga tidak tedapat buah yang menumpuk di TPH akibat tidak dapat
masuknya truk pengangkut karena kondisi jalan yagn licin karena hujan.
kriteria matang panen yang benar sehingga dapat melihat / memilih buah yang
layak di panen sehingga dapat mengurangi fraksi 00 dan fraksi 0 serta fraksi
dengan cara menambah jumlah lori yang tersedia. Sehingga kekuatan lori
akan maksimal. Dan adanya perbaikan jalan ( Rell ) untuk jalan lori.
83
6. Sebaiknya dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja dalam proses
proses kegiatan.
dan sangat penting bagi semua mahasiswa/i, oleh karena itu penyusun
1. Mahasiswa yang hendak PKL sebaiknya harus dibekali ilmu dan wawasan
tata cara menjalankan suatau manajemen perusahaan yang baik. Baik itu
bukan hanya dalam hubungan sebagai tempat kegiatan PKL namun lebih
84
DAFTAR PUSTAKA
Naibaho, 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Jakarta 158 hal.
Fauzi, Y, dkk, 2008. Budidaya Kelapa sawit dan Pemanfaatan Hasil Limbah.
Penebar Swadaya, Jakarta. 158 hal.
Anonim, 2009. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara XIII
PMS Samuntai, ( Person Communication)
Olivia S. 2006. Laporan Praktek Kerja Lapang di PTP. Nusantara XIII sumber dari
buku Institut Pertanian Bogor.
85
LAMPIRAN
86
Gambar 1. Pengumpulan buah di TPH ( Tempat Pengumpulan Hasil ).
87
Gambar 3. Antrian mobil sebelum di timbang
88
Gambar 5. Loading Ramp
Gambar 6. Autopedder
89
Gambar 7. Hoasting Crane
90
Gambar 9. Digester dan Screw Press
91
Gambar 10. Oil storage tank ( tangki timbun )
92
Gambar 13. Lori Masuk Ke Sterilizer.
93
Gambar 15. Pholising drum
94
Gambar 17. Minyak kasar yang berada di dioling pond sebelum dikembalikan
lagi ke pabrik Lewat pipa Penyalur
95
96
Manajer
Djoharyanto
Asisten Ka Pengolahan
Jhonklin Pasaribu
Asisten TUK
Bagas Pratondo
Asisten pengolahan I
Asisten Reparasi
Amir H. Siregar
Syamsul Bahri S
Asisten Pengolahan II
Asisten PML
Sudarto
M Zaini AL
97
Loading Ramp
Lori Perebusan
Ketel Perebusan
Thresser
Screw Press
98
Crude Oil
Oil
Crude Oil Tank
Oil
CST
99
Ampas Kempa
CBC
Depericarper
Noten Serabut
Nut Silo
Ripple Mill
Bahan Bakar
Ketel Uap
LTDS / Claybath
Gudang Inti
Gambar 38 : Skema Proses Pengolahan Biji Kernel Sawit
100
DOP
1.765 M 3
Anaerobic I
8.621 M3
Ana
erobic
Anaerobic IA
IB
6.517
9.000 M3 M3 Pompa Sirkulasi
Anaerobic II
Gambar 39 : Sistem Pengolahan Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit Samuntai (Pasam)
101
102