Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika semua unsur pendidikan mengetahui perannya masing- masing, maka ini
akan mempermudah dalam menggapai tujuan dari pendidikan tersebut. Namun,
sekedar mengetahui bukanlah hal yang dianggap cukup. Kesadaran akan
pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena
dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran
dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya.
1
Semua unsur- unsur dalam pendidikan haruslah saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Ini dikarenakan banyak hal yang dapat mengakibatkan suatu proses
pembelajaran. Pada saat ini banyak sekali seorang pendidik yang tidak patuh pada
peraturan yang berakibat melemahnya suatu misi untuk mencapai visi secara
maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa saja tujuan dan proses pendidikan?
3. Apa yang dimaksud konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)?
4. Apa saja unsur-unsur pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan proses pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
(PSH).
4. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M) mengatakan
bahwa: “Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya
kesempurnaan.”
2. Aristoteles (filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan
pada tahun 384 SM-322 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah
menyiapkan akal untuk pengajaran”.
3. Rousseau (filosof Prancis, 1712-1778 M) mengatakan bahwa: “Pendidikan
ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu
masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa”.
4. Jean-Jacques Rousseau (filosof swiss 1712-1778) menurutnya: “Pendidikan
adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tetapi
kita membutuhkannya di waktu dewasa.”
5. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda Ahli ini
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah
bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan
orang lain”.
3
6. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 – 1959)
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin),
pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya”.
7. Sedangkan Darnelawati (1994) berpendapat bahwa pendidikan formal adalah
pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan
kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau
karena falsafah yang melandasinya.
4
c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara lain, yaitu:
5
a. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia Pancasila.
b. Tujuan institusianal, yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya.
c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
d. Tujuan instruksional, yaitu tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan.
Tujuan pokok bahasan disebut tujuan instruksional umum dan tujuan
subpokok bahasan disebut tujuan instruksi khusus.
b. Proses pendidikan
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung
sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad
yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad
16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
6
penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling
muda sampai paling tua.(Cropley:67)
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga,
remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan
g. Kemandirian dalam Belajar
D. Unsur-Unsur Pendidikan
Penjelasan:
a. Peserta Didik
7
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
b. Orang yang membimbing (pendidik)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
8
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat
pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan. Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas
segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi
ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung
sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad
yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad
10
16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling
muda sampai paling tua.(Cropley:67)
B. Saran
Jadi Pendidikan itu adalah sesuatu hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman,
dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang
merupakan santaan akal dan rohani. Dengan mengetahui pengertian dan unsur-unsur
pendidikan ini, minimal kita bisa menerapkanya dalam pendidikan di negeri ini dan
menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk pendidikan kita kedepannya.
11